Ruang pengadilan istana dipenuhi keributan. Di atas singgasananya, Kaisar memijat pelipis. Suara-suara mereka seperti gemerisik angin. Pendengaran Kaisar tidak bisa menangkap suara mereka secara jelas, tetapi Kaisar yakin yang mereka bahas hanya dua hal, yakni rumor bandit yang semakin menyebar luas, serta pembantaian keluarga Da Tong yang terjadi dalam waktu semalam, pun tanpa diketahui siapapun.Kasim Li menunggu Kaisar bicara dengan wajah gusar. Jenderal Song menatap tegas ke hadapan semua orang. Zhuge Yue terlihat tenang, tak terusik sedikit pun, Pangeran keenam diajak bicara pendukung dari keluarga Ibunya, Pangeran kesembilan menatap semua orang dengan malas; tidak tertarik."Berhenti!"Setelah kegaduhan semakin tidak terkendali, Kaisar bersuara menggelegar. Maka seluruh mulut terkunci rapat, serta seluruh pandangan tertunduk dalam-dalam. Barulah pusing di kepala Kaisar perlahan tapi pasti meredam, seiring dengan senyapnya ruangan. Dan setelah ia merasa sedikit lebih tenang, ia
Sekarang hari ketiga setelah pembantaian keluarga Da Tong. Kediaman pria itu tidak lagi berpenghuni, tetapi beberapa Prajurit bawahan Jenderal Song beserta dirinya masih sering bolak-balik masuk untuk penyelidikan.Pada hari ketiga itu, Jenderal Song diminta menghadap Kaisar. Dan di siang yang dingin, ia dan pria yang sudah beberapa tahun duduk di singgasananya itu saling berhadapan sambil menikmati arak putih."Tubuh mereka mungkin telah digerogoti cacing, atau mungkin beberapa di antara mereka sudah bertemu Dewa penentu takdir, mungkin juga beberapa di antara mereka telah memiliki jalan reinkarnasi. Mereka yang sudah mati pun memiliki perkembangan. Lantas, bagaimana dengan kasus yang ditangani yang masih bernyawa?"Jenderal Song tahu arah pembicaraan Kaisar. Ia akan bisa dengan mudahnya menjawab pertanyaan itu, tetapi ia merasa malu karena hingga detik ini ia belum menemukan petunjuk apapun.Jenderal Song tidak bersuara. Kaisar yang sudah lama mengenal pria itu memahami jawaban apa
Zhuge Yue telah menjelaskan semuanya. Kini giliran pria itu yang mengajukan keinginannya, sesuai persyaratan sebelumnya. "Lakukan sesuatu untukku. Tidak banyak, hanya satu hal tapi sesuatu ini harus dibereskan tidak boleh kurang dari dua bulan."Ming Yuan telah sepakat sebelumnya. Tentu ia akan mengikuti. Sekarang ia mendengarkan seluruh instruksi Zhuge Yue. Kemudian ia mengangguk penuh keyakinan.Di sisi lain. Shang Que menyapukan pandangannya pada kamar pribadi Zhuge Yue. Begitu ia melihat Ming Yuan keluar dari kamar itu lalu belok kanan, berjalan lurus, belok kiri dan menghilang menuju halaman samping atau menuju kamarnya, Shang Que bergegas melompat turun dari dahan tempat ia bertengger sebelumnya. Sekarang Shang Que berjalan menuju kamar Zhuge Yue. Setibanya di sana, ia berbisik selama beberapa saat.Zhuge Yue tersenyum lantas mengibaskan tangan. Setelah itu Shang Que keluar mengejar Ming Yuan yang sedang tidak baik-baik saja."Ming Yuan!" panggil Shang Que.Ming Yuan tak meng
Sekarang ketiga pejabat penting itu berada di kamar penginapan yang sama. Mereka duduk melingkari meja bulat, yang di atasnya tidak ada apapun selain tumpuan satu tangan mereka. Kemudian Jenderal Song dan Kepala bagian penyidik saling tukar pandang. Mereka saling mengisyaratkan sesuatu. Setelah itu, mereka sama-sama mengeluarkan lembaran lukisan dari balik pakaian masing-masing. Dan yang membuat mereka heran, lukisan itu tidak sama persis. Ada sedikit perbedaan, yang bisa saja dianggap benar-benar beda orang. "Apa ini yang kamu maksud sebagai Kusir keluarga Ming?" Tanya Jenderal Song setengah tak yakin.Kepala bagian penyidik dan Komandan pasukan sayap kiri menatap dua lukisan di hadapannya secara bergantian lantas mereka sama-sama tersenyum samar."Harusnya seperti itu, tetapi kenapa lukisan ini sedikit berbeda?""Pantas kita tidak bisa menemukannya, ternyata lukisan ini tidak detail.""Aku meminta pelukis terbaik di Ibu Kota untuk menggambar wajahnya, dan semua atas instruksi Kepal
