Share

40. Rindu bagian B.

"Mas, kita video call, ya?" kataku.

{Lah, aku lupa, Sayang} dengan segera kami mengganti tampilan dari telepon ke video call. Kini wajah tampan suamiku terpampang jelas, sepertinya dia habis sholat, karena masih memakai baju Koko lengkap dengan kopiah hitamnya.

{Cantik sekali istriku} pujinya. Aku langsung tersipu. Terasa panas mukaku, sepertinya merona deh.

"Ish, gombal!"

{Sini Cium dulu} Mas Rahman memonyongkan bibirnya. Aku semakin malu dan tergelak bahagia. Ya…Allah, biarkan terus kebahagiaan ini menyelimuti kami yang sedang LDR ini.

{Waalaikumsalam, Eh Alif, masuk} Sepertinya, suamiku kedatangan tamu, karena layar ponsel kini hanya memperlihatkan plafon kamar suamiku.

{Sayang, ada Alif, sebentar, ya} Aku mengangguk dan tersenyum manis.

"Rindu ini belum selesai Mas," jerit batinku. Kemudian layar ponsel dimatikan olehnya.

Aku merebahkan tubuhku dan menatap plafon kamar yang warna sudah agak kecoklatan. Ini dulu adalah kamar suamiku. Dia sangat suka warna monokrom, tapi set
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status