Dilihatnya minumannya itu masih utuh, dia mencebikkan mulutnya, dan berdoa akan segera diminum oleh Darto.Setelah sampai di pintu mbok rah terkaget, matanya mendelik“KAMU .... “Dua kresek yang dibawa mbok Rah sampai terjatuh, dadanya deg-degan, lebih tepatnya bergemuruh, dia tidak menyangka Ninik kembali,kerumah ini sekarang dikiranya Darto sendirian tadi.“Assalamualaikum ...” salam Ninik ramah, dia sedikit meraasa aneh dengan ekspresi mbok Rah yang terkejut, dan salah tingkahMbok Rah tersenyum kikuk, membukukkan badannya sambil tersenyum, lalu menunduk pura-pura tidak mendengar salam Ninik, dia tidak menyahuti lalu meneruskan langkah untuk membuang sampah, hatinya benar-benar gondok, kenapa ninik pulang sekarang, bisa gagal maning rencanaku.Ninik meneruskan langkah masuk, dilihatnya suaminya duduk di sofa memainkan gawainya,“Assalamualaikum .... “ teriak Ninik,“Waalaikumussalam ....” sahut Darto dan Susi juga membalasnya dari arah dapur.Ninik memindai ruangan, dia merasa pu
“Oh, tidak, ini tidak boleh, bukan begitu rencananya, ah, sialan, kenapa perempuan jelek itu ikut kesini sih, bikin rencana gagal maning’ gerutu mbok Rah mondar-mandir, matanya nyalang, tangannya mengepal, mulutnya komat-kamit, menggumam nggak jelas. dia menyebut Ninik perempuan jelek,“EH COPOT” seru mbok Rah tiba-tiba terjengit kaget “Ada apa mbok Rah” seru Susi menepuk bahunya yang membuat mbok Rah kaget,“Ah, kamu bikin kaget saja Sus, sudah kita istirahat sejenak, lagian tidak ada yang dikerjain lagi khan?” ujar mbok Rah bersungut dan ngeloyor ke belakang rumah,Susi mengedikkan bahunya, dia selalu merasa janggal dengan tindakan mbok Rah, sebenarnya ada niatan untuk mengadukan kepada Ninik, mumpung juragannya ada di rumah kembali, tapi apa iya mbak Ninik percaya, nanti kalau dia nggak percaya terus aku juga nggak bisa kasih bukti, nanti malah aku yang salah, bisa-bisa diusir dari rumah ini, karena di tuduh memfitnah, oh, tidak, kerja disini itu santai, juragannya orang-orang ba
ALLAAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUM ...Ninik terus membaca ayat kursi, dia yakin suaminya ini sedang di rasuki syetan, ada kabut aneh di mata suaminya,Darto tiba-tiba matanya semakin merah dan melotot sampai terlihat hampir keluar dari kelopaknya, otot di pelipisnya terlihat biru dan menonjol, berangsur otot-otot di seluruh tubuhnya juga seperti hendak keluar dari tubuhnya, bergurat-gurat kebiruan seperti kabel listrik melilit tubuh Darto, Darto menggeram, dan melengkungkan tubuhnya dengan sikap merangkak, tubuh itu seperti mengembang dan hendak meledak, ekspresinya wajahnya seperti orang yang mengejan dengan amat sangat keras, pipinya mengggembung dengan otot-otot kebiruan yang menonjol,AAAARKKHHHHHHDarto terus saja menggeram dan meraung, suasana sangat mencekam, Ninik yang terus menggumamkan ayat kursi entah yang keberapa kali, mulutnya tiada henti membaca ayat kursi, dia tidak ingat doa-doa rukyah pengusir setan, dulu pernah di ajarkan, karena tidak pernah diamalkan ja
“Ada apa kamu menangis Humaiku, apa ada yang kamu susahkan” tanya DartoHUWAAAAAA AAAAANinik menangis tersedu, melepaskan segala cemas serta ketakutannya, dan merasa terharu dengan perlakuan suaminya, bagaimana tidak terharu, saat ini kondisi suminya itu amat memprihatinkan, tapi dia justru mengkahwatirkan istrinya, nikmat mana lagi yang kau dustakan,“Hay, kog malah menangis,” ujar Darto lagi, sambil menggusuk kepalanya,“tenangkan dirimu, cup_cup_cup sudah tenanglah, Belanda masih jauh ... “ ujar Darto,Ninik sedikit gondok, bisa-bisanya suaminya ini bikin Joke yang nggak lucu, tapi dia sedikit terkekeh juga dengan guyonan ala Darto, dasar anak bu Zulaikha, gen jenaka menurun ke anak-anaknya, meski karakter tetapnya itu pendiam bin gagu, saat-saat tertentu keluar juga sifat jenakanya,“Hihihihi, Habi bisa saja” ujar Ninik memukul pelan pundak Darto,“Apa yang terjadi” tanya Darto lembut, sambil mempererat dekapnnya, sedangkan Ninik juga mempererat dekapannya, Ninik merasa nyaman de
