Kesempatan Terakhir
.
.
Seratus tahun yang kau alami adalah rentang waktu yang sangat panjang untuk kau lewati. Banyak masa dimana kau takkan menjadi bagian dari sisi salah satu cerita tersebut. Kau takkan hidup abadi, begitu kesimpulannya. Namun bagaimanakah dengan makhluk yang memiliki waktu hidup lebih dari seratus tahun?
Apakah mereka akan memiliki kasus yang sama dengan makhluk lainnya?
Jawabannya hanya dua, ya atau tidak.
Vampir mereka melewati itu semua. Berburu dan bertahan hidup adalah prinsip hidup mereka. Tak ada kata cinta dalam kamus kehidupan mereka. Cinta baginya hanya sebuah belenggu, yang mengikat salah seorang dari mereka untuk tak lagi hidup dengan bebas. Kelahiran seorang keturunan pun menjadi tonggak kedewasaan yang mereka milik dan siap memiliki Marga dalam Klan mereka.
Ketika seorang vampir memilih untuk menghabiskan waktunya bersama seorang anak manusia, maka kenyataan pahit yang harus mereka ha
Mama..Seorang wanita nampak duduk bergeming didepan seorang wanita yang kini duduk dihadapannya. Tatapan merah terang milik wanita itu nampak menyala saat berpandangan dengan wanita yang memiliki ikatan dengannya itu. suasana ruang tamu yang hening, membuat keduanya bisa mendengar hembusan napas masing-masing dari keduanya. Sudah sejak satu jam mereka masih tertahan dengan kediamannya, dan memilih untuk berputar dengan isi kepala mereka.Khamila.Wanita berambut pirang itu tak hentinya melepas tatapan mata dari sesosok wanita yang ada dihadapannya. Dadanya bergemuruh tak kala pertama kali melihat sosok yang memiliki rupa sama sepertinya. Tak pernah ia sangka sebelumnya, dari rahimnya telah lahir seorang bayi yang tumbuh menjadi duplikat dirinya. Tak ada raut wajah Rowman yang tertinggal disana. semuanya menurun darinya. Tatapan mata Tatiana yang bak berlian pun benar-benar menurun dari gennya. Ia sungguh takjub.“Tatiana, baga
Revana..Revana dengan wajah tuanya terus memandangi sosok yang kini tengah terbaring diatas tempat tidur sempit disalah satu kamar didalam rumah sederhana di pinggiran Last Town. Keputusannya untuk berada dilantai kamar ini memang dianggapnya adalah keputusan yang benar.Setelah beberapa jam ia membereskan masalah yang baru saja terjadi di kastil, kini ia berdiri dihadapan sosok gadis yang masih setia memejamkan matanyal. Bisa dirasakannya kehadiran kedua cucunya yang tumbuh subur didalam sana. Ia sungguh bersyukur kedua cucunya bisa beradaptasi dengan tubuh Mayya. Mereka tak menolak darah yang mengalir dalam tubuh ibunya.Mayya dengan segala kesederhanaannya. Meski sudah melihatnya melalui bola kristal miliknya, Revana masih terkagum dengan kecantikan alami yang tersembunyi dari balik wajah polos miliknya itu. Tak
Marlon dan Ramona..“Rowman.”Lelaki itu tersentak kaget saat mendengar suara seorang lelaki yang berasal dari belakangnya. Disana sosok yang sangat ia kenal tengah berdiri didalam rumah, dan masuk tanpa permisi. Tanpa melihatnya lagi Rowman sudah tahu siapa sosok itu.“Mark? Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Rowman yang langsung menoleh ke belakang. namun ketika matanya menangkap sosok itu, ternyata yang berdiri justru adalah orang yang berbeda.“Kau...”Rowman tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat sosok itu didepannya. Setahunya sedetik yang lalu ia mendengar suara sahabatnya yang tak asing lagi. Namun kini yang ada didepannya adalah sosok asing yang tak ia kenali.
Perjanjian..throwbackSeorang wanita berjalan ditengah hutan yang gelap dengan perut membuncit. Napasnya nampak terengah saat ia menaiki satu per-satu undakan anak tangga menuju sebuah bangunan tua yang berada diujung bukit.Ia lelah, tapi tak apa. Semuanya tak sebanding dengan apa yang akan ia dapatkan diatas sana. Banyak yang mengatakan bahwa wanita yang tinggal diatas bukit sana bisa menyembuhkan segala penyakit. Wanita itu sakti. Memiliki kekuatan ajaib yang mampu menghindarikan manusia dari kematian.Dirinya memang tak sakit, tapi ia membutuhkan bantuan wanita itu untuk menghindarinya dari kematian. Jalannya tak panjang, sisa waktu yang ia butuhkan tak memungkinkan dirinya untuk selamat dari suratan takdir tersebut.Rowman.
