“Begini saja, bagaimana kalau Mas Darto sebagai jaminan ... “ ujar Soima menatap Darto, dengan tatapan licik dan penuh hasrat saat memandang Darto, senyumnya menyeringai, terlihat sekali kalau dia sedang menginginkan Darto, Yah dulu saat masih sekolah dan berteman dengan Darmi adik Darto, dia sudah naksir sama Darto, dia mendekati Darto lewat Darmi, saat itu Darto masih merintis usaha, belum sebesar sekarang, tapi nampaknya Darto tak menggubris semua cewek yang mencoba mendekatinya, dia fokus mengembangkan usahanya, sehingga dia mundur, tapi kini dia bisa bertemu dengan Darto lagi adalah rizky dan kesempatan yang tak boleh disia-siakan, walaupun sekarang ada wanita disampingnya, dia tidak perduli, Sedangkan Ninik dan Darto sontak matanya membulat, dada Ninik bergemuruh, rasanya ingin meledak, ingin dia mencakar wajah gadis genit ini, “Apa maksud mbak” tanya Ninik dengan geram, wajahnya terlihat gusar, nampak emosinya sudah hampir meledak, “Saya nggak minta aneh-aneh” ujar Soimah de
Brodin benar-benar diliputi amarah melihat keganjenan istrinya, hati laki-laki mana yang rela istrinya menginginkan laki-laki lain, istrinya itu memang punya karakter genit, tapi tidak sampai terang-terangan meminta seorang laki-laki untuk menemaninya, itu sungguh memalukan dan melukai harga dirinya sebagai seorang laki-laki,Darto menggandeng tangan istrinya dengan erat, kemudian pelan-pelan meninggalkan lokasi keributan itu, dia bukan hendak melarikan diri dari tanggung jawab, sesampai dirumah nanti dia akan mengambil uang dan menyelesaikan masalahnya, Ninik yang digeret suaminya menurut saja, kemudian mereka segera menstarter motornya, lalu segera pergi dari area situ, sedangkan mereka yang sedang ribut tidak menyadari kedua orang itu sudah tidak ada ditempat,Darto dan Ninik tidak berbicara apapun selam dalam perjalanan pulang, mungkin masih shyok dengan kejadian yang mencekam tadi, bagaimana seandainya mereka keinginan Soimah tercapai tadi, hiii, tidak bisa dibayagkan,Ssesampain
Sambil merebahkan dirinya mbok Rah terkenang masa lalunya, di sebuah dusun yang terpencil, di sebuah lereng gunung B, seorang gadis yang bernama Rahayu, yang sekarang di panggil mbok Rah, waktu itu dia masih muda, umur enam belas tahun, dia tinggal hanya dengan ibunya, ayahnya meninggal sejak dia usia delapan tahun, kehidupannya bahagia, ibunya sangat menyayanginya, walau terbilang miskin, tapi bersyukur, ayahnya meninggalkan sepetak sawah, yang cukup untuk kehidupan mereka, dan juga sebuah rumah kecil berdinding gedek atau anyaman bambu, di belakang rumah di tanami sayuran dan berternak bebek dan ayam, hari-harinya berjalan damai, hingga suatu ketika, saat ibunya tidak ada karena sedang di sawah, dan dia sedang memberi makan bebek dan ayamnya di belakang rumah, tiba-tiba mulutnya di bekap seseorang, tubuh kurus Rahayu diseret di semak-semak, tentu saja rahayu memberontak, dia sekuat tenaga melepaskan diri dari bekapan orang itu, tapi adalah daya, tenaga orang itu begitu sangat kuat,
Ya Gusti, Rahayu kaget dan terperanjat, matanya melotot, tangannya yang membawa baki terlihat bergetar, hingga isi dalam gelas di atas baki yang di bawanya tumpah sebagian, dahinya mengeluarkan keringat besar-besar, "Ma, ma, Mmm" Rahayu gagap, dia hendak mengatakan maaf, karena minuman yang akan dihidangkan sedikit tumpah, Ibu Rahayu tersenyum maklum, "Nggak usah takut nduk, ini pak Brengos," ujar ibu Rahayu sedikit terkekeh, Sedangkan sang tamu memelengkan wajahnya, menatap Rahayu dengan tajam, ada seringai licik di matanya, "Hehehe, iyak, iyak, iyak, hehehe" sang tamu terkekeh sambil memelintir kumisnya manggut-manggutRahayu ngeri mendengar kekehan pak Brengos, seperti suara lolongan srigala di malam hari, sangat giris dan horor, bulu kuduk sampai berdiri, Rahayu tidak dapat lagi menguasai rasa takutnya. PRANG Baki terlepas dari tangan Rahayu, ibunya yang terkejut hanya menatapnya heran ... tangannya mengulur menepuk-nepuk pundak Rahayu. "Mbok Rah, mbok Rah, mbok Rah" Susi
