Beranda / Romansa / Baby Sitter Sang CEO / Mencoba tak peduli

Share

Mencoba tak peduli

Penulis: Reistya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Reres merapikan kamar saat ini. Menata ulang kamar setelah sarapan karena ia tak memiliki pekerjaan. Sebelumnya ia sudah membantu Mbok di dapur. Sebenarnya ia tetap memikirkan Saga, apalagi Reres ingat kalau hari ini akan ada rapat bersama direksi. Pertanyaan terus berputar dalam benaknya. Apa Saga bisa melewati semua dengan baik? Apa kecemasan Saga tak akan terjadi?

"Ah bodo amat lah, kan dia yang minta gue stay di rumah." Reres bernarasi.

Gadis itu kemudian kembali berjalan menuju dapur. Siapa tau akan ada yang butuh batuannya. Tak terbiasa tak melakukan apapun buat dirinya bingung sendiri berada di rumah hari ini. Di dapur juga semua pekerjaan telah selesai. Hanya ada Adit yang tengah meneguk kopi belum waktunya jaga. Ia kini memilih duduk dan menikmati waktu istirahat.

"Sini Res!" Adit berseru dan Reres segera berjalan menghampiri.

Reres kemudian duduk di samping Adit. "Yang jaga siapa di depan?" Reres bertanya, tapi sebenarnya ia hanya mencari bahan obrolan.

"Ada pakde sama Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Baby Sitter Sang CEO    Doa ibu

    Reres kini berada di luar ruangan rapat seperti biasa menunggu Saga yang kini sudah masuk ke dalam ruangan sejak setengah jam yang lalu. Ia senang juga karena tak terlambat datang ke kantor. Saat itu Haris berjalan ke luar. Reres tau rapat telah selesai dan kini Saga tengah mengobrol ringan dengan direksi dan itu sudah menjadi kebiasannya.Haris dan Reres saling lempar senyum, Haris merasa lega karena kini ia bisa melhat Reres. Sejak pagi tadi ia khawatir sekali dengan keadaan gadis itu. Melihat Reres berada di hadapannya dan tersenyum membuat ia merasa lebih baik.Haris berjalan lalu duduk di samping Reres. "Aku khawatir tadi waktu kamu enggak datang.""Iya, tadi Saga, eh Pak Saga minta aku stay di rumah Mas.""Kalian berantem?" tanya Haris lagi.Reres anggukan kepalanya. "Biasa, apa aja bisa jadi masalah buat kita berdua. Ah, sebenernya tadi aku buat nasi goreng buat Mas Haris. Cuma lupa aku bawa."Haris menggelengkan kepalanya. "Enggak apa-apa. Lihat kamu ada di sini aku udah senen

  • Baby Sitter Sang CEO    Kencan jilid II

    Pagi ini Reres sudah terbangun. Ia sudah bersiap pagi-pagi sekali karena memang ia berniat melarikan diri dari Saga. Tak akan bisa pergi jika ia meminta ijin terlebih dulu pada sahabatnya itu. Malam tadi ia juga sudah memberitahu agar Yuni yang membangunkan Saga. Karena memang sudah aturan rumah, meskipun Saga tak bekerja ia tetap harus bangun pagi untuk sarapan bersama meskipun akhirnya ingin tidur lagi setelah sarapan. Setelah bersiap, Reres segera berjalan ke luar rumah menghampiri Haris yang sudah menunggu. Keduanya memang telah berjanji untuk sarapan bersama. Reres juga menyempatkan diri untuk berpamitan pada Nindi. Ia ingin mengingatkan sang nyonya agar tak lupa untuk mengundang Aira. Tentu saja Nindi sudah mengingat dengan sangat baik rencana yang sudah ia buat. Setelah Reres pergi, Yuni segera menuju kamar Saga untuk melakukan tugasnya. Ia mengetuk pintu kamar sang tuan."Den Saga? Bangun Den!" seru Yuni dari lua kamar. Yuni tak bisa masuk ke dalam. Karena selama ini hanya

