Beranda / Pernikahan / BERGANTI PASANGAN / Dia Calon Istri Gue?

Share

Dia Calon Istri Gue?

Penulis: KHABAA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bukan dia yang beruntung."

"Lalu?" tanya gadis berambut coklat itu keheranan.

"Justru dia yang dirugikan telah hadir di tengah-tengah Al Lathif, tersakiti, terlukai, dituntut, pesakitan apa lagi yang diinginkan agar dia bisa dinilai jadi mutiara keluarga yang sempurna?"

"Kami yang beruntung dia terlahir ke dunia, hadirnya dia di dalam kehidupan adalah kebahagiaan terbesar keluarga Al Lathif, meski dia bukan bagian Al Lathif," ucapan Ya'qub memelan pada kalimat terakhir.

"Terutama gue, dengan adanya dia semuanya terasa lancar dan mudah, hingga dia pergi, semuanya runyam, berantakan, dan tidak pernah sebaik ketika ia masih nyata di dunia."

Nayyara menganggukkan kepalanya sekali, dalam hati gadis itu membenarkan, kemudian berujar untuk memantapkan, "Benar, saking runyam nya setelah dia tiada, lo dipertemukan dengan gue yang hanya membuat lo tidak bahagia."

"Bukan begitu." Tak tau kenapa Ya'qub merasa ingin meralat kalimatnya Nayyara.

"Lantas?"

"Bertemu dengan lo bukan runyam pertama y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BERGANTI PASANGAN   Baiklah, Aku Menyayangi Papaku!

    "Aku pamit keluar.""Apa maksudmu, Medina?" tanya seorang pria berkulit kecoklatan yang reflek berdiri dari duduknya begitu mendengar tiga kata tadi diucapkan seorang gadis. "Ya aku mau keluar, tidak sepatutnya aku berlebihan mendengarkan pembicaraan antara ayah dan anak, yang pembahasannya sendiri sudah kelewatan," jelas Medina lugas. "Sudah kubilang, bukan? Kamu harus mendengarkan selengkapnya dari awal hingga akhir! Karena kamu sudah terlanjur masuk pada duniaku hingga tau dengan berbagai lukaku!" tegas Ansel bersikeras. "Ku tegaskan menjawab tidak mau jika kamu menyuruhku mendengarkan aib masa lalu papamu. Semua manusia punya masa lalu, sama-sama punya aib pastinya di masa lampau, tetapi tidak seharusnya selalu diungkit, bukan pula harus begitu diingat, tidak berarti mesti dilupakan, masa lalu perlunya diingat untuk menjadi batu loncatan di masa depan, jika menyakitkan pertama diingat agar tidak terjerumus ke lubang yang sama, kedua agar bisa menjadi lebih baik lagi. Apabila me

  • BERGANTI PASANGAN   Ceritanya Keluar Begitu Saja?!

    AC mobil sudah disetel dalam kadar yang paling tinggi, tapi tetap saja bagi pria yang mengenakan hoodie berwarna abu-abu itu rasanya hawa sekarang ini sangat panas, akhirnya dia memilih menurunkan kaca mobil saja dengan cara menekan satu tombol agar udara dari luar menerpa dirinya. Masih tak ada perubahan, kepanasan masih mendominasi yang saat ini ia rasakan. Gue kepanasan atau merasa gelisah sih sebenarnya? tanya Ya'qub dalam hati. Satu sisi hatinya membenarkan dugaan bahwa dia sebenarnya gelisah, cenderung juga kepada sedikit menyesal, sesal telah tak sengaja bercerita tentang gadis penting di hidupnya kepada seorang gadis, masalahnya adalah janji Ya'qub dulu yang apakah menjadi dilanggar oleh dirinya sendiri? "ARGH! KENAPA CERITA TENTANG KAK YUMNA KELUAR BEGITU SAJA?!" teriaknya keras. Begitu hampir sampai tempat tujuan, Ya'qub kembali menutup kaca mobilnya, injakan nya pada pedal gas pun juga memelan seiring matanya melihat sebuah tulisan besar di gapura. MAHESWARA FAMILY BURI

