HHHHHH HUAHHHHBRUAKKKDarto dan Ninik berhenti tertawa, keduanya kaget dan saling pandang, kemudian secara perlahan memutar kepala kearah sumber suara,Darto dan Ninik terkejut, belakang mobil ditabrak mobil box pengangkut barang, di body mobil boxnya ada gambar nama produk dan perusahaan.Darto turun diikuti Ninik mendekat ke TKP (tempat kejadian perkara), dilihatnya sopir box itu tergopoh-gopoh turun, wajahnya pucat pasi, terlihat tubuhnya gemetar,Darto dan Ninik masih shok dan kaget, mobil belakang terlihat sedikit penyok, kaca belakang juga sudah pecah, beruntung ini mobil eropa yang punya body tangguh, kembali Darto focus menatap sopir box yang juga tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya pucat dan melas, seperti banyak beban,“Bagaimana ini pak?” cecar Darto dengan intonasi tegas“Maaf, pak, saya minta maaf … saya … “ sopir dengan postur kecil dan kurus itu bicara dengan gagap, wajahnya sudah hampir menangis, tidak bisa melanjutkan bicaranya malah nangis terguguk, dia membayangk
“Oh … untuk perusahaan toh, maaf Pak Bos, saya tadi cuma bingung ada yang nanya beginian, kalau ternyata untuk survei perusahaan ya saya akan langsung jawab, iya Pak sekali lagi maaf, setiap bulan itu saya menerima gaji atau uang belanja itu dari suami sebesar tiga juta Pak” cerocos istri sopir itu yang mengira yang menelpon itu Bos suaminyaDIENGDarto mendelik ke arah sopir itu, ketahuan bohongnya khan si sopir itu, Darto paling benci dengan kebohongan, sedang sopir itu juga melototkan matanya gelisah “Oh segitu ya Bu ….” ujar Darto mengerling kea rah sopir itu dengan senyum mengejek, ketahuan bohongmu Pir batin Darto “Ibu tahu berapa gaji suami ibu?” sambung Darto“Tahu lah Pak, empat juta Pak, tiga juta dikasih ke saya buat belanja, satu juta untuk bayar kontrak dan bayar sekolah anak-anak, “ jawab istri supir itu.Darto terjengit dengan jawaban istri sopir itu barusan, berarti dia tadi salah sangka, sedang si sopir yang mendengar jawaban istrinya terakhir menjadi lega,“Baik Bu
Setelah pamit Darto segera menggandeng tangan istrinya segera di bawa masuk ke mobil setelah itu dia memutari mobil masuk di kursi pengemudi, Darto segera gas mobilnya.BRRAKKK KRATAK KRATAKDarto mendadak mengerem mobilnya, Darto dan Ninik kembali terkagetOrang-orang segera berhamaburan,Darto dan Ninik segera turun dan pergi kebelakang mobil, sedangkan orang-orang berhamburan mendekat, dil ihatnya kaca belakang yang tadi masih menempel walau sudah pecah dan remuk karena pasih tertempel kaca film, tapi begitu mobil di start kaca tersebut ambrol, Darto lupa mengantisipasi, dia pikir kaca itu akan kuat menempel sampai bengkel, ternyata ambrol, sedangkan orang-orang yang tadi menonton berhamburan mendekati mobil, mereka sangat terkagum dan simpati dengan Darto, sehingga banyak yang antusia dan ingin membantu untuk menyingkirkan dan membersihkan kaca itu,Darto yang melihat mobil belakang bersih berkat orang-orang yang membantunya itu mengucapkan terima kasih“Terima kasih bapak-bapak,
