"Ini- ini beneran rumah kak Adam?" Ujar Raya seakan tidak percaya, begitu Adam membawa mereka ke rumahnya.
Sebelumnya, dua kakak adik ini sempat bingung, ketika Adam membawa mereka ke sebuah rumah megah yang terletak di komplek perumahan elit, yang biasanya hanya pernah mereka tonton dalam acara-acara entertainment. Mereka sempat tidak percaya, ketika Adam membawa mereka ke rumahnya setelah mentraktir keduanya makan dan belanja.
Raya bahkan sempat meminta kakaknya untuk mencubit dirinya, karena mengira dirinya sedang bermimpi saat itu. Keduanya masih tidak menyangka jika Adam tinggal di tempat seperti ini.
Adam hanya tertawa ringan melihat reaksi keduanya, "Masuk dulu. Kalian harus kenalan dulu sama mama."
"Eh, tapi?" Keduanya terlihat sangat canggung dan malu untuk bertemu dengan orang tua Adam saat itu. Mereka merasa tidak percaya diri dan minder bertemu keluarga Adam.
"Sudah, tidak apa-apa. Mama orangnya sangat baik kok." Ujar Adam mengerti
Ekspresi Sandi terlihat begitu keruh, ketika sedang memantau para pekerja. Ia tampak tidak senang dengan pekerjaan barunya tersebut. Ya, semenjak aksinya yang coba melecehkan Nadya waktu liburan mereka di Bali waktu itu digagalkan oleh Adam. Fabian memindahkan Sandi bekerja sebagai mandor lapangan. Itu menyebabkan Sandi turun kasta dan seperti ditendang paksa dari posisi nyamannya selama ini. Sandi menyimpulkan, karena ulah Adamlah yang membuat dirinya sampai berakhir menjadi seperti sekarang. Sandi menggertakkan rahangnya dan menyimpan kebencian yang teramat dalam kepada Adam. Jika bukan karena kedatangan Adam saat itu, ia pasti sudah berhasil menggagahi Nadya dan pasti karena laporan Adam juga lah, yang membuat Fabian megasih surat peringatan dan juga menurunkan jabatannya. Selama ini, OB baru di perusahaannya itu, seringkali menggagalkan rencananya untuk mendekati Nadya. Adam selalu terlihat bersama Nadya, hal itu yang menurut Sandi telah membuat Nad
Seluruh orang di Widjaja Corporation tampak begitu sibuk menyiapkan hari jadi perusahaan. Sebuah hotel bintang lima dan juga milik perusahaan, sengaja digunakan untuk menyelenggarakan acara rutin tahunan perusahaan tersebut. Namun, perayaan hari jadi perusahaan kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Banyak desas-desus yang berkembang di dalam perusahaan, yang mengatakan bahwa Eka Widjaja, orang nomor satu di Widjaja Grup ini akan mengumumkan siapa penerusnya. Sehingga memantik antusiasme dari semua orang. Tidak banyak orang yang mengetahui tentang keluarga Eka Widjaja, mengingat kehidupan keluarganya yang jauh dari gosip di luaran sana. Seperti kebanyakan keluarga konglomerat lainnya, kehidupan keluarga Eka Widjaja benar-benar tertutup dan hanya segelintir orang dalam perusahaan saja yang mengetahui tentang keluarga Eka Widjaja. Selain itu, semua akses menuju lokasi hotel sengaja ditutup untuk umum selama sehari penuh dan hanya me
"Adam?" Seru Gira seakan tidak percaya. Begitupun karyawan lainnya yang terkejut melihat kemunculan Adam hari itu. Bagi para karyawan ini, Adam dianggap sebagai OB yang sangat istimewa. Selain kemampuannya dalam meracik minuman dan menghapal semua kesukaan karyawan di sana, Adam juga sangat bisa diandalkan dalam memperbaiki komputer mereka. Dan bahkan, dalam beberapa kesempatan, Adam merupakan teman diskusi yang sangat baik. Sehingga, beberapa minggu Adam menghilang, membuat mereka seakan kehilangan sosok Adam. "Adam, kamu ke mana saja?" Tanya mereka begitu penasaran. "Hahaha, maaf. Aku pergi karena ada urusan sangat penting di luar sana." Jawab Adam terkekeh mendapat berondongan pertanyaan dari mereka. Ia tidak menyangka, jika kehadirannya begitu berarti bagi orang-orang di depannya ini. Meski, sebagian besarnya karena mereka berharap bisa mendapat servis Adam sebagai OB, seperti sebelumnya. "Loh, terus pakaian ini?" Salah seorang karyawan wa
Nadya seakan sulit untuk melerai perasaannya sendiri. Seharusnya ia bahagia melihat Adam bisa bersama dengan wanita lain. Bukankah mereka sahabat? Dan seorang sahabat seharusnya senang melihat sahabatnya bahagia. Tapi kenyataannya tidak begitu. Ada bagian dirinya yang tidak rela saat melihat Adam memeluk wanita lain dengan cara intim seperti itu. Berulang kali, Nadya coba meyakinkan dirinya bahwa ia tidak memiliki perasaan pada Adam selain hanya sebatas perasaan sahabat semata dan tidak harusnya ia merasa cemburu melihat kedekatan Adam dengan wanita lain. Hanya saja, setiap kali bayangan Adam berpelukan dengan wanita lain terlintas dalam benaknya, membuat Nadya marah. Perasaan ini membuat Nadya merasa sangat tidak nyaman dan pikirannya menjadi kacau saat itu. Bug. Karena pikirannya yang sedang tidak fokus, membuat Nadya tanpa sadar menabrak seorang pria. "Maaf- maaf, mbak! Loh, Nadya?" Sapa pria yang ditabrak Nadya.
