Share

Bab. 51 Menyembunyikan

Penulis: Layli Dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-27 19:43:01

Qiara pantang menceritakan masalah pribadinya. Terlebih ia sudah merasa, jika Denis bukanlah apa-apanya lagi.

“Qiara, aku mau minta maaf soal waktu itu,” ucap Denis saat mereka masuk ke mobil milik Denis.

Mobil ini begitu sangat asing. Dulu, Denis hanya mengajaknya memakai motor, tidak mobil seperti saat ini.

“Sudahlah, Den. Semua sudah lewat juga. yang lalu biarlah berlalu.”

Jelas Qiara merasa risi jika harus membahas mengenai masa lalu. Mengingat, mereka bukanlah seorang pasangan lagi.

“Tapi, Ra. Kalau kamu tidak bahagia, aku tidak bisa membiarkannya,” ucap Denis dengan serius.

Hati Qiara bergemuruh. Bukan terharu akan pernyataan Denis, namun ia merasa benar-benar tidak nyaman.

“Aku turun saja kalau—“

“Ra, kali ini jangan! Ini sudah malam.” Denis menahan tangan Qiara, wanita itu menyentalkannya begitu saja.

“Untuk kali ini, bisakah tidak membahas hal itu?” Qiara menatap Dens dengan tatapan memohon. Sementara mantan kekasihnya itu memberikan sebuah anggukan.

Sampai di rumah kontrakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 52 Sebagai Alat

    Semalaman Qiara menangis. Kali ini ia tertidur pulas, bahkan sangat pulas, meringkuk di atas ranjang sempitnya yang hanya muat untuknya seorang.Tok tok tokKetukan pintu membuat Qiara berjengit, matanya terbuka perlahan, dengan mengoreksi pendengarannya.Sekali lagi ketukan pintu kembali ia dengar. Qiara mengucek mata dan beringsut bangun.“Ya!”Dengan terpaksa, Qiara menggeret kaki. Sekarang ini ia mengenakan kaos oblong kebesaran dengan celana training. Rambutnya sangat acak-acakan dengan mata bengkak karena semalaman menangis.KlekQiara masih mengucek matanya dan bertanya, “ada apa, Yah?”“Kamu tidur di sini?”Qiara membuka lebar matanya. Terkejut melihat sosok Richard yang sedang menggendong Alista.“Mama!” seru Alista yang kemudian menangis melihat Qiara. Tangannya terulur, tanda meminta untuk digendong.Richard tersenyum miris melihat penampilan Qiara.“Sayang, kamu ….” Qiara mengambil alih gendongan Alista. Menghujani ciuman pada wajah bocah berusia lima bulan lebih itu. “Mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 53 Tanpa Disadari

    Sejak tadi Qiara diam. Waktunya untuk mengajak main Alista, meski hanya menggunakan boneka.Ia bahkan enggan berbicara dengan pria yang duduk di sebelahnya itu.Vera merasakan ketenggang di dalam mobil. Memilih untuk diam, dari pada menambah masalah.“Maafkan saya,” ucap Richard pada akhirnya.Qiara tak menggubris. Ia memilih untuk mengusap kepala Alista dengan gerakan perlahan, hingga bocah berusia lima bulan lebih itu tampak memejamkan mata. Tertidur dalam dekapannya.Pun dengan Qiara yang mulai memejamkan mata. Tak ingin nmendengar apapun lagi, sementara Richard bergegrak resah.Sampai di penthouse, Qiara tampak ceria. Ia tidak mau menunjukkan kesedihannya. Ia yakin, Oma Hesty masih belum kembali.Meski dalam hatinya ia begitu sangat gugup.“Baru dari mana kamu? Pakai pakaian sepertii itu keluar rumah, tidak mencerminkan sisi wibawa sedikitpun. Ingat ya, sekarang kamu ini jadi bagian dari keluarga ini, jangan mempermalukan—““Oma,” potong Richard memperingati, meski tidak kasar, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 53 Ada Apa dengan Richard?

