Share

BAB 2 PERTUNANGAN

Author: Jemyadam
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

TIGA BULAN SEBELUMNYA.

Tangan Kimmy masih berkeringat dingin selepas Hanif menyematkan cincin bertahta berlian di jari manisnya. Rasanya masih begitu ajaib dan lebih indah dari ketika ia sedang bermimpi menjadi Cinderella yang bertemu pangeran. Karena Kimmy si Upik Abu dan bang Hanif pangeran tampannya. Kimmy sudah mengagumi Hanif sejak masih anak-anak, karena itu rasanya dia memang sudah mencintai pria itu seumur hidupnya. Kimmy hanya tidak tahu bagaimana pria tampan itu bisa mengaku mencintainya, dan hari ini mereka resmi bertunangan.

Lima tahun yang lalu setelah Hanif lulus dari kuliahnya di Yale dan sedang pulang ke Indonesia, mereka kembali bertemu di sebuah acara keluarga. Hanif memang selalu tampan dan semakin tampan di usia yang semakin matang, benar-benar tipe menantu ideal yang pastinya akan di idamkan semua orang tua untuk putrinya. Muda, cerdas dan memiliki masa depan cemerlang.

Saat itu Hanif sudah berkerja di sebuah perusahaan besar di Seattle. Dia memang beruntung karena begitu lulus langsung disambut oleh perusahaan besar. Saat kembali melihat Kimmy, sebenarnya Hanif juga tidak menyangka jika gadis yang dulu tomboi dan tidak mau diam itu sudah berubah menjadi wanita anggun yang sangat manis. Sejak saat itu mereka mulai dekat, dan sempat menjalani hubungan LDR selama tiga tahun sebelum kemudian Hanif memutuskan untuk mencari pekerjaan di Indonesia demi kekasihnya. Jadi sudah jelas seberapa besar pria itu mencintai Kimmy dan akan segera menikahinya.

Kimmy dan Hanif baru saja bertunangan disaksikan seluruh keluarga besar mereka. Semua keluarga sudah ikut tidak sabar menantikan hari bahagia pasangan muda yang sangat serasi itu.

Hanif juga baru mendapatkan promosi jabatan di tempatnya bekerja. Hanif adalah seorang arsitek yang brilian dan layak untuk mendapatkan suksesanya seperti sekarang. Karena itu pernikahan mereka tahun depan sepertinya juga akan menjadi rencana yang sangat sempurna.  Hidup Kimmy juga terasa sempurna dan penuh mimpi indah, hingga sulit rasanya untuk berhenti tersenyum sendiri tiap kali mengingat pria tampan itu akan segara menjadi miliknya.

Itu adalah saat Kimmy masih belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Karena ternyata dia  bukan Cinderella yang bertemu pangeran tampan. Tapi Belle yang harus bertemu monster!

****

PESTA

Malam ini perusahaan tempat Hanif bekerja sedang mengadakan party atas prestasi luar biasa yang mereka raih tahun ini. Hanif mengajak Kimmy ke acara yang dikhususkan bagi para staf ekslusif perusahaan tersebut. Sekaligus Hanif juga ingin memperkenalkan tunangannya pada rekan-rekannya di kantor. Acara itu diadakan di sebuah klub elite yang juga merupakan milik dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Kimmy sudah sering mendengar dari  Hanif jika bosnya itu juga memiliki banyak klub hiburan elite di luar negeri, dan itu semua sudah merupakan bisnis warisan dari orang tuanya yang tidak akan pernah habis sampai tujuh turunan. Bisnis properti justru merupakan bisnis baru yang dikembangkan sendiri oleh Tristan Murai yang mungkin mulai jenuh dengan bisnis hiburan. Kabarnya pria berdarah Inggris-Prancis itu juga masih muda dan tampan. Kimmy sendiri belum bisa membayangkan seperti apa rupanya walaupun Hanif sering menceritakannya. Karena dalam pikiran Kimmy, Inggris dan Prancis itu lebih mirip musuh bebuyutan. 

"Bang, apa tidak apa-apa aku pakai gaun seperti ini?"

Kimy mengenakan gaun merah yang sangat cantik, merekat erat di badannya yang ramping dengan kulit eksotik yang menarik. Kimmy taku jika gaunya akan terkesan berlebihan karena dia sendiri merasa seperti orang asing ketika dalam baluta gaun satin tersebut.

"Kau cantik, aku suka." Hanif tersenyum membuat Kimmy ikut percaya diri berjalan di sampingnya.

