Home / Fantasi / Balada Ming Yuan / Shi Fu! Kau Hanya Shi Fu.

Share

Shi Fu! Kau Hanya Shi Fu.

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tarian Pedang Hati diciptakan oleh mendiang Ibu kandung Zhuge Yue. Semasa mudanya wanita cantik berdarah bangsawan itu gemar bermain pedang, hingga menarik perhatian Kaisar saat ini.

Mendiang Ibu kandung Zhuge Yue selalu bermain pedang sampai ia dinikahi Kaisar. Seiring berjalannya waktu, mendiang Ibu kandung Zhuge Yue menciptakan seni tarian pedang. Itu diciptakan secara tidak sengaja, tetapi hasilnya mampu membuat Kaisar semakin terpana.

Ibu kandung Zhuge Yue menjadi satu-satunya wanita yang sangat dicintai Kaisar kala itu, tetapi entah bagaimana ceritanya, Kaisar tiba-tiba berpaling ke Kakak wanita itu, yang tak lain adalah Ratu HongYe.

Ibu kandung Zhuge Yue tak pernah mengusik kehidupan Ratu HongYe. Namun wanita itu, malah mengganggu hidupnya karena merasa tersaingi.

Kejadian perenggutan nyawa secara paksa pun tak bisa dihindari. Ibu kandung Zhuge Yue berakhir mati secara mengenaskan, dan sejak saat itu posisi Ratu HongYe tak pernah goyah sedikit saja.

Setelah kematian ibu kandung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Balada Ming Yuan   Benarkah Bandit?

    Seperti keinginan Ming Yuan. Zhuge Yue membawanya ke danau pinggir kota. Mereka menikmati pemandangan sejuk, sambil bermain ayunan.Entah siapa yang membuat ayunan itu. Ayunan itu ada sendiri di sana. Tepatnya menggantung pada salah satu dahan. Kelihatannya belum lama dibuat. Mungkin oleh penduduk sekitar, mungkin juga oleh sekelompok anak-anak yang suka main di sekitar danau.Hanya saja, sekarang danau sedang sepi. Tidak ada seorangpun kecuali Ming Yuan dan Zhuge Yue. Saat mereka melewati pusat kota tadi, suasana juga tidak seramai biasanya. Bahkan Zhuge Yue melihat, beberapa penduduk seakan berjalan cepat-cepat seperti diburu sesuatu.Tanda tanya besar terlukis jelas di wajah Zhuge Yue. Ming Yuan memperhatikannya seksama sebelum bertanya. "Shi Fu, apa kau memikirkan soal keanehan penduduk?"Zhuge Yue menoleh. Dengan wajah dingin seperti biasa, ia mengangguk.Ming Yuan berpikir sejenak. Bak menemukan sesuatu yang berusaha digali dalam pikirannya, gadis kecil itu tiba-tiba bertepuk ta

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Menghilang Mengkhawatirkan.

    Zhuge Yue dan Shang Que segera meninggalkan kediaman menggunakan kuda masing-masing. Mereka tidak sejalan. Zhuge Yue sudah mengatur pencarian gadis kecil itu. Zhuge Yue pergi ke Timur, sedang Shang Que pergi ke Barat.Tempat kali terakhir Zhuge Yue bersama Ming Yuan ada di sebelah Timur. Itu pinggiran kota terpencil. Akan tetapi, seharusnya Ming Yuan sudah pergi jauh dari sana. Jadi Zhuge Yue berpikir, kemungkinan gadis kecil itu masih berkeliaran di sekitarnya, mungkin juga mampir di rumah arak, toh ia sama seperti Zhuge Yue. Suka mabuk-mabukan.Drap drap drapSekarang Zhuge Yue memasuki kawasan Pasar. Pria itu menghentikan laju kudanya di depan kedai arak. Ia berpenampilan tidak seperti Pangeran. Tentu tidak ada yang mengenali wajah Zhuge Yue, sehingga hal itu mempermudah jalannya.Zhuge Yue memasuki kedai. Pandangannya mengedar, jelas sekali sedang mencari seseorang. Dan karena tidak menemukan sosok Ming Yuan, Zhuge Yue keluar lalu melanjutkan pencarian ke tempat-tempat lain, sampa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Biar Bagaimanapun Ming Yuan Masih Kecil.

