Share

Baiklah, Aku Menyayangi Papaku!

"Aku pamit keluar."

"Apa maksudmu, Medina?" tanya seorang pria berkulit kecoklatan yang reflek berdiri dari duduknya begitu mendengar tiga kata tadi diucapkan seorang gadis.

"Ya aku mau keluar, tidak sepatutnya aku berlebihan mendengarkan pembicaraan antara ayah dan anak, yang pembahasannya sendiri sudah kelewatan," jelas Medina lugas.

"Sudah kubilang, bukan? Kamu harus mendengarkan selengkapnya dari awal hingga akhir! Karena kamu sudah terlanjur masuk pada duniaku hingga tau dengan berbagai lukaku!" tegas Ansel bersikeras.

"Ku tegaskan menjawab tidak mau jika kamu menyuruhku mendengarkan aib masa lalu papamu. Semua manusia punya masa lalu, sama-sama punya aib pastinya di masa lampau, tetapi tidak seharusnya selalu diungkit, bukan pula harus begitu diingat, tidak berarti mesti dilupakan, masa lalu perlunya diingat untuk menjadi batu loncatan di masa depan, jika menyakitkan pertama diingat agar tidak terjerumus ke lubang yang sama, kedua agar bisa menjadi lebih baik lagi. Apabila me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status