Beranda / Pernikahan / BERGANTI PASANGAN / Tidak Akan Menghangat

Share

Tidak Akan Menghangat

Penulis: KHABAA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Buang-buang waktu tau gak?!" tambah gadis berambut coklat itu menukas.

Pria yang menggunakan hoodie berwarna abu-abu dan sarung di depannya itu terdiam sempurna, sejak kalimat Nayyara di awal tadi pria yang kini berpenampilan ala-ala santri muda dan memiliki nama Ya'qub ini terasa sudah sesak dadanya. Kalimat Nayyara yang permulaan tadi bukan tidak berdampak apapun pada Ya'qub, pria itu tergores hatinya.

Ya'qub kehilangan kepercayaan kepada banyak orang untuk berbicara banyak, mulai hari ini dirinya berjanji akan ia kunci kembali hatinya, sosok Ya'qub Lutfi Al Lathif akan semakin mendingin sejak hari ini hingga seterusnya, jika semakin terluka begini Ya'qub serasa tak ingin menghangat kepada siapapun. Percobaannya untuk hangat saja tidak dihargai dan justru dituding, tak ingin lagi dirinya mencoba untuk yang kedua kali menjadi pribadi yang hangat, cukup sampai di sini percobaannya.

Terpikir untuk mencoba menghangat tidak sebentar Ya'qub pertimbangkan, butuh waktu berbulan-bulan ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BERGANTI PASANGAN   Ngilang Kemana Sih?

    Ekspresi bingung bercampur khawatir tercetak jelas di raut wajah seorang wanita paruh baya, kunyahan nya pada makanan di dalam mulutnya melambat seiring detik, seiring pikirannya yang sibuk memikirkan sesuatu yang ada di otaknya kini. "Yusuf?" panggilnya kepada seorang pria dewasa yang sedikit membelakanginya dikarenakan menghadap meja, putranya sendiri. "Ada apa, umi?" tanya si empu nama menyahut disertai memiringkan badan untuk melihatnya. "Ya'qub sama Nayyara kemana?" tanya umi Yasmin to the point kepada salah seorang putra yang dia miliki. Wajah polos diperlihatkan Yusuf kepada umi nya, "Lah Yusuf gak tau, umi. Mereka pas mau keluar tadi Yusuf tanyain, tapi gak ngejawab, sangat menyebalkan memang!" jawabnya menggebu-gebu pada ujung kalimat. "Walaupun begitu kembaranmu juga loh, ya kan, Maria?" ucap abi Yasser nyeletuk dan sedikit menghibur dirinya sendiri, juga mengajak Maria bercakap sedikit karena gadis itu ada di dekatnya. Hanya tertawa tipis yang menjadi balasan Maria se

  • BERGANTI PASANGAN   Allah Sentiasa Adil

    "Jangan begini, Ansel!" rengek gadis berhijab hitam yang duduk di sofa di ruang VVIP sebuah rumah sakit di Kanada ini, dari intonasi bicaranya jika semakin diselami bisa diketahui bahwa ia sedang merasa cukup lelah. "Salah aku telah mencintaimu?" tanya pria yang duduk berjauhan dengan gadis tadi, sebab si pria ini duduk pinggiran kasur rumah sakit, jarak mereka mungkin sekitar tiga meteran, jadi meskipun di ruangan ini hanya ada mereka berdua, bukan kedekatan yang terjadi diantara keduanya, melainkan berjauhan yang begitu jelas adanya. Baru saja Medina ingin membuka mulut untuk memberikan balasan, Ansel dengan segera menyerobot, padahal sebelum mendapatkan kata-kata untuk membalas itu Medina sempat bungkam memikirkan, tetapi ketika ia bungkam Ansel pun juga tak kalah terdiam. "Tidak perlu dijawab, Medina. Jika ujung-ujungnya hanya penolakan yang kamu tunjukkan, pun aku sudah mengetahui jawabannya, bahwa aku memang salah mencintaimu di samping statusmu yang tunangannya seseorang."P

