Namun, sesuatu yang tidak mungkin diduga oleh Sandi sebelumnya, bahwa Adam bukanlah orang yang biasa diajak berkompromi saat ia sedang dikuasai amarahnya.
Begitu masuk ke dalam ruang keamanan, Adam langsung berlari ke arah Sandi dan dengan kejam menghadiahi Sandi dengan sebuah tendangan keras ke arah dadanya.
Baam!
Sandi yang sedang duduk di atas kursi, seketika terjungkal dengan sangat keras.
Tidak cukup dengan itu, Adam segera menarik paksa rambut kepala Sandi dan menghantam wajahnya dengan pukulan kanannya.
Baam.
"Arggh."
Seolah semua itu masih belum cukup untuk melampiaskan kemarahannya, Adam secara membabi buta menghajar Sandi.
Bug, bug.
Kebrutalan Adam, mengejutkan empat orang tenaga keamanan saat itu. Mereka bersama Fabian segera melerai Adam dan tidak ingin Adam sampai membunuh seseorang di sana.
"Dam, hentikan! Lu bisa membunuhnya!" Ujar Fabian khawatir jika Adam sampai membunuh Sandi karena tidak bisa me
"Di mana Adam?" Tanya Eka Widjaja pada Ali Tanjung, pengawal kepercayaannya. Dirinya sudah selesai memberikan kata sambutan untuk perayaan hari jadi perusahaannya. Namun, putra kebanggaannya itu masih belum dilihatnya hadir di sana. Sementara, Adam mengatakan bahwa dirinya hampir sampai di sana dan itu terjadi sudah tiga puluh menit berlalu. Ali baru saja menanyakan hal yang sama pada anak buahnya dan terkejut begitu mendapat kabar tentang Adam dari mereka. Dengan berat, Ali mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada bos besarnya itu, "Adam pergi beberapa saat yang lalu, pak." "Pergi?" Ucap Eka Widjaja terkejut. "Apa yang sebenarnya dipikirkan anak itu? Tidak tahukah ia bahwa acara hari ini begitu penting dan saya sudah berencana untuk mengenalkan dirinya pada semua orang hari ini?" Ujar Eka Widjaja kesal. "Tenangkan diri anda dulu, pak. Ini bukan karena keinginan mas Adam sendiri untuk pergi. Sebelumnya, ia sudah datang bersama nona Siska, p
Baru saja gambar Adam terpampang di layar besar tengah aula, suasana seketika riuh. Terutama dari mereka yang selama ini mengenal Adam sebagai OB di kantor mereka.Sebelumnya, ketika Eka Widjaja mengumumkan siapa penerusnya yang akan menggantikan dirinya kelak. Membuat semua orang yang hadir hari itu dibuat penasaran dengan sosok yang dimaksud oleh orang nomor satu di Widjaja Corporation tersebut.Ketika mengetahui, bahwa orang yang dimaksud oleh Eka Widjaja, ternyata adalah putra beliau sendiri. Suasana seketika menjadi lebih ramai, khususnya kalangan wanita. Tidak sedikit yang bermimpi, bisa menjadi pasangan calon CEO baru itu kelak."Duh, seperti apa tampangnya putra pak Eka itu, ya?" Ujar salah seorang karyawan wanita seraya memegangi wajahnya yang tersipu."Pastinya ganteng! Semoga saja, dia belum punya pacar." Ujar yang lainnya berharap.Beberapa wanita lajang seketika menjadi bersemangat mendengar kalimat pembuka dari Eka Widjaja dan m
"Nad, kamu- kamu sudah sadar. Syukurlah, kamu baik-baik saja." Ujar Adam terkejut dan sekaligus sangat lega begitu melihat Nadya telah bangun. Tatapan Adam terlihat begitu dalam dan menyimpan banyak kerinduan di dalamnya. Nadya bukannya membalas kekhawatiran Adam. Ia justru masih terpana dan terlihat terkejut menatap Adam dengan penuh tanya. Atau lebih tepatnya, Nadya terkejut dengan apa yang didengarnya saat ia terbangun. "Nadya, kamu kenapa?" Tanya Adam salah tingkah. Mengira bahwa Nadya masih marah atas kejadian sebelumnya. "Adam, katakan padaku. Apa yang kamu ucapkan itu, benar?" "Ucapanku? Ucapanku yang mana?" Tanya Adam salah tingkah. Dalam hati, Adam bertanya-tanya, 'Apa Nadya mendengar semua ucapanku? Kalau benar, sejauh mana dia mendengarnya?' Adam masih belum siap untuk mengungkapkan tentang siapa dirinya pada Nadya, saat ini. Jika ia harus mengungkapkan tentang siapa dirinya, maka itu harusnya saat acara perkenalan dirinya. Adam sudah berencana untuk mengungkapkan te
