BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 25.**PoV Author.Yang ditunggu-tunggu Raisa pun hadir, di mana terdakwa memasuki ruangan. Sudah ramai sekali orang-orang yang ingin menyaksikan persidangan tersebut.Hadir pula di sana Faisal serta keluarga dari Liana untuk menyaksikan persidangan tentang putusan hukuman yang akan diterima Liana.Raisa berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah agar memberikan keadilan atas hukuman yang akan diterima Liana. Sudah tidaknya hukuman itu harus memberatkannya karena sudah menyangkut nyawa Rindu yang melayang akibat penganiayaan berat yang dilakukannya.Faisal melihat Raisa, Reyhan dan Lastri yang sedang duduk dengan tenang. Lelaki itu pun menghampiri ingin duduk dekat dengan mereka. Faisal mengetahui Raisa sampai sekarang masih terpukul akibat cobaan yang sedang dihadapinya serta Raisa terlihat kurang senang padanya.Beberapa waktu yang lalu Raisa menyuruh Faisal untuk menjauh darinya. Raisa tidak ingin memiliki hubungan yang spesial dengan Faisal karen
Tentu Raisa nggak terima mendengar hukuman itu. Raisa akhirnya histeris lagi, Raisa mengalami stres berat dan tekanan yang begitu besar menghadapi masalah ini."Raisa, sabar. Aku tahu berat untuk kamu. Kita hanya bisa bersabar dan berdoa yang terbaik!"Raisa sama sekali nggak setuju dengan kata-kata Lastri. Tapi, dia bisa apa. Memang hanya bisa sabar dan ikhlas, andai saja Raisa bisa membunuh Liana dan Boni pasti sudah di lakukannya. Dengan tangan sendiri pasti sudah di lakukannya."Raisa. Aku sangat mengerti perasaan kamu. Sebagai seorang ibu pasti kamu sangat kehilangan anak kamu dan terpukul dengan hal ini, benar kata Lastri kamu harus sabar. Ini ujian dan cobaan dari Allah agar kamu menjadi wanita yang benar-benar teguh dan tegar," kata Faisal menyela. Lelaki itu melihat Raisa yang tidak bisa menerima kenyataan akibat Liana hanya dihukum sebentar.Akhirnya setelah hukuman tersebut dibacakan dan segala proses sudah selesai. Liana kemudian dibawa kembali oleh Polisi. Di sana Raisa m
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 26.**PoV Author.Raisa menenangkan diri setelah segala persidangan selesai. Dia duduk di Kafe bersama Lastri dan juga Reyhan. Raisa benar-benar terpukul, kenyataan yang diterimanya tidak sesuai harapan.Padahal sebenarnya menurut undang-undang yang berlaku. Mereka itu dihukum cukup berat, Raisa merasa tetap saja itu hukuman ringan.Mereka berada di Kafe tidak jauh dari Pengadilan. Di sana Lastri dan Raisa ngobrol-ngobrol juga dengan Reyhan, sekarang kemanapun Raisa pergi Reyhan pasti akan ikut menemaninya.Saat ini Reyhan memang belum sekolah karena Raisa belum daftarkannya. Reyhan masih pemulihan akibat trauma yang dialaminya. Beberapa kali masih harus cek rutin ke psikologi. Raisa tahu dampaknya sangat buruk untuk Reyhan. Raisa meminta anaknya itu bersabar dulu.Dengan ikhlas Reyhan menuruti perkataan bundanya, dia mengikuti perintah bundanya, dia juga masih sering mimpi buruk, masih sering ketakutan dan lebih bagus memang menangani kondisi ke
Raisa dan Lastri kemudian pergi meninggalkan Kafe tersebut, setelah membayar mereka menggunakan taksi pergi ke Lapas untuk menjenguk Emran yang sudah lebih dulu ditetapkan sebagai narapidana dan ditahan di sana.Sementara itu Faisal mengikuti ke mana mereka akan pergi. Laki-laki itu sengaja menggunakan topi dan jaket karena dia ingin tahu apa yang dilakukan Raisa selanjutnya. Mungkin terdengar konyol tetapi Faisal ingin dekat dengan Raisa dan menebus kesalahannya. Bisa dibilang dia sedikit memaksa dan terobsesi, Raisa sama sekali tidak menginginkan dirinya. Tetapi dengan segala upaya Faisal akan terus mengejar Raisa.Raisa pun diperbolehkan menjenguk Emran setelah mendapat persetujuan pegawai Lapas. Sementara anaknya dan Lastri menunggu dan tidak ikut menjenguk Emran. Raisa duduk menunggu. Beberapa saat kemudian Emran datang. Laki-laki itu speechless karena Raisa datang menjenguknya.Hidup di penjara rasanya tidak menyenangkan untuk Emran. Apalagi keluarganya Sudah jarang sekali menje