  • BERGANTI PASANGAN   Meminta Bantuan

    "Minta tolong apa?" tanya balik Raskal, si pria berambut pirang gondrong di depannya Ya'qub. "Tapi pasti akan merepotkan. Benar boleh?" tanya Ya'qub lagi. Ini seperti bukan dirinya, bukan karakternya, sosok pria yang ragu atas jawaban lawan bicaranya yang padahal dikenal adalah orang yang terpercaya. Sebenarnya Ya'qub bukan semata-mata ragu, ia hanya merasa tidak enak untuk meminta tolong kepada pria di depannya ini, pasalnya seperti yang dia ucapkan barusan untuk memenuhi permintaan tolongnya ini cukup repot. Tepukan beberapa kali didapatkan Ya'qub di pundaknya, bersamaan dengan itu terdengar kalimat ringan... "Kayak sama siapa aja? Anggap aku abangmu, meski tidak sedarah seperti halnya kamu dan Yumna. Kamu tidak akan pernah sungkan bukan dengan Yumna? Maka tidak perlu sungkan juga dengan abangmu ini!" seru Raskal. Kekehan kecil ditampilkan Ya'qub, sangat sangat kecil, sebab jangan pernah lupa dengan karakternya yang dingin dan tidak ekspresif. "Hm, anggap bang Raskal kakak ipa

  • BERGANTI PASANGAN   Suatu Keharusan

    Tarikan nafas berat dilakukan pria berambut hitam ikal itu setelah mendengar kalimat dari lawan bicaranya barusan, ia menyahut, "Selalu ku ucap terima kasih kepadanya, dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Mengatur semuanya, mengatur dia hadir di keluarga Al Lathif lebih dari tiga perempat masa hidupnya."Perihal Yumna Ya'qub siap berkata banyak, tidak ada kata irit bicara jika sudah menyangkut tentang kakak perempuannya itu, baik itu untuk memuji kakak perempuannya, membela, bahkan menceritakannya terkadang. Sepi menggulung di antara dua pria itu lagi selama beberapa detik, senja seharusnya sudah terjadi, tetapi cuaca yang mendung disertai hujan tipis-tipis membuat sinar senja kalah dan tidak bisa tampil. "Abang serius, semakin cepat kamu tau apa merk CCTV itu, anak buah abang akan semakin cepat turun tangan memeriksanya. Hidup dengan fitnah pasti tak enak, kamu pasti dituntut berbagai hal, seharusnya kamu ingin terbebas dari fitnah itu dengan cepat, kan? Maka cepatlah juga mencari

  • BERGANTI PASANGAN   Istrinya Ya'qub?

    Sorot tatapan mata seorang gadis berambut coklat panjang itu menatap jenaka kepada dua insan yang ada di depan matanya, sebenarnya tidak persis berhadapan sebab yang satu duduk di sampingnya dengan sofa yang sama sementara yang satunya lagi di kursi lipat dan berposisi berhadapan dengan tetap berjarak tentunya."Kasian," celetuk Nayyara melihat itu. "Apaan lo?!" tukas si pria yang duduk di kursi lipat, di salah satu jari tangan pria itu terpasang tasbih digital berwarna hitam. Respon yang berbeda ditunjukkan gadis di sampingnya Nayyara, gadis itu justru tertawa miris setelah Nayyara berujar. "Ya'qub kapan dateng sih? Bininya dilepasin gini meresahkan tau!" gerutu pria di kursi lipat tadi. Saat ini di kamar VVIP nomor 3 rumah sakit Pelita Sehat selain ada abi Yasser Ahnaf Al Lathif dan umi Yasmin Laili Al Aziz yang keduanya tengah beristirahat, ada Nayyara dan dua orang insan satu laki-laki yakni putranya abi dan umi juga yaitu Yusuf, dan yang satunya lagi adalah perempuan bernama