Kimmy sebenarnya juga belum pernah datang kesebuah klub malam karena itu dia takut kalau sampai salah kostum. Walau kelihatanya agak tomboi sebenarnya Kimmy penakut dan nol urusan laki-laki. Karena itu Kimmy belum pernah memiliki teman laki-laki yang berani membawanya ke klub malam. Jika bukan karena tunangannya yang membawanya kali ini, pasti Kimmy juga tidak akan berani. Hanif terus mengenggam erat tangan Kimmy utuk tetap berada di sampingnya.

"Bang, ini luarbiasa." Kimmy terkagum-kagum dengan klub malam yang baru dilihatnya.

"Ini juga milik Tristan."

Sama sekali tidak seperti klub malam yang sering Kimmy lihat di film-film. Kimmy pikir klub malam hanya dipenuhi orang-orang berdesakan dan berjoget sambil mabuk. Klub malam yang mereka datangi kali ini memang terlihat sangat elegan dan berkelas. Banyak lampu chandelier Cristal yang bergantung seperti rintik hujan yang memenuhi langit-langit. Semua orang yang berkeliaran juga berpakaian sangat elegan dengan fashion yang pastinya mahal. Tidak ada wanita yang tidak cantik dan tidak ada pria yang tidak terlihat berkelas, semuanya rapi sempurna dari ujung kepala sampai unjung kaki.

Kimmy masih terkagum-kagum ketika kemudian Hanif berbisik. "Itu Tristan Murai." Kimmy langsung mengikuti arah pandangan Hanif.

Tristan Murai terlihat sedang duduk di sofa kebesarannya layaknya singgasana, sangat mencolok di tengah keramaian dengan karisma yang sulit untuk diungkapkan meskipun masih sangat muda.

Itu adalah kali pertama Kimmy melihatnya, dan memang benar Tristan Murai masih sangat muda dan tampan. Ada seorang wanita super cantik bak super model Victoria Secret yang menempel duduk di sampingnya, mereka terlihat beberapa kali saling berbisik. Kimmy masih melihat ke arah mereka saat Hanif sudah kembali menariknya berjalan, dan saat itulah matanya bertemu dengan Tristan Murai yang kebetulan juga sedang tidak sengaja menangkap matanya yang lancang. Kontak mata itu memang hanya beberapa detik sebelum kemudian pria itu kembali berpaling dingin. Kimmy hanya merasa mereka mungkin terlalu beda level untuk saling menghiraukan. Tapi bukankah menurut sebagian orang, 'seorang pemimpin memang seharusnya terlihat keji dan ditakuti.' Karena hanya dengan melihatnya sekilas saja Kimmy langsung bisa menilai jika dia pria yang mengerikan dan tanpa hati. 

"Aku merasa bosmu agak mengerikan," bisik Kimmy pada Hanif. 

"Sebenarnya dia cukup baik. "

"Karena dia terus memberimu promosi jabatan, " balas Kimmy. 

"Anggap saja begitu, " Hanif hanya mengedip jahil saat menoleh kekasihnya. 

Untung prianya itu tampan, karena meskipun sering jahil Kimmy ternyata tetap menyukainya. Kimmy memikirkan hal itu untuk Hanif tapi matanya sedang tertuju pada sosok Tristan Murai.

Hanif kembali membawa Kimmy untuk dia perkenalkan dengan rekan-rekanya. Hanif adalah pria yang mencolok di mana pun, dia tampan dan selalu disukai banyak orang. Jadi saat kali ini dia mengumumkan sudah bertunangan, jelas banyak rekan-rekanya yang segera mengucapkan selamat padanya. 

"Kimmy? " sapa salah seorang rekan Hanif sambil menunjuk Kimmy yang ikut segera menyambut uluran tangannya. 

"Kau beruntung Hanif, " tambah pria berkacamata itu sembari menepuk punggung rekannya. 

"Selamat juga ya, Bang ," sapa seorang wanita super seksi yang baru saja mendekati Hanif dengan langkah gemulai. 

"Gue Gisel, " katanya ketika mengulurkan tangan pada Kimmy. 

"Kimmy, " sambut Kimmy ikut memperkenalkan namanya dengan agak canggung, karena wanita yang kelihatanya super percaya diri itu sedang mengoreksi penampilannya secara terang-terangan dan tiak berkomentar apa-apa setelah itu dia langsung pergi. 

Teman-teman Hanif mulai berebut untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan selamat sampai membuat suasana sedikit berisik karena lelucon yang dibuat beberapa rekanya untuk menggoda pasangan muda yang baru bertunangan itu. 

Entah kenapa Kimmy yang jadinya malah seperti kurang yaman karena merasa asing berada di tengah becandaan rekan-rekan Hanif. Walau demikian dia tetap berusaha untuk tersenyum menyambut antusiasme mereka. Sepertinya Hanif memang disukai banyak orang dan hal seperti itu membuat Kimmy merasa semakin canggung.