Dilihatnya minumannya itu masih utuh, dia mencebikkan mulutnya, dan berdoa akan segera diminum oleh Darto.Setelah sampai di pintu mbok rah terkaget, matanya mendelik“KAMU .... “Dua kresek yang dibawa mbok Rah sampai terjatuh, dadanya deg-degan, lebih tepatnya bergemuruh, dia tidak menyangka Ninik kembali,kerumah ini sekarang dikiranya Darto sendirian tadi.“Assalamualaikum ...” salam Ninik ramah, dia sedikit meraasa aneh dengan ekspresi mbok Rah yang terkejut, dan salah tingkahMbok Rah tersenyum kikuk, membukukkan badannya sambil tersenyum, lalu menunduk pura-pura tidak mendengar salam Ninik, dia tidak menyahuti lalu meneruskan langkah untuk membuang sampah, hatinya benar-benar gondok, kenapa ninik pulang sekarang, bisa gagal maning rencanaku.Ninik meneruskan langkah masuk, dilihatnya suaminya duduk di sofa memainkan gawainya,“Assalamualaikum .... “ teriak Ninik,“Waalaikumussalam ....” sahut Darto dan Susi juga membalasnya dari arah dapur.Ninik memindai ruangan, dia merasa pu
“Oh, tidak, ini tidak boleh, bukan begitu rencananya, ah, sialan, kenapa perempuan jelek itu ikut kesini sih, bikin rencana gagal maning’ gerutu mbok Rah mondar-mandir, matanya nyalang, tangannya mengepal, mulutnya komat-kamit, menggumam nggak jelas. dia menyebut Ninik perempuan jelek,“EH COPOT” seru mbok Rah tiba-tiba terjengit kaget “Ada apa mbok Rah” seru Susi menepuk bahunya yang membuat mbok Rah kaget,“Ah, kamu bikin kaget saja Sus, sudah kita istirahat sejenak, lagian tidak ada yang dikerjain lagi khan?” ujar mbok Rah bersungut dan ngeloyor ke belakang rumah,Susi mengedikkan bahunya, dia selalu merasa janggal dengan tindakan mbok Rah, sebenarnya ada niatan untuk mengadukan kepada Ninik, mumpung juragannya ada di rumah kembali, tapi apa iya mbak Ninik percaya, nanti kalau dia nggak percaya terus aku juga nggak bisa kasih bukti, nanti malah aku yang salah, bisa-bisa diusir dari rumah ini, karena di tuduh memfitnah, oh, tidak, kerja disini itu santai, juragannya orang-orang ba
ALLAAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUM ...Ninik terus membaca ayat kursi, dia yakin suaminya ini sedang di rasuki syetan, ada kabut aneh di mata suaminya,Darto tiba-tiba matanya semakin merah dan melotot sampai terlihat hampir keluar dari kelopaknya, otot di pelipisnya terlihat biru dan menonjol, berangsur otot-otot di seluruh tubuhnya juga seperti hendak keluar dari tubuhnya, bergurat-gurat kebiruan seperti kabel listrik melilit tubuh Darto, Darto menggeram, dan melengkungkan tubuhnya dengan sikap merangkak, tubuh itu seperti mengembang dan hendak meledak, ekspresinya wajahnya seperti orang yang mengejan dengan amat sangat keras, pipinya mengggembung dengan otot-otot kebiruan yang menonjol,AAAARKKHHHHHHDarto terus saja menggeram dan meraung, suasana sangat mencekam, Ninik yang terus menggumamkan ayat kursi entah yang keberapa kali, mulutnya tiada henti membaca ayat kursi, dia tidak ingat doa-doa rukyah pengusir setan, dulu pernah di ajarkan, karena tidak pernah diamalkan ja
“Ada apa kamu menangis Humaiku, apa ada yang kamu susahkan” tanya DartoHUWAAAAAA AAAAANinik menangis tersedu, melepaskan segala cemas serta ketakutannya, dan merasa terharu dengan perlakuan suaminya, bagaimana tidak terharu, saat ini kondisi suminya itu amat memprihatinkan, tapi dia justru mengkahwatirkan istrinya, nikmat mana lagi yang kau dustakan,“Hay, kog malah menangis,” ujar Darto lagi, sambil menggusuk kepalanya,“tenangkan dirimu, cup_cup_cup sudah tenanglah, Belanda masih jauh ... “ ujar Darto,Ninik sedikit gondok, bisa-bisanya suaminya ini bikin Joke yang nggak lucu, tapi dia sedikit terkekeh juga dengan guyonan ala Darto, dasar anak bu Zulaikha, gen jenaka menurun ke anak-anaknya, meski karakter tetapnya itu pendiam bin gagu, saat-saat tertentu keluar juga sifat jenakanya,“Hihihihi, Habi bisa saja” ujar Ninik memukul pelan pundak Darto,“Apa yang terjadi” tanya Darto lembut, sambil mempererat dekapnnya, sedangkan Ninik juga mempererat dekapannya, Ninik merasa nyaman de
