Tidak biasanya Kimmy pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Ibu Kimmy masih berdiri di tengah pintu menyaksikan putrinya pulang bersama Tristan yang sedang menggendong cucu laki-lakinya.
Tristan menurunkan Al dari gendongannya untuk menghampiri ibu Kimmy dan memeluknya lebih dulu karena ternyata Tristan juga rindu dengan seorang ibu.
Sebelumnya Kimmy juga sudah menceritakan semuanya pada Tristan termasuk mengenai orang tuanya yang juga sudah tahu mengenai Al sebagai darah dagingnya. Walaupun sebagai orang tua mereka tetap kecewa tapi mereka juga menghargai keputusan Kimmy dan percaya jika putri mereka akan bertanggung jawab dengan semua kesalahannya. Mereka hanya tidak menyangka jika Kimmy akan pulang dengan membawa Tristan bersamanya.
"Maafkan aku, Ibu."
Ibu Kimmy hanya bisa balas memeluk pemuda itu dengan haru. "Setiap kali aku melihat cucuku rasanya aku juga bisa melihat dirimu ada di sana."
Rasanya memang sudah lama sekali mereka tid
Hari masih pagi ketika keributan kembali terjadi. Philippe datang ke rumah Kimmy bersama seorang pria bersetelan rapi yang katanya petugas KUA. Baru kemarin Tristan membahas perkara pernikahan dan tentu saja Kimmy tidak menyangka Tristan serius dengan ucapannya tentang menyuruh Philippe."Tristan ini pernikahan kenapa kau tidak bicara dulu denganku?" protes Kimmy."Sepertinya aku sudah bicara padamu kemari."Kimmy langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ya, tapi..." tiba-tiba Kimmy jadi tidak bisa melanjutkan kata-katanya sangking keterlaluannya pria itu.Umumnya orang memang akan ribet jika membahas pernikahan tidak seperti Tristan Murai yang cuma hanya seperti sekedar membahas liburan di akhir pekan. Tapi masalahnya dari dul
Sudah lewat tengah hari ketika mereka semua tiba di Tuscany dan langsung menuju rumah keluarga Murai. Kedua orangtua Kimmy sepertinya juga nampak terkagum-kagum dengan keindahan perbukitan dan ladang-ladang anggur yang mereka lihat di sepanjang perjalanan tadi. Al juga tidak berhenti berceloteh sendiri sambil bernyanyi-nyanyi riang. Kimmy lega karena putranya tidak rewel, karena ini merupakan perjalanan jauh pertama baginya."Nanti akan kuajak berkeliling perkebunan dan gudang anggur," bisik Tristan pada putranya yang mengintip dari jendela.Tristan memiliki warisan perkebunan yang sangat luas dan sebuah rumah penghasil anggur ternama yang sekarang di kelola oleh beberapa teman kepercayaan kakeknya. Karena Tristan sendiri sudah tidak memiliki waktu untuk mengurus semua itu.Begitu mereka sampai para pengurus rumah berbaris menyambut mereka di halaman. Tristan memperkenalkan mereka satu-persatu karena sudah menganggap mereka semua layaknya keluarga. BibiSha
"Siapa Arneta Seymour?" tanya Tristan pada Philippe yang baru duduk di depannya. "Maaf Tuan, apa maksud Anda?" Kelihatanya Phillippe langsung panik dengan pertanyaan mengejutkan tersebut, apa lagi dengan cara Tristan menatapnya kali ini. Mereka sedang berada di ruang kerja tuan Murai yang pastinya Tristan juga tidak sedang main-main sampai sengaja memanggilnya kemari. "Wanita yang dimakamkan tepat di sebelah kakekku." "Dia putri Sharlote," gugup Phillippe. "Apa hubungannya dengan kakekku?" Tristan tidak bodoh dan tahu jika kakeknya tidak akan menempatkan orang sembarangan di sebelahnya. Philippe merasa jika dirinya semak
Sudah hampir tengah malam ketika hujan akhirnya reda, Kimmy dan Tristan sampai harus mengendap-ngendap masuk kerumah mereka sediri seperti pencuri yang takut tertangkap basah. Tristan membawa Kimmy melewati tangga putar dari samping menara ruang kerja kakeknya. Dari situ ada lorong sempit yang akan berujung pada pintu darurat dari kamarnya. Bahkan Kimmy sendiri tidak tahu jika ada pintu keluar lain dari kamar mereka. Karena jarang di lewati jadi lorongnya gelap tanpa penerangan dan agak berdebu. Belum apa-apa Kimmy sudah terbersin-bersin dan membuat Tristan menciumnya kemudian tertawa."Jangan berisik nanti kita ketahuan" seolah mereka berdua benar-benar remaja nakal yang sedang menyusup keluar dari kamar.Kimmy terbersin lagi dan Tristan menciumnya sekali lagi sebelum buru -buru menarik Kimmy melewati lorong.
