MANTAN KEKASIH TUAN JUSTIN!
"Tunggu, apakah dia wanita itu? Rasanya aku pernah melihatnya. Tapi di mana ? Dimana aku pernah bertemu dengannya ya?" batin Clarissa. Clarissa menccoba mengingat-ingat kembali wanita di layar HP Justin. Dia menyimak ucapan Justin meski pun tak begitu paham kemana arah pembicaraannya. Kemudian dia teringat wanita yang memakinya di hari pertama Clarissa bekerja. Dia ingat wanita itu sangat mirip dengannya. "Ternyata dia mantan kekasihnya? Dia adalah orang yang pernah aku temui di lobby kantor. Ya, tak salah lagi, wanita berambut pirang dengan heel merah itu. Wanita yang pernah memeluk Tuan Justin tapi Tuan Justin bersikap dingin. Ternyata dia orangnya," batin Clarissa. Clarissa menunggu Justin menyelesaikan telponnya. "Tuhan Justin," panggilnya. Justin menoleh. "Apa kamu mau melihatnya? Tak masalah Tuan, aku bisa pulang sendiri naik taksi online," ujar Clarissa lirih. Justin tak menggubrisnya. "SAKU MUAK DENGANMU, ALEXANDRIA!"Pantas saja aku pernah melihatnya, rasanya diaa tak asing juga. Tuhan betapa hebatnya mantan kekasih Tuan Justin, apakah dia benaar-benar menginginkanku?" batin ClarissaDia pun memutar profil Alexandria. Terlihat di sana, wanita yang sama seperti di kantor Tuan Justin saat pertama Clarissa bekerja. Dia dengan ramah dan manisnya menyapa paa penggemarnya."Hay, namaku Alexandria," sapanya dengan elegan."Dia seorang model, penyanyi, dan selain itu dia juga pandai berakting. Apakah orang ini yang dimaksud Tuan Justin? Kalau benar bukan kah itu artinya aku adalah orang ketiga yang merusak hubungan orang?" batin Clarissa lagi."Kalau begitu jika tidak ada masalah aku akan....""Jangan! Jangan kau katakan itu, Justin," ucap Alexandria yang sadar.Dia mendengar Justin berbincang di depan kamarnya. Seorang perawat mencoba menjaga Alexandria yang mencoba bangun dari tempat tidurnya. Dia panik,"Nona! Nona Alexandria, Nona! Jangan berdiri dulu, Anda masih diin
OPERASI KEPERAWANAN ALEXANDRIA! "Sial! Aku harus segera membuat drama yang meyakinkan," monolog Alexandria. Dia tak ingin karirnya terhambat, hanya dengan pernikahan dan melahirkan anak. Apalagi sebagai seorang model tentu saja dia tak mau semuanya berakhir. Alexandria merintis karir itu selama puluhan tahun. Meski Justin kaya tetapi dia memiliki sisi egois sendiri dia tak mau dikekang dan dia ingin tetap bekerja sesuai dengan passionnya. Dia tak bisa meninggalkan dunia model begitu saja, apalagi hanya demi seorang pria. Tapi dengan cepat Alexandria memelaskan mukanya, dia beracting dengan wajah teraniaya. "Kau salah paham, Justin. Bu..bukan bukan begitu maksudku," ucap Alexandria. "Aku hanya sedang mengujimu, bukankah kamu pernah bilang tidak akan menyentuh wanita sembarangan? Lalu mengapa menyentuhnya? Apa baiknya wanita itu?" tanya Alexandria sekarang playing. "Ck! Alasan apal
MAFIA PEMBUNUHAN? SIAPA JUSTIN SEBENARNYA? "Gila," gumam Justin. "Bukankah dia sendiri pernah bilang kalau tidak ingin mempunyai anak? Lalu mengapa dia melakukan ini? Bahkan sebelum menikah dan mengoperasinya sampai berkali-kali. Permainan apalagi ini?" batin Justin. Jujur saja dia benar-benar kecewa kepada Alexandria. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan operasi keperawanan hanya demi ambisinya. Justin menggelengkan kepalanya, dia benar-benar kecewa karena kepercayaannya pada Alexandria sudah di khianati berkali-kali. "Sudahlah tak usah di bahas lagi. Semuanya sudah berlalu. Aku tak ingin membahasnya lagi. Dan lagi tolong beritahu dia, jangan pernah meneleponku lagi!" perintah Justin. "Boleh saja aku beritahu dia, tapi aku tidak menjamin dia akan mendengarkannya. Kau tahu sendiri kan bagaimana watak Alexandria itu, Kak? kepala batu sekali. Bahkan dia sering memberontak dan ber