    "Shi Fu, kamu akhirnya bangun."Zhuge Yue terperanjat. Ia segera berdiri, meregangkan otot lengan dan menggelengkan kepalanya beberapa kali."Shi Fu, bagaimana bisa kamu tahu aku ada disini?" Ming Yuan bertanya sambil senyum-senyum mengedipkan sebelah mata.Benar-benar terlihat menyebalkan di mata Zhuge Yue, sehingga Zhuge Yue menyentil keningnya seperti kebiasaan pria itu."Awh." Ming Yuan mengerutkan wajah tak terima. "Sakit!" Protesnya seperti biasa pula.Zhuge Yue teringat kejadian semalam. Saking khawatirnya pada Ming Yuan, ia sampai rela melakukan perjalanan malam yang dingin juga jauh. Jika saja tekadnya tak kuat, jika saja Ming Yuan tidak terlalu penting, mungkin Zhuge Yue lebih memilih duduk di bawah pohon pir kesukaannya sambil menikmati arak. Itu jauh lebih bagus daripada menyamar sebagai pesuruh Pangeran lalu menembus dinginnya udara meninggalkan Ibu kota. Dan karena teringat apa yang ia lakukan semalam, Zhuge Yue tambah gatal ingin menyentil kening Ming Yuan lagi, atau mu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Jangan Harap Kamu Bisa Menemukan Benang Merahnya.

    Diakhir waktu Chen, Zhuge Yue dan Ming Yuan tiba di perbatasan Ibu Kota. Pacuan kuda mereka dipelankan sebelum akhirnya berhenti sejauh 100 chi dari gerbang Ibu kota sendiri.Zhuge Yue tidak mengatakan apapun. Pria itu mendadak melompat ke salah satu dahan pohon. Di sana ia berdiri dengan begitu tenangnya. Angin bergulung-gulung tak sama sekali membuatnya goyah, kecuali membuat mantel tebalnya berkibar-kibar tak menentu.Zhuge Yue memandang lurus ke depan. Gerbang Ibu Kota terlihat kecil dari tempatnya berdiri saat ini. Pria itu menyipitkan mata guna memperjelas penglihatannya. Tak kurang dari lima menit, pria itu melompat kembali duduk pada punggung kudanya.Ming Yuan turut memperhatikan ke depan. Penglihatan gadis kecil itu tak jauh berbeda dari Zhuge Yue. "Shi Fu, kalau tidak salah, Jenderal Song ada di sana."Zhuge Yue bergumam."Lantas, bagaimana kita bisa memasuki Ibu Kota?" Zhuge Yue menghela nafas dalam hati. Sepertinya kali ini ia sedikit kebingungan."Bagaimana kalau melewa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Semakin Rumit, Tetapi Mungkin Dia Tidak Terlibat.

    Waktu bergulir. Jenderal Song duduk tenang di depan meja bacanya. Buku kisah Kasim yang Memberontak dibacanya secara seksama padahal buku itu sudah dibaca setidaknya sebanyak tiga kali dalam minggu ini, dan entah sudah keberapa kali dalam satu tahun ini.Buku itu dibeli satu tahun lalu dari seorang penulis terkenal ibu kota. Itu bukan buku baru. Kata si penulis, buku itu ada sejak dia masih kecil. Dan kemungkinan besar buku itu dibuat oleh keluarganya yang berbakat.Jenderal Song tidak tahu kisah dalam buku itu asli atau tidak, tetapi ia pernah mendengar kisah pada zaman dulu kalau seorang Kasim bisa saja memberontak mana kalau Raja atau Kaisar mereka tidak kompeten.Selesai membaca buku, biasanya Jenderal Song akan merasa lebih baik, tetapi tidak sekarang. Pria itu menutup buku, serta meletakkannya tanpa minat. Pengikut setia yang mendampinginya sepanjang waktu; terkecuali saat tidur, pun merasakan kekhawatiran Jenderal Song. Pengikutnya mendekat lantas bertanya. "Jenderal, apa yan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Dia Begitu Lembut Tapi Lebih Mematikan Daripada Ribuan Anak Panah.