Saat Hanif sudah kembali asik terlibat obrolan dengan teman-temannya, mata Kimmy justru tidak sengaja bertemu lagi dengan Tristan Murai yang kebetulan juga sedang menatapnya. Masih dari tempat duduk kebesarannya pria itu sedikit mengangguk sembari mengangkat gelasnya, mungkin untuk ikut mengucapkan selamat untuk pertunangannya. Kimmy hanya membalasnya dengan sedikit senyum dari ujung bibirnya  yang masih kaku, karena ternyata Kimmy ragu apa benar pria itu bermaksud menyapanya. Karena setelah itu Tristan sudah kembali berpaling dan berbisik pada wanita cantik yang dari tadi duduk di sampingnya. 

"Kapan kita pulang, Bang?" bisik Kimmy dengan sedikit berjinjit.

"Sebentar lagi."

Semakin malam Kimmy merasa semakin tidak nyaman dengan tempat tersebut. Kimmy merasa semakin seperti  orang asing yang sedang berada di tempat yang salah, tidak peduli semewah apa tempat tersebut rasanya tetap tidak sesuai dengan dirinya tapi Hanif masih terlihat asik bicara dengan tekan-rekannya.

Kimmy kembali memperhatikan Chandelier-Chandelier kristal yang berayun seperti rintik hujan sembari sesekali menggosok punggung lengannya sendiri yang mulai merinding. Pakaian yang dia pakai malam ini sepertinya juga agak berlebihan. 

Kimmy mengunakan gaun merah tanpa lengan dengan punggung rendah menggantung dan merekat erat di pinggangnya yang ramping. Jujur saja Kimmy mulai menyesal sudah memakai baju agak kurang bahan seperti itu.

Kulit eksotik Kimmy yang dipadu dengan gaun merah itu membuatnya terlihat seperti wanita jalang penggoda dengan dada padat menonjol dan pinggul bulat berisi yang tercetak jelas dari satin lembut yang melilit erat tubuhnya. Tapi Hanif mengaku menyukainya, karena itu tadi Kimmy masih cukup percaya diri memakainya. 

Rambut panjang gelap Kimmy juga hanya dibiarkan terurai, tapi memang kesederhanaan lah yang membuat keindahannya semakin menonjol. Gadis itu memiliki kulit eksotik yang cantik dengan rona alami kemerahan dari gen keluarga besar mereka yang memang masih berdarah Turki. 

"Apa kau mau pulang sekarang?" kali ini Hanif yang berbisik.

"Ya." Kimmy langsung mengangguk.

"Kita harus berterimakasih dulu kepada Tristan." Hanif sudah kembali menarik tangan Kimmy untuk berjalan mengikutinya menemui Tristan Murai.

Tristan terlihat memperhatikan Kimmy sejenak sebelum kemudian kembali bicara dengan Hanif. 

"Selamat untuk pertunangan kalian, " katanya sembari mengangkat gelas anggur merah  bergagang ramping di tangan kanannya. Tristan  menggoncang-goncang sisa anggur di gelas tersebut sebelum kemudian meneguknya kembali. 

Tristan sebenarnya hanya respect terhadap orang yang menurutnya layak, dan Hanif  merupakan salah satu karyawan favoritnya. Bahkan Tristan sudah dua kali memberi pemuda itu promosi jabatan hanya dalam kurun waktu beberapa bulan.

Sepertinya Kimmy juga baru benar-benar memperhatikan jika Tristan Murai memiliki sepasang Netra biru pekat yang dibingkai oleh mata cekung yang dalam. Siapapun pasti akan merasa gentar hanya untuk sekedar menatapnya, walaupun dia sangat luar biasa tampan tapi kesannya memang agak keji dan mengerikan untuk didekati. Mungkin juga hanya orang-orang tertentu saja yang bisa dekat dengannya. Karena dari tadi Kimmy juga tidak melihat Tristan bicara dengan siapapun kecuali wanita cantik di sebelahnya yang juga baru dia tahu bernama Pamela. 

Sepertinya Pamela dan Tristan memang memiliki kedekatan yang spesial. Dari tadi wanita itu terlihat beberapa kali berbisik pada Tristan dan bergelayut manja di bahunya tanpa membuat Tristan merasa keberatan. Pamela adalah wanita yang sangat cantik, berambut pirang dan bermata biru pucat seperti langit di siang hari. Kimmy tahu jika wanita itu hanya sedang pura-pura tersenyum padanya karena sama sekali tidak nampak ketulusan dari bibir kakunya yang terlalu dipaksa. 