    “Bu, haid Anda bagaimana? Lancar?”Wajah Qiara berubahh pucat. Ia mengingat-ingat kapan terakhir kali ia menstruasi. Wanita cantik itu menelan ludah perlahan.“Bu?”“Em, a-aku, biasa telat, sih Ve. Semoga tidak apa-apa.”Vera menganggukkan kepala. “Hari ini Via tidak datang, orang tuanya sakit. Jadi, Ibu mau makan apa? Biar saya buatkan.”“Em, roti sama selai kacang saja kalau begitu. Sama tolong buatin teh hangat ya, Ve.”Vera mengangguk patuh, ia meyerahkan Alista pada ibunya. Lantas, bergegas membuatkan roti selai kacang.Sementara itu, Qiara mendudukkan Alista pada stoller. Sesekali ia merapikan rambut Alista karena berantakan.“Sayang, kamu lucu banget, deh.”Alista sibuk memainkan mainan yang ada di stoller, seraya mengocehm hal itu bisa membuat Qiara terhibur.Mood Qiara mudah sekali berubah, dan kali ini ia bisa tertawa lepas.“Ini roti dan teh hangatnya, Bu.” Vera meletakkan nampan tepat di depan Qiara.“Makasih, Ve.”Vera menganggukkan kepala, kini ia yang menggantikan Qiara

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 55 Ungkapan Isi Hati Richard

    Mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi, Qiara buru-buru bngkit, ia mulai mencari sesuatu. Membuka beberapa laci di meja, dan bahkan di lemari.Qiara mulai putus asa, saat tak menemukan sesuatu. Namun, saat ia berbalik ke sudut meja dekat balkon, ia menemukan sebuah laci, dibukanya tempat itu, tangannya bergetar saat menemukan satu botol berisikan pil di sana.“I-ini apa?” Mengingat suara gemericik air di dalam kamar mandi telah usai, Qiara kembali meletakkannya, membaca sekilas nama obat tersebut.“Aku harus cepat-cepat mencari tahu itu obat apa dan kandungannya.” Qiara pergi ke kamar sebelah, tempat di mana ponselnya berada.Bahkan ia mengabaikan tatapan Vera yang sedang bermain dengan Aista di ruang tengah.Dengan tangan gemetaran, Qiara mengetikan sesuatu di laman pencarian. Matanya sipitnya terbuka debar, dengan degub jantung tak karuan.“An-anti depresan?” Qiara hampir tak menyangka. “Ya Tuhan, sekejam inikah aku?”Tubuh Qiara terasa lemas. Tak seharusnya ia menaruh b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 56 Permainan Panas

    “Tapi, jika itu aka memperburuk suasana hati kamu, tidak usah, Mas.”Richard menggelengkan kepala. “Kita akan pergi nanti sore.”Qiara menganggukkan kepala. Sepertinya ia harus mempersiapkan diri untuk bisa menerima segala konsekuensinya. Ini adalah pilihan hidupnya sekarang, perlahan ia akan mencuri hati Richard, dan membebaskan suaminya itu dari beban pikiran yang membelenggunya.“Aku akan mandi.”“Di sini?” tanya Richard mengangkat sebelah alisnya.“Di kamar sebelah.”Richard mengulum senyuman, Qiara bangkit, lantas mengulurkan tangannya. Hal itu disambut baik oleh Richard. Keduanya sama-sama keluar dari kamar itu.“Alista tidur, Ve?” tanya Qiara saat mendapati Vera tengah menggendong Alista.“Iya. Sekitar lima menit lalu.”“Kalau begitu, biar aku bawa ke kamar ya.” Qiara mengambil alih Alista, menepuk pantatnya dengan lembut, supaya tidurnya lebih terjaga.“Ve, bagaimana keadaan keluarga Via?” tanya Richard kemudian.“Sudah membaok, Via bilang, besok akan berangkat, Pak.”“Baiklah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 57 Lebih Sadar

    Pintu ruangan VVIP dibuka, beberapa orang yang mengawal Oma Hesty turut masuk, namun, dua di antaranya berdiri di luar.Kedatangan wanita tua itu disambut baik oleh Hana.Wanita yang memakai pakaian seksi itu lantas berlari, memeluk Oma Hesty.“Oma, Hana sudah menunggu dari tadi,” ucap Hana dengan gaya centil nan manjanya.“Ya, Oma harus ke salon dulu.” Oma Hesty melerai pelukanya, tampak tersenyum elegan.“Oma, bagaimana? Oma bisa lihat, kan? Nany-nya Alista itu sekarang belagak kaya, apa-apa asistennya yang mengerjakan, dia jadi males ngurus Alista lagi, kan? Waktu itu, aku mergokin sendiri loh, emang wanita itu hanya mau uangnya Richard, Oma.”Ini bukan pertama kalinya Hana mengadu mengenai Qiara. Yang pertama kali, Oma Hesty tampak emosi, dan kemarin ia sudah memastikan sendiri, bagaimana keseharian Alista.Bahkan, Vera juga tidak pernah mengadu menganai Qiara, justru sebaliknya. Ia yakin, Vera adalah wanita yang paling jujur, ia sudah bekerja pada keluarga Alvaro lebih dari del

