CLARISSA DI CULIK JARINGAN HITAM!
"Nona, Tuan memintaku untuk menjemputmu pulang," ajak Ying. "Aku adalah paman keduanya! Aku Sumire, aku yang lebih tua. Kenapa kau memperlakukan seperti ini? Kau tak menghormatiku!" teriak Sumire marah-marah. Tapi dia tak berani berbuat lebih mengingat lelaki itu suruhan Justin yang bisa dengan cepat melukainya atau menghajarnya tanpa ampun. Semua orang nampak tak memedulikan teriakan Sumire, begitu pun dengan Clarissa tak menanggapinya. Dia tak nyaman berada di sana, dia pun segera berdiri dan berpamitan kepada nenek Elizabeth. "Nenek, Kakek, kalau begitu aku pulang dulu ya," pamit Clarissa. "Apa kau yakin?" tanya Eyang Leonard yang sedikit curiga dengan pengawal kiriman cucu nya. "Benar itu, apakah kau tak mau menunggu Justin saja datang ke sini? Bukankah dia mengatakan akan segera datang?" imbuh Nenek Elizabeth. Dia juga merasakan kekhawatiran yang sama dengan suaminya. NamunSIAPA DALANG DI BALIK SEMUA INI? CINTA SEGITIGA? ATAU BALAS DENDAM? Justin belum menyadari kehilangan Clarissa. Saat ini dia sedang bersama Kevin sekarang. Mereka mengorbol banyak hal termasuk jaringan hitam, bagaimana pun juga Kevin tau kiprahnya di dunia hitam. Karena selama ini Kevin lah yang selalu merawat Justin ketika mendapatkan luka. "Vandy Tjoa, memang pernah menyelamatkanku. Aku selalu menganggapnya sebagai adik," kata Justin. "Lalu? Bukankah dia sudah memutuskan untuk pergi?" sahut Kevin. "Sebenarnya saat aku meninggalkan jaringan hitam, aku ingin membawanya pergi. Tapi dia bilang kalau sedang menyukai seseorang dalam organisasi itu. Jadi aku memutuskan untuk meninggalkannya," jawab Justin sambil membuka memori setahun lalu. "Sebenarnya apa yang telah terjadi? Mengpa tiba-tiba jaringan hitam itu kembali aktif lagi? Siapa dalang di balik semua ini? Rasanya aku harus segera menyelidikinya," ucap Justin. 'Tok tok tok' pintu di ketuk. Justin yang memang sedari tadi tidu
SUNTIKAN PERANGSANG DI TUBUH CLARISSA! "Jangan khawatir, Sayang! Tunggu beberapa saat lagi, maka dia tidak akan bisa menahannya," ucpa dokter itu. "Panggil empat pria paling tampan, kita akan membuat video di sini sekarang juga," perintahnya lagi. Tak lama empat pria bertubuh kekar datang, mereka melihat Clarissa wanita cantik yang berbaring dengan lingerie seksinya. Membuat mereka bernafsu saja. Dengan sekali tepukan dari dokter berambut pendek itu, lampu dan video Shoot mengarah ke kamera. "Arggghhhh," erang Clarissa pun mulai membuka matanya, dia terbangun. Entah mengapa dia merasakan kepanasan. Gairahnya memuncak. "Ah bagus. Semua kamera sudah on kan?" tanya dokter memastikan. Ke empat lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Nah untuk selanjutnya, aku serahkan pada kalian. Nikmati dan bersenang-senanglah! Aku keluar dulu," katanya. 'Ceklek' pintu di buka, tapi tiba-tiba dia seperti dicekik lehernya. "Arggghhh! Siapa kamu!" katanya sambil mencoba melepaskan cekikan itu. Lel
KATA MAAF DARI MULUT TUAN JUSTIN? Clarissa tertidur lelap sepanjang malam, dia benar-benra puas. Badannya mengeluarkan hormon menenangkan sampai pagi harinya dia terbangun. Clarissa mengerjapkan mata dan mengamati ke sekeliling ruangan, ternyata sudah berada di kamar rumah Justin. Clarissa merasa kebingungan sekarang. "Argggghhh, kepalaku sakit," gumam Clarissa. "Kapan aku tertidur? Mengapa aku tidak mengingat apapun?" batin Clarissa sambil terbangun. Dia duduk termenung di ranjang, kemudian ingatannya kembali lagi mencoba mengingat-ingat kejadian semalam tetapi semua terasa seperti Dejavu. Di merasa apakah semalam itu nyata atau mimpi. "Benarkah ini aku? Apakah aku masih mimpi? Atau aku sudah sadar?" batin Clarissa sambil mencubit pipinya. "Aku tidak mimpi. Tapi, bukankah aku diculik semalam? Bagaimana ceritanya aku bisa sampai sini dengan mengenakan baju tidur? Apakah malam itu Tuan Justin menggantikan bajuku? Apa itu artinya...." Clarissa menggantung kalimatnya, pipinya