Kimmy hanya bersyukur Hanif segera membawanya pergi setelah itu. Kimmy lega karena tidak harus merasa canggung lagi di lingkungan yang sama sekali tidak cocok dengannya. 

Selama ini Kimmy bekerja di sebuah perusahaan distributor. Sebagai seorang bendahara, dia nyaris menghabiskan delapan jam kerjaannya dengan hanya duduk di belakang meja. Tempatnya bekerja juga tidak pernah mengadakan pesta ataupun sekedar ucapan terimakasih pada para karyawan yang rajin bekerja. Selama ini Kimmy bekerja nyaris seperti robot tanpa mobilitas karir atau pun lingkungan sosial yang sehat. Sebagian besar karyawan di tempat Kimmy bekerja adalah laki-laki, kadang Kimmy juga heran bagaiman dirinya bisa tahan bekerja di tempat tersebut selam tiga tahun. Mencari pekerjaan di jaman sekarang ini memang agak sulit, kecuali untuk orang seperti Hanif yang jenius dan lulusan Yale. Itulah kenapa semakin hari Kimmy merasa ketimpangan mereka semakin melejit jauh seperti jarak bumi dan bulan bolak-balik tiga kali. 

Kadang Kimmy juga masih sulit percaya bagaimana orang seperti bang Hanif bisa memilih wanita seperti dirinya. Jujur saja saat bertemu teman-teman Hanif barusan Kimmy juga sempat merasa 'insecure'. Bayangkan saja bagaimana Kimmy tidak cemas  jika ada begitu banyak wanita cantik yang terlihat  sengaja memperhatikan tunangannya dengan sangat terus terang. 

"Bagaimana dengan pekerjaanmu, Kim, " tanya Hanif saat dalam perjalanan pulang, " benarkah kau masih belum tertarik untuk mencoba peluang lain. "

"Sepertinya aku tak seberuntung dirimu, Bang"____" bisa bebas memilih pekerjaan yang kita suka. "

Hanif hanya mengerutkan dahi saat menoleh Kimmy, yang selalu saja pesimis seperti itu mengenai kemampuannya. 

"Aku akan membantumu mendapat peluang yang baik jika kau mau mempertimbangkan tawaranku. "

Dari beberapa bulan yang lalu Hanif memang sudah membujuknya untuk resign, tapi Kimmy nampaknya masih berat meski tahu pekerjaannya seperti sama sekali tidak memberinya nutrisi untuk hidup sehat. 

Kalau Hanif sendiri sebenarnya tidak masalah Kimmy mau bekerja di manapun asalkan tunangannya itu nyaman, dia hanya kurang suka dengan lingkungan kerja Kimmy yang banyak di dominasi oleh kaum laki-laki. Sebenarnya Hanif juga tidak mengharuskan istrinya nanti untuk bekerja. Cuma di jaman sekarang ini sepertinya agak sulit untuk meminta wanita hanya diam di rumah saja untuk dirinya. 

"Abang tidak mampir? "tanya Kimmy   karena Hanif hanya meraih tangan dan mengecupnya. 

"Istirahatlah saja, ini sudah malam. "

Kimmy mengangguk dan tersenyum sebelum turun dan membiarkan pria itu menciumnya sebentar. 

"Terimakasih untuk malam ini, " dia kembali mencium punggung tangan Kimmy. Baru membukakan pitu untuk ia turun. 

"Ingat besok aku akan menjemputmu," kata Hanif, "sudah dua minggu aku tidak membawamu ke rumah, Mama sudah mulai mengancam akan menjemputmu sendiri jika aku tidak segera membawa calon anak perempuannya. "

Hanif adalah dua bersaudara adik laki-lakinya baru duduk di kelas tiga SMA, dan memang tidak pernah ada anak perempuan di keluarga mereka. Wajar jika calon ibu mertua Kimmy itu kadang agak berlebihan juga memanjakannya. 

Sebenarnya keluarga Kimmy dan Hanif juga masih memiliki hubungan kekerabatan, meski bukan kerabat dekat tapi mereka semua sudah sering berkumpul dan saling mengenal keluarga masing-masing. Kimmy juga sudah mengenal calon ibu mertuanya itu sejak ia masih anak-anak. Jadi saat mengetahui putranya hendak melamar Kimmy mereka semua tentu menyambutnya dengan suka cita, karena selain itu keluarga besar mereka memang masih sangat memegang tradisi perjodohan di antara lingkungan keluarga. 

Sampai di sini semuanya masih terasa begitu sempurna, Kimmy dan Hanif adalah pasangan yang serasi. Kimmy juga tidak pernah merasa ada yang salah dengan tunangannya, bahkan rasanya pria itu terlalu sempurna untuk dimiliki. Hanya agak aneh saja jika pria seperti Hanif mau memilih wanita seperti dirinya, yang tidak pernah memiliki prestasi apa-apa. 

