KEPULANGAN CLARISSA KE RUMAH TUAN JANSON! "Dan lagi ada masalah yang ingin ku bicarakan denganmu. Masalah kemarin malam, semua ini adalah salahku. Bagaimana bisa aku membiarkan orang lain menyentuhmu jadi aku..." Belum sampai selesai Justin menjelaskannya, tetapi Clarisa langsung memeluknya. Dia berterima kasih kepada Justin. Berarti benar apa yang dia rasakan semalam bukanlah mimpi atau dejavu. Dia benar-benar di culik dan hampir celaka. Untung saja Tuan Justin dengan sigap menemukannya dan menyelamatkannya. Dia merasa berhutang budi lagi dan lagi pada Justin karana berhasil membawanya selamat kedua kali. "Terima kasih, Tuan Justin," kata Clarissa. "Terimakasi untuk apa?" tanya Justin. "Kau menyelamatkan hidupku kedua kalinya," jawab Justin. "Lain kali jangan sembrono! Jangan sembarang mempercayai seseorang, untung saj aaku bisa menemukanmu dengan cepat," ucap Justin, Clarissa menganggukkan kepalanya dan merasa menyesal s
KALAU KAU TAK MEMILIKI ANAK MAKA DENGAN MUDAH AKAN DI DEPAK DARI KELUARGA JUSTIN LEONARD! "Tidak, Tuan. Sekarang saja, aku sudah tidur terlalu lama. Kau juga tidak perlu repot-repot untuk mengantarkan aku, kau bisa menyuruh Andrea mengantarkanku. Atau sopir lain pulang," tolak Clarissa. "Baiklah, beritahu aku kalau kamu merasa tidak nyaman di sana. Aku akan menjemputmu," pesan Justin yang di balas anggukan Clarissa. Justin tak tahu harus berbuat apa-apa, dia hanya mengizinkannya karena berpikir apa yang menjadi pilihan Clarissa adalah hal yang membahagiakannya. Clarissa terus asik membereskan pakaiannya dalam koper, dia memang membawa perhiasan yang paling murah pemberian Justin dan beberapa baju yang simpel namun berharga fantastis. Dia tak membawa gaun atau sejenisnya, dia tak suka dengan barang yang terlalu mewah. "Aku akan membawa satu gaun, ini aku pakai untuk menyambut Tuan Justin dan keluarganya saat berkunjung ke rumah," batin Clariss
RESEPSI PERNIKAHAN NARA! "Clarissa, apakah kau tak tahu bagaimana tradisi dalam keluarga orang kaya? Kau benar-benat akan dianggap sebagai seorang istri setelah mempunyai anak! Jika tidak posisimu akan di depak kapan saja. Hanya seorang anak lah yang bisa membuatmu sombong nanti, barulah terasa kau memiliki posisi yang bagus," sambung Nara. "Apa Kak Nara benar-benar sedang hamil?" batin Clarissa mengamati perut wanita itu. "Oh selamat kalau kau memang sedang hamil. Selamat kalau sudah hamil, tapi ngomong-ngomong bukankah kalian baru melakukan tunangan? Kapan menikahnya? Kalau sudah hamil tua perutnya sudah tidak bisa disembunyikan lagi dong," ledek Nara. "Kalau hal itu terjadi kau tak akan bisa sombong mengenakan make up dan gaun pengantin ynag cantik. Bukankah menyedihkan," sindir Clarissa. "Awas kamu," kata Nara dengan geram. "Benar aku dan daffar, akan segera meresmikan pernikahan kam
DUA MENANTU KAYA RAYA! "Taruhlah dulu di sana. Aku akan segera bersiap dan turun," perintah Clarissa sambil mengumpulkan kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih. Di lantai pertama akan diadakan perjamuan untuk meresmikan secara sah pernikahan Nara dan Devan, karena kemarin baru pemberkatan saja. Nara tampak sangat cantik hari ini, sangat cocok dengan Devan. Dia mengenakan baju berwarna emas dengan rambut tergerai sedangkan Devan mengenakan setelan jas. Clarissa tak mengenakan baju itu. Dia tahu, Nara sedaang berusaha mempermalukannya. Untung saja dia membawa pakaian dari rumah Tuan Orlando. Setelah bersiap, Clariisa pun turun menuruni tangga. "Tak akan aku biarkan kau memulai lagi. Sekarang aku tunjukkan bagaimana sorang istri presiden direktur membalas dendam dengan elegan," monolog Clarissa. Wanita itu perlahan mulai turun ke tangga, semua tamu melihat ke arahnya. "Lihat! Lihat, siapa itu?" teriak seorang tamu sambil menunjuk k
