BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 28.**PoV Raisa.Aku kaget mendengar ucapan Lala yang mengatakan kalau Mas Emran masuk Rumah Sakit. Apalagi Lala mengatakan dia berkelahi dengan narapidana lainnya.Sebenarnya ini bukan urusanku. Aku sudah ketuk palu perceraian dengan Mas Emran. Sekarang, memandang wajahnya saja aku jijik. Kenapa dia masih terus saja mencari masalah denganku? Aku tidak ingin bertemu dengannya."Aku turut prihatin atas kondisi Mas Emran yang terluka, tapi aku tidak bisa datang ke sana," kataku pelan.Ku pandangi Lala yang berwajah sedih. Aku membalik badanku, tidak mau ada perasaan nggak tega, mendengar dia masuk Rumah Sakit.Aku hanya berpikir positif. Mungkin dia masuk Rumah Sakit akibat perbuatannya ke anak-anakku dan dia juga zolim kepadaku. Jadi wajar kalau dia masuk Rumah Sakit, itu yang ku pikirkan.Lala melangkahkan kakinya saat aku berpaling darinya. Sepertinya mantan adik iparku masih terus ingin memaksaku untuk datang menemui Mas Emran."Mbak, sebenarny
"Mas, aku bawa Mbak Raisa seperti yang Mas minta," kata Lala pelan berbisik ke telinga Mas Emran."Sudahlah nggak perlu dibangunkan. Mungkin saja dia sedang istirahat. Kalau seperti itu kami menunggu di luar saja ya," ucapku.Lala menganggukkan kepalanya. Mungkin saat ini kami datang di waktu yang tidak tepat. Lala tadi mengatakan Mas Emran memanggil namaku ingin membicarakan sesuatu. Kami akan menunggu. Saat ini dia sedang tertidur pulas karena kondisinya yang cukup memprihatinkan.Saat kami hendak beranjak, Mas Emran memegang tangan Lala. Itu membuat kami tidak jadi pergi, Mas Emran sadar perlahan-lahan. Dia membuka mata. Lala memandang ke arahnya kemudian dia perlahan menatap ke arah kami. Wajahnya sendu melihatku dan Reyhan yang sudah ada di sini."Alhamdulillah, Raisa. Kamu sudah ada sini. Terima kasih kamu sudah mau datang menjenguk Mas. Memang ada sesuatu hal yang penting yang ingin aku sampaikan kepadamu," katanya pelan."Ya, aku datang atas permintaan Lala, sepertinya kamu in
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 29.**PoV Author.Emran tak dapat tidur. Dia menghembuskan napas gusar, teringat perkataan Raisa yang selalu memojokkannya. Emran merasa bersalah akibat perbuatannya yang menyebabkan Rumah Tangga mereka hancur.Emran flashback kebelakang, dia teringat akan masa lalu yang memporak-porandakan pernikahannya dengan Raisa. Kala itu Emran membantu Liana yang kesusahan mengangkat barang. Itulah awal mula hubungannya dengan Liana.Dari sana Emran dan Liana bertukar nomor telepon. Kemudian Liana sering sekali menghubunginya. Emran yang bodoh merasa nyaman karena dia bisa menjalin hubungan dengan wanita yang dekat dengannya.Saat itu Raisa pergi ke Hongkong untuk menjadi tulang punggung keluarga. Raisa jauh dari sang suami, lelaki itu menemukan lagi kehangatan dalam hubungan bersama Liana. Tanpa sadar, Emran dan Liana bagaikan remaja yang sedang di mabuk asmara.Cinta yang mendalam dalam diri mereka berdua dan perasaan yang bergejolak. Apalagi Liana sangat
Saat itu para narapidana sedang membersihkan Lembaga Pemasyarakatan. Mereka ada yang menyapu ada yang memotong rumput dan lain sebagainya. Hari ini Emran harus menuntaskan aksinya. Apapun yang terjadi dia nggak peduli. Mau dihukum lebih lama juga dia nggak peduli. Mungkin ini adalah imbas dari perbuatannya. Emran dengan cermat memperhatikan sipir penjara yang sibuk menjaga mereka. Beberapa saat kemudian sipir itu lengah. Mungkin sudah terbiasa dengan keadaan narapidana sekitar. Emran berpura-pura menyapu hingga sampailah di tempat Boni yang membersihkan rumput. "Apa hubunganmu dengan Liana. Kau selingkuhannya? Sejak kapan kalian berselingkuh? Dan apa motifmu melakukan pelecehan ke Rindu? Kau seorang psikopat dan pedofil!" kata Emran marah. Boni menghentikan pekerjaannya. Dia menatap Emran sesaat. Sepertinya laki-laki itu menyimpan dendam sekali kepadanya. Mungkin laki-laki itu ada hubungan khusus dengan Liana dan juga Rindu. tiba-tiba dia datang kemari dan mempertanyakan hal itu.
