Home / Romansa / Baby Sitter Tuan Bos / 5. Siapa Mbak Binal?

Share

5. Siapa Mbak Binal?

Author: Ika Armeini
last update Last Updated: 2023-08-13 12:11:28

“Heh, kenapa kamu bisa di sini?” Mata Satya secara otomatis mendelik begitu melihat sosok bocil itu berlarian ke arahnya. Hanya hitungan detik, Davi sudah berhasil memeluk Satya yang sedang duduk di sofa.

“Daddy … ayo kita main agi—ayo kita main lagi!” Davi merengek kepada Satya, meminta laki-laki itu untuk bermain bersamanya.

“Eh, buzeeettt! Daddy? Jadi ini anak lo, Sat?” Ethan cukup syok melihat kemunculan bocil berambut mangkok dan berpipi chubby itu di kantornya. Ia terus geleng-geleng kepala keheranan. “Gue pikir kalau gue doang yang br*ngsek, udah kasih DP dulu ke istri gue sebelum nikah, ternyata lo malah nge-DP lebih duluan, Sat! Kesimpulannya, lo lebih br*ngsek daripada gue.”

Kebetulan istri Ethan sudah hamil duluan sebelum mereka resmi menikah. Buat Ethan sih masih mending dirinya yang langsung bertanggung jawab, karena saat itu ia memang berencana menikah, tapi duluan aja dapat rejeki nomplok berupa kehamilan. Nah ini, si Satya sih lebih parah lagi, sampai bocilnya sudah besar begini, dan sudah bisa minta main bareng.

“Lo nggak usah ngeledek gue, udah gue bilang nih anak tiba-tiba aja muncul tadi pagi sama emaknya. Lo inget nggak model cantik yang katanya jadi brand ambassador kita empat tahun lalu? Gue lupa namanya siapa ya tadi, Ga-Gani, Ga-Gabby, oh … iya Gabby! Dia datang ke rumah gue bawa nih bocil, dia bilang ini anak gue yang dia besarin sendiri selama tiga tahun ini. Sekarang dia minta giliran gue yang besarin. Gila nggak, sih? Lo berdua percaya kalau nih bocil anak gue?”

Davi terlihat sedang mengupil, menikmati jari telunjuknya yang masuk ke dalam lubang hidungnya. Sementara tubuhnya masih nyaman menempel pada Satya, soalnya si Daddy baru ini badannya wangi sekali, seperti pakai pewangi Downy. Jadi bikin Davi makin betah menempel.

“Gue sih percaya,” jawab Julian langsung. “Tuh, lo lihat aja kelakuannya, mirip banget sama lo. Bukannya lo kalau lagi bengong juga hobi ngupil seperti dia?” Julian menunjuk Davi dengan matanya.

Davi yang ketahuan sedang mengupil pun langsung nyengir lebar mirip bintang iklan pasta gigi Kodomo. “Om mau?” tawar Davi sambil mengarahkan jari telunjuknya yang berisi sedikit kotoran hidungnya itu kepada Julian.

“Wah, nggak sopan banget anak lo, Sat!” keluh Julian.

“Bukan salah gue, salah emaknya yang lahirin dia dan biarin anaknya begini.”

“Daddy mau?” Kini Davi menawarkan kotoran hidungnya ke Satya.

Ingin sekali Satya menjambak poni mangkok bocil satu ini, tapi jangan! Nanti Satya dilaporkan karena sudah melakukan kekerasan pada anak di bawah umur. Lagian mana tega juga Satya melakukan hal itu.

“Kamu tahu nggak, itu jorok! Nggak sopan, paham?”

Davi geleng-geleng kepala. “Sopan itu apa, Daddy?”

“Aduh, PR banget buat gue kalau ngurus nih bocil, dia bakalan tanya ini itu melulu. Bakalan capek gue jelasin.” Satya tepuk jidat.

“Wajar dia tanya ini itu, ya dia itu anak yang baru umur tiga tahun, ngomongnya aja masih cadel. Lo minta biar dia langsung paham omongan lo? Ya nggak bisa, lo harus jelasin pelan-pelan, baek-baek, bilang kalau nawarin upil gitu tuh nggak baek.” Ethan menjelaskan ke Satya. Laki-laki itu lantas meraih tisu yang ada di ruangan tersebut kemudian mendekat ke Davi.