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 58 Terukir Abadi

    Richard tampak tertunduk di depan pusara mendiang istrinya. Kali ini, ia tak mampu berkata-kata lagi. Bahkan embun bening tak sanggup terendung, kacau, dengan gemuruh di dalam hati.“Mbak, perkenalkan, namaku Qiara. Aku istri Mas Richard yang baru,” ucap Qiara terlihat sangat tenang, saat ia menoleh ke belakang, Richard tampak mengangguk, tenggorokannya seakan tercekat.“Aku mencintai suamimu. Aku harap, Mbak Yasmin ikhlas, jika kami bisa melanjutkan hidup dengan saling mencintai.”Butuh effort yang begitu kuat bagi Qiara untuk mengatakan ini. Bagi seorang wanita, tentu tidak mudah mengatakan ini dengan lugas, meski hanya sebatas batu nisan.“Mbak, demi Tuhan, aku sudah mencintai suami Mbak Yasmin. Pun dengan Alista yang menjadi cinta pada pandangan pertamaku.” Qiara menarik napas, mencoba untuk tetap tenang, meski kini dalam hatinya bergemuruh, menahan tangis. “Aku janji, akan menjaga mereka dengan sepenuh hati, memberikan cinta dan kasih sayang sepenuhnya.”Air mata Qiara luruh begi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 59 Mau tapi Gengsi

    “Apa, Besok?”“Oma, kasihan Qiara juga sedang tidak en—““Qiara bisa, kok Oma!” sahut Qiara dengan antusias, Richard tampak terbengong menanggapi istrinya itu.Qiara menepuk pelan bahu Richard, lantas memberikan sebuah anggukan. Meyakinkan sang suami, kalau ia sanggup.“Tapi, kamu—““Aku baik-baik, saja.” Qiara kembali mengusap bahu Richard, Oma Hesty bahkan sampai tidak percaya melihat itu.“Tapi, Oma, bahan-bahannya habis, Qiara mau belanja dulu ya.”“Tidak perlu! Oma sudah beli. Bahan-bahannya, sudah disiapkan oleh anak buah oma di dapur.”Lagi-lagi Qiara dan Richard saling tatap, detik berikutnya Richard tertawa kecil dan disusul oleh senyuman oleh Qiara. Bagaimana mungkin, seorang Oma Hesty menyiapkan semuanya?“Oma kayaknya niat bener, sepertinya oma sudah terpesona dengan masakan Qiara ya?” goda Richard.Oma Hesty kembali membuka kipas tangannya, mengipasnya dengan kasar dan berbalik badan. “Enak saja! Tidak, ya! Tidak usah banyak bicara, Oma mau ke kamar dulu, jangan lupa bua

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 96

    Mobil Richard berhenti dengan kasar di depan IGD rumah sakit. Richard langsung menggendong Qiara dan berlari menuju pintu masuk. Para petugas medis langsung menyambut mereka dan membawa Qiara ke dalam ruangan.Richard menjelaskan kepada dokter tentang apa yang terjadi pada Qiara, tentang penculikan dan pelarian yang menegangkan yang baru saja mereka alami. Dokter mendengarkan dengan saksama, lalu meminta Richard untuk menunggu di luar. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Qiara," ujar dokter dengan tenang.Richard terdiam di kursi tunggu, tangannya mengepal erat. Dia merasa panik, takut, dan tidak berdaya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sesuatu terjadi pada Qiara dan calon bayinya.Richard terduduk lemas, matanya terpejam. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar Tuhan melindungi Qiara dan calon bayinya. "Ya Tuhan, tolong lindungi Qiara dan calon bayi kami. Berikan kami kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini," bisik Richard dalam h

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 95

    Dor Richard terperanjat. Bunyi ledakan membuatnya ternganga, tak percaya. Haidar tertembak di bagian lengan kiri. Namun, nampaknya pria itu tak menyerah, ia membalas dengan satu tembakan yang berhasil tepat sasaran. Buru-buru Richard menghampirinya. “Haidar, kamu enggak apa-apa?” Richard sangat panik. Suara sirene mobil aparat mulai terdengar, beberapa petugas turun dari mobil, mengejar para pelaku, termasuk Denis. Richard berjongkok di samping Haidar, tubuh sahabatnya itu terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari luka tembak di lengannya. Detak jantung Haidar terdengar lemah, dan napasnya tersengal-sengal. Richard berusaha menenangkan Haidar, "Tenang, Haidar. Ambulans sudah dalam perjalanan."Polisi yang membantu mengevakuasi Haidar, segera mengamankan lokasi kejadian. Penjahat yang menembaki Haidar berhasil ditangkap. Richard merasa lega, tetapi keprihatinannya terhadap Haidar tetap tak tergoyahkan.Richard mengambil ponselnya dan menghubungi ambulans. "Halo, saya