Related chapters

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 3 PHK or RESIGN

    Setelah kemarin malam berkumpul dengan rekan-rekan kerja Hanif, saat kembali ke lingkungan kerjanya sendiri tiba-tiba Kimmy merasa seperti baru mimpi jalan-jalan ke bulan kemudian ketika bangun kembali ditendang jatuh ke bumi. Siapa yang tidak ingin bekerja di perusahaan bonafid dengan gaji besar, tapi memang nasib Kimmy tidak pernah mujur dalam pekerjaan. Bahkan teman sebangkunya yang dulu tidak terlalu cerdas saja sekarang bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan bergengsi dengan gaji dolar. Dari situ Kimmy sadar jika nasib memang lebih menentukan segalanya dibanding usaha. Baru saja Kimmy datang kak Lisa satu-satunya penghuni ruangan tersebut yang sama gender dengannya langsung memberitahu jika ada surat pemberitahuan untuknya yang tadi dia letakkan di atas meja. Kimmy melihat amplop cokelat tersebut masih tergeletak di atas mejanya, dia segera menyambar amplop tipis itu baru kemudian menunjukkan pada kak Lisa yang kebetulan memang hanya

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 4 TRISTAN MURAI

    Ternyata itu adalah alamat sebuah apartemen super mewah yang di dalamnya memiliki sebuah kolam renang indoor dengan atap kaca yang sangat tinggi. Ada barisan pohon palem lengkap dengan koral layaknya di pantai sungguhan. Kimmy bahkan hampir lupa jika dirinya sedang berdiri di salah satu lantai sebuah gedung pencakar langit yang sebagian sisinya menghadap ke pusat kota. Kimmy masih berdiri di ambang pintu setelah mengikuti instruksi pelayan yang menjemputnya dari lobby. Trista Murai baru saja keluar dari kolam renang, melenggang santai berjalan dengan tubuh basahnya yang hanya memakai celana pendek menggantung rendah di pinggang. Tentu Kimmy masih syok karena tidak mengira bakal melihat pria yang masih begitu basah dan nyaris bugil. Tristan menyambar handuk dari punggung kursi berjemur di tepi kolam renang, melilitkan ke pinggangnya yang ramping dan bertekstur sebelum kemudian berjalan dengan begitu percaya diri menghampiri Kimm

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 5 KESALAHAN

    Baru kali ini Kimmy benar-benar menangis. Dia tidak percaya tunanganya tega berbuat seperti ini, karena seorang Tristan Murai juga tidak mungkin sedang berbohong. Dia bisa mendapatkan wanita manapun tanpa perlu repot-repot mengarang kebohongan macam ini. Apa lagi hanya untuk wanita seperti dirinya. Tristan coba meraih Kimmy dan menghapus air matanya tapi Kimy buru-buru menolak dengan berinsut menjauh. "Aku mau pulang, " kata Kimmy saat memberanikan diri untuk menatap Tristan yang ternyata hanya menggeleng. "Sepertinya tidak bisa, " kata pria itu dan Kimmy pun segera menepis tangannya, karena tiba-tiba merasa jijik. "Aku tidak mau dan aku punya hak untuk menolak! " tegas Kimmy dengan gigi bergetar. Kimmy tidak peduli jika telah dikhianatin oleh tunangannya sendiri dan itu masih terlalu menyakitkan untuk benar-benar dia pikirkan sekarang. Tapi yang Kimmy tahu dirinya tetap wanita yang bebas baik bang Hanif ataupun Tristan, mere

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 6 Licik

    Tidak butuh waktu lama bagi Tristan untuk ikut menelanjangi dirinya. Awalnya Kimmy menolak untuk menatapnya tapi rasanya mustahil karena makhluk itu ada di depan mata dan belum-belum Kimmy sudah takut membayangkan apa yang akan diperbuat pria itu terhadap dirinya. Biasanya para wanita akan langsung merentangkan diri di hadapan seorang Tristan Murai dengan suka rela, tapi wanitanya kali ini sepertinya masih agak malu-malu. "Jangan malu untuk menatapku! " Tristan mengangkat dagu Kimmy agar gadis itu mau menatapnya. Kimmy tahu jika Tristan Murai adalah pria yang luar biasa, hanya saja dia tidak menyangka jika bakal membiarkan pria itu merangkak di atas tubuhnya. Sudah sangat terlambat untuk merasa takut atau malu karena mustahil untuk bisa menghentikan seorang pria dalam kondisi seperti ini. Siap atau tidak siap Kimmy harus mau menghadapinya. Tristan memberi Kimmy ciuman yang cukup dalam mengunakan lidahnya yang basah dan panas, s