  • BERGANTI PASANGAN   Sang Pendonor

    Helaan nafas dilakukan seorang pria berambut hitam ikal yang telah berbaring di atas ranjang rumah sakit di ruangan operasi, ia tengah mengatur nafasnya agar bisa membuatnya sedikit lebih tenang. Terbiasa mengoperasi seseorang lah ini keadaan berbalik, giliran dia yang dioperasi oleh orang lain. Memang benar, sampai sekarang usianya dua puluh enam tahun tidak pernah sekali pun dia di operasi, sebab syukur alhamdulillah nya dia tidak pernah sakit yang parah dan mengharuskan operasi misalnya, hanya sakit ringan yang biasa menimpanya seperti halnya demam, batuk, ataupun pilek, yang bisa ditangani hanya dengan minum obat. Justru dialah yang biasanya mengoperasi orang lain, yang pasti sejak tiga tahun belakangan ini juga. Pintu ruangan operasi tidak lama kemudian terbuka, Ya'qub melirik nya, beberapa orang masuk melaluinya dan mendekat kepada Ya'qub seraya seorang diantara mereka bertanya... "Apakah ini pengalaman pertama anda di operasi?""Iya," jawab Ya'qub singkat. Kekehan kecil kelu

  • BERGANTI PASANGAN   Benar Mengidap Kanker Hati?

    "Dokter?!" panggil Ya'qub berteriak sembari berlari keluar dari ruang IGD meninggalkan Nayyara sebentar saja untuk memanggil dokter. "Loh? Dokter Ya'qub, ada apa?" tanya heran seorang mbak resepsionis yang berdiri di belakang mejanya melihat Ya'qub datang ke lobi dengan berlari, keringat mengalir melimpah di dahi dan turun ke pipi pria itu, walaupun begitu dia tetap terlihat tampan selalu. Ini memang bukan rumah sakit Healthy Medika tempat Ya'qub mengabdikan diri, melainkan ini rumah sakit tempatnya Medina bekerja, yakni Pelita Sehat, meskipun bukan tempatnya bekerja pria itu tetap di panggil dokter oleh beberapa tenaga medis di sini antara lain yang mengenalnya dekat dengan Medina, yang ikut menjadi asistennya ketika dia mengoperasi abi dan uminya di rumah sakit ini, dan beberapa tenaga medis lain, intinya mereka-mereka itu tahu bahwasanya Ya'qub ini adalah seorang dokter, malahan beberapa diantara mereka tahu biodata nya cukup lengkap seperti sarjana kedokteran bagian apa dia, yak

  • BERGANTI PASANGAN   Hati Baru Untuk Nayyara

    Kedua manik mata berwarna hitam pekat milik seorang pria berkulit putih bersih itu mengerjap beberapa kali menghalau keringatnya agar tidak mengenai matanya, kacamata bertengger di hidung mancung nya untuk yang kesekian kalinya hari ini, tidak pernah ia sangka diluar waktu shift nya, di tempat yang bukan langganan nya, di ruangan yang bisa dikatakan asing karena dia tidak terbiasa ada di sini, tetapi dengan peralatan yang ada di sekitarnya ia menghapal semuanya, Ya'qub kembali mengoperasi seseorang yang tidak asing dengannya. "Berikan surgical blade!" katanya meminta sekaligus menyuruh, sebelah tangannya yang sudah terpasang sarung tangan medis berwarna putih menengadah menunggu seorang suster yang pada malam ini pada operasi ini bertugas sebagai asistennya. Surgical blade begitulah seringnya para pihak medis menyebutnya, atau bisa juga disebut pisau bedah untuk orang-orang awam, namanya juga pisau tentu saja adalah benda tajam. Begitu benda tersebut sudah ada di tangannya, tanpa be