“Kan barusan udah gue bilangin kalau nggak sopan!” Satya seperti tak terima dengan pernyataan Ethan tadi. “Coba deh, lo yang biasanya nggak sabaran apa bisa sabar ngadepin nih bocah?” 

Ethan langsung membuktikannya dengan tindakan, ia membersihkan jari telunjuk Davi terlebih dahulu. “Nggak boleh begini ya, main upil itu kotor, kalau kotor itu nggak bagus. Jadi karena kotor dan nggak bagus, artinya kamu nggak boleh nawarin upil begitu ke Daddy atau ke teman-teman Daddy, oke?” Dengan pelan Ethan menjelaskan. Ya semenjak jadi seorang bapak, jiwa kebapakan Ethan jadi muncul secara alami. Biasanya memang Ethan terkenal nggak sabaran, sebuah prestasi yang bagus kalau ternyata Ethan bisa sabar menjelaskan ke anak kecil seperti Davi.

Beda kasus dengan Satya yang jadi bapak kaget. Tiba-tiba aja dapat surprise pagi-pagi, jadi ya beginilah hasilnya.

Davi langsung manggut-manggut mendengar nasehat dari teman Daddy-nya itu. “Tapi kalau Dapi kasih ke Mbak Binal, boleh?” tanya Davi sambil tangannya masih dibersihkan oleh Ethan.

“Mbak Binal?” Ethan mengernyit, ia lantas melirik ke arah Satya. “Siapa Mbak Binal?

“Nah, itu dia … kamu ke sini sama siapa? Sama si Binal, eh, maksudnya sama si Binar?” tanya Satya langsung ke Davi.

Davi mengangguk. “Tuh Mbak Binal tunggu di lual—tuh Mbak Binar tunggu di luar.”

Satya langsung bangkit dari sofa, ia kemudian melirik ke arah pintu keluar di ruangan tersebut. “Bener-bener deh, ngapain Binar bawa nih bocah ke sini?” Satya mengumpat sendiri.

“Kamu diam di sini!” perintah Satya kepada Davi. Ia lantas beralih ke dua sahabatnya yang ada di ruangan itu. “Gue titip bentar nih bocah, gue harus nyamperin baby sitter-nya dulu.”

Seketika Satya berjalan keluar hendak menghampiri Binar. Begitu keluar dari ruangan itu, mata Satya langsung mengedar. Terlihat sosok asisten rumah tangga yang kerjanya sleboran itu sedang dikerumuni oleh beberapa staf laki-laki yang bekerja di kantor Over Glow tersebut. Memang laki-laki nggak bisa lihat yang bening dikit, mereka spontan ingin berkenalan dengan Binar dan langsung menanyakan segala macam pertanyaan ke gadis manis berkulit sawo matang itu.

Saat Satya menghampiri dengan ekspresi yang tidak santai, seketika kerumunan para staf laki-laki pun bubar dan mundur alon-alon. Takut dimarah oleh Bos Satya.

“Kamu ngapain? Lagi tebar pesona ke cowok-cowok tadi?” protes Satya kepada Binar.

Binar langsung memberi senyuman manisnya ke Satya. “Ternyata banyak cowok cakep di kantor Tuan Bos. Yang tadi ada yang suka nonton film India juga, Tuan, terus ada juga yang sama-sama suka sama Oppa Cha Eun Woo. Kirain cuma cewek doang yang suka nonton begituan, ternyata—”

“Aku nggak peduli! Aku nggak peduli mau India-Indiaan kek, mau aaauuuuwooo aaaauuuwooo mirip Tarzan kek, pokoknya aku nggak peduli! Kamu ngapain ke sini? Ngapain bawa tuh bocil ke kantorku?” Satya berkacak pinggang, emosinya langsung meledak begitu melihat sosok Binar, ditambah tadi banyak staf laki-laki yang mendekatinya. Bikin tangan Satya gatal ingin memecat satu persatu staf yang tadi.

Binar langsung menundukkan kepalanya. Kalau si Tuan Bos marah itu ngeri, mirip seperti Pak Guru yang marahin muridnya karena ketahuan nyontek atau nggak bikin PR.

“Ma-maaf, Tuan, tadi tuh Den Davi nangis minta cari Tuan Daddy. Binar udah usaha buat ajakin main dan lain-lain, tapi … tapi Den Davi malah pecahin guci kecil yang di ruang tamu.”

“Hah? Guci kecil di ruang tamu?” Mata Satya makin mendelik. Itu adalah guci peninggalan dari mendiang Mamanya Satya. “Aku kan udah pernah bilang ke kamu, guci itu jangan diapa-apain, itu barang kesayangan peninggalan Mamaku.”