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 7 KEBOHONGAN

    Sepulang dari makan malam Kimmy hanya menyapa ayah dan ibunya sambil lalu meskipun ibunya sempat memanggil untuk ikut bergabung duduk di sofa. Kimmy hanya ingin segera masuk ke kamarnya untuk menelpon Tristan Murai, dia ingat masih menyimpan kartu nama yang diberikan pria itu dan masih menyimpan benda itu di dalam tasnya. Setelah menumpah isi tasnya karena tidak sabar, Kimmy langsung menyambar benda tipis berwarna hitam mengkilat tersebut dan memasukkan beberapa digit angka kedalam ponselnya. Saat Tristan memaksanya untuk menyimpan kartu nama tersebut kemarin, sebenarnya Kimmy sudah berencana akan langsung membuangnya ke tong sampah begitu Tristan tidak melihatnya. Karena itu Kimmy tidak percaya jika kali ini justru dirinya sendiri yang menghubungi pria itu lebih dulu. Panggilannya langsung diangkat saat deringa

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 8 CURANG

    Ini adalah hari ke dua Kimmy bekerja, dia berangkat pagi seperti kemarin. Tapi sepertinya kali ini dia kalah pagi dengan Jacline. Kimmy langsung berjalan menghampiri kubikelnya. "Tristan jadi akan pulang hari ini dan akan langsung ke kantor," kata Jacline sembari sibuk mengetik. "Dia tidak akan suka jika kita terlambat menyiapkan semua keperluannya." Tentu Jacline tahu semua jadwal kegiatan Tristan karena memang itu pekerjaannya, yaitu mengatur date line dan semua jadwal pertemuannya dengan klien. Sementara Kimmy bertugas untuk membantunya reservasi tempat, mengurus semua keperluan rapat dan semua akomodasi kegiatan Tristan di luar kantor. "Dia akan bertemu klien setelah jam makan siang, dan akan makan malam bersama Pamela sekitar jam delapan malam. Aku sudah mengirim alamat ke E-mail-mu sebaiknya segera hubungi hotel dan restonya untuk reservasi. Kimmy mendengarkan rentetan penjelasan Jacline yang sudah seperti petasan tahun baru Ci

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 9 PERPISAHAN

    Sesampainya di rumah, kebetulan rumah sedang sepi. Kimmy lega karena tidak perlu menjawab pertanyaan atau berbohong pada siapapun, dia langsung masuk ke kamar dan menjatuhkan dirinya sejenak di atas tempat tidur sambil memandangi langit kamar dan berpikir.Mustahil, Kimmy benar-benar sudah tidak ingin lagi bertemu Tristan, apa lagi bekerja untuknya. Sudah cukup bagi Kimmy. Seharusnya sekarang dia lega karena ini sudah berakhir, tapi kenapa rasanya tetap ada yang tidak benar?Karena masih saja gelisah akhirnya Kimmy kembali bangkit untuk berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi untuk membersihkan tubuhnya yang serasa semakin menjijikkan dan tetap terasa kotor meskipun sudah ia gosok dan ia cuci berulang-ulang akhirnya Kimmy menyerah. Dia terduduk di atas penutup toilet cukup lama untuk berpikir namun tetap tidak juga membuatnya lega.Bagaimana Kimmy bisa mengusir semua bayangan kotor itu dari kepalanya. Kimmy bi

    Last Updated : 2024-10-29
  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 10 STUPID

    Rasanya seperti habis membuat perjanjian dengan iblis. Kimmy masih menggosok-gosok bulu kuduk di lengannya yang merinding jika mengingat kembali apa yang telah dia janjikan kepada Tristan Murai.Mereka masih duduk saling berhadapan di masing-masing sisi ujung sofa yang melengkung. Tristan nampak tenang dengan kejelianya membaca ekspresi lawan bicaranya. Awalnya Kimmy terlihat canggung dan takut-takut tapi wanita itu jelas sedang berusaha memberanikan diri, dan masih cukup mengejutkan bagi Tristan karen ternyata Kimmy masih berani menyeret dirinya kemari."Apa saja? " tanya Tristan dan Kimmy kembali mengangguk."Ya, akan kulakukan apa saja untukmu asal kau bisa mengembalikan keperawananku seperti semula."Trista kembali menghela nafas dalam dan menghembuskanya perlahan berharap untuk tidak terlalu senang dulu dengan umpan yang di tawarkan wanita itu."Ingat kau sen