  • Baby Sitter Sang CEO    Pengakuan Haris

    Sejak tadi Reres kesal dengan tingkah Saga yang terus melarangnya ini dan itu. Hal itu membuat Reres merasa tak enak pada Haris dan Aira. Rasanya malu sekali dan ingin menangis karena tingkah dan polah Saga yang makin diluar nalar. Sejujurnya, Reres jadi agak menyesal karena membantu Bu Nindi dalam usahanya mendekatkan Aira dan juga Saga. Berkali-kali ia meminta maaf pada Haris dan juga meminta agar Aira tak salah paham. Sementara Saga dengan sengaja menunjukan semua perhatian pada Reres, Aira dan Haris agar keduanya jaga jarak. Kini mereka berempat telah menonton, Saga memerhatikan Reres yang sibuk gigiti ujung kukunya. Reres tahan kesal dan ia jelas sedang sedih, Saga sedikit merasa bersalah dan ia tak ingin melakukan hal seperti ini pada Reres, sebenarnya. Hanya saja, ia juga tak bisa mengontrol emosinya sendiri. Haris juga sesekali menoleh, mendapati Reres yang gigiti ujung jarinya dan ia juga bisa melihat Saga memerhatikan. Haris menggenggam tangan Reres, meletakkan pada sisi k

  • Baby Sitter Sang CEO    Godaan Saga

    Aira dan Saga terus berjalan tanpa tau kalau sudah tak ada Haris dan Reres di belakang mereka. Sampai akhirnya menoleh ke belakang dan tak menemukan Haris dan juga Reres di belakangnya. Itu lalu mencolek bahu Saga. "Reres sama Haris kok nggak ada ya?" tanya Aira. Tentu saja mendapat pertanyaan seperti itu membuat Saga segera menoleh ke belakang. Tak ada Haris dan juga Reres. Pria itu kemudian segera mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi keduanya sama-sama tak bisa dihubungi. Tentu saja hal ini membuat saya menjadi kesal dan marah. "Kamu mau cari mereka ya?" tanya Aira. Saga menggelengkan kepalanya. "Aku paling males cari orang yang kabur dari aku. Kalau gitu kita pulang aja." Saga mencoba menahan emosinya dan mengajak Aira untuk segera pulang. Keduanya kemudian berjalan menuju tempat parkir. Meski sebenarnya kesal dan ingin murka tapi Saga benar-benar mencoba menahan diri untuk tak marah. Sejak tadinya coba berkali-kali juga menatap pada lari ponsel berharap ada pesan yang

  • Baby Sitter Sang CEO    Saga dan permohonannya

    Sebuah kamar hotel yang berantakan, saat pagi telah menyapa dan cahaya matahari masuk diantara sela-sela jendela kamar. Dua sosok terlelap di bawah selimut yang sama. Siapa lagi kalau buka Saga dan Juga Aira. Gadis itu terjerat dalam pesona Saga lalu larut dalam afeksi yang dibuat pria itu. Malam mereka menjadi hangat dan menggebu. Meski awalnya malu-malu, lal menjadi menggebu seolah jadi ahli dalam waktu singkat. Saga tak peduli, ia marah dan kesal harus dipuaskan, tak mau tau. Ia pikir Aira akan menolaknya terus-menerus, tapi akhirnya sama saja seperti yang lain. Vinny, Lauren dan yang lain. Setelah keduanya terbangun segera saja memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Saga mengantarkan Aira tak sempat masuk ke dalam rumah. Saga ingin segera pulang, kangen Reres. Agak tau tau diri memang, setelah menghabiskan malam panas ia kini memikirkan Reres. Saga berjalan masuk ke rumah, Indi melihat sekilas Saga baru kembali. Dalam hatinya berseru dan berpikir kalau rencana perjod

  • Baby Sitter Sang CEO    Reres sakit

    Hari demi hari berlangsung dan terasa begitu cepat. Hubungan Reres dan juga Saga satu bulan ini terus saja diliputi pertengkaran. Pria itu coba tak menahan keinginan Reres untuk berkegiatan seperti biasa, termasuk dengan menemui dan berbicara dengan Haris yang jelas akan membuatnya cemburu. Saga mencoba bersikap sesabar mungkin, mau ikuti sifat Haris yang sabar dan dewasa meski sulit setengah mati.Menjelang akhir tahun seperti biasanya, perusahaan selalu saja sibuk dengan laporan dan persiapan ulang tahun perusahaan. Biasanya Saga akan mengajak para karyawan untuk liburan menginap disuatu tempat selama akhir pekan. Sama seperti tahun ini. Lokasinya juga tak jauh, yang terpenting adalah bagaimana par karyawan bisa menghabiskan waktu bersama.Beberapa hari ini Reres tak enak badan, karena pekerjaan yang padat. Ia bahkan harus begadang hanya untuk mengerjakan jadwal Saga selama empat bulan ke depan. Kini ia duduk di depan bersama Haris seraya merebahkan kepalanya ke atas meja. "Oke Res