AUWWWTeriak Ninik menjerit kaget,Tiba-tiba Darto membuka pintu lalu menarik tubuh Ninik ke dalam kamar mandi, tapi nampaknya Ninik berontak.“Ish, apaan sih Bi ... “ cicit Ninik sambil terus berusaha lepas,“Bi, jangan Bi ... “ teriak Ninik sambil berusaha lepas dari sergapan Darto saat Darto hendak melucuti baju Ninik yang sudah tak berbentuk itu,Ninik mengamati wajah dan mata Darto, melihat kemungkinan Darto kena serangan kesurupan lagi, tapi dilihatnya tidak ada tanda-tanda yang aneh di wajah Darto,“Kenapa Humai” cicit Darto“Kita tak boleh melakukannya di kamr mandi Bi, nggak baik, di kamar mandi itu banyak setannya, memang tidak ada larangan, bahkan sebagian ulama menilai makruh, tapi rasanya kurang beradab, beribadah itu ya di tempat yang baik Bi ... “ cerocos Ninik berusaha memberi pengeritan suaminya itu dan berusaha mencegah agresi Darto yang melucuti bajunya dengan tergesa-gesa,Demi mendengar cerocosan dan ceramah Ninik, Darto terdiam sejenak, kemudian dia memandang wa
Darto segera melakukan titah Ninik, tadi saking terburunya dia hampir lupa, Darto tersenyum sedikit malu pada istrinya, kemudian dengan mantap dia melafadzkan doa,ALLAHUMMA JANIBNASYAITANA WA JANIBNISYAITHANAMARAZAQNA***Ibadah di mulai ... pembaca ... harap tenangMatahari sudah lingsir ke Barat, setelah Sholat Ashar, Darto segera membawa mobilnya ke bengkelnya, sekalian ngecek hasil kerja karyawannya, sedangkan Ninik mempersiapkan bahan-bahan untuk makan malam, sehingga nanti tinggal mematangkan saja,Darto meninggalkan mobil di bengkelnya, dia pulang dengan berjalan kaki, toh dekat saja, saat sudah masuk dalam gang, dia melihat ustad Jaelani berjalan dari arah berlawanan dengan dirinya, ustad Jaelani memakai baju koko dan kopyah hitam, terlihat agung dan berwibawa, Darto sumringah melihat ustad Jaelani, segera dia menghampiri ustad dan menyalami“Assalamualaikum ustad, apa khabar, perginya lama sekali ustad” salam Darto dengan berondongan pertanyaan,“Waalaikumussalam, mas Dar
PYARRRRDarto yang walau matanya sedikit terpejam dapat melihat pot bunga itu bergerak ke pinggir lalu jatuh,Matanya yang tadi sedikit ngantuk jadi melek seketika, melotot ke arah pot pecah itu, pikirannya langsung tertuju pada Mayang, benarkah itu Mayang? Pikirnya, apakah Mayang sedang menunjukkan keberadaannya?,Sedangkan Ninik yang tadi konsentrasi memijat tidak melihat fenomena pot bergeser, tahu-tahu sudah jatuh saja itu pot. Dikiranya pot itu tersengggol oleh Darto“Habi, mending kita ke kamar saja, nanti aku pijitin yang merata” ujar Ninik lembut, dikiranya saking ngantuknya suaminya sampai tak sengaja menyenggol pot di meja itu,“Ah, iya, siap titahnya kanjeng ratu” sahut Darto jenaka, Ninik hanya tersenyum kemudian menggelandang suaminya ke arah kamar,“Mbak Susi, tolong yah, dibersihkan,” ujar Ninik sambil menggeret tangan suami untuk mengikutinya.Sedangkan Darto pikirannya masih berkecamuk, tapi dia tidak ingin istrinya panik, dia berusaha tenang dan baik-baik saja, diam-
BRAKKKMbok Rah menutup pintu kamarnya keras, dia seperti marah, entah apa yang dimarahkan, setelah pintu tertutup, terlihat mbok Rah menarik nafas kasar“Kenapa kamu gegabah ... “ ujar mbok Rah berkacak pinggang, nafasnya memburuHening,“Kalau kamu tidak sabar, maka misi kita akan gagal, dan aku menyerah membantumu” mbok Rah menggeram marah, dia memajamkan matanya utnuk menetralisir kemarahannya, bagaimanapun dia menyayangi sosok yang sedang dimarahinya ini, tapi dia sangaat geregetan dengan ketidak sabarannya, padahal sebuah misi itu harus di lakukan dengan kehati-hatian, dia dengan susah payah masuk di keluarga ini, maka dia akan melakukannya dengan penuh perhitungan, tidak boleh gegabah, memang yang sedang dihadapinya ini orang-orang awam, tapi mereka berdua suami istri itu memiliki kekuatan alami, yang dia sendiri belum bisa mendifinisikan kekuatannnya itu apa dan bagaimana bisa begitu, jadi dia harus mempelajarinya dan mengamati dulu, mbok Rah tidak mau usahanya selama ini sia-