Ucapan Shang Que siang tadi membuat Ming Yuan tidak bisa tertidur. Ia pada dipan Pelayan kediaman Selir Shu Jin terus terbayang-bayang perkataan Shang Que. Dan karena tidak bisa tidur itulah, Ming Yuan beranjak bangun lantas pergi ke halaman samping untuk memungut dedaunan yang kembali memenuhi padahal sore tadi halaman itu sudah ia sapu bersih. Ming Yuan bisa saja menggunakan sapu, tetapi suaranya akan menimbulkan berisik, yang bisa saja mengganggu orang lain. Ia pikir, nanti yang ada ia dimarahi bukan dipuji bekerja semalam ini. Dan selama ia memungut dedaunan kering itu ia harap dapat menepis ucapan Shang Que, tetapi ucapan Shang Que seakan-akan kian jelas hingga Ming Yuan memilih mendaratkan bokongnya pada permukaan daun kering yang lain."Tidak, itu tidak mungkin. Aku tidak boleh memikirkan itu. Aku tidak boleh kehilangan fokus. Ingat! Aku punya satu tujuan penting. Ah, lebih tepatnya kami. Aku dan Shi Fu sama-sama punya tujuan. Aku harus menyelesaikan tujuan ini lalu pindah ke
Token hitam berlapis emas milik Zhuge Yue yang saat ini ada di tangan Ming Yuan, tidak mungkin berakhir seperti batu tidak berguna. Gadis kecil itu memanfaatkannya dengan sangat baik sampai dia mampu membeli barang-barang mahal dari toko-toko terkenal di Ibu Kota.Ming Yuan pergi diantar Shang Que, sedang Zhuge Yue tidak terlihat selama dua hari ini. Ming Yuan pikir pria itu sedang menjalankan misi lainnya. Dan benar saja, Zhuge Yue tidak berada di kota melainkan di tempat terpencil yang di sekeliling hanya pohon menjulang sampai daunnya menutupi langit.CurrrTeh hitam dituang pada cawan keramik hitam mengkilap. Zhuge Yue mengetahui nilai sebuah barang. Pria itu tersenyum tipis, karena meski seseorang yang dihadapinya tinggal di tengah hutan, tetapi ia memiliki barang semahal itu."Jangan salah, Pangeran! Ini bukan milikku. Jika anda telah mengetahui dalang perampokan tiga keluarga kecil itu, berarti anda tahu asal muasal cawan hitam ini."Zhuge Yue masih dengan senyuman tipisnya. "K
Pandangan tajam Ming Yuan sekelas Zhuge Yue, tentu Shang Que percaya pada Ming Yuan. Namun posisinya adalah, disini tidak ada satu orang pun yang mempercayai Ming Yuan, jika masalah ini dimenangkan Ming Yuan, mereka akan berpikir orang berkedudukan pasti dapat melakukan segalanya! "Shang Que, ada apa?"Seseorang datang!!!Semua mata tertuju pada satu arah tapi detik-detik berikutnya mereka menundukan kepala penuh hormat. "Kami memberi salam pada Pangeran."Pandangan dan wajah Zhuge Yue selalu dingin. Mereka tidak berani mengangkat wajah seinci pun. Sementara Ming Yuan dan Shang Que menoleh kemudian balik badan, serta berdiri menyamping supaya Zhuge Yue yang baru datang lebih leluasa memperhatikan keadaan."Kakak Yue!" Tak disangka, Hao Jiu Er benar-benar tidak punya malu. Ia secara terang-terangan menghampiri Zhuge Yue, tetapi karena Zhuge Yue mundur satu langkah dengan tanda keras enggan didekati Hao Jiu Er, Nona muda itu seketika menghentikan langkahnya lalu diam menundukan wajah d
"Yang Mulia, paviliun kecil itu rupanya berisi barang-barang sihir! Di sana ada sepasang boneka yang diikat menggunakan kain merah darah, dan ada pula boneka berbentuk seperti Yang Mulia Ratu!"Bagian terakhir yang dikatakan Ming Yuan jelas kebohongan. Itu sengaja ditambahkan supaya amarah Ratu HongYe terpancing, sehingga wanita yang bertabiat memiliki segudang kelicikan dapat menindaklanjuti masalah ini."Kamu yakin itu alat sihir?" Meski keyakinan telah sepenuhnya menyelimuti pikiran Ratu HongYe, wanita angkuh itu masih harus mempertanyakan ini lebih jelas.Ming Yuan mengangguk. "Benar, Yang Mulia Ratu! Hamba yakin, hamba tidak salah lihat. Bila Yang Mulia Ratu tidak percaya, Yang Mulia bisa langsung datang sendiri ke sana!" Tantang Ming Yuan, karena ia yakin Ratu HongYe tidak akan berani mengambil langkah sebesar ini.Dugaannya benar. Ratu HongYe menggeleng, menolak ajakan Ming Yuan. "Itu tidak perlu. Aku hanya perlu melakukan satu hal."Ming Yuan tertunduk. Itu sikap saat ia tidak