  • Baby Sitter Sang CEO    testpack

    Mobil yang dikendarai Reres terhenti di sebuah apotek. Reres segera turun dari mobil kemudian berjalan masuk ke dalam. Tujuannya bukan hanya untuk membeli obat demam tetapi juga untuk membeli testpack. Di dalam hatinya, kini tengah berpikir bagaimana caranya untuk meminta kepada kasir agar ia bisa membeli testpack. Karena jujur saja ini adalah pertama kalinya dan Reres malu sekali. Sebelumnya ia memesan beberapa tespek secara online. Tapi sudah habis ia gunakan untuk mengetes kehamilannya sendiri setelah ia kembali dari Bali. Namun saat itu hasilnya negatif. Setelahnya ia tak pernah berpikir lagi untuk membeli karena merasa hasilnya pasti sama saja. Sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam, Reres mengambil ponsel dari dalam tas kemudian ia berpura-pura menghubungi seseorang saat ia kini berada di depan kasir. "Jadi lo mau beli apaan nih?" Reres pura-pura bertanya seolah berbicara pada seseorang dari balik ponsel. Padahal ponselnya sama sekali tak aktif, tidak ada satupun panggil

  • Baby Sitter Sang CEO    kembar

    Pagi datang seperti biasanya, hari ini Reres tengah sibuk melakukan rutinitas pekerjaan paginya. Menyiapkan Saga untuk berangkat bekerja. Saat ini ia tengah mengancingkan kemeja milik Saga. Saga menatap dengan senyum pada Reres. Senang sekali kemarin Reres meminta untuk dipeluk. Bahkan bahagianya masih terasa sampai saat ini. Reres mana tau rasanya jadi Saga? Sejak memeluk Reres kemarin dadanya terus saja berdebar, sisi-sisi bibirnya tertarik ke samping, jadi gemas sendiri semalaman. Mau sama Reres lagi, mau dipeluk Reres lagi, tapi Saga tak mau memaksa lagi. Ia merasa justru Res jadi seperti itu karena i tak memaksa."Res?" panggil Saga lembut sekali.Reres menoleh. "Hmm?"Saga gelengkan kepala lalu tersenyum. Jadi malu sendiri karena Reres yang menatapnya . Aneh memang jika dipikirkan. Apalagi ini adalah pertama kalinya ia merasakan hal seperti ini. Biasanya ya biasa saja, cuma tau kalau napsunya naik segera hubungi kekasihnya. Kali ini afeksinya berbeda, seratus persen berbeda. Sa

Bab terbaru

  • Baby Sitter Sang CEO    pilihan Reres END

    "Mas Haris?" Reres kemudian berjalan mendekat. "Katanya mau ke sini kemarin?""Masih ada beberapa yang harus diurus. Kamu tahu kan kalau semua itu nggak segampang itu." Haris berujar menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Reres.Kemudian reres mengajak Haris untuk berjalan-jalan di depan rumah. Lokasi yang dipilih Reres memang cukup asri. Keluar dari rumah itu langsung dihadapkan dengan sawah dan juga bangunan-bangunan rumah yang masih terkesan begitu tradisional. Nuansa etik begitu kental, namun di bagian belakang rumah yang menjadi toko brownies, memiliki penampilan yang lebih modern. Itulah alasan mengapa Reres memilih tinggal di lokasi itu.Keduanya berjalan keluar bersama si kembar. Haris mendorong stroller yang digunakan oleh Uca dan Una. Kebetulan juga keduanya begitu senang ketika diajak berjalan keluar rumah. Sejak tadi keduanya juga terlihat senang berinteraksi dengan Haris. Mereka sampai di sebuah taman, biasanya Reres memang suka duduk di sana bersama Brian menikmati sor

  • Baby Sitter Sang CEO    Kencan dan perpisahan

    Reres dan juga Saga kini berada di dalam bioskop. Sengaja Reres memesan film horor karena tau Saga pasti akan merasa ketakutan. Saga sejak tadi sudah hela napasnya berkali-kali, padahal lampu dalam ruangan saja belum dimatikan. Reres melirik dan tersenyum jahil."Takut pasti kamu kan?" tanya Reres."Jangan aneh-aneh kamu, mana ada aku takut nonton ginian doang." Saga protes karena tak mau merasa diremehkan. "Kamu tuh enggak ada apa-apanya sama Mas Ha--" Ucapan reres terputus, belum sempat ia selesai mengatakan nama Haris, Saga udah membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Saga menatap dengan serius, lalu menghapus bibir Reres yang basah karena ulahnya."Setiap kamu sebut nama Haris aku cium kamu." Saga mengancam. Lalu dengan cepat Reres menutup bibirnya dengan tangan sambil terus menyebutkan nama Haris. "Saga kalah sama Mas Haris, Saga cemen," ledek Reres sambil terus menutup mulutnya. Saga jadi kesal karena dia jelas tak bisa melwan dalam situasi seperti ini. Saga masih menat