  • BERGANTI PASANGAN   Dia Aman

    Huft... Huft... Tidak henti-hentinya Ya'qub menghela nafas panjang banyak bersyukur hari ini berbagai yang menguras jiwa dan tenaga telah selesai, semoga saja benar-benar selesai dan tak ada lagi, Ya'qub ingin beristirahat. Sesudah melihat Nayyara telah di tempatkan di ruang VVIP nomor lima, dan beberapa alat medis terpasang di tubuhnya sebagai penunjang kesembuhannya, Ya'qub akhirnya bisa meninggalkan gadis itu dengan cukup tenang. Biarlah Nayyara beristirahat sendirian, yang penting orang-orang rumah sakit sudah tahu dia yang bertanggung jawab pada gadis itu, sehingga jika mereka mau melakukan tindakan dan penanganan mereka bisa meminta izin dan menghubunginya terlebih dahulu, tidak melambatkan tindakan dikarenakan bingung minta izin kepada siapa misalnya. Sekarang Ya'qub tengah berjalan menuju ke ruang rawat abi dan umi nya, ingin mengecek keadaan mereka bagaimana setelah dia meninggalkan mereka tanpa pamitan begitu saja. Jam tangan Ya'qub sempatkan untuk melirik, pukul satu mal

  • BERGANTI PASANGAN   Salurkan Cahayamu

    Langit-langit salah satu kamar di rumah sakit dengan pelayanan kanker terbaik di Kanada ini di pandang oleh seorang gadis, ia berbaring terlentang lengkap dengan piyama khusus pasien rawat inap di rumah sakit ini membungkus tubuhnya dan hijab yang masih cukup panjang terpasang menutupi kepalanya. "Ya'qub? Dengar Medina? Bagaimana ini? Medina harus melakukan apa?" lirihnya, kepalanya masih saja lurus dengan tatapan yang sentiasa terarah ke langit-langit kamar VVIP yang ia sewa ini, gambar awan yang putih berlatar biru sebagai langitnya yang terlukis begitu indah membuat Medina yang melihatnya bagai melihat langit asli. Pikiran gadis itu bercampur segala hal, semua bagai bertubrukan, hatinya berkecamuk pabila memikirkan ini. Tetapi tidak bisa juga dirinya tidak memikirkan tentang sesuatu yang ada di pikirannya kini, mau menghindari? Tidak bisa! Ini pasti terpikir juga harus terpikir, karena penting dan dia tidak bisa menghindar sama sekali. Memang beruntung dan Medina bersyukur ia di

  • BERGANTI PASANGAN   Menemukan Rekaman CCTV

    "Habis dari mana aja sih lo?" "Gue mau sholat isya!" cuek pria yang kembali menggunakan hoodie abu-abu nya setelah beberapa menit yang lalu memakai baju operasi, dia membalas dengan pemberitahuan. "Idih, belum sholat isya lo? Aneh bener! Enam jam ngilang ngapain aja sih kok gak sholat?" cerocos pria berambut lurus kecoklatan di depannya. "Pikirin aja sendiri!" Sekarang yang berhadapan dan bercakap itu adalah dua pria yang bersaudara kembar, yang terakhir berkata adalah Ya'qub yang menampilkan wajah datarnya selalu sampai kini. "Yaudah buruan sholat gih!" suruh Yusuf bersedekap dada, sehingga agar terlihat memaksa. "Gua mau bicara dulu sama bang Raskal!" Ya'qub berujar sembari berjalan menuju sofa. "Sholat aja dulu, abang nunggu dengan sabar kok, terlalu banyak penjelasan yang ada, jika kamu menunda sholat bisa beneran ketinggalan!" celetuk pria berambut pirang yang duduk di sofa dengan tangan bersedekap di dada. Raskal namanya, pria yang bertemu dengan Ya'qub beberapa menit yan