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 94

    “Keluar kalian!” teriak ketiga pria yang mengejar Qiara, Richard dan Haidar. “Mas, aku sudah gak kuat lagi,” rintih Qiara sambil memegangi perutnya sendiri. “Stt, kamu harus bersabar sayang. Kita akan segera pergi dari sini.” Richard berbisik, seraya mengusap lengan sang istri. Menenggelamkan wajah Qiara di ceruk leher. Berharap, hal seperti ini bisa membuat Qiara lebih tenang. “Tuan, Anda bisa di sini. Biar saya yang maju. Setelah saya bisa mengalihkan. Anda bisa membawa Bu Qiara,” ucap Haidar pada akhirnya. Ia tidak berani mengambil tindakan sebelumnya, karena keadaan Qiara yang tidak memungkinkan. Wanita itu hamil besar. “Berhati-hatilah,” titah Richard. Haidar mengangguk. Ia mengambil posisi, mengintip berlebih dahulu. Dirasa aman, ia berguling untuk berpindah tempat. berguling lagi, hingga sampai pada tumpukan drum berisikan oli. Brak! Sengaja Haidar menjatuhkan sesuatu, untuk mengundang atensi ketiga pria yang mengejarnya. Ia memberikan anggukan pada Richard, untuk mengam

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 93

    Mobil Richard berhenti dengan bunyi decitan ban yang mengeras di atas aspal. Udara malam terasa dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Richard melangkah keluar, tubuhnya tegap dan tangannya menggenggam erat pistol di pinggang. Di sampingnya, Hana, dengan wajah pucat pasi, mengikuti dengan langkah gontai."Kau yakin ini tempatnya, Haidar?" tanya Richard, suaranya berat dan berbisik.Haidar, dengan seragam polisi yang kusut, mengangguk pelan. "Ya, Tuan. Ini markas Denis. Aku pernah mengintai tempat ini beberapa kali. Dia sering keluar masuk dengan Hana."Richard mengerutkan kening. "Jadi, Hana memang terlibat?""Sepertinya begitu, Tuan. Aku tidak tahu pasti apa motifnya, tapi dia selalu terlihat bersama Denis kemarin."Richard menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus bergerak cepat. Qiara... Qiara mungkin dalam bahaya."Mereka bertiga memasuki halaman rumah yang gelap dan sunyi. Daun-daun kering berderit di bawah sepatu mereka. Richard menunjuk sebua

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 92

    “Hana,” desis Richard dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Pria bermata lebar itu melangkah dengan pasti, menghampiri wanita yang sedang berbincang dengan teman-temannya. menyadari keberadaan Richard, teman Hana menyikut wanita itu, menunjuk Richard dengan dagunya. “Richard, kamu datang lagi?” Hana melebarkan senyuman, seolah senang akan kehadiran pria itu. “Di mana Qiara?” tanya Richard dengan rahang mengeras. Andai Hana laki-laki, mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan. “Qiara? Kenapa bertanya kepadaku? Aku--” “Tidak usah berkelit, Hana! Kamu satu-satunya orang yang sama sekali tidak menyukai dia. Sebuah mobil membawa istriku pergi, aku yakin, ini ada hubungannya dengan kamu. Mengaku, atau kamu akan mendapatkan akibatnya dariku ” Hana menggelengkan kepalanya, bahkan wajahnya tampak terlihat bingung. “Aku memang berencana untuk menjauhkan dia dari kamu. Tapi, mengenai hilangnya dia sekarang, sih, aku sama sekali tidak tahu.” “Bohong! Katakan, atau kau akan merasakan aki