Binar takut-takut, kepalanya masih menunduk. “Ta-tapi kan bukan Binar yang pecahin, Tuan! Ka-kalau Tuan nggak percaya, bisa lihat di CCTV, Den Davi yang tadi sengaja pecahin gara-gara Binar nggak mau anterin Den Davi cari Tuan Daddy.”

Ingin sekali Satya mengumpat, tapi jelas bakalan salah orang kalau marahin Binar. Sekarang saja Binar sudah terus-terusan menunduk, takut kalau kena semprot Satya lagi.

Satya mencoba mengatur napasnya supaya kemarahannya sedikit mereda. “Terus kamu tahu lokasi kantorku dari mana?”

“Kan Binar naik taksi online, Tuan, tinggal kasih tahu aja sopir taksinya kalau Binar mau ke kantor Over Glow.”

“Terus kamu dapat duit dari mana?” tanya Satya lagi.

“Umm … itu tadi Abang Satpam di bawah yang bayarin waktu Binar turun dari taksi online.” Binar menaikkan sedikit kepalanya kemudian nyengir lebar.

Satya mendesis pelan kemudian menepuk jidatnya. “Bisa-bisanya kamu ngutang sama Satpam di sini?”

Entah harus bagaimana lagi memaklumi sikap Binar ini, namanya juga gadis polos dan lugu dari kampung, tapi saking polos dan lugunya malah buat Satya sering mengeluarkan urat-urat di lehernya untuk bicara.

“Sini!” Satya langsung menarik tangan Binar, agak sedikit memaksa. “Kamu balikin uangnya si Pak Satpam tadi, kasihan dia, pasti dia juga perlu uang buat anak dan istrinya."

Satya mengajak Binar masuk ke dalam ruangan khusus milik Satya, hendak mengambil sejumlah uang untuk dikembalikan ke Satpam tadi dan juga untuk bekal Binar pulang nanti.

Binar agak kaget sewaktu masuk ke dalam ruangan milik Satya. Besar, luas dan sejuk. Berasa sejuknya seperti di dalam kulkas.

“Keren banget, Tuan!” kata Binar takjub.

“Memang aku udah ditakdirkan keren sejak lahir. Nggak usah heran, deh!”

“Bukan Tuan, tapi ini yang keren. Tempat kerja Tuan, keren.”

“Sialan!” umpat Satya dengan bibir yang keriting. Padahal barusan Satya sudah percaya diri merasa paling keren.

Mata Binar terus mengedar pada ruangan tersebut, ada banyak poster yang menempel di dinding ruangan itu. Itu poster si model-model cantik dan ganteng yang menjadi brand ambassador dari Over Glow. Diam-diam, Binar jadi kepengen juga difoto ala-ala model begitu, yang gaya fotonya dengan mulut mangap sambil pegang produknya di tangan.

“Tuan Bos, yang itu cantik banget!” Binar menunjuk sebuah poster yang dibingkai kaca pada ruangan tersebut. Poster lama, produk yang dipakai di poster itu juga produk lama yang sudah diganti formulanya.

Tunggu, deh … Satya jadi ikutan memperhatikan poster tersebut. Sialnya Satya baru benar-benar sadar kalau ternyata perempuan di poster itu … Mamanya Davi. Iya, itu perempuan yang tadi pagi membawa bocil rambut mangkok tersebut ke rumah Satya. Tidak salah lagi, dan memang benar perempuan tadi sempat menjadi brand ambassador-nya.

“Oh, sh*t!” umpat Satya. “Itu emaknya Davi!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
~ Sari
sabar bang sat...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Baby Sitter Tuan Bos   6. Kiamat Sudekat

    “Emaknya Davi?” Binar kaget sambil membulatkan matanya. Jelas karena tadi pagi Binar tidak lihat tamu yang datang, tahu-tahu si Tuan Bos sudah membawa bocil laki-laki dan meminta Binar untuk mengurusnya.“Cantik banget Mamanya Den Davi,” kata Binar lagi dengan kagum. Ia pun lantas menyentuh poster tersebut. Baru saja sedikit disentuh tahu-tahu poster itu bergeser dan terlepas dari dinding. Binar refleks menyangganya dengan tangan, ternyata poster berbingkai kaca itu lumayan berat, sial, Binar nggak kuat!“Tu-Tuan ….”“Astogeh!” Satya spontan mendekati Binar untuk membantunya. Laki-laki itu berdiri tepat di belakang Binar lalu tangannya ikut menyangga poster berbingkai kaca tersebut. “Kamu nggak ada kerjaan?” omelnya.“Ta-tadi Binar cuma toel dikit, malah langsung jatuh, Tuan Bos! Untung bukan kepala Binar yang kena.”“Malah bagus kalau kena kepala kamu, biar kamu pinter dikit dan otak kamu nggak beku.”Binar diam saja diledek oleh Satya, fokusnya saat ini bukan masalah ledekan si Tuan

