BERTEMU DENGAN DEVAN DAN NARA LAGI?
"Kenapa? Apa kau malu dan berubah pikiran?" ucap Justin. Clarissa menggelengkan kepalanya."Kita belum menggelar resepsi pernikahan kan, Tuan?" kata Clarisssa lirih sambil melirik ke arah Justin."Lalu?""Bukankah tidak terlalu baik jika aku datang kemari bersamamu, Tuan. Bagaimana pandangan orang nanti? Bukankah selama ini aku hanya menjadi istri rahasiamu, Tuan? Bagaimana jika semua orang tahu aku istrimu?" tanya Clarissa."Kau tidak perlu takut pergaulan para konglomerat ini jauh berbeda dibandingkan dengan pergaulan keluargamu. Ya, meski rumor itu akan selalu ada, tapi uang bisa mengalihkan semuanya. Lagi pula kami hidup privat sekali," jawab Justin."Kebetulan juga kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan hubungan kita. Aku tidak akan mengatakan kau istriku, tapi aku sudah mengatur semuanya agar menguntungkan bagi kita. Tenang saja, jadi kau tak usah berpikir aneh-aneh," sambung Justin."Bolehkah seRAHASIA JUSTIN LEONARD DAN PERUSAHAANNYA! "Ternyata aku harus bertemu dengan mereka lagi," batin Clarissa menghela nafas panjang. "Selamat malam Nona Clarissa," sapa seseorang mendatangi Clarissa. Clarissa pun menoleh dan mengernyitkan keningnya dengan heran. Dia tak pernah merasa kenal dengan wanita itu namun sebisa mungkin dia berusaha ramah. "Apa kabar? Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Sandra. Aku istri dari Tuan Leo yang sekarang sedang mengobrol dengan suamimu," katanya menyapa. Clarissa menganggukkan kepalanya. "Halo Nona Sandra, salam kenal juga," sapa Clarissa. Dia senang mendapatkan wanita yang menyapanya terlebih dahulu karena Clarissa ini bukanlah tipikal orang yang mudah menyapa orang duluan. Sandra menghampiri Clarisa sambil membawa wine. Dia nampak ramah sekali. "Sepertinya mereka akan membicarakan urusan diantara lelaki. Apakah Nona Clarissa tidak keberatan untuk berbincang denganku?" tanya S
RAHASIA DI BALIK ASAL USUL CLARISSA? SIAPA TOKOH BESARNYA? "Bukankah kamu yang sengaja mengajakku keluar? Bukankah itu kau lakukan karena ada sesuatu yang ingin kamu katakan?" tebak Clarissa. "Ah, ternyata kamu tidak sebodoh itu," ucap Nara. "Katakanlah," perintah Clarissa dengan berani. "Aku punya rahasia yang ingin aku katakan padamu," kata Nara. Clarissa diam menyimak ucapan sang kakak. "Ah tapi nampaknya sepatuku sedikit kotor. Lihatlah," perintah Nara menyingsingkan roknya. "Jika kamu membersihkannya maka aku aku mengatakannya padamu," ujarnya sambil menyingsingkan gaun malamnya, dia memperlihatkan sepatu berwarna merah menyala. "Apakah dia pikir aku masih seperti dulu! Sepertinya dia melupakan bahwa aku sudah menjadi istri Tuan Justin, bahkan rasanya ancaman Tuan Justin sudah tak di hiraukannya lagi. Bahkan aku bisa mendapatkan semuanya tanpa dia perlu menjelaskan. Dia hanya ingin membuatku penasaran saja,"
KEVIN DAN IVANDRA LEONARD? SIAPA DIA SEBENARNYA?MALAM HARINYA DI KEDIAMAN KEVIN"Tuan Ini dokumen yang Tuan minta untuk aku selidiki," sapa seorang lelaki, dia berjalan masuk ke ruang pribadi kamar pria. Nampak seorang pria gemulai duduk di sana dengan handuk kimononya, dia sedang menikmati spa pribadi dengan pelayan perempuan."Aku sudah menyiapkannya semua di sini," sambungnya. Dia pun menyerahkan kertas itu kepada Kevin Leonard."Mana," perintah Kevin."Baik, namanya adalah Clarissa Janson nama aslinya tidak ada. Dia lulus dari Universitas Management Universitas Nasional dengan gelar akademik memuaskan. Dia juga menggemari teater dan baru berusia dua puluh tiga tahun. Dia memiliki saudara tiri bernama Nara Janson yang menikah dengan mantan pacar Clarissa sendiri bernama Devan," kata Kevin. Lelaki di hadapan Kevin menganggukkan kepalanya."Ayahnya Bernama Janson pemilik perusahaan yang ingin melakukan kerjasama dengan perusahan Leonard pimpinan Kak Justin. Dan ibunya tidak bisa dis
KEMANA PERGINYA LELAKI YANG BERSAMA DENGAN CLARISSA?"Tidak mau," sahut Justin terus berjalan.Dia pun menggendong Clarissa sampai ke dalam kamar utama, kemudian menurunkannya di ranjang. Tanpa banyak bicara Justin langsung membuka bajunya di hadapan Clarissa. Otomatis hal itu membuat pikiran Clarissa langsung ke mana-mana pikirannya, tak salah memang apalagi status mereka sekarang sudah sebagai suami istri tapi Clarissa masih takut."Tu...Tuan Justin, apa yang akan kau lakukan?" tanya Clarissa sambil melindungi bagian dadanya takut di unboxing juga."Aku akan pergi mandi. Kau pikir aku akan berbuat apa?" kata Justin sambil melempar jas itu ke wajah Clarissa. Dengan santainya dia berbalik arah dan berjalan ke kamar mandi dalam kamar."Jangan mengintipku," sambung Justin lagi."kenapa aku harus mengintip, Tuan Jutsin. Kau berpikir aku wanita seperti apa? Aku bukan orang mesum," teriak Clarissa.Dia pun segera berganti baju menggunakan baju tidur, kemudia