AUWWWTeriak Ninik menjerit kaget,Tiba-tiba Darto membuka pintu lalu menarik tubuh Ninik ke dalam kamar mandi, tapi nampaknya Ninik berontak.“Ish, apaan sih Bi ... “ cicit Ninik sambil terus berusaha lepas,“Bi, jangan Bi ... “ teriak Ninik sambil berusaha lepas dari sergapan Darto saat Darto hendak melucuti baju Ninik yang sudah tak berbentuk itu,Ninik mengamati wajah dan mata Darto, melihat kemungkinan Darto kena serangan kesurupan lagi, tapi dilihatnya tidak ada tanda-tanda yang aneh di wajah Darto,“Kenapa Humai” cicit Darto“Kita tak boleh melakukannya di kamr mandi Bi, nggak baik, di kamar mandi itu banyak setannya, memang tidak ada larangan, bahkan sebagian ulama menilai makruh, tapi rasanya kurang beradab, beribadah itu ya di tempat yang baik Bi ... “ cerocos Ninik berusaha memberi pengeritan suaminya itu dan berusaha mencegah agresi Darto yang melucuti bajunya dengan tergesa-gesa,Demi mendengar cerocosan dan ceramah Ninik, Darto terdiam sejenak, kemudian dia memandang wa
Mereka melihat di depan ada seorang nenek dengan berkebaya kuno dan memakai jarik, yang berjalan tenang menyeberang jalan. Yai Sepuh menyipitkan matanya mengamati orang itu, sedetik kemudian matanya melebar, dadanya berdebar-debar. "Mungkinkah dia,?” batin yai Sepuh "Mbok Rah! " "Rah! " Darto dan yai sepuh berseru bersamaan. Darto kaget dengan seruan yai sepuh, demikian juga yai sepuh terkejut dengan seruan Darto, sontak mereka saling memandang "Kamu mengenalnya nak Darto?" "Ysi Sepuh mengenalnya? " Darto dan yai sepuh saling bertanya bersamaan "Ingeh yai beliau ikut dirumah kami beberapa bulan, kamarnya yang kita temukan botol keramat itu yai" Darto menjelaskan sedangkan yai sepuh manggut-manggut, sambil mengelus-elus janggutnya, sedetik kemudian mereka saling bertatapan dengan mata membulat, "Kita harus menangkapnya!" teriak mereka Darto dan yai sepuh bersamaan, Tanpa komando mereka berdua segera melompat keluar dari mobil dan berlari mengejar orang yang di maksud, me
“LEMPAR...,” suaranya melengking tinggi, tapi tertelan suara ombak yang menderu-deru, meski demikian ustad Reyhan yang memegang botol sangat sigap, segera dia melempar botol itu, tepat saat percikan air laut sudah menghantam bibir batu karang tempat mereka berpijak, ombak itu seperti makhluk laut yang sangat besar dan mengerikan “ALLAHUAKBAR...,” teriak guru dan murid itu bersamaan. SWING... CLUNG Botol itu terlempar tepat di tengah ceruk omba, yai Sepuh dan ustad yang lain berdiri kokoh di bibir tebing, sarung mereka berkibar kibar, di tengah suara ombak yang menderu-deru, masih dengan posisi yang sama ombak itu seakan hendak mencaplok mereka, puncak ombak itu bertahan di atas kepala mereka tapi seolah ada yang manahan, ustad Daru mengalunkan adzan dengan nada yang indah, sedangkan yang lain memejamkan mata dan mendengar dengan khidmat, tidak mempedulikan sekitar dimana alam seolah sedang bergejolak, “......LAA ILAAHA ILLALLAAH” ustad Danu menyelesaikan adzan dan segera menengadah