Sandiwara..“Mama?”Wanita itu pun menoleh ke belakang dan menemukan anak gadisnya tengah menantapnya penuh tanya. Namun sesuatu yang baru saja terlihat aneh pada anaknya membuat kedua alisnya tertaut. Seorang bayi yang tenang berada dalam gendongan Tia.“Bayi siapa itu?” Tanyanya. Khamila berjalan maju mendekati sang anak. Namun baru selangkah, Tatiana mala berjalan mundur membuat jarak dengannya.“Ah.. ini adalah anak temanku.” Jawab Tatiana yang berusaha menyembunyikan rasa gugupnya. Sejenak Khamila dibuat tertegun dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Tatiana atas dirinya. Anak itu meski sudah mengatakan akan menerimanya, namun kenyataannya Tatiana belum sepenuhnya menerima kehadiranny
Sumpah..Seorang lelaki nampak berdiri didepan sosok wanita yang masih setia memejamkan kedua matanya. Ini sudah hari keempat dimana wanita itu tak urung sadarkan diri dari tidurnya. Banyak yang mengatakan bahwa wanita itu hanya sekedar tertidur. Namun dilihat dari jangka waktu kedua mata itu tertutup, ia sangsi jika ini hanyalah sebuah tidur semata.“Mayya, kapan aku akan membuka matamu? Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan padamu.” Ucap lelaki itu.Ia sengaja tak menempatkan dirinya untuk menduduki pinggir tempat tidur. Ia cukup sadar posisinya yang tak pantas untuk berdekatan secara lancang dengan wanita itu. sesuai janjinya dulu, ia akan menjaga wanita itu beserta keturunannya. Dan Mayya, akan menjadi pembayaran sumpahnya dulu.“Maaf karena aku
angun dari Mimpi..Seorang gadis nampak terbaring diatas sebuah tempat tidur berukurang King size. Diufuk matahari yang mulai meninggi, suara burung kentara berbunyi dan mengusik tidurnya. Perlahan tapi pasti, kedua mata milik gadis itu pun terbuka dan menampilkan sepasang hazel terang yang membingkai matanya.Ruangan yang kini terpampang nyata dalam matanya adalah sebuah ruangan besar dan megah dengan berbagai ornamen berwarna emas yang ia yakini betul merupakan emas asli dan bukan tiruan semata. Berbagai guci tua pun menjadi penghias yang manis mengisi sudut ruangan. Dengan jendela yang hanya satu berada diruangan ini, dari atas tempat tidur pun gadis itu bisa melihat sengatan matahari yang masuk melalui selanya.Sedetik saat dirinya terbangun, satu hal yang ditangkap oleh gadis itu. ia tak berada ditempat yang ia
“Kau berharap aku mencari surga yang tak dirindukan lain diluar sana?” Rowman mendekatkan wajahnya hingga batang hidungnya bersentuhan dengan hidup Mayya. “Kau saja belum menjadi milikku, bagaimana bisa aku mencari surga yang lain.” Sontak saja wajah Mayya memerah mendengar perkataan Rowman. Kalimat sederhana itu mengalir begitu saja, tapi jika Rowman yang mengatakannya akan terdengar berbeda ditelinganya. “Kau mau mendengar kelanjutannya?” Mayya mengangguk. Rowman membawa tubuh gadis mungil itu kedalam pelukannya. Ia merengkuh erat tubuh mungil Mayya dan menyesapkan wangi khas Mayya yang tak menguar dari siapapun.“Saat itu.. pamanmu datang dan mengatakan sesuatu yang membuatmu tak sadarkan diri.” Arion? Pamannya?