Dokter Pramudya tidak bisa menahan tawanya saat melihat ekspresi salah tingkah putri sulungnya tersebut. Ia sadar, bahwa putrinya itu memang sedang jatuh cinta. Hanya saja, karena Nadya tidak pernah merasakan yang namanya pacaran selama ini, berbeda dengan adiknya. Membuat Nadya tidak bisa membedakan perasaannya sendiri. Mana yang perasaan sayang sebatas teman dan mana perasaan cinta yang sesungguhnya. Itulah alasan kenapa Nadya sampai sakit dan menjadi semakin kurus selama beberapa minggu terakhir dan Nadya tidak menyadari, kalau perasaan yang sedang melandanya adalah perasaan kehilangan pada seseorang yang dicintainya. Dan sekarang, dokter pramudya bisa melihat dengan sangat jelas, alasan yang coba disembunyikan oleh putrinya itu selama ini. 'Ternyata masalahnya cinta!' Pikir Dokter Pramudya geli. "Papa, kenapa melihatku seperti itu?" Ujar Nadya cemberut. Dokter Pramudya segera berpindah duduk ke tepian ranjang Nadya dan berkata dengan lembut, "Kak, jujur pada papa, apa benar ka
"Cinta itu bukan sekedar ucapan, tapi tentang apa yang dirasakan."Seminggu sudah Adam bekerja di Widjaja Construction sebagai General Manager menggantikan sepupunya Cecilia. Adam banyak melakukan perubahan besar ketika ia baru bekerja dengan menerapkan tuntutan kerja yang tinggi bagi semua karyawan. Tentu saja bukan sekedar tuntutan kerja untuk memaksa setiap orang bekerja melebihi kemampuan dan juga tanggung jawab mereka semata. Melainkan, ia juga memberikan reward sesuai dengan kinerja mereka.Selain itu, ia juga menerapkan sistem poin. Di mana setiap orang bisa mendapatkan promosi untuk naik jabatan, jika poin yang mereka dapatkan sudah mencukupi, mereka bisa mendapatkan promosi untuk naik level. Jadi, tidak ada lagi sistem nepotisme dalam divisi tempat ia bekerja. Hal ini demi menghindari munculnya orang-orang seperti Sandi, yang hanya mengandalkan koneksi dalam perusahaan untuk mendapatkan posisi tertentu.Hasilnya, kerja karyawannya jadi
Klik. Adam mendengar pintu ruangannya terbuka. Namun, karena ia sedang sibuk dengan banyaknya laporan yang ada di depannya, membuat Adam tidak sempat memperhatikan orang yang masuk saat itu dan mengira bahwa itu adalah Nadya yang menjemputnya untuk pulang bareng, seperti biasanya. "Dee, sebentar, yah! Aku selesaikan memeriksa laporan-laporan ini dulu." Ujar Adam tanpa menoleh. Tanpa di sadari oleh Adam, wanita yang barusan masuk ke dalam ruangannya tersipu mendengar panggilan Adam untuknya. "Mas Adam, panggilannya!" Ujar Wanita tersebut dengan wajah merona. Ia mengira jika Adam sengaja menggodanya saat itu dan itu berhasil membuatnya tersipu malu. Adam terkejut begitu menyadari bahwa wanita yang barusan masuk ke dalam ruangannya ternyata bukan Nadya. Saat ia melihat siapa yang barusaja datang, Adam terkejut dan hanya bisa tersenyum canggung. "Hmn, ternyata kamu, Sis!" Siska berjalan ke arah Adam sambil membawa rantang m
"Loh, kakak kenapa?" Tanya Nala heran melihat kakaknya datang seperti orang linglung. Berjalan lurus masuk ke dalam rumah, tanpa melihat ke arahnya. "Kakak- kakak?" Kejar Nala, karena Nadya tidak kunjung merespons panggilannya. Nala khawatir, jika kakaknya sampai mengalami masalah berat seperti halnya bulan lalu. Di mana saat itu Nadya pulang dalam keadaan basah kuyup dan masuk begitu saja ke dalam kamarnya. Kakaknya sampai demam tinggi karena itu dan hari-hari setelahnya, kakaknya terlihat seperti orang kehilangan semangat hidup. Sebagai adik, Nala tidak ingin kakaknya itu kembali mengalami hal yang sama. Namun, tidak seperti dugaan Nala. Karena Nadya tidak langsung pergi ke dalam kamarnya. Justru duduk di ruang tengah sambil memegangi dadanya. Tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada kakaknya, Nala segera bergegas ke dapur dan mengambil segelas air. "Kak, minum ini dulu!" Ujar Nala dengan wajah cemas dan sekaligus penasaran, karena melihat wajah kakaknya sudah memerah seper
