Share

42. Di tonjok

Theo jadi teringat Dinara pun persis sekali seperti itu. Gadis yang tidak takut apa-apa. Pemberani dan senang menantang. Mungkin lebih tepatnya tak mau disalahkan oleh suatu hal yang bukan kesalahannya.

Theo tersenyum sendiri di sela-sela perjalanan. Hatinya masih tidak bisa mengelak bahwa ia masih sangat merindukan Dinara. Meskipun perempuan itu telah mengatakan kalimat perpisahan, tetapi bagi Theo itu bukan sebuah penghalang baginya untuk terus berusaha merebut cintanya lagi.

Terlalu sakit dan menyedihkan kalau dia melepaskan begitu saja. Setelah apa yang telah mereka lewati bersama-sama sekian tahun lamanya.

*

Sesampainya di rumah, Theo bergegas memasuki ruang tamu dan benar saja, di sana ayahnya sudah menunggu sembari melipat kaki di sofa besar. Ekspresi wajahnya terlihat gusar sekali. Theo tadinya malas untuk berbincang, hanya saja ia teringat soal mamanya.

“Ada apa, Pa?” tanya Theo tanpa berbasa-basi dan terdengar begitu datar.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status