    Last Updated : 2023-08-13
  • Baby Sitter Tuan Bos   7. Mau Cobain?

    Si bocil Davi ternyata ketiduran selama perjalanan pulang ke rumah Satya. Enak bener jadi bocil ya, nggak ada hal berat yang dipikirin, pikirannya cuma main, makan, tidur, nangis, dan ulang lagi main, makan, tidur, nangis.Satya sih nggak begitu suka sama anak kecil, tapi sepertinya Binar memang jiwanya suka sama anak-anak. Biarpun bentukan Davi nggak bisa diem begitu, ternyata Binar bisa sabar menghadapinya. Ya setidaknya bisa sabar di hari pertama Davi muncul di kehidupan Satya ini, nggak tahu besok."Kamu masih ngambek?" tanya Satya saat Binar baru keluar dari kamar khusus untuk Davi tidur.Binar tidak menjawab pertanyaan dari Tuan Bos itu, ia malah melengos pergi."Hei ... nggak sopan! Aku lagi ngomong sama kamu, kenapa malah dicuekin?" protes Satya. Ia pun jadi mengekor di belakang Binar, mengikuti ke mana perginya ART merangkap Baby Sitter-nya Davi tersebut."Yang tadi tuh aku nggak sengaja, Bi!" jelas Satya.Binar menghela napasnya dengan berat. "Nggak sengaja tapi sampai dua ka

    Last Updated : 2023-08-13
  • Baby Sitter Tuan Bos   8. Susu Anget

    “Mbak Binal, Mbak Binal … Daddy manah?” Davi tengah malam terbangun, kebetulan malam ini Binar yang menemaninya tidur. Sementara Binar yang awalnya sudah bobok cantik sambil sedikit ileran pun seketika terbangun, mirip pasukan militer yang dibangunkan secara paksa. Binar langsung mengambil posisi sikap siap sempurna begitu dibangunkan oleh Davi.“Siap, Den Davi!” Binar berdiri tegak di sebelah ranjang, kemudian menguap lebar.“Daddy mana?” tanya Davi lagi.“Udah bobok, dong! Kan ini udah malam.”Davi mengucek kedua matanya. “Dapi mau liat Daddy,” pintanya.“Eh, nggak boleh! Tuan Daddy lagi bobok, istirahat. Nanti kalau Den Davi gangguin bisa-bisa Daddy marah.”“Emangna Daddy cuka malah-malah, ya—emangnya Daddy suka marah-marah, ya?” tanya Davi.“Wah, jangan ditanya. Mbak Binar paling sering kena marah sama Tuan Daddy, jadi Den Davi jangan ganggu Daddy lagi istirahat, ya!”“Ndak mau!” tolak Davi. “Dapi mau liat Daddy, kalo ndak Dapi mau teliak aja—Davi mau lihat Daddy, kalau nggak Dav

    Last Updated : 2023-08-13
  • Baby Sitter Tuan Bos   9. Baby Sitter Sehari

    “Binar mana punya uang buat beli pabrik susu, Tuan! Ah, Tuan nih sakit mintanya aneh-aneh, segala pabrik susu juga diminta.” Binar geleng-geleng kepala sendiri akibat permintaan si Tuan Bos yang aneh. “Aku minta pabrik susu yang fresh, Bi!” Kali ini Satya mengarahkan kedua tangannya menyentuh dadanya sendiri. “Biar aku cepet sembuh, harus minum susu dari sumbernya.”Mata Binar langsung membulat saat melihat kedua tangan Satya yang menempel di dadanya sendiri itu. Seketika Binar bergidik geli.Satya tersenyum jahil. “Kenapa? Kamu belum tahu rasanya, ya? Kalau kamu udah tahu sekali pasti jadi ketagihan deh, Bi!”“Tuan bener-bener sakit, nih!” Nggak cuma badannya yang panas otaknya juga panas nih Tuan Bos. Sepertinya kabur dari kamar ini bisa jadi solusi yang baik, daripada Binar ikutan eror seperti saat kejadian ciuman rasa yogurt stroberi tapi pedes Indomie goreng cabe itu.Binar pun langsung membalikkan tubuhnya, hendak langsung kabur dari kamar tersebut. “Kamu mau ke mana?” tanya Sa

    Last Updated : 2023-08-13
  • Baby Sitter Tuan Bos   10. Mau Mampir Ke Rumah?