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 27.**PoV AuthorEmran terkejut saat yang datang Faisal yang notabennya adalah mantan suami dari istrinya, Liana. Walaupun saat ini Emran membenci Liana. Tetap saja wanita itu masih istrinya.Kejadian yang tiba-tiba ini membuat Emran dan Liana tidak bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Emran juga shock ternyata istri yang dinikahinya secara siri setelah Liana berpisah dari Faisal berselingkuh dengan laki-laki lain.Yang lebih menyakitkan lagi, terdengar kabar kalau anak yang dikandung Liana, anak yang dicintai Emran yang seharusnya dilahirkan Liana. Ternyata bukan anaknya, namun anak laki-laki yang sudah menodai putrinya. Sangat sakit mengetahui kenyataan, Liana berselingkuh dengan laki-laki yang melecehkan putrinya.Mata Emran fokus ke Faisal, laki-laki itu duduk dengan tenang seolah-olah menyuruhnya juga duduk dengan tenang agar mereka bisa berbicara dengan nyaman."Kamu pasti tidak menyangkakan kalau aku bisa datang kemari untuk mengunjun
"Kamu pasti heran kenapa, aku mengatakan ini kepadamu? Aku memang sengaja mengatakan kepadamu agar nanti kamu tidak berharap lagi ketika keluar dari penjara. Toh, kamu juga dihukum penjara tidak terlalu lama. Empat tahun, walaupun sampai sekarang Raisa belum menerimaku, aku akan berjuang ketika kamu dalam penjara agar dia mau menjadi milikku. Kamu juga harus ingat satu hal kalau kamu sudah bercerai dari Raisa dan kamu tidak punya hak apa-apa lagi padanya, yang kamu miliki adalah hak untuk menafkahi Reyhan. Aku juga lupa kalau kamu menyiksa anakmu sendiri. Jadi mungkin tidak ada rasa kasih sayang dalam dirimu!""Tutup mulutmu!" kata Emran lagi emosi.Karena emran cukup kesal dan dia juga menarik kerah baju Faisal. Aksinya itu mendapat kecaman dari sipir penjara. Emran seharusnya bersikap ramah dan juga santai ketika ada pengunjung datang untuk menjenguknya."Baiklah untuk hari ini sepertinya cukup kunjungannya. Saudara Emran kurang mengontrol emosi!" kata salah satu sipir penjara."Wah
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 28.**PoV Raisa.Aku kaget mendengar ucapan Lala yang mengatakan kalau Mas Emran masuk Rumah Sakit. Apalagi Lala mengatakan dia berkelahi dengan narapidana lainnya.Sebenarnya ini bukan urusanku. Aku sudah ketuk palu perceraian dengan Mas Emran. Sekarang, memandang wajahnya saja aku jijik. Kenapa dia masih terus saja mencari masalah denganku? Aku tidak ingin bertemu dengannya."Aku turut prihatin atas kondisi Mas Emran yang terluka, tapi aku tidak bisa datang ke sana," kataku pelan.Ku pandangi Lala yang berwajah sedih. Aku membalik badanku, tidak mau ada perasaan nggak tega, mendengar dia masuk Rumah Sakit.Aku hanya berpikir positif. Mungkin dia masuk Rumah Sakit akibat perbuatannya ke anak-anakku dan dia juga zolim kepadaku. Jadi wajar kalau dia masuk Rumah Sakit, itu yang ku pikirkan.Lala melangkahkan kakinya saat aku berpaling darinya. Sepertinya mantan adik iparku masih terus ingin memaksaku untuk datang menemui Mas Emran."Mbak, sebenarny
"Mas, aku bawa Mbak Raisa seperti yang Mas minta," kata Lala pelan berbisik ke telinga Mas Emran."Sudahlah nggak perlu dibangunkan. Mungkin saja dia sedang istirahat. Kalau seperti itu kami menunggu di luar saja ya," ucapku.Lala menganggukkan kepalanya. Mungkin saat ini kami datang di waktu yang tidak tepat. Lala tadi mengatakan Mas Emran memanggil namaku ingin membicarakan sesuatu. Kami akan menunggu. Saat ini dia sedang tertidur pulas karena kondisinya yang cukup memprihatinkan.Saat kami hendak beranjak, Mas Emran memegang tangan Lala. Itu membuat kami tidak jadi pergi, Mas Emran sadar perlahan-lahan. Dia membuka mata. Lala memandang ke arahnya kemudian dia perlahan menatap ke arah kami. Wajahnya sendu melihatku dan Reyhan yang sudah ada di sini."Alhamdulillah, Raisa. Kamu sudah ada sini. Terima kasih kamu sudah mau datang menjenguk Mas. Memang ada sesuatu hal yang penting yang ingin aku sampaikan kepadamu," katanya pelan."Ya, aku datang atas permintaan Lala, sepertinya kamu in