Share

(TIANA STORY) KECUPAN PERTAMA TIANA!

Cengkeraman erat telapak tangan Aldrich terasa jelas di lengan Tiana. Gadis itu hanya bisa pasrah tanpa melawannya.

Bahkan saat Aldrich meminta seseorang mengambilkan payung dan mereka pergi berdua dari kantor. Tiana hanya diam ditatap semua orang hingga mereka masuk ke dalam mobil.

Saat di dalam mobil, seolah tak terjadi apapun, Aldrich tersenyum kembali dan menarik gemas satu pipi Tiana.

"Jangan marah, Sayang..." Aldrich berbisik lembut.

Dan bagi Tiana, ini ngeri setengah mati.

"Antarkan Tiana pulang," pinta Tiana dengan nada pelan.

"Tidak, beli makan dulu, baru pulang."

"Tiana masih kenyang, Aldrich!" pekik gadis itu dengan wajah serius.

"Kau tidak boleh membantah atasanmu, Tiana," tekan Aldrich sekali lagi.

Wajah Tiana menjadi muram, melawan Aldrich sama halnya melawan Papinya, Sebastian.

Benar-benar karakter yang sama, lembut dan keras kepala. Apapun yang dia mau, harus terwujud saat itu juga.

Mau tidak mau, Tiana pun menuruti apa yang Aldrich inginkan. Mereka membeli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status