  • BERGANTI PASANGAN   Pergilah Kepada Adikku

    "Puas kamu? Pertanyaan itu kan yang butuh kamu dengar untuk bisa bertahan di sini?!""Ya! Setidaknya kamu telah berucap begitu, perihal hati biar diurus nanti!" balas Medina setelah membalikkan tubuhnya menjadi menatap Ansel kembali. "Maka bertahanlah di sini!" suruh Ansel sambil berusaha menenangkan degupan jantungnya yang melonjak setelah ia mengatakan pernyataan beberapa menit barusan. Anggukan tulus diperlihatkan Medina, gadis itu berjalan kembali menuju kursi lipat yang tadi dia duduki, langkah kakinya terhenti karena ada pergerakan dari dekatnya. Wajah Ansel yang membeku tidak luput dari pandangannya mata Medina, ekspresinya tetap datar tidak terbaca senang ataukah sedih. Tindakan dari papanya mungkin mengejutkannya tetapi tidak membuatnya marah dan sayangnya tidak juga senang. "Maafkan papa atas segala-galanya, Ansel.""Setelah ini papa berjanji apa saja yang kamu inginkan akan papa kabulkan, sekalipun itu menyuruh papa kembali kepada Nayyara dan membuat papa meninggalkanmu

  • BERGANTI PASANGAN   Menjabarkan Lelah

    "Berisik!" "Sabar boy sabar! Harusnya kita yang perlu lo sabarin karena dari tadi kita yang udah emosi! Jangan lo lagi yang nambah emosi juga!" Dua pria berwajah serupa yang keduanya sama-sama tampan itu sedikit berseteru, tak perlu risau, mereka sudah biasa begini, salah satu mengomel yang lainnya akan menenangkan dengan jenaka sehingga tidak akan menjadi kepada perdebatan yang memisahkan. "Lo kemana aja sih?" tanya pria yang tadi berucap paling panjang sembari bersedekap di dada sok-sokan menyelidik, siapa lagi jika bukan Yusuf. Tidak ada balasan dari pria yang Yusuf ajak bicara, saudara kembar dari pria itu sendiri yakni Ya'qub Lutfi Al Lathif itu justru berjalan tidak menghampiri Yusuf dan dua gadis yang duduk di sofa di dekatnya, tetapi Ya'qub menghampiri kedua orang tuanya yang sentiasa masih terbaring lemah di kasur rumah sakit yang bersisian. Sebenarnya memang tak ada juga niatan di hatinya Ya'qub untuk ngobrol dengan kembarannya sekarang, ia ingin bercakap dengan kedua o

  • BERGANTI PASANGAN   Tidak Perlu Peduli!

    "Allahu akbar Allahu akbar..."Lafaz suara azan nyaring terdengar di ruang VVIP tersebut, tak heran karena sebuah mesjid jami' yang begitu megah berdiri kokoh tidak jauh dari rumah sakit Pelita Sehat ini. Dari jendela kaca di depannya yang belum tertutup tirai itu Ya'qub melihat pemandangan kota Jakarta yang lampu-lampu gedung kantor, apartemen, atau restoran mulai menyala karena hari yang mulai gelap. Ditambah tidak ada senja yang biasanya mampu membantu penerangan bumi, disebabkan cuaca yang mendung sejak Ya'qub datang ke makam kakak perempuannya beberapa menit yang lalu tadi.Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama di hari semalam, yakni kelupaan dengan sholat hingga keluputan dua waktu sholat sekaligus, karena ia sudah bertaubat dan demi menjadikan taubatnya menjadi taubat yang sempurna seharusnya Ya'qub tidak mengulanginya setelah menyesalinya. Pria itu pun bangkit dari duduknya, menghentikan kegiatan batinnya menjabarkan sakitnya. Ia merapikan kursi yang tadinya ia duduki, ya