Bab terbaru

  • BERGANTI PASANGAN   THE END

    Beberapa bulan kemudian... "Mama, umi? Ini bagusnya yang mana ya?" tanya Nayyara menunjuk sebuah rak yang tersusun beberapa baju bayi. "Kalau bayi baru lahir, baiknya gak usah pake baju yang begini," timpal umi Yasmin. "Bener, memakaikannya susah," sahut mamanya Nayyara menanggapi. Tiga orang wanita yang memiliki usia berbeda itu sedang recok di salah satu toko perlengkapan bayi di sebuah mall, usia kandungan Nayyara yang sudah memasuki tiga puluh minggu membuatnya dan para ibunya harus berbelanja kebutuhan bayinya dan Ya'qub. "Astaghfirullah!" pekik Nayyara kaget melihat keranjang belanja miliknya sudah berisi setengah penuh perlengkapan si kecil. "Kok udah penuh ya? Mama, umi! Ini keranjang kita kan, ya? Atau bukan? Kok udah berisi banyak banget?" tanyanya mencolek wanita paruh baya di sisinya agar memperhatikan sesuatu yang ia maksud. Tepat ketika dua wanita ibunya itu membalikkan badan tuk melihat keranjang, seorang pria berambut hitam ikal datang dengan tangan penuh barang

  • BERGANTI PASANGAN   Mengidam

    Beberapa hari kemudian... Rumah abi Yasser dan umi Yasmin sedang sepi-sepinya karena waktu memang menunjukkan tengah malam, kecuali sebuah kamar di lantai atas milik sang putra pertama, di sana cerocosan uring-uringan dari seorang perempuan memenuhi isi kamar. "Ihhh gak suka, ganti ganti!" suruh Nayyara kepada suaminya yang baru saja membalikkan badan ke arahnya. Perempuan berambut coklat terurai itu tengah duduk di sofa dengan bersedekap dada, posisi kakinya sekejap-sekejap berganti, kadang bersila kadang diluruskan. Sementara Ya'qub suaminya berdiri di depan lemari yang pintunya terbuka tidak kunjung ditutup sejak satu jam yang lalu. "Yang mana lagi, Nayya?" tanya Ya'qub bingung. Tepat tengah malam tadi, Nayyara membangunkan dirinya memintanya untuk memakai baju-bajunya, katanya Nayyara menginginkan melihat suaminya ini memakai pakaian yang beragam. "Baju kamu banyak tauk, cobalah pakai semuanya, aku mau liat!" Nyaris saja Ya'qub menganga mendengar penuturannya Nayyara, memak

  • BERGANTI PASANGAN   Kamu Benar Mencintainya

    Perasaan Nayyara campur aduk saat ini, biarpun sesuatu yang sudah lama dia inginkan, yakni bergenggaman tangan dengan Ya'qub suaminya sendiri, sudah tercapai, tetap saja ada suatu perkara lain yang membuatnya belum bisa untuk benar-benar senang. Bagaimana jika... Bagaimana jika... Sejak tadi kalimat berawalan dua kata diatas selalu terlintas di benaknya, ketimbang terpikir semua pertanyaan ketakutannya itu Nayyara ingin mencoba berfokus pada bagaimana caranya dia untuk tidak merisaukan semua itu. "Tenang, bumil tidak seharusnya risau," celetuk Ya'qub tiba-tiba membuka obrolan, membuat Nayyara segera menolehkan kepala ke arahnya. "Gak bisa," ungkap Nayyara jujur. "Tarik nafas, buang, lakukan beberapa kali sampai tenang." Ya'qub memberikan arahan berharap bisa menjadi solusi. Sesuai petunjuk dari suaminya, Nayyara pun melakukannya, setelah mulai tenang dia menimpali, "Kayak mau lahiran aja di suruh tarik dan buang nafas!""Emang mau lahiran sekarang?" tawar Ya'qub asal, moodnya s