"Kamu kembali." Kedengarannya Zhuge Yue bertanya tapi nada suaranya tadi datar tapi juga sedikit mengerutkan kening.Ming Yuan duduk di atas batu. Kehadiran pria itu membuatnya bergeser sedikit. Zhuge Yue lantas ikut duduk di sana, sekaligus melirik kendi arak yang tadi sangat dinikmati Ming Yuan."Harganya lebih dari lima tael perak, hebat sekali kamu bisa membeli itu." Sindir Zhuge Yue.Ming Yuan mengibaskan tangan. "Cukup murah, terlebih aku membelinya dari hasil curian."Zhuge Yue mengerutkan kening kembali, tetapi kali ini lebih dalam dari sebelumnya. "Siapa yang mengajarimu mencuri?"Sudut bibir Ming Yuan melengkung indah. Sembari meneguk arak seharga lima tael perak itu, ia berkata, "Aku bisa membunuh tanpa diketahui siapapun, bagaimana mungkin soal mencuri saja tidak bisa?"Kerutan kening Zhuge Yue kian dalam. Air mukanya juga tiba-tiba menggelap. Namun, karena memandang Ming Yuan sangat santai dan tenang begitu, Zhuge Yue bisa dengan mudah menepis segalanya. Zhuge Yue menghel
Ming Yuan ingin membuktikan kekuatan token hitam berlapis emas yang diberikan Zhuge Yue. Token itu ia keluarkan dari saku gaunnya. Lalu, ia menunjuk gaun musim dingin yang indah juga hangat. "Aku menginginkan itu!"Pelayan toko berjalan cepat menghampiri. Disisi lain, Nona muda sebelumnya dan Pelayannya masih di sana. Ia memperhatikan Ming Yuan seakan-akan Ming Yuan objek langka yang harus diperhatikan sebaik mungkin. "Nona, dia bahkan tidak memiliki Pengawal atau Prajurit pribadi. Kemungkinan besar Pangeran tidak betul-betul mencintainya. Kemungkinan itu dilakukan Pangeran karena Pangeran membenci Ayahnya setengah mati," bisik Pelayan Nona muda tersebut.Si Nona muda tersenyum simpul. "Kamu benar tapi ini belum tentu juga. Semua orang tahu. Pangeran adalah satu-satunya orang Istana yang paling sulit didekati. Pangeran sendiri bahkan hanya punya Shang Que. Oleh karena itu, meski posisi Pangeran kala itu sebagai Putra Mahkota, tetapi Pangeran tidak memiliki pendukung. Pangeran tidak p
Ucapan Shang Que siang tadi membuat Ming Yuan tidak bisa tertidur. Ia pada dipan Pelayan kediaman Selir Shu Jin terus terbayang-bayang perkataan Shang Que. Dan karena tidak bisa tidur itulah, Ming Yuan beranjak bangun lantas pergi ke halaman samping untuk memungut dedaunan yang kembali memenuhi padahal sore tadi halaman itu sudah ia sapu bersih. Ming Yuan bisa saja menggunakan sapu, tetapi suaranya akan menimbulkan berisik, yang bisa saja mengganggu orang lain. Ia pikir, nanti yang ada ia dimarahi bukan dipuji bekerja semalam ini. Dan selama ia memungut dedaunan kering itu ia harap dapat menepis ucapan Shang Que, tetapi ucapan Shang Que seakan-akan kian jelas hingga Ming Yuan memilih mendaratkan bokongnya pada permukaan daun kering yang lain."Tidak, itu tidak mungkin. Aku tidak boleh memikirkan itu. Aku tidak boleh kehilangan fokus. Ingat! Aku punya satu tujuan penting. Ah, lebih tepatnya kami. Aku dan Shi Fu sama-sama punya tujuan. Aku harus menyelesaikan tujuan ini lalu pindah ke
Token hitam berlapis emas milik Zhuge Yue yang saat ini ada di tangan Ming Yuan, tidak mungkin berakhir seperti batu tidak berguna. Gadis kecil itu memanfaatkannya dengan sangat baik sampai dia mampu membeli barang-barang mahal dari toko-toko terkenal di Ibu Kota.Ming Yuan pergi diantar Shang Que, sedang Zhuge Yue tidak terlihat selama dua hari ini. Ming Yuan pikir pria itu sedang menjalankan misi lainnya. Dan benar saja, Zhuge Yue tidak berada di kota melainkan di tempat terpencil yang di sekeliling hanya pohon menjulang sampai daunnya menutupi langit.CurrrTeh hitam dituang pada cawan keramik hitam mengkilap. Zhuge Yue mengetahui nilai sebuah barang. Pria itu tersenyum tipis, karena meski seseorang yang dihadapinya tinggal di tengah hutan, tetapi ia memiliki barang semahal itu."Jangan salah, Pangeran! Ini bukan milikku. Jika anda telah mengetahui dalang perampokan tiga keluarga kecil itu, berarti anda tahu asal muasal cawan hitam ini."Zhuge Yue masih dengan senyuman tipisnya. "K
Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit
Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang
Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh
Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses
Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang
Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.