"Jadi kau sudah melihat semuanya ?"Maria hanya bisa menganggukan kepalanya pelan. Ia sudah melihat dengan jelas bagaimana kehidupannya sebagai Mayya dulu. Sosok dirinya yang dulu pernah hidup sebagai seroang smei vampir dan meninggal setelah melahirkan kedua anak kembarnya. Ia juga tahu siapa sosok Rowman yang merupakan belahan jiwanya. Namun, ada hal yang masih mengganjal di dalam benaknya."Apakah setelah semua ini, aku tidak akan bisa mengingat kembali kehidupanku sebgaai Maria ?" Tanyanya Lirih. Entah mengapa ia merasa begitu sedih mengingat bahwa setelah semua ini mungkin saja ia tidak akan bisa lagi mengingat siapa sosok MAria dalam hidupnya. Setelah ini ia akan hidup sebagai Mayya.Celeste hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tahu bahwa semua ini tentu akan berat bagi Maria. Namun, sejak awal kedua orang tua wanita itu sudah memohon agar sang anak bisa hidup kembali meskipun hanya sebagai sebuah cangkang. Sejak awal dalam hembusan napas terak
Rowman masih setia menunggui wanita yang enggan menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan terbangun. Beberapa jam sudah terlewati namun pria itu msih saja enggan meninggalka wanita yang bernama Maria itu seorang diri. Ada sebuah rasa ketakutan ketika membayangkan bahwa sekali lagi ia akan kehilangan wanita ini, seandainya ia lengah sediit saja.Dulu saat Mayya masih hidup, ia bisa mempertimbangkan segala kondisi dan mudahnya mengatakan untuk mengakhiri hubungan mereka. Sewaktu itu ia masih memikirkan situasi yang bisa saja gaduh sejak berita hubungannya dengan Mayya terhendus oleh Shed dan kawanannya. Rowman masih mempertimbangkan keselamatan klannya. Namun, sekarang ia sudah tidak peduli lagi. Baginya kehilangan wanita itu juga merupakan kematian baginya. Harinya yang dulu penuh penantian yang tak pasti nyaris membuatnya gila Hanya demi anak-anaknya saja Rowman masih bisa menjaga kewarasannya. Kalau tidak ada Tia, Jackson, Iris dan Ares, Mungkin saja Rowman sudah menggila
Maria berhenti menatap kilasan masa lalu Mayya, yang merupakan kehidupannya terdahulu. Hidupnya yang merupakan Myya di masa lalu telah membuatnya tahu mengapa ia dipilih sebagai bentuk reinkarnasi dari Mayya. Ia telah terlahir kembali setelah kecelakaan yang seharusnya membuatnya sudah tidak ada lagi di dunia ini.Doa ayah dan ibunya, kedua orang yang telah berjasa melahirkannya ke dunia ini telah meminta para dewa untuk memberikannya sekali lagi kesempatan untuk hidup. Sebagai Maria, yang tentunya ia tetap akan kembali pada keluarga kecilnya di kehidupannya sebelumnya.Dirinya adalah Mayya, seorang semi vampir yang mengasuh Jackson, anak kakak kembarnya dan juga sebelum kematiannya dirinya yang dulu juga telah melahirkan sepasang aak kembar dari rahimnya sendiri. Bersama Rowman, ia telah menjadi belahan jiwa lelaki itu.Mungkinkah ia menerima semua mimpi-mimpinya dulu karena ia harus mengingat dulu semua kisah hidupnya di masa lalu sebelum ber
Seorang lelaki nampak berdiri didepan sosok wanita yang masih setia memejamkan kedua matanya. Ini sudah hari keempat dimana wanita itu tak urung sadarkan diri dari tidurnya. Banyak yang mengatakan bahwa wanita itu hanya sekedar tertidur. Namun dilihat dari jangka waktu kedua mata itu tertutup, ia sangsi jika ini hanyalah sebuah tidur semata. “Mayya, kapan aku akan membuka matamu? Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan padamu.” Ucap lelaki itu. Ia sengaja tak menempatkan dirinya untuk menduduki pinggir tempat tidur. Ia cukup sadar posisinya yang tak pantas untuk berdekatan secara lancang dengan wanita itu. sesuai janjinya dulu, ia akan menjaga wanita itu beserta keturunannya. Dan Mayya, akan menjadi pembayaran sumpahnya dulu. “Maaf karena aku datang terlambat Mayya. Maafkan aku juga