  • BERGANTI PASANGAN   Mau Lihat Anakku

    "Kira-kira anak siapa itu?"Mendengar pertanyaan barusan membuat Nayyara menarik kemudian menghela nafasnya panjang, ia tidak diperkenankan untuk sakit hati atas pertanyaan itu, sebab ulahnya sendirilah yang memancing suaminya bisa bertanya demikian. Lalu, sebuah iPad mini dilemparkan Nayyara asal tetapi dia yakin akan mendarat di pahanya Ya'qub yang memang berposisi duduk. Di layar iPad itu sudah tampak suatu gambar yang ingin Nayyara tunjukkan pada Ya'qub, dia yakin pria itu bisa memahaminya sendiri tanpa harus dia jelaskan, sekarang mood Nayyara kembali berubah jadi malas bicara meniru Ya'qub. "Mengapa membuat drama ini?" tanya Ya'qub heran, sembari menscroll layar iPad tersebut. "Karena aku kesal," judes Nayyara. Krik... Krik... Setengah menit terjadi hening di ruang tamu apartemen itu, Nayyara enggan memulai pembicaraan lagi, dia ingin menunggu pria dingin ini lebih dulu bersuara. Bahkan, Nayyara juga membuang muka mengalihkan tatapannya dari sang suami. "Eh!" pekik Nayyar

  • BERGANTI PASANGAN   Apakah Nayyara Hamil?

    "Kenapa mama biarin pria ini masuk sih, ma?" keluh Nayyara ketika melihat seorang pria muda berambut ikal berdiri di belakang mamanya. "Kalian harus bicara tau, Nay," sahut sang mama enteng. "Udah, ma, kita udah-""Belum semuanya," potong pria itu yang tidak lain adalah Ya'qub Lutfi Al Lathif. Dua kata yang Nayyara dengar itu sontak saja membuat hatinya bergetar, malangnya bukan bergetar karena baper ataupun bahagia, tetapi karena tegang takut Ya'qub menyampaikan sesuatu yang tidak dia inginkan. Bagaimana jika dia membicarakan tentang perceraian? batin Nayyara ketakutan. Jujur saja Nayyara belum siap tentang itu, sama sekali, di samping ada seseorang ini yang kehadirannya belum diketahui seorang pun terkecuali dirinya dan Allah Ta'ala. "Yasudah mama tinggal dulu, mama tau kalian berdua sudah dewasa, sudah bisa mengambil keputusan dengan bijak seharusnya, jangan sampai salah mengambil keputusan, itu saja pesan mama," timpal mamanya Nayyara, kemudian berlalu pergi. Tidak akan, ma,

  • BERGANTI PASANGAN   Ngejar Cewek?

    Nayyara menggigit bibirnya sekuat mungkin agar suara tangisnya tidak terdengar, air matanya mungkin tidak akan sederas ini seandainya tidak mendengar satu kalimat lirih barusan, sekalipun dia dan suaminya terhalang sebuah pagar taman tidak membuat Nayyara tuli akan kalimat yang terucap dari bibirnya Ya'qub ternyata. Akhir-akhir ini Nayyara juga cukup moodyan, moodnya bisa berubah secepat dia mengedipkan mata, dan Nayyara tau kok mengapa dia begitu. Ternyata bawaan... Dengan segera dia menggelengkan kepala enggan semakin mengingat perkara itu lagi, ia tidak seharusnya terlalu bahagia takut nantinya akan jatuh pada relung kesedihan saja.Tidak seharusnya terlalu lama berada di sini takut nantinya malah diketahui pria yang dia hindari, Nayyara pun segera mengetikkan pesan kepada sopirnya untuk menjemputnya di taman ini. Posisi Ya'qub yang duduk di pinggiran jalan yang mana jalan tersebut mau tak mau harus dilewati Nayyara untuk pulang, membuat Nayyara kebingungan apakah dia harus menut