UNDANGAN MAKAN MALAM NENEK ELIZABETH! "Jangan nyalakan lampu, biarkan aku sebentar saja seperti ini," kata Justin. Dia pun memeluk Clarisa dengan sangat erat, mencoba mengisi energinya kembali. Sesaat Clarissa merasa bergetar, dia kaget, namun wajah wanita itu pun bersemu merah karena malu. Sungguh dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh Justin. Clarissa langsung merasa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. "Ada apa dengannya? Sepertinya dia sangat sedih," Fbatin Clarissa. "Disaat seperti ini bukankah seharusnya sebagai istri aku menghiburnya? Apalagi selama ini Tuan Justin sangat baik sekali padaku," monolognya dalam hati, dia pun langsung memeluk Justin dengan sangat erat. "Tuan Justin," panggil Clarissa lirih. "Hmmm," sahut Justin. "Meski aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi jangan takut. Aku akan selalu menemanimu," kata Clarissa. Mendengar ucapan Clarissa, Justin pun melepaskan pe
PAMAN KEDUA? PAMAN TIRI? SIAPA DIA? "Nah, kau harus bersikap baik kepada Nenek dan sapa Eyaangku," perintah Justin lagi. "Siap, aku mengerti Tuan Justin," sahutnya. Mobil pun melaju meninggalkan Justin yang terlihat memandangi kepergian Clarissa. Mau tak mau dia hanya diantar supir pergi ke rumah nenek Elisabeth. Sebelum ke rumah Nenek mertuanya da membelikan buah tangan, dia tahu bagaimana adab bertamu. Setelah selesai dia bersiap untuk menemui keluarga Justin Leonard untuk pertama kalinya. "Tuhan, semoga semuanya akan berjalan dengan lancar," batin Clarissa. Mobil yang di tumpangi Clarissa sudah sampai memasuki pelataran semuah kompleks perumahan mewah juga. Dia sangat terkejut dengan rumah nenek mertuanya ini sangat besar dengan gaya klasik eropa. Bahkan rumahnya tak kalah mewah dengan rumah milik Justin. "Wahhh, mereka benar-benar keluarga konglomerat," batin Clarissa. Saat dia turun
SUMIRE YANG MESUM HAMPIR TERBUNUH? "Apa maksud ucapanmu? Ini adalah istri dari Justin," tegur Eyang Leonard. "Hah? Istri Justin?" tanya Lelaki setengah baya itu cukup kaget. "Sejak kapan Justin menikah? Kenapa aku tidak mengetahuinya? Kenapa tidak dirayakan pesta pernikahannya?" tanya seorang lelaki berambut coklat itu. "Apakah ini demi harta keluarga kita, Ma? Mama ya yang merencanakan semuanya? Hahahaha. Agar harta itu tak jatuh di tanganku. Benar kan, Ma?" katanya sambil menatap ke arah nenek Elizabeth. Clarissa meneguk ludahnya dengan kasar, diantara semua orang keluarga Justin yang dia temui baru lelaki di hadapannya ini yang kasar dan urakan sekali. Bahkan terkesan jauh dari kata elegan. Tapi nenek Elizabet hanya diam saja. "Apakah ini keluarga Tuan Justin? Mengapa lelaki ini sangat berbeda dari dugaanku? Tidak elegan dan s
CLARISSA DI CULIK JARINGAN HITAM! "Nona, Tuan memintaku untuk menjemputmu pulang," ajak Ying. "Aku adalah paman keduanya! Aku Sumire, aku yang lebih tua. Kenapa kau memperlakukan seperti ini? Kau tak menghormatiku!" teriak Sumire marah-marah. Tapi dia tak berani berbuat lebih mengingat lelaki itu suruhan Justin yang bisa dengan cepat melukainya atau menghajarnya tanpa ampun. Semua orang nampak tak memedulikan teriakan Sumire, begitu pun dengan Clarissa tak menanggapinya. Dia tak nyaman berada di sana, dia pun segera berdiri dan berpamitan kepada nenek Elizabeth. "Nenek, Kakek, kalau begitu aku pulang dulu ya," pamit Clarissa. "Apa kau yakin?" tanya Eyang Leonard yang sedikit curiga dengan pengawal kiriman cucu nya. "Benar itu, apakah kau tak mau menunggu Justin saja datang ke sini? Bukankah dia mengatakan akan segera datang?" imbuh Nenek Elizabeth. Dia juga merasakan kekhawatiran yang sama dengan suaminya. Namun
SIAPA DALANG DI BALIK SEMUA INI? CINTA SEGITIGA? ATAU BALAS DENDAM? Justin belum menyadari kehilangan Clarissa. Saat ini dia sedang bersama Kevin sekarang. Mereka mengorbol banyak hal termasuk jaringan hitam, bagaimana pun juga Kevin tau kiprahnya di dunia hitam. Karena selama ini Kevin lah yang selalu merawat Justin ketika mendapatkan luka. "Vandy Tjoa, memang pernah menyelamatkanku. Aku selalu menganggapnya sebagai adik," kata Justin. "Lalu? Bukankah dia sudah memutuskan untuk pergi?" sahut Kevin. "Sebenarnya saat aku meninggalkan jaringan hitam, aku ingin membawanya pergi. Tapi dia bilang kalau sedang menyukai seseorang dalam organisasi itu. Jadi aku memutuskan untuk meninggalkannya," jawab Justin sambil membuka memori setahun lalu. "Sebenarnya apa yang telah terjadi? Mengpa tiba-tiba jaringan hitam itu kembali aktif lagi? Siapa dalang di balik semua ini? Rasanya aku harus segera menyelidikinya," ucap Justin. 'Tok tok tok' pintu di ketuk. Justin yang memang sedari tadi tidu