    Satya bangun dalam kondisi kepala yang masih sangat pusing. Ia pun menoleh ke samping, ada sosok perempuan yang tidur di ranjangnya. Sejenak Satya mengingat-ngingat kembali tentang semalam, apa ia sempat membawa perempuan masuk ke kamarnya lalu diajak bercinta?Oh, tidak … semalam Satya tidak ada membawa perempuan dari luar. Badannya demam dan tidak punya waktu untuk tebar pesona.Lantas siapa yang tidur di sebelahnya ini?Satya penasaran karena posisi perempuan tersebut membelakangi dirinya. Namun kalau dilihat dari bentuk badannya, seperti tidak asing. Bokong sintal ini sangat sering Satya lihat.Perempuan itu pun berganti posisi, membalikkan badannya hingga Satya bisa melihat jelas siapa sosok perempuan itu. Ditambah ciri khasnya yang hobi ileran kalau tidur, gaya tidurnya pun sangat jauh dari kata elegan alias kampungan.“Anjiiirrr, kamu ileran di tempat tidurku!” umpat Satya dengan tatapan sedikit jijik akibat melihat gadis yang sedang tiduran sambil membuka sedikit mulutnya itu.

    Last Updated : 2023-08-16
  • Baby Sitter Tuan Bos   11. Pakai Daster

    Celine masih terlihat kaget saat mengetahui kenyataan baru. Bos Satya ternyata sudah punya istri dan anak. Jadi selama ini status Satya yang mengaku masih single itu cuma pura-pura? Mata Celine pun kini jadi memperhatikan penampilan perempuan yang membukakan pintu untuknya itu, sedikit kampungan.“Jadi Bos Satya beneran udah punya anak istri?” Lagi Celine memastikan kembali. Matanya masih memperhatikan Binar naik turun, tidak percaya kalau kesukaan Bos Satya yang bentukannya begini.“Maaf, apa Mbak mau ketemu sama Daddy-nya Davi?” tanya Binar kepada Celine.Celine kini bergiliran menatap ke arah bocah yang sedari tadi menempel di kaki Binar. Mungkin bocah laki-laki ini yang namanya Davi. Seketika keinginan Celine untuk bertemu Satya jadi ingin diurungkan, kalau begini sih gimana ceritanya mau ‘bikin laporan’ bareng? Ogah, deh … lebih baik Celine pergi, cari aman.“Enggak, enggak! Bilang aja kalau aku batal ketemu Bos Satya, tiba-tiba aja aku ada panggilan mendadak.” Celine segera balik

    Last Updated : 2023-08-28
  • Baby Sitter Tuan Bos   12. Kamu Bisa Nahan Sakit Sedikit, Kan?

    Pagutan bibir Binar dan Satya masih terus berlanjut, sebisa mungkin Satya membuat Binar nyaman dengan dirinya. Setelah Binar nyaman, dengan begitu Satya akan mudah membuat Binar larut akan permainannya. Setidaknya itu yang menjadi niatan awal Satya, tapi otaknya kembali berfungsi dengan normal saat pagutan bibir mereka terlepas sejenak untuk mengambil napas.Sadar woy … anak orang masih perawan, gimana orang tuanya di kampung kalau tahu anaknya dinodai sama majikan?“Sorry, Bi!” Satya langsung menurunkan tubuh Binar dari pangkuannya, sebenarnya tadi tangan Satya sudah mau bermain ke sana sini, beruntung cepat sadar diri.Binar sepertinya sedang setengah sadar, ini efek dari ciuman dari Satya barusan.“Tu-Tuan bilang apa tadi?” tanya Binar.“Aku minta maaf, soal yang tadi itu—”“Iya nggak apa-apa, Binar tahu kalau Tuan cuma jadiin Binar mainan.” Binar terlihat mengusap bibirnya dengan tangan, seperti kesal karena sudah berciuman tadi.Daripada makin kesal, Binar pun hendak pergi dari s