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 30.**PoV Author."Mas, kenapa kamu nekat nyaris membunuh lelaki itu? Kamu tahu gak kalau hukuman kamu bisa lebih di beratkan!" kata Lala saat mengunjungi Emran.Dokter mengatakan kondisi Emran sudah jauh lebih baik dan dia dipulangkan lagi ke sel tahanan. Lala mengunjungi di Lapas. Ternyata mengunjungi di Rumah Sakit tidak boleh terlalu sering, dibatasi, akhirnya dia kembali lagi ke lapas untuk mengunjungi Emran setelah mengetahui Emran sudah berada kembali di tahanan."Mas sudah tahu konsekuensinya makanya melakukan ini. Ini terpaksa ku lakukan. Mas tidak tahu lagi apa yang bisa Mas lakukan untuk keluarga, untuk Raisa dan untuk Reyhan. Mas benar-benar menjadi suami yang tidak bertanggung jawab untuk mereka dan ayah yang tidak baik untuk kedua anak-anak. Bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur dan tidak ada lagi gunanya hanya ini bisa Mas lakukan untuk mereka."Lala mendesah menatap Emran, Abang kandungnya. Mungkin benar apa yang dikatakan Emra
Tak lama berselang keluarlah perempuan tersebut yang seakan-akan dari rautnya dia tidak menunjuk rasa bersalah sama sekali atas apa yang sudah dilakukannya ke Abang kandungnya, Emran dan secara tidak langsung membunuh Rindu.Liana membunuh dengan cara perlahan yaitu menyiksa perlahan-lahan. Hal itu lebih menyakitkan daripada dia membunuh secara langsung dan di akhir gejolak yang ada. Dia membenturkan kepala Rindu dengan cukup keras, sehingga mengakibatkan keponakannya itu koma. Beberapa waktu tak sadarkan diri hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Lala mendengar juga berita kalau keponakannya itu dilecehkan orang terdekat Liana yaitu kekasih gelapnya. Liana bukan lagi manusia tapi jelmaan Iblis yang gak punya rasa bersalah."Ada keperluan apalah kamu datang mengunjungiku? Tidak mungkin kamu datang kemari mengunjungiku tanpa sesuatu yang ingin kamu sampaikan.""Aku juga sebenarnya nggak mau datang mengunjungimu. Tetapi aku terpaksa datang kemari atas perintah dari Mas Emran, ja
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 31.**PoV Raisa.Aku lega sekali, ketika sudah selesai semuanya. Sudah berakhir. Mas Emran juga dihukum atas perbuatan yang telah dilakukannya, bersikap tidak peduli ke anak-anak, menganiaya mereka dan tidak menafkahi sesuai kebutuhan. Aku sudah berjuang sekuatnya dan inilah hasilnya.Liana pun dihukum atas perbuatan yang dilakukannya. Mungkin hukuman itu terlalu kecil untuknya. Aku cuman bisa bersabar dan berharap, dia mendapat balasan yang lebih besar lagi atas perbuatan yang dilakukannya.Sedangkan laki-laki yang membuat Rindu celaka, sekarang terbaring koma di rumah sakit. Aku berharap laki-laki itu menemui ajalnya seketika dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah karena sudah berbuat jahat ke Rindu yang masih anak-anak.Hari ini aku dan Reyhan menyusuni pakaian. Tidak ada gunanya lagi kami tinggal di sini. Alhamdulillah Rumah juga sudah terjual. Walaupun harga rumah miring, yang penting laku saja biaya Rumah itu akan aku alok
"Sedih banget Raisa. Kamu bakalan ninggalin aku. Tapi apapun itu. Kamu harus tetap kuat. Kamu pasti bisa melewati hal ini dengan baik aku akan mendukungmu.""Iya Terima kasih ya. Aku nggak bisa berada di tempat ini, ada banyak luka di sini dan aku harus mencari tempat baru, kehidupan baru untuk Reyhan dan yang terbaik untuknya.""Terus bagaimana kakak kamu? Apakah tahu dan dia mendukung kamu?""Mbak Rita tahu dan dia sebenarnya nggak mengizinkan. Dia menginginkan ku berada dekat dengannya saja. Aku harus memikirkan masa depan anakku dan kehidupan yang lebih baik setelah ini."Panggilanku dengan Lastri pun diakhiri. Lasri mengatakan kalau dia bakal datang ke sini dan mengantar kami ke stasiun.Kami sudah rapi kami hanya tinggal berangkat saja. Sebelum pergi, aku meyakinkan Reyhan untuk menyiapkan hati dan mental. Selain kehidupan kami berubah yang aku juga nggak tahu seperti apa. Aku akan mencari pekerjaan yang baik di sana.Aku yakin pasti ada pekerjaan yang baik untukku. Kalaupun tid