Bab terbaru

  • BERGANTI PASANGAN   THE END

    Beberapa bulan kemudian... "Mama, umi? Ini bagusnya yang mana ya?" tanya Nayyara menunjuk sebuah rak yang tersusun beberapa baju bayi. "Kalau bayi baru lahir, baiknya gak usah pake baju yang begini," timpal umi Yasmin. "Bener, memakaikannya susah," sahut mamanya Nayyara menanggapi. Tiga orang wanita yang memiliki usia berbeda itu sedang recok di salah satu toko perlengkapan bayi di sebuah mall, usia kandungan Nayyara yang sudah memasuki tiga puluh minggu membuatnya dan para ibunya harus berbelanja kebutuhan bayinya dan Ya'qub. "Astaghfirullah!" pekik Nayyara kaget melihat keranjang belanja miliknya sudah berisi setengah penuh perlengkapan si kecil. "Kok udah penuh ya? Mama, umi! Ini keranjang kita kan, ya? Atau bukan? Kok udah berisi banyak banget?" tanyanya mencolek wanita paruh baya di sisinya agar memperhatikan sesuatu yang ia maksud. Tepat ketika dua wanita ibunya itu membalikkan badan tuk melihat keranjang, seorang pria berambut hitam ikal datang dengan tangan penuh barang

  • BERGANTI PASANGAN   Mengidam

    Beberapa hari kemudian... Rumah abi Yasser dan umi Yasmin sedang sepi-sepinya karena waktu memang menunjukkan tengah malam, kecuali sebuah kamar di lantai atas milik sang putra pertama, di sana cerocosan uring-uringan dari seorang perempuan memenuhi isi kamar. "Ihhh gak suka, ganti ganti!" suruh Nayyara kepada suaminya yang baru saja membalikkan badan ke arahnya. Perempuan berambut coklat terurai itu tengah duduk di sofa dengan bersedekap dada, posisi kakinya sekejap-sekejap berganti, kadang bersila kadang diluruskan. Sementara Ya'qub suaminya berdiri di depan lemari yang pintunya terbuka tidak kunjung ditutup sejak satu jam yang lalu. "Yang mana lagi, Nayya?" tanya Ya'qub bingung. Tepat tengah malam tadi, Nayyara membangunkan dirinya memintanya untuk memakai baju-bajunya, katanya Nayyara menginginkan melihat suaminya ini memakai pakaian yang beragam. "Baju kamu banyak tauk, cobalah pakai semuanya, aku mau liat!" Nyaris saja Ya'qub menganga mendengar penuturannya Nayyara, memak

  • BERGANTI PASANGAN   Kamu Benar Mencintainya

    Perasaan Nayyara campur aduk saat ini, biarpun sesuatu yang sudah lama dia inginkan, yakni bergenggaman tangan dengan Ya'qub suaminya sendiri, sudah tercapai, tetap saja ada suatu perkara lain yang membuatnya belum bisa untuk benar-benar senang. Bagaimana jika... Bagaimana jika... Sejak tadi kalimat berawalan dua kata diatas selalu terlintas di benaknya, ketimbang terpikir semua pertanyaan ketakutannya itu Nayyara ingin mencoba berfokus pada bagaimana caranya dia untuk tidak merisaukan semua itu. "Tenang, bumil tidak seharusnya risau," celetuk Ya'qub tiba-tiba membuka obrolan, membuat Nayyara segera menolehkan kepala ke arahnya. "Gak bisa," ungkap Nayyara jujur. "Tarik nafas, buang, lakukan beberapa kali sampai tenang." Ya'qub memberikan arahan berharap bisa menjadi solusi. Sesuai petunjuk dari suaminya, Nayyara pun melakukannya, setelah mulai tenang dia menimpali, "Kayak mau lahiran aja di suruh tarik dan buang nafas!""Emang mau lahiran sekarang?" tawar Ya'qub asal, moodnya s