  • BERGANTI PASANGAN   Alhamdulillah Tidak Nayyara

    "Salah satu kewajiban seorang suami adalah memaafkan kesalahan istrinya, jika sang istri melakukan kesalahan maka seharusnya seorang suami menegurnya dan menasehatinya terlebih dahulu, jika tidak berdampak juga maka boleh memukulnya, dengan catatan tidak boleh memukul yang keras hingga memar dan menyakiti, ingat! Benar-benar tidak boleh! Pukulan yang dimaksudkan di sini pun tidak menggunakan telapak tangan, melainkan memakai benda berupa sikat gigi misalnya, nah itu dipukulkan ringan saja kepada istri, bukan dengan niatan menyakiti, tetapi niatan mendidik. Jadi ingat ya, semua ada tahapannya, pertama-tama ditegur, jika tidak mau juga kemudian dinasehati, masih tidak mempan baru dipukul yang sangat-sangat ringan!"Jleb... Semua kalimat dari seorang pria yang duduk di barisan terdepan dan menghadap ke arahnya serta seluruh jemaah yang lain membuat Ya'qub tertohok, hatinya tersentil dan dibuat bergetar, ia dibuat sadar akan kesalahannya. Saat ini pria itu sedang berada di sebuah masjid

  • BERGANTI PASANGAN   Dituntut Membuat Nayyara Kembali

    Beberapa hari kemudian... Siang ataupun malam terasa begitu lambat berlalu dan juga seperti sangat monoton, seakan-akan tidak ada yang begitu menarik sejak hari itu, semenjak hari di mana Nayyara pergi darinya, dunia Ya'qub seperti dingin lagi, tampak tidak berwarna, bahkan akan terasa sangat membosankan juga seandainya Ya'qub tidak menyibukkan diri dengan fokus kepada pekerjaannya dan mengambil shift lebih banyak dari biasa. Nasehat ataupun semangat dari Yusuf, abi, dan umi pun tidak berdampak banyak pada Ya'qub, bukan nasehat mereka yang tidak bagus, tetapi mood Ya'qub saja yang amburadul sejak hari itu, dia belum siap melakukan perubahan karena bimbang harus melakukan perubahannya dari sisi mana terlebih dahulu, sekaligus takut juga salah berbuat. Ya'qub sedang lelah, sungguh, fisiknya tidak terlalu, tetapi hati dan pikirannya rasanya benar-benar semrawut, kalau dia sedang lelah ya biarpun satu dunia menyemangatinya tetap saja dia ingin beristirahat. Jadilah akhir-akhir ini Ya'q

  • BERGANTI PASANGAN   Teramat Kelewatan!

    "Foto apa ini? Siapa ini?" tanya Ya'qub to the point, begitu dia masuk ke kamarnya dan mendapati seorang perempuan yang jelas ia kenali berdiri di depan jendela. Perempuan itu menoleh ke arahnya dan mengulurkan tangan meminta diberikan handphone nya Ya'qub yang sedang menunjukkan suatu foto, tidak perlu mengelak Ya'qub pun menyerahkannya. Ekspresi gadis itu tidak terbaca saat menatap foto itu, arah pandangnya yang menunduk membuat Ya'qub tidak bisa membaca manik matanya. Beberapa detik setelahnya tiba-tiba saja Nayyara memeluk Ya'qub erat, membuat Ya'qub di posisinya mengernyitkan dahi keheranan dengan respon istrinya. "Ya, itu aku dan Arthan, oh ya aku punya cerita yang mau diceritakan sama kamu, suami istri seharusnya bersikap terbuka kan, rasanya momen itu begitu menyenangkan dan membuatku puas."Sebenarnya Ya'qub sudah mengerti dengan yang diucapkan Nayyara, tetapi dia memilih untuk bersikap sok bodoh dengan bertanya meminta diperjelas, lebih tepatnya ingin mengorek kejujuran,

DMCA.com Protection Status