Share

Bab 63

Bang Ridwan mengerling tajam ke arah kami. Rahangnya mengeras menahan amarah.

"Cepat pergi dari sini dan jangan coba-coba mengganggu keluarga saya lagi!" Bang Ardi menunjuk ke arah pintu.

Bang Ridwan masih diam di tempatnya dengan tatapan tajam ke arah Bang Ardi. Tak lama, dia beranjak pergi meninggalkan rumah kami.

Aku menghela napas lega. Akhirnya, dia pergi juga dari sini. Aku tak tahu apa yang akan terjadi kalau Bang Ardi tidak datang tadi. Mungkin saja Tama sudah dibawa pergi oleh Bang Ridwan. Tak dapat kubayangkan bagaimana rasanya kalau sampai Tama pergi. Mungkin setiap hari aku akan menangis.

"Sudah, dia sudah pergi. Tenanglah, ada Abang di sini!"

Bang Ardi merengkuhku dalam pelukannya. Seketika bulir-bulir bening yang sejak tadi kutahan, saling berlomba keluar dari kelopak mata ini. Aku menangis terisak di pelukan suamiku. Dia bukan hanya suami, tapi, dia adalah pahlawan dalam hidupku.

"Sudah...sudah, jangan menangis! Ayo kita lihat Tama. Kasian dia nangis terus," ujarny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status