Adam cukup terkejut melihat keberadaan Sandi ada di sini.Terakhir kali, Fabian sudah memindahkan Sandi menjadi mandor lapangan dan Adam yakin, Sandi tidak mungkin berani menganggu Nadya lagi setelah itu.Adam cukup terkejut melihat Sandi setelah cukup lama tidak bertemu dengannya. Ternyata Sandi juga datang dalam acara peringatan hari jadi perusahaan hari ini.Sandi yang memang memendam kebencian terhadap Adam, semakin marah ketika melihat Adam justru mengenakan pakaian santai dan bahkan berani masuk ke dalam acara perusahaan mereka dengan mengenakan pakaian sesantai itu. Sandi menganggap bahwa Adam masih bekerja sebagai OB di sana.Apalagi, saat itu Sandi melihat wanita cantik yang sedang berdiri tepat di sebelah Adam. Dia menduga bahwa wanita itu pasti juga seorang OB, sama seperti Adam.'Beraninya OB sialan ini bertingkah! Ia bahkan datang ke sini bersama pacar OBnya.' Pikir Sandi geram.Tidak dipungkiri, ada kecemburuan di dalam mata Sa
"Adam, ada apa?" Tanya Fabian yang saat itu baru saja tiba dan melihat Adam sedang mencengkram kerah baju Sandi dan terlihat sedang mengintimidasi Sandi.Adam yang masih diliputi oleh kemarahan, menjawab datar, "Bajingan ini mengatakan bahwa dia telah menculik Nadya.""Apa?" Ujar Fabian terkejut."Tidak mungkin, barusan aku bertemu Nadya di tempat parkir. Tidak mungkin dia diculik..."Fabian hendak bicara lebih lanjut dan mengatakan kalau Nadya baik-baik saja saat mereka berdua bertemu. Namun, ia segera teringat dengan pria aneh yang berpapasan dengannya terkahir kali. Pria tersebut terlihat sedang buru-buru dan arahnya, menuju arah yang sama dengan Nadya."Oh, tidak! Pria tadi pasti mengincar Nadya. Adam, ikut aku sekarang!" Teriak Fabian buru-buru berbalik pergi."Fabian, apa maksud lu?" Tanya Adam tidak mengerti."Nanti saja penjelasannya, kita harus bergegas menyelamatkan Nadya."Adam terkesiap dan segera melepaskan cengker
Namun, sesuatu yang tidak mungkin diduga oleh Sandi sebelumnya, bahwa Adam bukanlah orang yang biasa diajak berkompromi saat ia sedang dikuasai amarahnya.Begitu masuk ke dalam ruang keamanan, Adam langsung berlari ke arah Sandi dan dengan kejam menghadiahi Sandi dengan sebuah tendangan keras ke arah dadanya.Baam!Sandi yang sedang duduk di atas kursi, seketika terjungkal dengan sangat keras.Tidak cukup dengan itu, Adam segera menarik paksa rambut kepala Sandi dan menghantam wajahnya dengan pukulan kanannya.Baam."Arggh."Seolah semua itu masih belum cukup untuk melampiaskan kemarahannya, Adam secara membabi buta menghajar Sandi.Bug, bug.Kebrutalan Adam, mengejutkan empat orang tenaga keamanan saat itu. Mereka bersama Fabian segera melerai Adam dan tidak ingin Adam sampai membunuh seseorang di sana."Dam, hentikan! Lu bisa membunuhnya!" Ujar Fabian khawatir jika Adam sampai membunuh Sandi karena tidak bisa me
"Di mana Adam?" Tanya Eka Widjaja pada Ali Tanjung, pengawal kepercayaannya. Dirinya sudah selesai memberikan kata sambutan untuk perayaan hari jadi perusahaannya. Namun, putra kebanggaannya itu masih belum dilihatnya hadir di sana. Sementara, Adam mengatakan bahwa dirinya hampir sampai di sana dan itu terjadi sudah tiga puluh menit berlalu. Ali baru saja menanyakan hal yang sama pada anak buahnya dan terkejut begitu mendapat kabar tentang Adam dari mereka. Dengan berat, Ali mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada bos besarnya itu, "Adam pergi beberapa saat yang lalu, pak." "Pergi?" Ucap Eka Widjaja terkejut. "Apa yang sebenarnya dipikirkan anak itu? Tidak tahukah ia bahwa acara hari ini begitu penting dan saya sudah berencana untuk mengenalkan dirinya pada semua orang hari ini?" Ujar Eka Widjaja kesal. "Tenangkan diri anda dulu, pak. Ini bukan karena keinginan mas Adam sendiri untuk pergi. Sebelumnya, ia sudah datang bersama nona Siska, p
Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka
Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p
Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema
Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran
"Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi
"Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S
Efek dari beredarnya video pelecehan tersebut mulai meluas, setelah beberapa media mulai memberitakannya. Karena keesokan harinya, kantor Widjaja Grup dan beberapa anak perusahaan mereka mulai didemo oleh banyak orang, mulai dari beberapa LSM, masyarakat hingga mahasiswa yang mengutuk keras pelecehan yang dilakukan Adam dan menuntut Adam dihukum berat.Berbagai macam cercaan dan tuduhan ditujukan pada Adam dan membuat citra Adam semakin buruk dimata publik.Hal ini memaksa Eka Widjaja mengambil langkah antisipasi dengan mengumumkan, bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini hingga tuntas dan untuk meredakan kemarahan publik, Adam untuk sementara waktu terpaksa di nonaktifkan dari perusahaan.Sementara itu, di hotel tempat Adam menginap.Adam dan sekelompok tim pengawal sedang terlibat diskusi serius tentang kasus yang menimpa Adam saat ini.Tim keamanan Adam, dibantu oleh tim yang dikirim oleh ayahnya, bekerja keras untuk mengungk
Nadya begitu syok saat menerima kiriman video dari sebuah nomor tidak dikenal. Pertama, ia coba mengabaikannya, karena merasa tidak kenal dengan si pemilik nomor. Apalagi nomor tersebut tidak ada di dalam daftar kontaknya.Namun, saat Nadya bermaksud menghapus dan memblokir nomor tersebut, ia dikejutkan dengan thumbnail video yang menunjukkan gambar suaminya."Video mas Adam?" Gumam Nadya penasaran dan akhirnya, ia memutar video tersebut.Baru melihat tampilan pertama dari video tersebut, Nadya langsung syok.Nadya merasakan dunia seakan berputar lebih kencang dan membuat pijakannya menjadi goyah."Astaga! Ini- ini tidak mungkin mas Adam." Ujar Nadya coba menyangkalnya.Namun, semakin lama ia menonton video tersebut, ia semakin tidak bisa membantah jika pria yang di dalam video tersebut adalah benar suaminya.Nadya kalut, ia merasa asing dengan sosok Adam yang ada di dalam video. Perasaannya begitu hancur pa
Adam bangun keesokan harinya, menjelang subuh dengan kepala sedikit berat. Ini pertama kalinya Adam minum sampai semabuk ini, setelah masa jahilnya dulu. Ternyata dirinya tidak sekuat dulu, baru beberapa gelas dan ia sudah begitu pusing. Adam tidak ingat apa yang terjadi setelah ia meninggalkan diskotik. "huft, sepertinya aku memang tidak cocok minum alkohol lagi!" Keluh Adam sambil mengusap wajahnya. Seelah itu, Adam coba bangun dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah mengenakan kimono. "Siapa yang mengganti pakaianku?" Gumam Adam heran. Tubuhnya juga sudah bersih, tidak ada lagi aroma alkohol yang menempel dibadannya. Adam memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara waktu dan menanyakannya pada pengawal pribadinya setelah mandi. Tidak lama kemudian, setelah Adam selesai mandi dan mengganti pakaian, ia memanggil dua pengawal pribadinya ke ruangannya. "Terimakasih, kalian telah mengganti pakaianku! Aku benar-benar mabuk semalam dan tidak ingat apa yang terjadi. Kala