Maria menggelengkan kepalanya. Penyesalah yang diperlihatkan wanita berambut pirang itu sangat kentara dan ia harus mengataka bahwa wanita itu telah membayar semuanya. Celeste, sudah membayar semua kesalahannya dengan mengabulkan doa kedua orang tuanya dan memberikan kesempatan kepadanya dan Mayya untuk hidup sekali lagi."Lantas, bagaimana Mayya bisa meninggal dunia padahal dia adalah vampir ? apakah dia juga telah melakukan pengorbanan ?"Celeste menganggukkan kepalanya. Mayya memang melakukannya. Demi melindungi anak-anaknya, Mayya rela menjadi tameng agar bisa mengalahkan perang yang diciptakan ayahnya dan juga pria yang menjadi ayah dari keponakannya. Semua itu agar ia bisa pergi dengan tenang dan tanpa ada gangguan yang menghampiri keluarga kecilnya."Ya, dia melakukannya agar bisa melindungi orang-orang yang ia cintai."**“Kenapa? Kau terkejut melihat kedatanganku, Ayah?” tan
"Mayya, semi vampir ?"Maria berbisik pada dirinya sendiri begitu kegelapan kembali menemani kesendiriannya. Ia seperti mendapatkan penjelasan mengapa dirinya bisa sampai ke tempat ini. Jika dirinya merupakan reinkarnasi dari wanita itu, maka sudah sewajarnya takdir membawanya ke dalam wilayah ini. Tempat di mana seharusnya ia berada sebelumnya, tapi sampai detik ini ia masih tidak bisa mengingat satu pun kenangan di masa lalunya."Kau pasti bingung ?"Maria pun mendongakkan kepalanya dan melihat sosok wanita berambut emas yang sebelumnya ia temui, dan wanita itu mengaku sebagai ibu dari sosok Mayya, yang bereinkarnasi menjadi dirinya."Ada banyak kata yang harus kau dengarkan jika kau mau terdiam sebentar dan tidak menolak satu pun fakta yang keluar dari mulutku."Wanita itu menunduk dan menimbang. Ia sendiri selama ini hidup dalam ketidak ingatan akan hidupnya sebagai Maria sebelum ia mengalami amnesia, tapi sejak ia terbagun dari kom
“Kau..”Mayya dengan reflek langsung memutar tubuhnya. Namun mata hazelnya langsung di perlihatkan dengan dada bidang milik pria itu. perlahan Mayya menaikkan pandangannya ke atas. Dilihatnya mata merah itu menatapnya dengan tatapan datar.Seketika Mayya merasakan bahwa mata itu begitu mengintimidasinya. Mata merah itu nampak memiliki arti sendiri saat bersitatap dengannya. Mungkin setelah berjam-jam ia berada disini, satu hal yang belum disadarinya. Rowman memiliki mata sipit yang berbentuk seperti musang. Mata pria itu memang memiliki ciri khas bentuk seperti orang asia.“Kau..” Rowman kembali bersuara. Suara berat miliknya menggema diruangan dapur dengan tajam dan menusuk.Mayya berulang kali mencoba meneguk air liurnya sendiri. namun mata itu kembali seperti sedang memenjarakannya. Ia hanya bergeming, mematung ditempatnya. Selalu seperti ini. Saat pertama pertemuan
Seorang gadis dengan penampilannya yang sedikit maskulin, nampak berdiri didepan jendela besar yang ada di kamar yang ia tempati dengan pandangan kosong. Jauh didalam pikirannya, ia tak pernah menyangka bahwa ia akan sampai pada tempat ini. Dirinya tahu kalau ia sudah menjajakkan dirinya untuk berada dalam pusaran maut. Bersama dengan makhluk yang ia pikir nyaris tak pernah ada dimuka bumi ini dan hanya terdengar dari cerita tua, Kini Mahkluk itu berada didepan matanya.Mayya, ia sudah hidup sejak kelahirannya di kota ini. Sejak saat dimana pertama kali ia membuka matanya, Mayya sudah mengenal seluk beluk kota ini dari warga desa yang sering berpergian ke hutan mencari kayu. Namun tak banyak, karena setelah ia beranjak usia 10 tahun, seluruh warga memilih untuk bertransmigrasi ke kota yang lebih makmur, seperti Seattle atau New York. Mungkin Mikhaela adalah salah satu contoh dari mereka. Kakak kembarnya lebih memilih mengadu nasib di kota besar dan mencari
“Halo! Bisakah kami menumpang dirumahmu?” ditangannya terdapat bungkusan berwarna merah muda yang terlihat aneh di mata Tatiana. Ia bisa mengendus bau wanita ini, namun tidak dengan bayinya. Tatiana berjalan maju membelakangi ayahnya. Tubuhnya yang tinggi membuatnya bisa dengan mudah melihat apa yang berada dibalik kain merah muda itu.“Bayi?” tanyanya dengan alis terangkat.Wanita itu kembali tersenyum dan mata hazelnya memancarkan sesuatu yang tak Rowman mengerti. Beruntung tubuh putrinya sedang menutup wajahnya. Kalau tidak mungkin ia akan melihat lebih lagi dari wanita itu.“Halo. Aku Mayya. Bisakah kau memberikan tumpangan untukku dan anakku?”Rowman tertegun. Bau ini begitu memikatnya. Gadis muda mungil itu nampak sangat kecil dimatanya. Ia yang bertubuh besar terlihat seperti seorang raksasa ketika berhadapan dengan gadis muda yang bernama Mayya itu.