BENARKAH DIA MENIKAH DENGAN TUAN JUSTIN? "Maaf sayang aku terlambat," kata Justin sambil merapikan jasnya. Semua orang tertegun melihat ke arah Justin. "Siapa itu? Siapa itu?" bisik tamu saling berbisik. Tuan Justin pun datang sambil membawa bunga dan beberapa bodyguardnya membawa kado yang terbungkus dalam balutan bungkus yang mewah sekali. Hal itu membuat Clarissa syok sekali. "Maaf bunga ini dikirim dari Perancis, Sayang. Aku agak terlambat datang, maaf ya. Karena menunggunya," kata Justin berdiri bersimpuh di hadapan Clarissa dan mencium tangan wanita itu. "Kenapa dia seperti ini? Membuatku merinding saja," batin Clarissa membuka mata. "Kenapa kamu datang ke sini, Tuan Justin?" tanya Clarissa. "Bukankah seharusnya aku datang ke acara yang dilakukan kakak iparku. Aku melakukan semua ini untukmu, Sayang," kata Justin. Jawaban itu langsung membuat wajah Clarissa memerah. "Bukankah dia bilang dia akan d
AKU KEMARI KARENA AKU MERINDUKANMU!"Tapi aku dengar bahwa tunangan Tuan Justin seorang artis? Tapi aku sama sekali tak pernnah melihat anak keluarga Tuan Jason di TV," bisik tamu."Benar. Bahkan aku tahu sekali rumor yang beredar di kalangan para kolega konglomerat mengatakan bahwa kekasihnya seorang artis besar di luar negeri. Mengapa tiba-tiba dia menikahi keluarga Janson? Apakah ini permainan bisnis saja?" bisik Ayah Devan di telinga putranya."Entahlah, Yah. Aku juga tak paham, begitupun dengan Nara. Kalau memang mantan kekasih Tuan Justin adalah seorang artis besar tentu saja ini sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Clarissa," jelas Devan lirih.Justin yang menjadi sorotan langsung mengambil alih semua. Dia tau nama baik Clarissa dan dirinya sedang dipertaruhkan sekarang. Dia tak mau Clarissa kecewa. "Eyang Mertua, jujur saja aku selalu ingin datang untuk melamar Clarissa secara langsung dengan pertemuan seperti ini. Tapi bagaimanapun menikah adalah
DIMANA IBUKU SEBENARNYA?"Kenapa?""Bukankah ini tidak pantas? Apa nanti kata orang kalau aku yang pergi tapi Nona Cindy tak menemuimu?" tanya Andrea."Sudah ke sanalah atau kamu bisa memilih untuk menambang batu di Afrika? Aku bisa mengirimmu ke sana kalau kau mau. Terserah kamu pilih mana," ucap Justini mengancam. Andrea tak bisa berkutin, dia pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Di bandara Cindy sedang berada di luar ruangan. Disana dia menunggu jemputan dari Andrea. Justin sudah memberikan kabar bahwa lelaki itu akan segera menjemput. Untunglah tak lama dia melihat Andrea."Nona Cindy, selamat sore. Sudah lama tidak bertemu," kata Andrea. "Apa yang dilakukan Tuan Justin? Kenapa dia sibuk sekali? Sebelumnya dia tidak pernah menolakku sebelumnya. Sejak kapan aku menjadi tidak begitu penting untuknya," tanya Cindy."Silakan Nona masuk ke mobil. Aku akan menjemputmu dan membawamu untuk makan malam Nona Cindy," kata Andrea mencoba mengalihkan pembic
TEMBAKAN DI RUMAH TUAN JASON!"Omong kosong macam apa itu? Tentu saja maksudku ibumu saat ini, Mama mu. Nyonya Lula, bukankah ibumu yang mengajarimu banyak hal juga," sahut Tuan Jason salah tingkah."Tapi terakhir kali dia berkata bahwa dia tidak memiliki anak perempuan sepertiku, Papa. Lalu aku harus bagaimana? Papa, aku tahu betapa baiknya kamu dan Mama bagiku. Tapi aku masih ingin tahu siapa ibu kandung sebenarnya dan di mana dia?" tanya Clarissa.Dia sudah tak dapat menahannya lagi demi menemukan kebenaran untuk sementara bertahan dan bersabar. Tapi dia tak bisa, karena penasarannya. Nampak wajah Tuan Jason santai saja seperti tak ada beban. "Dia punya kaki, dia hidup. Jadi bagaimana aku tahu dia ke mana, yang jelas dia sudah pergi meninggalkanmu. Untuk apa kau mencarinya? Lupakan saja," sahutnya dengan enteng."Tentu saja kamu tahu karena kamu adalah orang yang terakhir bertemu dengannya," batin Clarissa. Namun dia tak ingin menjawabnya lagi. "Sudahla