Share

72. Menyatukan Puzzle

Alma membaringkan badannya menutupi arah pintu masuk. Ia mendengar pintu terbuka, tapi tak peduli siapa yang datang. Bisa jadi itu papa yang akan kembali mengultimatumnya seperti tadi.

“Alma? Kamu tidur?”

Alma membalikkan badannya dan menatap kehadiran Armand yang masih memakai baju seragam operasinya, “Bang Armand?”

Armand menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang, “Maaf ya ganggu.”

“Enggak kok, bang, aku gak lagi tidur.”

“Iya sih, mata kamu gak merah.”

Alma memegang kedua kelopak matanya sambil bangkit untuk duduk.

“Adam bilang juga semenjak jadi istrinya kamu gak Kebo seperti yang dia bayangin.”

“Ih, malah ngeledek.”

“Hahaha. Kamu udah gak papa, kan?”

Alma mengangguk.

“Sezan masih sibuk di kafe, jadi mungkin dia baru bisa kesini agak sore.”

“Iya, gak papa, bang.” Alma melirik Armand yang sedang memainkan ponselnya, “Abang kenapa gak bilang sebenernya sahabat mas Adam?”

Armand mendongak, “Kamu gak tanya.”

“Pengen banget ditanya.”

“Bukan gitu. Abang ‘kan bukan kamu a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status