"Botol itu, botol itu, botol itu," gagap ustad Reihan sambil jarinya menunjuk di tempat botol itu diletakkan,HA...!Semua orang dalam mobil itu tersentak, matanya membelalak, mulutnya melongo, Tak terkecuali Darto sangat terkejut, hatinnya sungguh tergetar, dia takut, kalau-kalau botol itu hilang, lalau terjatuh di tangan orang jahat, atau botol itu pecah lalu penghuninya bebas bergentayangan, dia jadi ngeri, bagaimana dengan nasibnya. ‘Astaghfirullahhaladzim, kalian itu diuji sedikit saja sudah melupakan Allah, kita pasrahkan dan minta sama Allah, ingat tak selembar daun jatuh tanpa seijin Allah, dan apabila botol itu benar-benar hilang, itu berarti memang seijin Allah, mari kita berdoa dan berikhtiar, tenangkan hati kalian, ayo kita cari dengan tenang, karena saat kita panik atau marah, setan menutup mata kita,” tutur yai Sepuh tenang dan bijak, ASTAGHFIRULLAHHAADZYM Seru semua orang itu bersamaan, kemudian dengan tanpa komando mereka semua mengatur nafas agar lebih tenang, “A
DUARRRR ASTAGFIRULLAHAADZIM ... ALLAHUAKBAR seru semua penumpang mobil Mobil bergetar hebat, Darto yang memegang kemudi sampai tangannya terasa kesemutan, Spontan Darto menginjak rem, Ciiiiiiiiit BRUAKKK BRAK BRAK Darto dan semua penumpang saling berpandangan, mata mereka tampak terkejut, "Bagaimana ini Yai sepuh?" tanya Darto dengan suara bergetar, hatinya masih berdebar karena kaget, sedangkan penumpang yang lain hanya terdiam, semua nampak tegang, yah nampaknya sedang terjadi tabrakan beruntun, "Sabar dulu, kita diam dulu, anak-anakku, mari kita berdoa sama-sama, mohon petunjuk dan perlindungan sama Allah SWT, agar kita deberi jalan keluar yang terbaik" titah Yai sepuh pada semua yang ada dalam mobil, "Siap Yai, laksanakan dawuh" serempak para ustad murid Yai Sepuh menjawab, Yai sepuh segera melaksanakan sholat sunah dalam mobil, diikuti oleh para santrinya itu, tak terkecualli Darto, seusai sholat Yai Sepuh memanjatkan doa, suasana namapak hening dan mencekam, nyaris tid
PRUANGSemua tersentakASTAGHFIRULLAHHAADZIMSeru mereka semua bersamaan dan menoleh kearah sumber suara, dan tanpa komando mereka semua menuju ke arah sumber suara itu, betapa terkejutnya mereka dengan apa yang, terjadiUstad Danu sedang terpaku melihat pecahan beling dengan kuah yang berserakan di lantai, sementara Susi berjongkok memunguti pecahan beling,“Ya ampun mbak Susi, kenapa, apa mbak Susi, kurang enak badan ...?” seru Ninik khawatir, ikutan jongkok, dia melihat wajah Susi pucat, bahkan dilihatnya tangannya bergetar,“Eh, oh, nggak mbak Ninik, sa ... sa ... sa ....” Susi gugup hingga sulit menyelesaikan kata-katanya.Dalam hati Susi sangat malu sekali dengan kejadian itu, tanpa mereka ketahui dalam hati Susi sangat merutuki kecerobohannya sendiri, hanya karena tadi tanpa sengaja berpapasan dengan ustad Danu yang keluar dari kamar kecil, dia jadi gugup, dadanya berdetak dengan kencang, entah masih shok dengan kejadian waktu adegan pusaka atau hal lain, yang jelas dia begitu
Yai Sepuh melihat gelagat Darto, dia bisa memahami gestur Darto yang salah tingkah,“Hmm, baiklah, saya akan bicara berdua dengan nak Darto,” ujar Yai Sepuh, sontak membuat tim rukyah mengernyitkan dahi, tapi mereka sangat percaya Yai Sepuh punya perhitungan dan alasan sendiri,“Apakah kita bisa bicara berdua Nak Darto, bisa kita disiapkan kamar?” lanjut Yai Sepuh,“Baik Yai, mari ikut saya” ujar Darto, dia sedikit terkejut dengan manuver Yai sepuh, seolah tahu apa yang diresahkan olehnya,Segera Yai Sepuh mengikuti langkah Darto menuju mushola keluarga yang, dan segera menutup pintunya, kemudian mereka bersila berhadapan,“Dek Darto, aku tahu, kamu mengenal wanita dalam lukisan itu bukan?” tanya yai Sepuh lembut tanpa penekanan, dia ingin Darto terbuka dengan suka rela,“I_ya Yai ... “ jawab Darto gagap sambil menunduk, ada perasaan campur aduk, dia malu sekali mengingat masa gelap itu“Apa hubungannya denganmu?” cecar Yai Sepuh lagi, tetap dengan mode lembut.“saya, saya ... “ Darto