    Fajar menyingsing.Shang Que baru saja keluar dari kamar pribadi Zhuge Yue. Ia terlihat segar, pakaiannya juga pakaian kemarin. Itu jelas menandakan, ia tidak tidur di sana.Di dalam kamar sendiri, Zhuge Yue membolak-balikan buku bacaannya secara santai. Setelah beberapa lembar halaman dibabat habis. Ia beranjak mengambil sebilah pedang yang bertahta pada tempatnya.Pedang itu ada bersama Zhuge Yue sejak usia muda. Kalau dihitung, mungkin sekitar 15 atau 16 tahunan. Pedang itu bukan hadiah dari siapapun. Zhuge Yue mendapatkannya dari pengrajin pedang Kekaisaran yang telah meninggal satu tahun setelah membuat pedang tersebut. Yah, bisa dibilang pedang itu pedang terakhir yang mendiang buat.Zhuge Yue lantas melihat ke luar. Meski udara dingin. Namun, matahari terang benderang. Zhuge Yue tidak ingin hanya duduk membaca buku di kamar saja. Ia ingin sesekali melatih sejauh mana keahlian pedangnya. Jadi pria itu meninggalkan kamar, lalu sampailah ia di halaman paviliun yang lebih luas dari

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Tidak Ada Penyesalan.

    Ruang pengadilan istana dipenuhi keributan. Di atas singgasananya, Kaisar memijat pelipis. Suara-suara mereka seperti gemerisik angin. Pendengaran Kaisar tidak bisa menangkap suara mereka secara jelas, tetapi Kaisar yakin yang mereka bahas hanya dua hal, yakni rumor bandit yang semakin menyebar luas, serta pembantaian keluarga Da Tong yang terjadi dalam waktu semalam, pun tanpa diketahui siapapun.Kasim Li menunggu Kaisar bicara dengan wajah gusar. Jenderal Song menatap tegas ke hadapan semua orang. Zhuge Yue terlihat tenang, tak terusik sedikit pun, Pangeran keenam diajak bicara pendukung dari keluarga Ibunya, Pangeran kesembilan menatap semua orang dengan malas; tidak tertarik."Berhenti!"Setelah kegaduhan semakin tidak terkendali, Kaisar bersuara menggelegar. Maka seluruh mulut terkunci rapat, serta seluruh pandangan tertunduk dalam-dalam. Barulah pusing di kepala Kaisar perlahan tapi pasti meredam, seiring dengan senyapnya ruangan. Dan setelah ia merasa sedikit lebih tenang, ia

    Last Updated : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Faktanya Kekejaman Sebuah Pengaturan itu Nyata.

    Sekarang hari ketiga setelah pembantaian keluarga Da Tong. Kediaman pria itu tidak lagi berpenghuni, tetapi beberapa Prajurit bawahan Jenderal Song beserta dirinya masih sering bolak-balik masuk untuk penyelidikan.Pada hari ketiga itu, Jenderal Song diminta menghadap Kaisar. Dan di siang yang dingin, ia dan pria yang sudah beberapa tahun duduk di singgasananya itu saling berhadapan sambil menikmati arak putih."Tubuh mereka mungkin telah digerogoti cacing, atau mungkin beberapa di antara mereka sudah bertemu Dewa penentu takdir, mungkin juga beberapa di antara mereka telah memiliki jalan reinkarnasi. Mereka yang sudah mati pun memiliki perkembangan. Lantas, bagaimana dengan kasus yang ditangani yang masih bernyawa?"Jenderal Song tahu arah pembicaraan Kaisar. Ia akan bisa dengan mudahnya menjawab pertanyaan itu, tetapi ia merasa malu karena hingga detik ini ia belum menemukan petunjuk apapun.Jenderal Song tidak bersuara. Kaisar yang sudah lama mengenal pria itu memahami jawaban apa

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Balada Ming Yuan   Di Akhir Penyamaran Panjang.

    Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit

  • Balada Ming Yuan   Pengepungan di Hutan Bambu.

    Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang

  • Balada Ming Yuan   Meninggalkan Ibu Kota.

    Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P

  • Balada Ming Yuan   Balasan Dari Zhuge Yue.

    "Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama

  • Balada Ming Yuan   Balasan Dari Zhuge Yue.

    "Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama

  • Balada Ming Yuan   Pengobatan Mengerikan.

    KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh

  • Balada Ming Yuan   Akhirnya Menikah.

    Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses

  • Balada Ming Yuan   Kecaman.

    Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang

  • Balada Ming Yuan   Mengaku atau Mati Mengenaskan.

    Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.

DMCA.com Protection Status