  • Baby Sitter Sang CEO    Ketemu Tante Lauren

    Reres mendadak jadi pusing sekali karena kelakuan nenen Ayu dan Aira tadi. Bahkan Aira mengatakan akan membiarkan Reres kembali setelah memberikan salah satu buah hatinya dan jelas Reres tak akan melakukan itu. Baginya si kembar adalah hal yang paling ia sayangi melebihi dari dirinya sendiri. Dan tentu saja Reres tak akan memberikannya. Ia merebahkan diri dan merencanakan sesuatu. Harus bisa keluar dari rumah ini apapun caranya. Saat itu ponselnya berdering. Reres segera menerimanya. "Halo, Mbak Lauren?""Hai, Res, nomor kamu akhirnya aktif ya? Long time no see. Ketemuan yuk, mau lihat anaknya Saga aku. Saga bilang anaknya cantik-cantik. Mumpung lagi di Indo aku.""Loh memang Mbak Lauren di mana sekarang?""Sekarang di Indo, aku harus balik ke Singapore. Ikut kerja suami. BTW, apa kabar?""Sehat Mbak, Kamu gimana mbak?""Sehat juga, makanya mau ketemu sama kamu. Siapa tau ketularan terus aku punya baby juga. Gimana? Aku jemput deh.""Boleh Mbak,tapi aku ngajak temen ya, karena engg

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan nenek Ayu

    Reres tengah menyuapi si kembar saat pagi ini Saga melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar gadis itu. Reres menatap tanpa senyum, sementara Saga berusaha tersenyum dan melupakan kekesalannya kemarin. Ia berjalam mendkeat lalu duduk di samping Rere. Yang ia lakukan adalah segera menyapa kedua putri kecilnya. Dan mencoba menyuapi Una sementara Uca dibiarkan makan sendiri karena lebih siap untuk metode itu. "Uca memang makan sendiri ya Love?" tanya Saga.Reres anggukan kepala, "Udah lebih siap dan lebih lahap kalau makan sendiri." Reres menjawab seraya memerhatikan Saga yang menyuapi Una. Keduanya benar-benar mirip dan memang acap kali menatap Una reres selalu teringat Saga. Bahkan sama-sama sulit tersenyum. Saga menoleh menatap Reres yang tak mengalihkan tatapannya. Saga mengusap wajah Reres, "Capek ya kamu?"Reres gelengkan kepala, lalu kembali menatap pada Uca. Saga tau Reres masih marah dan ia akan terima itu karena memang ia sudah memutuskan akan membatasi ruang temu Reres dan H

  • Baby Sitter Sang CEO    Ayo kita cerai

    Reres berada di kamar bersama Brian, setelah tadi adu diam bersama Saga. Saga ada di kamar, tapi ia hanay sibuk dengan si kembar. Bermain bersama kedua buah hatinya itu. Saga memilih untuk mengacuhkan Reres. Karena merasa kesal, Reres memilih untuk keluar bersama dengan Haris. Keduanya sama -sama keras kepala, batu dan bat yang saking diadu kemudian akan hancur. Dan Reres sadar sekali hal itu, mereka terlalu keras kepala dengan keinginan masing-masing dan pada akhirnya akan menyakiti satu sama lain. Brian mengerti itu, melihat Reres selama ini sudah keras kepala sekali, kemudian ia bertemu dengan Saga yang ternyata sama saja. Meskipun ia menyayangi Reres dan bahkan sudah bersama Reres sejak lama sekali. Saga tetap tak bisa menekan rasa egoisnya. Intinya keduanya sama saja. Sama-sama keras dan buat orang -orang yang ada di sekitar mereka jadi pusing sendiri. "Gue capek di sini, sama semua tekanan yang Saga kasih Bri," ucap Reres.'Terus lo mau gimana?""Kita pindah, gue ada rencana s