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 67 END

    Hanif, Kimmy, dan Tristan duduk di beranda sambil menyaksikan anak-anak yang sibuk bermain dengan kuda poni. Al juga sudah lama tidak bertemu Sofia, nampaknya mereka juga sudah sangat rindu hingga sepertinya belum mau berpisah ketika Hanif hendak mengajak putrinya untuk pulang. "Menginaplah, Bang, mereka sudah lama tidak bertemu biarkan lebih puas bermain dulu." Tristan juga menawarkan kamar tamu yang dekat dengan kamar putranya di lantai dua, karena Al juga merengek ingin tidur bersama bang Hanif. Dulu Kimmy memang sering membiarkan putranya menginap di tempat Bang Hanif jika dirinya sedang bepergian untuk pekerjaannya. Meski bukan darah dagingnya sendiri tapi Hanif tetap menyayangi Al seperti putranya dan bocah laki-laki itu juga sudah biasa bermanja-manja padanya sejak bayi. Bang Hanif akhirnya setuju untuk kembali ke hotelnya beso

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 66 HAMIL

    Menjelang akhir musim semi udara malam terasa semakin hangat, bercinta bisa menjadi kegiatan yang semakin menyenangkan karena mereka tidak perlu merasa khawatir bakal menggigil kedinginan meskipun tidur tanpa pakaian sampai pagi. Tristan sengaja membuka semua pintu balkon dan membiarkan udara malam ikut masuk menemani mereka berdua bergelung dalam gairah. Kimmy sudah terasa begitu lembut dan manis, menyambut dengan antusias setiap sentuhannya dengan begitu menyenangkan. Lenguhan rendahnya terlalu menggoda untuk di abaikan, Tristan tahu di mana wanita itu paling suka untuk di sentuh dan di manjakan. Tristan kembali menekan pinggul Kimmy yang sedikit terangkat karena sama-sama sedang tidak sabar ingin segera diselesaikan."Sabar, Sayang." Tristan baru saja hendak memasukinya ketika tiba-tiba Kimmy menjentikkan jari menyuruhnya untuk berhenti.

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 65 LOVE

    Sudah hampir tengah malam ketika hujan akhirnya reda, Kimmy dan Tristan sampai harus mengendap-ngendap masuk kerumah mereka sediri seperti pencuri yang takut tertangkap basah. Tristan membawa Kimmy melewati tangga putar dari samping menara ruang kerja kakeknya. Dari situ ada lorong sempit yang akan berujung pada pintu darurat dari kamarnya. Bahkan Kimmy sendiri tidak tahu jika ada pintu keluar lain dari kamar mereka. Karena jarang di lewati jadi lorongnya gelap tanpa penerangan dan agak berdebu. Belum apa-apa Kimmy sudah terbersin-bersin dan membuat Tristan menciumnya kemudian tertawa."Jangan berisik nanti kita ketahuan" seolah mereka berdua benar-benar remaja nakal yang sedang menyusup keluar dari kamar.Kimmy terbersin lagi dan Tristan menciumnya sekali lagi sebelum buru -buru menarik Kimmy melewati lorong.

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 64 TRISTAN

    "Siapa Arneta Seymour?" tanya Tristan pada Philippe yang baru duduk di depannya. "Maaf Tuan, apa maksud Anda?" Kelihatanya Phillippe langsung panik dengan pertanyaan mengejutkan tersebut, apa lagi dengan cara Tristan menatapnya kali ini. Mereka sedang berada di ruang kerja tuan Murai yang pastinya Tristan juga tidak sedang main-main sampai sengaja memanggilnya kemari. "Wanita yang dimakamkan tepat di sebelah kakekku." "Dia putri Sharlote," gugup Phillippe. "Apa hubungannya dengan kakekku?" Tristan tidak bodoh dan tahu jika kakeknya tidak akan menempatkan orang sembarangan di sebelahnya. Philippe merasa jika dirinya semak

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 63 TUSCANY

    Sudah lewat tengah hari ketika mereka semua tiba di Tuscany dan langsung menuju rumah keluarga Murai. Kedua orangtua Kimmy sepertinya juga nampak terkagum-kagum dengan keindahan perbukitan dan ladang-ladang anggur yang mereka lihat di sepanjang perjalanan tadi. Al juga tidak berhenti berceloteh sendiri sambil bernyanyi-nyanyi riang. Kimmy lega karena putranya tidak rewel, karena ini merupakan perjalanan jauh pertama baginya."Nanti akan kuajak berkeliling perkebunan dan gudang anggur," bisik Tristan pada putranya yang mengintip dari jendela.Tristan memiliki warisan perkebunan yang sangat luas dan sebuah rumah penghasil anggur ternama yang sekarang di kelola oleh beberapa teman kepercayaan kakeknya. Karena Tristan sendiri sudah tidak memiliki waktu untuk mengurus semua itu.Begitu mereka sampai para pengurus rumah berbaris menyambut mereka di halaman. Tristan memperkenalkan mereka satu-persatu karena sudah menganggap mereka semua layaknya keluarga. BibiSha