    Last Updated : 2023-09-19
  • Baby Sitter Tuan Bos   13. Tipis dan Nggak Tipis

    "Na-nahan sakit gimana, Tuan?" Binar dalam kondisi pasrah di bawah tubuh Satya pun cuma bisa meremas seprai di ranjang tersebut. "Nahan sakit sedikit, tenang aja, nggak terlalu sakit, kok! Palingan sakitnya sebentar, nanti lama-lama juga kamu pasti suka." Namanya aligator darat, sudah pro juga merayu banyak perempuan. Kalau urusan merayu perawan seperti Binar sudah pasti jadi perkara mudah. Ditambah gadis ini mulai terangsang akibat ciuman yang tadi, terbukti yang bawah sudah basah, kan? "Tuan mau apain Binar?" Masih saja Binar terlihat polos, padahal posisinya celana dalamnya sudah dicopot, tinggal Satya bergerak untuk menyatukan miliknya dengan milik Binar yang perawan ting-ting. Sh*t, milik Binar di bawah sana ternyata bersih, tanpa semak belukar, entah mengapa Satya jadi semakin bersemangat lagi untuk mengajak Binar berbuat dosa yang nikmat. Supaya Binar tidak kaget, dan tentunya supaya Binar nyaman dengan Satya, harus diawali dengan rangsangan terlebih dahulu. Bibir Satya per

    Last Updated : 2023-09-29

Latest chapter

  • Baby Sitter Tuan Bos   19. Binar Puas, Satya Lemas

    Tidak masalah bagi Satya kalau Binar punya inisiatif untuk menciumnya duluan. Malahan Satya sangat senang, baginya ini prestasi yang sangat baik untuk Binar. Sambil berciuman, satu tangan Satya pun menyalakan keran shower, hingga rintik-rintik hujan shower pun menemani mereka.Awalnya Binar bergidik akibat air shower yang membasahi tubuhnya, tapi lama kelamaan ia malah membiarkan air-air itu menghujani kegiatan panas mereka.Rasanya milik Satya di bawah sana tidak bisa diajak kompromi berlama-lama. Mau kembali mengulang kejadian semalam, temu kangen untuk kedua kalinya. Saat Satya hendak mengarahkan little bro miliknya ke milik Binar, seketika Binar menghentikan ciumannya. "Tuan!" Binar langsung menggeleng tanda penolakan."Kenapa, Bi? Ini kamu udah basah banget loh." Satya kembali mengarahkannya untuk segera masuk. Namun sayang, lagi-lagi ditahan oleh Binar."Enggak mau!" tolak Binar lagi."Mau aja!""Nggak mau, Tuan!""Aku janji pelan-pelan, nggak bakalan sakit, kok! Kemarin aja

  • Baby Sitter Tuan Bos   18. Serangan Fajar

    Satya keki bukan main saat mengetahui kalau dirinya semalam pingsan dan tidak ada yang menyelamatkan. Pagi-pagi sekali Satya tersadar dari acara pingsan itu, dan ketika membuka mata ternyata dirinya sudah rebahan ganteng di lantai.Hampir saja Satya lupa dengan kronologi yang terjadi. Namun seketika ia teringat kalau semalam ada sosok gelap di dekat tangga dan membuat dirinya kaget sampai akhirnya pingsan.Bisa-bisanya Binar tidak membangunkan Satya, atau paling nggak pindahin badan Satya ke sofa biar Satya nggak masuk angin. Ini benar-benar dinginnya lantai menusuk sampai ke tulang-tulang. Pokoknya mood Satya jadi nggak bagus gara-gara kejadian ini. Saat Binar menghampirinya pun seketika Satya manyun, tidak ada manis-manisnya padahal semalam Satya sudah membobol Binar dengan penuh kenangan. Harusnya pagi ini bakalan jadi momen sayang-sayangan, malah Satya jadi ogah-ogahan."Tuan, Binar udah bikin sarapan nih! Eh?" Binar terheran sendiri saat melihat kondisi Satya yang berantakan dan