BERITA BARU DAN IVANDRA?"Sejak kalian pergi bersama waktu itu dia tak pernah datang lagi. Aku tahu dan pahma sekali kalian memang sudah menghabiskan malam yang indah bersama, tapi setidaknya kamu bisa memberitahukan keberadaannya kepadaku kan? Kenapa kau serakah sekali? Kami semuanya sangat mengkhawatirkannya," kata Rara dengan mengeraskna suaranya,"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan," jawab Clarissa. Rara pun mendekatinya, dia mengernyitkan keningnya."Loh bukankah kamu yang bersama Brandon terakhir kalinya? Kalian tak kembali lagi ke Villa setelah terlihat bersama di pelataran belakang," sanggah Rara."Kau salah paham sepertinya. Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, bahkan aku lupa kejadian itu dan nama lelaki yang menggodaku. Bukannya dia temanmu? Kenapa kau menanyakan padaku? Toh waktu itu aku pulang sendirian setelah mendapatkan telpon dari kekasihku," debat Clarissa."Jadi jika dia hilang maka kau bisa lapor polisi saja. Kenapa malah mencariku?
ALEXANDRIA DI CULIK!"Kakak sayang," pekik Ivandra dengan manjanya."Oh," kata Justin sambil terus tetap melihat ke arah laptopnya. Sambutan dingin, hal itu membuat ivandra langsung berpura-pura menangis. Dia tahu Justin memang sangat dingin kepadanya, namun dia tak akan pernah tega membuatnya menangis. Dia langsung memelaskan mukanya."Aku datang untuk memberitahumu sesuatu, Kak. Ini hal yang sangat penting, kenapa kau sedingin itu padaku?" tanya Ivandra dengen memelaskan mukanya."Apakah kamu ingin aku hajar lagi? Hentikan semua sikapku gemulaimu itu," perintah Justin."Baiklah kalau bagitu," kata Ivandra langsung duduk di hadapan Justin."Langsung saja ke intinya. Ayah angkat berkata Jika dia menyukai industri hiburan di negara kita, jadi dia memintaku untuk datang kemari. Pas sekali aku ingat mantan pacarmu yang seorang model itu, bukankah dia bernama Alexandria?" tanya Ivandra. Justin terus menyimak sambil memainkan tabletnya."Perusahaan baru
WANITA YANG MELUKAI DIRINYA SENDIRI ITU ADALAH ALEXANDRIA! "Hari ini hanya latihan saja," kata Justin sambil mengecup bibir Clarissa. Mereka berciuman di dalam ruangan, saling melumat. Clarissa mulai terbiasa dengan ciuman bibir hangat milik Justin. "Mphhhhh...." lenguh Clarissa, Justin melepaskan ciumannya. "Mari kita pergi," ajaknya. Dia pun mengajak Clarissa makan di restoran. Dan lagi-lagi Justin membuat Clarissa syok, bagaimana tidak lelaki itu melayani Clarissa. Mengambikan lauk untuknya, buah, memotongkan daging steak juga. Membuat Clarissa merinding seketika menatap ke arah Justin tak percaya. "Tuhan, apakah aku yang gila apa dia yang gila? Bukankah Tuan Justin tak suka di sentuh barangnya, dia tak suka di layani, dia seorang pimpinan Justin Leonard. Dia juga sangat gila kebersihan, lalu mengapa dia mengambil makanan untukku dengan garpu milikny?" tanya Clarissa dalam hati sambil meneguk ludahnya dengan kasar. "Ap
MANTAN KEKASIH TUAN JUSTIN! "Tunggu, apakah dia wanita itu? Rasanya aku pernah melihatnya. Tapi di mana ? Dimana aku pernah bertemu dengannya ya?" batin Clarissa. Clarissa menccoba mengingat-ingat kembali wanita di layar HP Justin. Dia menyimak ucapan Justin meski pun tak begitu paham kemana arah pembicaraannya. Kemudian dia teringat wanita yang memakinya di hari pertama Clarissa bekerja. Dia ingat wanita itu sangat mirip dengannya. "Ternyata dia mantan kekasihnya? Dia adalah orang yang pernah aku temui di lobby kantor. Ya, tak salah lagi, wanita berambut pirang dengan heel merah itu. Wanita yang pernah memeluk Tuan Justin tapi Tuan Justin bersikap dingin. Ternyata dia orangnya," batin Clarissa. Clarissa menunggu Justin menyelesaikan telponnya. "Tuhan Justin," panggilnya. Justin menoleh. "Apa kamu mau melihatnya? Tak masalah Tuan, aku bisa pulang sendiri naik taksi online," ujar Clarissa lirih. Justin tak menggubrisnya. "S