Share

34. POV Susan.

"Dari mana, Bang?" sapaku pada Bang Rahmat yang baru saja tiba di rumah. Wajahnya kusut sekali. Ia tak menjawab, malah merebahkan tubuhnya di sofa baru kami.

"Bang," panggilku untuk yang kedua kalinya.

"Bikinin kopi, San," pintanya. Bukannya menjawab pertanyaanku malah minta di buatkan kopi. Akh, membuatku penasaran saja, Bang Rahmat ini. Meski hatiku dipenuhi tanda tanya, tapi ku urungkan. Aku pergi ke dapur untuk membuat kopi untuknya.

Setelah kopi ku letakan di atas meja, aku bertanya lagi pada Bang Rahmat. "Kamu kenapa sih, Bang. Pulang-pulang mukamu kusut begitu."

"Aku dari rumah Ibu, gedek sekali kalau mendengar Bapak membela si Mala itu. Kasian kan Eni, dia merasa tersisihkan," ucapnya panjang lebar.

"Trus kamu diam saja? Lemah kamu, Bang! Meski Bapak orangtuamu, kalau dia tidak adil, kita sebagai anak juga ada hak untuk menuntut," terangku. Aku masih kesal dengan kejadian minggu lalu saat aku bertengkar dengan Ria, bisa-bisanya bapak mengusirku. Akan ku ingat sepanjang hidu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status