"Jadi, ini semua karena ada wanita lain?" Tanya Eka Widjaja dengan wajah serius dan nada terkesan menghakimi.Suasana menjadi semakin canggung antara mereka bertiga dan Adam tersudutkan dengan alasannya yang meminta Siska untuk membatalkan rencana perjodohan mereka.Hal itu terpaksa dilakukannya di bawah tuntutan ayahnya yang mendesaknya untuk menceritakan alasan sebenarnya dibalik perubahan tiba-tiba Siska. Padahal sebelumnya, Siska terlihat tidak masalah dengan rencana perjodohan ini dan terlihat bisa menerimanya.Kepalang tanggung, Adam memberanikan diri menceritakan tentang dirinya yang sudah mencintai wanita lain dan wanita itu bukan Siska."Adam, kamu tahu? Papa dan Broto sudah mengatur rencana ini jauh-jauh hari. Bahkan saat kalian masih sekolah dulu. Broto sendiri yang mengatakan pada Papa, betapa kamu melindungi putrinya.""Saat itu, kami berpikir bahwa kalian sudah saling cocok satu sama lain dan berniat menjodohkan kalian.""Sekar
Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka
Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p
Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema
Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran
"Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi
"Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S
Efek dari beredarnya video pelecehan tersebut mulai meluas, setelah beberapa media mulai memberitakannya. Karena keesokan harinya, kantor Widjaja Grup dan beberapa anak perusahaan mereka mulai didemo oleh banyak orang, mulai dari beberapa LSM, masyarakat hingga mahasiswa yang mengutuk keras pelecehan yang dilakukan Adam dan menuntut Adam dihukum berat.Berbagai macam cercaan dan tuduhan ditujukan pada Adam dan membuat citra Adam semakin buruk dimata publik.Hal ini memaksa Eka Widjaja mengambil langkah antisipasi dengan mengumumkan, bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini hingga tuntas dan untuk meredakan kemarahan publik, Adam untuk sementara waktu terpaksa di nonaktifkan dari perusahaan.Sementara itu, di hotel tempat Adam menginap.Adam dan sekelompok tim pengawal sedang terlibat diskusi serius tentang kasus yang menimpa Adam saat ini.Tim keamanan Adam, dibantu oleh tim yang dikirim oleh ayahnya, bekerja keras untuk mengungk
Nadya begitu syok saat menerima kiriman video dari sebuah nomor tidak dikenal. Pertama, ia coba mengabaikannya, karena merasa tidak kenal dengan si pemilik nomor. Apalagi nomor tersebut tidak ada di dalam daftar kontaknya.Namun, saat Nadya bermaksud menghapus dan memblokir nomor tersebut, ia dikejutkan dengan thumbnail video yang menunjukkan gambar suaminya."Video mas Adam?" Gumam Nadya penasaran dan akhirnya, ia memutar video tersebut.Baru melihat tampilan pertama dari video tersebut, Nadya langsung syok.Nadya merasakan dunia seakan berputar lebih kencang dan membuat pijakannya menjadi goyah."Astaga! Ini- ini tidak mungkin mas Adam." Ujar Nadya coba menyangkalnya.Namun, semakin lama ia menonton video tersebut, ia semakin tidak bisa membantah jika pria yang di dalam video tersebut adalah benar suaminya.Nadya kalut, ia merasa asing dengan sosok Adam yang ada di dalam video. Perasaannya begitu hancur pa
Adam bangun keesokan harinya, menjelang subuh dengan kepala sedikit berat. Ini pertama kalinya Adam minum sampai semabuk ini, setelah masa jahilnya dulu. Ternyata dirinya tidak sekuat dulu, baru beberapa gelas dan ia sudah begitu pusing. Adam tidak ingat apa yang terjadi setelah ia meninggalkan diskotik. "huft, sepertinya aku memang tidak cocok minum alkohol lagi!" Keluh Adam sambil mengusap wajahnya. Seelah itu, Adam coba bangun dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah mengenakan kimono. "Siapa yang mengganti pakaianku?" Gumam Adam heran. Tubuhnya juga sudah bersih, tidak ada lagi aroma alkohol yang menempel dibadannya. Adam memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara waktu dan menanyakannya pada pengawal pribadinya setelah mandi. Tidak lama kemudian, setelah Adam selesai mandi dan mengganti pakaian, ia memanggil dua pengawal pribadinya ke ruangannya. "Terimakasih, kalian telah mengganti pakaianku! Aku benar-benar mabuk semalam dan tidak ingat apa yang terjadi. Kala