Berkat akting ciamik Zhuge Yue dan Ming Yuan, seluruh penonton opera keluar gedung bukan membahas cerita yang barusan mereka tonton, melainkan membahas cinta mendalam antara Pangeran dan Tuan Putri Ming."Hubungan percintaan Pangeran Zhuge Yue dan Tuan Putri Ming Yuan sepertinya bertambah dalam.""Bukan hanya itu! Hubungan mereka bahkan sepertinya jauh lebih dalam dari hubungan Kaisar dengan Ratu HongYe!""Kamu tahu, ketika Pangeran mencium dan menatap Tuan Putri! Itu terlihat sangat tulus dan dalam. Aku menjadi sangat iri! Aku juga ingin memiliki suami sebaik Pangeran.""Aku bahkan mendengar, demi menyenangkan Tuan Putri, Pangeran Zhuge Yue sampai memberikan Tuan Putri Token hitam berlapis emas yang sangat langka itu.""Ah, iya! Kemarin aku mendengar, Tuan Putri mendatangi setiap toko di Ibu Kota dan saat keluar pasti akan membawa kotak brokat, meski itu hanya dua buah!""Dua buah di kali 50 toko!""Dan pada Toko terakhir, Tuan Putri terlibat masalah dengan Nona muda Hao.""Gara-gara
Jenderal Song mendekatkan wajahnya dan lanjut berkata, "Tetua kalian terlibat sebagai pelaku utama penggelapan dana lima juta tael perak lima tahun lalu. Tsk! Sayang sekali baru terungkap sekarang."Semua anggota keluarga tercengang. Seperti yang Putra tertua katakan sebelumnya. Mereka menyangka mereka adalah keluarga terbersih dari tindakan korupsi, penggelapan dana atau sejenisnya.Fakta yang Jenderal Song katakan barusan tentu membuat mereka tidak bisa langsung percaya. Salah satu dari mereka, yang merupakan Cucu laki-laki pertama keluarga Hao pun menegaskan. "Kakek tidak mungkin melakukan hal itu! Itu pasti fitnah!"Jenderal Song tersenyum samar. "Jangan banyak bicara! Simpan semua tenaga kalian di pengadilan!"Mereka hampir-hampir tidak bisa berpikir. Otak mereka sepertinya telah kehilangan fungsi. Mereka saling pandang menggeleng cepat, tetapi Jenderal Song Wei memerintah anak buahnya membawa mereka tanpa terkecuali. Dan kini seluruh anggota keluarga Hao diboyong ke Penjara Keka
"Aku serius, Ming Er. Kapan kamu menginginkan pernikahan resmi kita? Akan aku lakukan meski Kaisar menentang atau seluruh dunia menentang sekalipun!"Ucapan Zhuge Yue terdengar sungguhan. Pria itu tidak sedang main-main!"Apa Shi Fu kerasukan setan dari paviliun Selir Shu Jin?" Ming Yuan menatap penuh ketidak percayaan. "Aku pikir tidak ada setan di dunia ini tapi apa yang terjadi pada Shi Fu sekarang …" Ming Yuan berpikir tapi semakin dipikirkan semakin rumit.Ming Yuan lantas duduk bersimpuh. Ia sesekali menunduk, sesekali mengangkat pandangan. Ia tampaknya bimbang, tapi tidak juga karena bola matanya cerah.Zhuge Yue menghela nafas. "Air muka wajahmu cepat sekali berubah."Kelihatannya Ming Yuan sedikit kurang mengerti. "Apa itu?""Sebelumnya kamu membawa sepasang boneka itu dengan sangat bahagia. Ketika aku khawatirkan, kamu malah menuduhku bersikap baik padamu hanya karena kamu berguna bagiku dan kamu adalah pion ku. Selanjutnya, kamu menjadi berwajah bodoh setelah kubujuk lagi.
"Ada kemungkinan besar, sebenarnya Kaisar sudah tahu sejak awal kalau pelaku utama penggelapan dana itu adalah Tuan Hao!" Tebak Ming Yuan bersungguh-sungguh penuh minat.Zhuge Yue terdiam. Shang Que apalagi, ia malah mengerutkan kening dengan mata menukik tajam, seolah ia ingin berkata tidak, itu tidak mungkin.Daun pir terlepas dari tangkainya. Angin bergulung-gulung tipis membuatnya menari. Menari dengan perlahan sebelum hingga di telapak tangan Zhuge Yue yang sedingin es. "Mungkin tebakan kamu benar." Zhuge Yue pada akhirnya berbicara. Wajahnya tampak serius, sehingga Ming Yuan yakin Kaisar bisa saja memiliki kekejaman seperti itu."Lalu, jika benar Kaisar sudah tahu dalangnya, kenapa Kaisar tidak memberi pengampunan pada Keluarga Ming?" Shang Que bertanya membuat Ming Yuan seketika memukul pundaknya, disertai tatapan marah."Ayahku tidak bersalah! Keluargaku tidak bersalah! Untuk apa mereka mendapat pengampunan. Ini Kaisar yang terlalu kejam!"Shang Que menyeringai, ia tidak berm
Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit
Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang
Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh
Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses
Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang
Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.