KEPULANGAN CLARISSA KE RUMAH TUAN JANSON! "Dan lagi ada masalah yang ingin ku bicarakan denganmu. Masalah kemarin malam, semua ini adalah salahku. Bagaimana bisa aku membiarkan orang lain menyentuhmu jadi aku..." Belum sampai selesai Justin menjelaskannya, tetapi Clarisa langsung memeluknya. Dia berterima kasih kepada Justin. Berarti benar apa yang dia rasakan semalam bukanlah mimpi atau dejavu. Dia benar-benar di culik dan hampir celaka. Untung saja Tuan Justin dengan sigap menemukannya dan menyelamatkannya. Dia merasa berhutang budi lagi dan lagi pada Justin karana berhasil membawanya selamat kedua kali. "Terima kasih, Tuan Justin," kata Clarissa. "Terimakasi untuk apa?" tanya Justin. "Kau menyelamatkan hidupku kedua kalinya," jawab Justin. "Lain kali jangan sembrono! Jangan sembarang mempercayai seseorang, untung saj aaku bisa menemukanmu dengan cepat," ucap Justin, Clarissa menganggukkan kepalanya dan merasa menyesal s
KALAU KAU TAK MEMILIKI ANAK MAKA DENGAN MUDAH AKAN DI DEPAK DARI KELUARGA JUSTIN LEONARD! "Tidak, Tuan. Sekarang saja, aku sudah tidur terlalu lama. Kau juga tidak perlu repot-repot untuk mengantarkan aku, kau bisa menyuruh Andrea mengantarkanku. Atau sopir lain pulang," tolak Clarissa. "Baiklah, beritahu aku kalau kamu merasa tidak nyaman di sana. Aku akan menjemputmu," pesan Justin yang di balas anggukan Clarissa. Justin tak tahu harus berbuat apa-apa, dia hanya mengizinkannya karena berpikir apa yang menjadi pilihan Clarissa adalah hal yang membahagiakannya. Clarissa terus asik membereskan pakaiannya dalam koper, dia memang membawa perhiasan yang paling murah pemberian Justin dan beberapa baju yang simpel namun berharga fantastis. Dia tak membawa gaun atau sejenisnya, dia tak suka dengan barang yang terlalu mewah. "Aku akan membawa satu gaun, ini aku pakai untuk menyambut Tuan Justin dan keluarganya saat berkunjung ke rumah," batin Clariss
RESEPSI PERNIKAHAN NARA! "Clarissa, apakah kau tak tahu bagaimana tradisi dalam keluarga orang kaya? Kau benar-benat akan dianggap sebagai seorang istri setelah mempunyai anak! Jika tidak posisimu akan di depak kapan saja. Hanya seorang anak lah yang bisa membuatmu sombong nanti, barulah terasa kau memiliki posisi yang bagus," sambung Nara. "Apa Kak Nara benar-benar sedang hamil?" batin Clarissa mengamati perut wanita itu. "Oh selamat kalau kau memang sedang hamil. Selamat kalau sudah hamil, tapi ngomong-ngomong bukankah kalian baru melakukan tunangan? Kapan menikahnya? Kalau sudah hamil tua perutnya sudah tidak bisa disembunyikan lagi dong," ledek Nara. "Kalau hal itu terjadi kau tak akan bisa sombong mengenakan make up dan gaun pengantin ynag cantik. Bukankah menyedihkan," sindir Clarissa. "Awas kamu," kata Nara dengan geram. "Benar aku dan daffar, akan segera meresmikan pernikahan kam
DUA MENANTU KAYA RAYA! "Taruhlah dulu di sana. Aku akan segera bersiap dan turun," perintah Clarissa sambil mengumpulkan kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih. Di lantai pertama akan diadakan perjamuan untuk meresmikan secara sah pernikahan Nara dan Devan, karena kemarin baru pemberkatan saja. Nara tampak sangat cantik hari ini, sangat cocok dengan Devan. Dia mengenakan baju berwarna emas dengan rambut tergerai sedangkan Devan mengenakan setelan jas. Clarissa tak mengenakan baju itu. Dia tahu, Nara sedaang berusaha mempermalukannya. Untung saja dia membawa pakaian dari rumah Tuan Orlando. Setelah bersiap, Clariisa pun turun menuruni tangga. "Tak akan aku biarkan kau memulai lagi. Sekarang aku tunjukkan bagaimana sorang istri presiden direktur membalas dendam dengan elegan," monolog Clarissa. Wanita itu perlahan mulai turun ke tangga, semua tamu melihat ke arahnya. "Lihat! Lihat, siapa itu?" teriak seorang tamu sambil menunjuk k
BENARKAH DIA MENIKAH DENGAN TUAN JUSTIN? "Maaf sayang aku terlambat," kata Justin sambil merapikan jasnya. Semua orang tertegun melihat ke arah Justin. "Siapa itu? Siapa itu?" bisik tamu saling berbisik. Tuan Justin pun datang sambil membawa bunga dan beberapa bodyguardnya membawa kado yang terbungkus dalam balutan bungkus yang mewah sekali. Hal itu membuat Clarissa syok sekali. "Maaf bunga ini dikirim dari Perancis, Sayang. Aku agak terlambat datang, maaf ya. Karena menunggunya," kata Justin berdiri bersimpuh di hadapan Clarissa dan mencium tangan wanita itu. "Kenapa dia seperti ini? Membuatku merinding saja," batin Clarissa membuka mata. "Kenapa kamu datang ke sini, Tuan Justin?" tanya Clarissa. "Bukankah seharusnya aku datang ke acara yang dilakukan kakak iparku. Aku melakukan semua ini untukmu, Sayang," kata Justin. Jawaban itu langsung membuat wajah Clarissa memerah. "Bukankah dia bilang dia akan d