Ustad Mamad terlihat menggerakkan tangannya ke arah kanvas, dengan mata tertutup ustad Mamad meraih cat dengan kuasnya, kemudian menyapukan kuas dengan gerakan yang cepat, gerakan mengambil cat lalu menyapukkan diatas kanvas terlihat seperti sedang menari-nari, sesekali ustad Mamad berhenti sejenak, kepalanya meleng-meleng, kemudian melanjutkan lagi lukisannya,Ustad Mamad terus saja beraksi, sketsa wajah sudah mulai nampak, walau belum selesai sepenuhnya, semua yang ada disitu sudah dapat menganalisa wajah itu, rambut setengah pirang, wajah oval dengan mata belok, bibir menawan, tinggal sentuhan terakhir gar lebih jelas siapa sosok itu, tiba-tiba ....UGH, AAAA, UGH, Usdat Mamad gerakannya terhenti, tangannya yang memegang kuas seakan ada yang menahannya, ustad Mamad berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tak terlihat itu, dia harus segera menyelesaikan tugasnya, tapi cengkeraman ghoib itu begitu kuat, Yai sepuh dan tim yang melihat itu tanpa komando, segera membentuk formasi mel
AAAAAAAAAAAAA Susi yang masih dalam posisi terduduk karena tabrakan dengan ustad Reihan tadi berteriak kencang, kedua telapak tangannya menutup wajahnya dengan menunduk, Ustad Danu dan ustad Reihan menoleh kearah Susi, dengan sorot mata penuh tanya, "Mbak ... mbak kenapa?" tanya ustad Reihan pada Susi, "itu ... itu...." Susi masih menutup wajahnya menunjuk-nunjuk ustad Danu yang masih dengan posisi berdiri dan membentangkan kain sarung menampung botol itu, Sontak ustad Reihan melihat apa yang ditunjuk oleh Susi, seketika matanya membulat, BUAHHHHHHHHHH HHHHHHH HHHHHH Ustad Reihan tertawa terbahak-bahak, sampai memegang perutnya, dia tidak berkata-kata apapun, hanya jarinya menunjuk-nunjuk dengna tertawa terbahak. Ustad Danu penasaran dengan apa yang bikin ustad Reihan tertawa lepas dan terbahak-bahak seperti itu, matanya mengikuti apa yang ditunjuk oleh ustad Reihan dan Susi, seketika matanya membulat, wajahnya memerah, senyumnya kecil tersipu-sipu, segera dia berseimpuh denga
Ustad Danu ikutan berjongkok dan melongok ke bawah ranjang, matanya seketika melebar, dan kemuidan menyipit untuk menajamkan penglihatannya, dilihatnya sebuah benda seperti botol kuno, dengan bodi botol bulat di bawah, kemudian lehernya panjang, dengan tutup seperti kain yang dibulatkan dan diikat seperti buntelan kecil untuk bisa menutup botol itu,Uastad Reihan segera meraih benda itu, setelah tergenggam oleh tangan, dia membawanya dengan hati-hati, kemudian benda itu di dekatkan kewajahnya, diamati benda unik itu, demikian juga dengan ustad Danu yang juga berjongkok dihadapannya ikut mengamati, wajah mereka berdua nampak serius, kening berkerut-kerut, nampak berpikir keras,Benda itu berbentuk botol dengan leher yang panjang, dan transparan, setelah diamati tidak tampak sesutatu yang aneh, tidak ada isinya, hanya sebuah botol kosong yang usang, tapi tidak bagi mereka, mereka tahu itu botol apa, fungsinya apa, tapi sayang ilmu mereka belum cukup untuk bisa mendeteksi, atau mengetah