  • BERGANTI PASANGAN   Mau Lihat Anakku

    "Kira-kira anak siapa itu?"Mendengar pertanyaan barusan membuat Nayyara menarik kemudian menghela nafasnya panjang, ia tidak diperkenankan untuk sakit hati atas pertanyaan itu, sebab ulahnya sendirilah yang memancing suaminya bisa bertanya demikian. Lalu, sebuah iPad mini dilemparkan Nayyara asal tetapi dia yakin akan mendarat di pahanya Ya'qub yang memang berposisi duduk. Di layar iPad itu sudah tampak suatu gambar yang ingin Nayyara tunjukkan pada Ya'qub, dia yakin pria itu bisa memahaminya sendiri tanpa harus dia jelaskan, sekarang mood Nayyara kembali berubah jadi malas bicara meniru Ya'qub. "Mengapa membuat drama ini?" tanya Ya'qub heran, sembari menscroll layar iPad tersebut. "Karena aku kesal," judes Nayyara. Krik... Krik... Setengah menit terjadi hening di ruang tamu apartemen itu, Nayyara enggan memulai pembicaraan lagi, dia ingin menunggu pria dingin ini lebih dulu bersuara. Bahkan, Nayyara juga membuang muka mengalihkan tatapannya dari sang suami. "Eh!" pekik Nayyar

  • BERGANTI PASANGAN   Apakah Nayyara Hamil?

    "Kenapa mama biarin pria ini masuk sih, ma?" keluh Nayyara ketika melihat seorang pria muda berambut ikal berdiri di belakang mamanya. "Kalian harus bicara tau, Nay," sahut sang mama enteng. "Udah, ma, kita udah-""Belum semuanya," potong pria itu yang tidak lain adalah Ya'qub Lutfi Al Lathif. Dua kata yang Nayyara dengar itu sontak saja membuat hatinya bergetar, malangnya bukan bergetar karena baper ataupun bahagia, tetapi karena tegang takut Ya'qub menyampaikan sesuatu yang tidak dia inginkan. Bagaimana jika dia membicarakan tentang perceraian? batin Nayyara ketakutan. Jujur saja Nayyara belum siap tentang itu, sama sekali, di samping ada seseorang ini yang kehadirannya belum diketahui seorang pun terkecuali dirinya dan Allah Ta'ala. "Yasudah mama tinggal dulu, mama tau kalian berdua sudah dewasa, sudah bisa mengambil keputusan dengan bijak seharusnya, jangan sampai salah mengambil keputusan, itu saja pesan mama," timpal mamanya Nayyara, kemudian berlalu pergi. Tidak akan, ma,

  • BERGANTI PASANGAN   Ngejar Cewek?

    Nayyara menggigit bibirnya sekuat mungkin agar suara tangisnya tidak terdengar, air matanya mungkin tidak akan sederas ini seandainya tidak mendengar satu kalimat lirih barusan, sekalipun dia dan suaminya terhalang sebuah pagar taman tidak membuat Nayyara tuli akan kalimat yang terucap dari bibirnya Ya'qub ternyata. Akhir-akhir ini Nayyara juga cukup moodyan, moodnya bisa berubah secepat dia mengedipkan mata, dan Nayyara tau kok mengapa dia begitu. Ternyata bawaan... Dengan segera dia menggelengkan kepala enggan semakin mengingat perkara itu lagi, ia tidak seharusnya terlalu bahagia takut nantinya akan jatuh pada relung kesedihan saja.Tidak seharusnya terlalu lama berada di sini takut nantinya malah diketahui pria yang dia hindari, Nayyara pun segera mengetikkan pesan kepada sopirnya untuk menjemputnya di taman ini. Posisi Ya'qub yang duduk di pinggiran jalan yang mana jalan tersebut mau tak mau harus dilewati Nayyara untuk pulang, membuat Nayyara kebingungan apakah dia harus menut