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 62 PERNIKAHAN

    Hari masih pagi ketika keributan kembali terjadi. Philippe datang ke rumah Kimmy bersama seorang pria bersetelan rapi yang katanya petugas KUA. Baru kemarin Tristan membahas perkara pernikahan dan tentu saja Kimmy tidak menyangka Tristan serius dengan ucapannya tentang menyuruh Philippe."Tristan ini pernikahan kenapa kau tidak bicara dulu denganku?" protes Kimmy."Sepertinya aku sudah bicara padamu kemari."Kimmy langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ya, tapi..." tiba-tiba Kimmy jadi tidak bisa melanjutkan kata-katanya sangking keterlaluannya pria itu.Umumnya orang memang akan ribet jika membahas pernikahan tidak seperti Tristan Murai yang cuma hanya seperti sekedar membahas liburan di akhir pekan. Tapi masalahnya dari dul

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 61 KELUARGA

    Tidak biasanya Kimmy pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Ibu Kimmy masih berdiri di tengah pintu menyaksikan putrinya pulang bersama Tristan yang sedang menggendong cucu laki-lakinya.Tristan menurunkan Al dari gendongannya untuk menghampiri ibu Kimmy dan memeluknya lebih dulu karena ternyata Tristan juga rindu dengan seorang ibu.Sebelumnya Kimmy juga sudah menceritakan semuanya pada Tristan termasuk mengenai orang tuanya yang juga sudah tahu mengenai Al sebagai darah dagingnya. Walaupun sebagai orang tua mereka tetap kecewa tapi mereka juga menghargai keputusan Kimmy dan percaya jika putri mereka akan bertanggung jawab dengan semua kesalahannya. Mereka hanya tidak menyangka jika Kimmy akan pulang dengan membawa Tristan bersamanya."Maafkan aku, Ibu."Ibu Kimmy hanya bisa balas memeluk pemuda itu dengan haru. "Setiap kali aku melihat cucuku rasanya aku juga bisa melihat dirimu ada di sana."Rasanya memang sudah lama sekali mereka tid

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 60 JUJUR

    Sebenarnya Hanif tidak menyangka jika tiba-tiba Kimmy akan menciumnya lagi setelah sekian lama. Entah sudah berapa lama, walau ternyata ia sama sekali belum lupa seperti apa rasanya. Bibir Kimmy masih semanis yang ia ingat dulu, dulu sekali saat mereka sering seperti ini, mencuri waktu untuk sekedar berdua. Hanif juga suka menyenangkannya karena Kimmy adalah tipe gadis yang suka penasaran dengan hal baru dan tidak pernah gentar untuk mencoba walaupun kadang agak sembrono untuk menggodanya sebagai seorang pria. Tapi Hanif yakin sekarang Kimmy sudah lebih dewasa untuk tidak bertindak impulsif seperti dulu lagi. Karena itu walaupun kemarin saat mereka tinggal bersama pun sebenarnya Hanif tidak berani membayangkannya. Kadang dia hanya miris tiap kali melihat kamar yang telah mereka siapkan berdua harus terkunci rapat meskipun setiap hari mereka tinggal bersama.Jujur saja Hanif juga sempat terbawa suasana dan menanggapi ciuman Kimmy walau dia tahu jika sebenarnya wanita itu hanya

  • BERBAGI HATI DENGAN BOSMU   BAB 59 PERGI

    Setelah Pamela pergi rasanya Tristan masih saja merasa sangat bersalah karena telah menyakiti wanita itu. Tristan memang tidak bisa mencegah dirinya untuk tetap menginginkan Kimmy meskipun dia tahu seharusnya ia tidak boleh seperti itu.Kesehatan Pam memang mulai menurun sejak Tristan semakin acuh dan sibuk dengan perasaannya sendiri. Padahal mereka sudah berjanji untuk selalu bersama dan tidak akan membiarkan siapapun berada di antara mereka.Tristan sadar jika dirinya sendirilah yang telah menjadi pengkhianatnya. Walaupun sebelumnya Tristan juga biasa tidur dengan banyak wanita tapi dirinya mengakui jika tidak pernah ada yang ia tempatkan di dalam hatinya seperti Kimmy. Dan di situlah letak pengkhianatan yang diakuinya. Penghianatan yang tidak dapat dia cegah ataupun ia tolak. Mungkin jadi inilah karmanya sekarang. S

DMCA.com Protection Status