  • Baby Sitter Tuan Bos   17. Pensiun Jadi Aligator

    Dengan perlahan Satya menggerakkan pinggulnya, maju mundur dengan teratur. Binar terus-terusan mencakar lengan Satya. Makin dicakar rasanya Satya makin penasaran dan makin terus berpacu. Sempitnya lubang surgawi milik Binar juga membuat Satya ikut merintih, rasanya terjepit sempurna di dalam.Desahan demi desahan terdengar. Satya sangat menyukai desahan dari Binar, sangat seksi.Akibat nikmat, tanpa sadar Satya mempercepat temponya. Uh, rasanya seribu kali terjepit-jepit."Tu-Tuan, pelan ... pelan-pelan! Aaaahhhhh ...."Mendengar rintihan dari Binar, Satya akhirnya melambatkan pergerakannya kembali. "Maaf, Bi, keenakan jadi lupa." Satya pun kemudian mencium leher Binar, meninggalkan tanda merah di sana. Pelan-pelan bibir itu turun menuju ke dada Binar. Satya menjilatnya dan menghisapnya dengan lembut.Binar sepertinya mulai menikmatinya. Ia juga suka dengan sensasi geli-geli syahdu dari bibir dan lidah Satya pada dadanya.Gara-gara milik Binar yang masih sempit, akhirnya Satya pun he

  • Baby Sitter Tuan Bos   16. Geli Atau Enak, Bi?

    Mata Binar membulat, mau nolak gimana caranya? Posisi Binar sudah tidak bisa lagi kabur, lagian tangan Binar juga tetap betah memegang milik Satya di bawah sana yang ukurannya ... ukurannya bikin Binar pusing kepala. Tangan Satya tiba-tiba saja sudah menyelinap masuk dari bagian bawah baju oversize yang Binar pakai. Padahal sudah sesuai kemauan Satya supaya Binar tidak pakai daster kalau ada Satya di rumah. Buktinya biarpun nggak pakai daster, si Tuan Bos tetap saja birahi kalau dekat-dekat Binar. Seperti saat ini, jari Satya sudah menyelip di celah bra yang Binar pakai, memilin salah satu ujung dadanya dengan lembut. Seketika Binar bergidik, ia pun menggigit bibir bawahnya, mau mendesah tapi takut. "Tuan, ge-geli ...." "Geli atau enak, Bi?" goda Satya. Binar geleng-geleng kepala, nggak tahu harus mendeskripsikannya dengan bagaimana. Antara geli dan enak. "Suka, Bi?" rayu Satya sambil berbisik di telinga Binar, lalu menggigit daun telinga perempuan itu. Binar tidak menjawabnya,

  • Baby Sitter Tuan Bos   15. Ayo Kita Lanjutin Yang Kemarin

    Satya jadi kepikiran terus karena saran dari Ethan untuk menikahi Binar. Seharian ini ia cuma bengong-bengong tidak jelas di kantor, tidak fokus juga dengan kerjaannya. Sampai-sampai Satya tidak sadar kalau ia sudah jadi viral di kantornya. Ini gara-gara gosip yang disebarkan oleh Celine, tentang anak laki-laki dan perempuan muda yang dilihat di rumah Satya kemarin. "Kenapa semua pada ngelihatin gue sih, Jul?" tanya Satya saat dirinya hendak pulang dengan Julian. Kebetulan kalau Ethan sudah pulang duluan, semenjak punya bayi memang Ethan jarang bekerja sampai malam di kantor mereka. Sudah ada prioritas utama karena sudah berkeluarga, beda dengan Satya dan Julian yang statusnya masih single. Julian meninju pelan lengan Satya. "Lo nggak nyadar kalau lo jadi bahan gosip di kantor masalah anak lo itu?" "Hah?" "Iya, staf di sini makin yakin kalau lo hamilin anak orang di luar nikah karena ada yang lihat faktanya langsung di rumah lo. Memangnya siapa yang kemarin lo undang ke rumah?" S

  • Baby Sitter Tuan Bos   14. Dasar Bocil Pengganggu!

    Terlihat Binar agak tegang begitu Satya kembali menindih tubuhnya. Matanya terpejam, tidak berani dibuka, takut melihat adegan selanjutnya. “Jangan tegang, Bi!” Satya mengarahkan kepada Binar. Binar tidak menjawab apa-apa, pokoknya sedang mode tegang. “Kalau kamu tegang nanti malah terasa sakitnya, coba rileks deh!” Satya terus menuntun Binar. Masalahnya kalau tegang juga yang bawah pasti bakalan ikut makin tertutup dan membuatnya jadi sulit diterobos. Untuk mencairkan ketegangan, Satya pun mulai mencium bibir Binar. Harapannya sih supaya Binar mulai mempasrahkan segalanya ke Satya, tapi apa daya kalau ciuman pun si Binar tetap tegang. Mulutnya tidak mau dibuka, malah tertutup rapat, sama seperti yang di bawah sana jadi berasa tertutup juga padahal Satya sudah membuka lebar kedua kaki Binar. Kalau bibir tidak bisa diajak kompromi, satu-satunya cara adalah Satya menyentuh dada Binar. Dihisapnya dengan perlahan salah satu ujung dadanya. Ternyata ampuh m