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 91

    Oma Hesty, mertua Qiara, duduk terpaku di kursi ruang tunggu rumah sakit. Air matanya tak henti mengalir, membasahi pipinya yang keriput. Ia terus mengulang nama Qiara, berharap putrinya itu muncul di depannya."Qiara, sayang... di mana kamu? Oma khawatir..." lirihnya, suaranya bergetar.Via, ART yang setia menemani Qiara, mendekati Oma Hesty dengan hati yang terasa remuk. Ia merasa bersalah karena tak bisa menjaga Qiara, tak bisa mencegah kejadian ini."Nyonyaa, tenang ya. Pak Richard sudah lapor polisi. Mereka pasti akan menemukan Bu Qiara."Via berusaha menenangkan Oma Hesty, namun ucapannya terasa hampa."Via, kamu ini kenapa sih? Kok kamu biarin Qiara pergi ke toilet sendirian? Kan saya sudah bilang, kamu harus ngawasin dia! Sekarang dia hilang, gimana kalau terjadi apa-apa? Mentang-mentang dia mau oergi sendiri!" Oma Hesty menimpali dengan nada tinggi, matanya tertuju tajam ke arah Via."Maaf, Nyonya. Saya... saya... " Via terbata-bata, tak mampu menjawab. Ia

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 90 Panil

    Hawa panas Jakarta seakan ikut mencengkram jantung Richard. Keringat dingin membasahi dahinya saat ia mendapati rumah kosong. Tak ada Qiara, istrinya, yang biasanya sudah bersiap menyambutnya pulang."Qiara?" Panggilnya, suaranya bergetar.Hanya keheningan yang menjawab. Ia berlari ke kamar, mencari-cari, namun tak menemukan tanda keberadaan Qiara."Via!" teriaknya, memanggil ART yang biasa membantu Qiara.Beberapa saat kemudian, Via muncul dengan wajah pucat, matanya sembab."Pak Richard, Bu Qiara... Bu Qiara..." Via terisak, tak mampu melanjutkan kalimatnya."Dimana Qiara?" Richard bertanya dengan suara serak."Bu Qiara... Bu Qiara kontraksi, Pak. Dia pamit ke toilet, tapi... tapi dia nggak balik-balik." Via terduduk di lantai, tangisnya pecah.Richard terpaku. Kontraksi? Hilang di toilet? Pikirannya berputar tak karuan."Kita ke rumah sakit, Via!" ucapnya, berusaha mengendalikan kepanikannya.Mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Qiara dirawat. Sepanjang perjalanan, Richard

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 89

    Qiara membuka mata, kepala berdenyut seperti ditumbuk alu. Pandangannya buram, ruangan gelap, hanya sedikit cahaya remang-remang yang menerobos celah jendela. Dia berusaha duduk, namun tubuhnya terasa berat, terikat kuat dengan tali pada sebuah bangku kayu."Di mana aku?" bisiknya, suaranya serak. "Siapa yang melakukan ini?"Panik mulai merayap ke dalam hatinya. Dia ingat terakhir kali berada di toilet rumah sakit, menunggu Richard yang sedang menemui dokter. Lalu... kosong. Ingatannya terputus."Mas Richard! Mas Richard!" teriaknya, suaranya bergema di ruangan sunyi itu. Richard, suaminya, adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkannya. Namun, di mana Richard?Air mata mengalir deras di pipinya. "Aku takut," lirihnya, suaranya bergetar. "Aku harus keluar dari sini."Dia mencoba melepaskan ikatan tali, namun usaha itu sia-sia. Tali itu terlalu kuat. Dia terjebak, terkungkung dalam kegelapan, terpisah dari Richard."Mas Richard, tolong aku," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.Ras

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 88

    "Bos, tenang saja. Qiara dalam keadaan baik. Kami menjaga dia dengan sangat baik. Dia tak kekurangan apa pun, bahkan aku sendiri yang menyiapkan makanannya nanti saat dia sadar, kami akan menyuruhnya makan." kata salah satu anak buah Denis, ia berusaha meyakinkan bosnya.Denis menghela napas, matanya menatap kosong ke depan. "Aku tak ingin ada yang menyentuhnya. Jangan sampai ada goresan di tubuhnya. Kamu tahu bagaimana aku sangat mencintainya. Aku tak rela dia hamil anak laki-laki lain. Hanya aku yang berhak mendapatkannya.""Tenang, Bos. Kami mengerti. Kami akan memastikan Qiara aman. Kami tak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya." anak buah Denis yang lain menimpali."Bagus. Pastikan dia tetap aman. Aku akan segera menemuinya. Aku harus melihatnya. Aku harus memastikan dia baik-baik saja." Denis masih terlihat gelisah, tetapi tatapannya kini lebih lembut, penuh dengan kerinduan dan rasa sakit."Bos, apa yang akan kamu lakukan setelah itu? " tanya anak buah Denis penasaran.

DMCA.com Protection Status