  • BERGANTI PASANGAN   Alhamdulillah Tidak Nayyara

    "Salah satu kewajiban seorang suami adalah memaafkan kesalahan istrinya, jika sang istri melakukan kesalahan maka seharusnya seorang suami menegurnya dan menasehatinya terlebih dahulu, jika tidak berdampak juga maka boleh memukulnya, dengan catatan tidak boleh memukul yang keras hingga memar dan menyakiti, ingat! Benar-benar tidak boleh! Pukulan yang dimaksudkan di sini pun tidak menggunakan telapak tangan, melainkan memakai benda berupa sikat gigi misalnya, nah itu dipukulkan ringan saja kepada istri, bukan dengan niatan menyakiti, tetapi niatan mendidik. Jadi ingat ya, semua ada tahapannya, pertama-tama ditegur, jika tidak mau juga kemudian dinasehati, masih tidak mempan baru dipukul yang sangat-sangat ringan!"Jleb... Semua kalimat dari seorang pria yang duduk di barisan terdepan dan menghadap ke arahnya serta seluruh jemaah yang lain membuat Ya'qub tertohok, hatinya tersentil dan dibuat bergetar, ia dibuat sadar akan kesalahannya. Saat ini pria itu sedang berada di sebuah masjid

  • BERGANTI PASANGAN   Dituntut Membuat Nayyara Kembali

    Beberapa hari kemudian... Siang ataupun malam terasa begitu lambat berlalu dan juga seperti sangat monoton, seakan-akan tidak ada yang begitu menarik sejak hari itu, semenjak hari di mana Nayyara pergi darinya, dunia Ya'qub seperti dingin lagi, tampak tidak berwarna, bahkan akan terasa sangat membosankan juga seandainya Ya'qub tidak menyibukkan diri dengan fokus kepada pekerjaannya dan mengambil shift lebih banyak dari biasa. Nasehat ataupun semangat dari Yusuf, abi, dan umi pun tidak berdampak banyak pada Ya'qub, bukan nasehat mereka yang tidak bagus, tetapi mood Ya'qub saja yang amburadul sejak hari itu, dia belum siap melakukan perubahan karena bimbang harus melakukan perubahannya dari sisi mana terlebih dahulu, sekaligus takut juga salah berbuat. Ya'qub sedang lelah, sungguh, fisiknya tidak terlalu, tetapi hati dan pikirannya rasanya benar-benar semrawut, kalau dia sedang lelah ya biarpun satu dunia menyemangatinya tetap saja dia ingin beristirahat. Jadilah akhir-akhir ini Ya'q

  • BERGANTI PASANGAN   Teramat Kelewatan!

    "Foto apa ini? Siapa ini?" tanya Ya'qub to the point, begitu dia masuk ke kamarnya dan mendapati seorang perempuan yang jelas ia kenali berdiri di depan jendela. Perempuan itu menoleh ke arahnya dan mengulurkan tangan meminta diberikan handphone nya Ya'qub yang sedang menunjukkan suatu foto, tidak perlu mengelak Ya'qub pun menyerahkannya. Ekspresi gadis itu tidak terbaca saat menatap foto itu, arah pandangnya yang menunduk membuat Ya'qub tidak bisa membaca manik matanya. Beberapa detik setelahnya tiba-tiba saja Nayyara memeluk Ya'qub erat, membuat Ya'qub di posisinya mengernyitkan dahi keheranan dengan respon istrinya. "Ya, itu aku dan Arthan, oh ya aku punya cerita yang mau diceritakan sama kamu, suami istri seharusnya bersikap terbuka kan, rasanya momen itu begitu menyenangkan dan membuatku puas."Sebenarnya Ya'qub sudah mengerti dengan yang diucapkan Nayyara, tetapi dia memilih untuk bersikap sok bodoh dengan bertanya meminta diperjelas, lebih tepatnya ingin mengorek kejujuran,

DMCA.com Protection Status