  • Baby Sitter Tuan Bos   13. Tipis dan Nggak Tipis

    "Na-nahan sakit gimana, Tuan?" Binar dalam kondisi pasrah di bawah tubuh Satya pun cuma bisa meremas seprai di ranjang tersebut. "Nahan sakit sedikit, tenang aja, nggak terlalu sakit, kok! Palingan sakitnya sebentar, nanti lama-lama juga kamu pasti suka." Namanya aligator darat, sudah pro juga merayu banyak perempuan. Kalau urusan merayu perawan seperti Binar sudah pasti jadi perkara mudah. Ditambah gadis ini mulai terangsang akibat ciuman yang tadi, terbukti yang bawah sudah basah, kan? "Tuan mau apain Binar?" Masih saja Binar terlihat polos, padahal posisinya celana dalamnya sudah dicopot, tinggal Satya bergerak untuk menyatukan miliknya dengan milik Binar yang perawan ting-ting. Sh*t, milik Binar di bawah sana ternyata bersih, tanpa semak belukar, entah mengapa Satya jadi semakin bersemangat lagi untuk mengajak Binar berbuat dosa yang nikmat. Supaya Binar tidak kaget, dan tentunya supaya Binar nyaman dengan Satya, harus diawali dengan rangsangan terlebih dahulu. Bibir Satya per

  • Baby Sitter Tuan Bos   12. Kamu Bisa Nahan Sakit Sedikit, Kan?

    Pagutan bibir Binar dan Satya masih terus berlanjut, sebisa mungkin Satya membuat Binar nyaman dengan dirinya. Setelah Binar nyaman, dengan begitu Satya akan mudah membuat Binar larut akan permainannya. Setidaknya itu yang menjadi niatan awal Satya, tapi otaknya kembali berfungsi dengan normal saat pagutan bibir mereka terlepas sejenak untuk mengambil napas.Sadar woy … anak orang masih perawan, gimana orang tuanya di kampung kalau tahu anaknya dinodai sama majikan?“Sorry, Bi!” Satya langsung menurunkan tubuh Binar dari pangkuannya, sebenarnya tadi tangan Satya sudah mau bermain ke sana sini, beruntung cepat sadar diri.Binar sepertinya sedang setengah sadar, ini efek dari ciuman dari Satya barusan.“Tu-Tuan bilang apa tadi?” tanya Binar.“Aku minta maaf, soal yang tadi itu—”“Iya nggak apa-apa, Binar tahu kalau Tuan cuma jadiin Binar mainan.” Binar terlihat mengusap bibirnya dengan tangan, seperti kesal karena sudah berciuman tadi.Daripada makin kesal, Binar pun hendak pergi dari s

  • Baby Sitter Tuan Bos   11. Pakai Daster

    Celine masih terlihat kaget saat mengetahui kenyataan baru. Bos Satya ternyata sudah punya istri dan anak. Jadi selama ini status Satya yang mengaku masih single itu cuma pura-pura? Mata Celine pun kini jadi memperhatikan penampilan perempuan yang membukakan pintu untuknya itu, sedikit kampungan.“Jadi Bos Satya beneran udah punya anak istri?” Lagi Celine memastikan kembali. Matanya masih memperhatikan Binar naik turun, tidak percaya kalau kesukaan Bos Satya yang bentukannya begini.“Maaf, apa Mbak mau ketemu sama Daddy-nya Davi?” tanya Binar kepada Celine.Celine kini bergiliran menatap ke arah bocah yang sedari tadi menempel di kaki Binar. Mungkin bocah laki-laki ini yang namanya Davi. Seketika keinginan Celine untuk bertemu Satya jadi ingin diurungkan, kalau begini sih gimana ceritanya mau ‘bikin laporan’ bareng? Ogah, deh … lebih baik Celine pergi, cari aman.“Enggak, enggak! Bilang aja kalau aku batal ketemu Bos Satya, tiba-tiba aja aku ada panggilan mendadak.” Celine segera balik

DMCA.com Protection Status