  • Baby Sitter Sang CEO    Kemarahan Saga

    Saga baru saja kembali dari rumah sakit. Yang menjadi tujuan utamanya adalah Reres dan si kembar. Dokter mengatakan kalau kondisinya sudah lebih baik. Dan dikatakan juga kalau ia sudah bisa melakukan rutinitas seperti biasanya. Hanya saja, masih belum bisa mengangkat benda-benda berat. Kehadiran wanita yang ia cintai dan juga kedua buah hatinya agaknya menjadi salah satu penyembuh bagi Saga.Si pucat melanggarkan kakinya masuk ke dalam rumah bersama Aira. Sementara akhirnya memilih berjalan menuju kamar karena ingin beristirahat pria itu memilih untuk segera menghampiri Reres dan juga kedua putrinya. Saga kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Reres. Ia cukup terkejut, hanya menemukan Brian yang kini tengah merebahkan tubuhnya sambil membaca artikel dari ponsel. Saga kemudian berjalan mendekat dan duduk di samping Brian. "Reres sama si kembar?" Pria itu bertanya pada Brian."Tadi pergi sama Haris, mau ke rumahnya Haris ketemu sama ibunya." Brian menjawab dengan cuek. Ia tak terla

  • Baby Sitter Sang CEO    Bertemu Ibu Ais

    Pagi ini si kembar sudah berpakaian dengan tema rabbit. Keduanya berpakaian seperti itu karena Brian yang baru saja membeli pakaian itu untuk keponakan kembarnya. Saat pertemuan dengan teman-temannya kemarin sengaja mampir ke sebuah toko pakaian anak dan Brian membeli untuk si kembar.Hari ini akan datang ke rumah Haris seperti janji yang sudah Reres katakan kepada pria itu. Hari ini ia berdandan dengan rapi. Karena sudah cukup lama tidak bepergian, sedikit canggung saat kembali harus merias diri. Saat sedang memoleskan make up, Brian berjalan masuk ke dalam kamar. Pria itu menatap kepada Reres dan ia benar-benar baru kali ini melihat sahabatnya itu merias diri. Biasanya di Bali, sama sekali tak pernah memoles wajahnya. Ia biarkan dirinya natural mungkin dengan kata lain sebenarnya Reres malas untuk melakukan itu."Waduh, Ibu make up nih. Kalau di Bali, muka dibiarin kucel en dekil. Kalau di Jakarta bentar-bentar tancap bedak." Brian meledek reres. Kemudian Ia mendapatkan sebuah hadia

  • Baby Sitter Sang CEO    Petuah Brian

    Reres malam ini bersama Brian di kamar menjaga si kembar. Seperti malam-malam biasanya mereka sering sekali bercerita dan bertukar pikiran. Reres ingin memberitahukan kepada Brian perihal tentang Haris yang mengajaknya untuk menemui sang ibu. Reres sebenarnya sedikit takut untuk besok bertemu dengan Ais. Sejujurnya dia bisa merasakan kalau Haris masih menyimpan perasaan padanya. Dan itu membuat Reres takut, dirinya takut kalau Haris masih berharap padanya. Reres tak ingin memberi harapan kepada Haris dan Ia juga tak bisa memberi harapan kepada Saga. Karena sejujurnya sampai saat ini belum ada seorangpun yang menempati hatinya lagi."Dan besok gua udah setuju untuk datang ke rumahnya Mas Haris bawa si kembar." Brian menganggukan kepalanya mengerti. Rasanya sulit juga bagi Reres untuk menolak, karena dulu ia sudah sempat berjanji untuk menemui Ibu dari Haris. "Kalau menurut gue sih, nggak ada salahnya Lo ketemu. Ya ketemu aja, anggap aja lagi silaturahmi sama keluarganya teman. Anggap

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan rahasianya

    Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. senyuman tersungging di bibirnya akibat merasa bahagia, arena pagi tadi Saga begitu baik padanya. Dan memperlakukannya dengan hangat. Meski dalam dirinya sadar betul kalau apa yang dilakukan Saga saat itu adalah karena kehadiran Reres, dan karena ia yang mau memanggilku Reres untuk bisa datang ke rumah. Di ruang tengah sang ayah kini tengah membaca artikel dari ponsel. Akhirnya berjalan mendekat kemudian duduk di samping Hartanto. Wanita itu kemudian memeluk dan mencium sang ayah."Kamu sehat kan di sana nak?" Hartanto bertanya tentang kondisi anaknya selama berada di rumah sang suami.Aira menganggukkan kepalan sambil tangannya merangkul leher sang ayah. Ia memang terkenal sangat manja pada Hartanto. Tentu saja itu karena Aira merupakan anak satu-satunya dari keluarga itu. Dan sang ayah juga selalu memanjakan putrinya. "Aku sehat, Saga juga perlahan pulih." Aira menjawab pertanyaan sang ayah. "Mami ke mana Pi?" "Ka

DMCA.com Protection Status