Tiba-tiba mbok Rah muncul dengan nenteng buntelan, Darto dan Ninik terkejut, sontak mendongak, keduanya segera berdiri, keningnya mengerut, ada apa dengan mbok Rah, tiba-tiba ingin pulang, awal datang dulu Ninik menawarkan mengantar pulang kampungnya, tapi mbok Rah menolak, ingin tinggal disini sementara, "Eh Mbok Rah mau balik desakah? " tanya Ninik sambil mengernyit, "iya mbak," sahut mbok Rah menundukkan kepala,"Apa ada sesuatu Mbok, hingga ingin pulang?" tanya Ninik penasaran."nggak Mbak, mbok rindu keluarga di kampung" sahutnya mbok Rah,Ninik sejenak terpekur, tidak ada hal yang membuatnya berat, karena selama ini juga tidaklah terlalu dekat, dan yang paling tidak bisa di tahan kalau orang sudah beralasan rindu, maka tidak ada yang bisa menghalangi, kata Dylan di film Dylan bahwa Rindu itu berat, eh kog nglantur di film-film segala,"Mmmm tunggu ya mbok" ujar Ninik berlalu masuk kamar, sesaat kemudian sudah muncul lagi "Mbok Rah, ini, terima ya, mohon maaf, mungkin selama
"Monggo mbak Ninik" angguknya kepada Ninik"Mari-mari Mbok selamat jalan, hati-hati, Wassalamualaikum" jawab Ninik sambil berseru, mengiringi langkah mbok Rah yang sudah sedikit menjauh dari pagarJEDUARRRR BRAKKKSuara benda besi bertabrakanNinik sangat terkejut, pintu pagar besi itu seolah ada yang menutup dengan dorongan yang sangat kuat, padahal dia baru mau akan menutup, tapi pintu pagar itu bergerak sendiri, Ninik berpikir keras tentang bagaimana hal itu bisa terjadi, tapi logikanya tak mampu menganaliasanya, kalau itu angin kencang, rasanya tidak mungkin, karena kalau itu angin kencang, tentu juga akan membuat bunyi glondangan atap-atap seng yang di pakai teras oleh banyak tetangganya, dan tentunya dia yang sedang berdiri juga akan terhempas oleh angin kencang itu bukan? Ninik buntu memikirkan itu, apa itu gangguan makhluk halus yang dikeluahkan suaminya tadi malam pada ustad? pikir Ninik, beruntung dia bukan orang penakut, jadi tidak membuatnya merasa terteror, dia anak pondo
HAAAAA Agung bersuara mulutnya nganga dengan mata melotot bahkan bola matanya seperti hendak keluar, Darto yang duduk dikursi kerjanya juga mendongak, tampak dia juga terkejut dengan apa yang dilihatnya, Bahkan di belakang wanita itu para karyawan bergerombol memandang bidadari kesasar dengan mulut nganga, air liur menetes, beberapa sudah berkali-kali menelan saliva, Bagaimana tidak, tiba-tiba ada sosok wanita cantik dengan tampilan yang sungguh menggugah ular tidur, baju ketat entah bahan dari apa, begitu mencetak jelas semua tonjolan, bahkan kerung leher yang rendah menampakkan sedikit tonjolan bukit kembar yang mempesona, bikin ular-ular blingsatan, “Hei sadar ...” seru orang di depan pintu itu pada Agung dengan posisi menggelikan seperti itu, “Oooooh, bidadarikah kamu?” racau Agung seperti orang mabok, matanya sayu seprti kena hipnotis, PLAKKKK “Cepat minggir” seru wanita itu sambil menampar Agung, Entah karena tamparan itu tidak keras, atau karena begitu terpesonanya deng
BRAKKK “Apa kamu bilang, kamu mengusirku, ingat yah, aku adalah investor, yang seharusnya kamu hormati, bahkan sahamnya aku yang paling banyak, jika kamu masih ingin menjadi CEO di bengkel baru itu nantinya, mau tidak mau kamu harus menerima aku” seru wanita itu dengan marah, menggebrak meja, dadanya naik turun, nafasnya sampai memburu, pertama kali dia datang dengan asistennya, Darto tidak menerimanya dengan baik, acuh saja, menyuruhnya menghubungi divisi yang mengurusi penanaman saham dari pihak ketiga, kini dia bermaksud datang kembali, dia sangat penasaran dengan Darto, sejak pertama bertemu dulu dia sudah tertarik dengan Darto, entah kenapa, dia sendiri juga tidak tahu, dia begitu menginginkannya, Darto terkesiap, tapi dia juga marah dengan wanita ini, dia mau bekerjasama dengan presedir keturunan jepang itu, tapi dia tidak mau di tekan-tekan dan di atru-atur tidak sesuai dengan Jobdish seperti ini, lagian bukan dia yang mohon kerjasama, tapi foundernya sendiri yang memohon pada