Menjelang akhir musim semi udara malam terasa semakin hangat, bercinta bisa menjadi kegiatan yang semakin menyenangkan karena mereka tidak perlu merasa khawatir bakal menggigil kedinginan meskipun tidur tanpa pakaian sampai pagi. Tristan sengaja membuka semua pintu balkon dan membiarkan udara malam ikut masuk menemani mereka berdua bergelung dalam gairah. Kimmy sudah terasa begitu lembut dan manis, menyambut dengan antusias setiap sentuhannya dengan begitu menyenangkan. Lenguhan rendahnya terlalu menggoda untuk di abaikan, Tristan tahu di mana wanita itu paling suka untuk di sentuh dan di manjakan. Tristan kembali menekan pinggul Kimmy yang sedikit terangkat karena sama-sama sedang tidak sabar ingin segera diselesaikan."Sabar, Sayang." Tristan baru saja hendak memasukinya ketika tiba-tiba Kimmy menjentikkan jari menyuruhnya untuk berhenti.
Hanif, Kimmy, dan Tristan duduk di beranda sambil menyaksikan anak-anak yang sibuk bermain dengan kuda poni. Al juga sudah lama tidak bertemu Sofia, nampaknya mereka juga sudah sangat rindu hingga sepertinya belum mau berpisah ketika Hanif hendak mengajak putrinya untuk pulang. "Menginaplah, Bang, mereka sudah lama tidak bertemu biarkan lebih puas bermain dulu." Tristan juga menawarkan kamar tamu yang dekat dengan kamar putranya di lantai dua, karena Al juga merengek ingin tidur bersama bang Hanif. Dulu Kimmy memang sering membiarkan putranya menginap di tempat Bang Hanif jika dirinya sedang bepergian untuk pekerjaannya. Meski bukan darah dagingnya sendiri tapi Hanif tetap menyayangi Al seperti putranya dan bocah laki-laki itu juga sudah biasa bermanja-manja padanya sejak bayi. Bang Hanif akhirnya setuju untuk kembali ke hotelnya beso
Kimmy berada di sebuah kamar yang terkunci, hanya berdua dengan Tristan Murai, bos dari tunanganya yang masih sangat muda, tampan, tapi sedang terlihat keji. Kimmy baru tahu jika dirinya sedang dijual untuk sebuah promosi jabatan oleh tunanganya sendiri. Baru kali ini Kimmy benar-benar menangis. Dia tidak percaya tunanganya tega berbuat seperti ini, karena seorang Tristan Murai juga tidak mungkin sedang berbohong. Dia bisa mendapatkan wanita manapun tanpa perlu repot-repot mengarang kebohongan macam ini. Apa lagi hanya untuk wanita seperti dirinya. Tristan mendorongnya semakin merekat ke dinding jadi Kimmy sama sekali tidak bisa bergerak kecuali menerima apapun yang diperbuat pria itu termasuk saat tiba-tiba tangan Tristan sudah sangat lancang menyisip ke dalam span pensilnya. Sungguh itu adalah tindakan yang sangat kurang ajar, tapi Kimmy sama sekali tidak bisa berkelit karena lututnya juga ditekan ke dinding. Jadi Kimmy hanya bisa pasrah ketika merasakan jari-jari
TIGA BULAN SEBELUMNYA. Tangan Kimmy masih berkeringat dingin selepas Hanif menyematkan cincin bertahta berlian di jari manisnya. Rasanya masih begitu ajaib dan lebih indah dari ketika ia sedang bermimpi menjadi Cinderella yang bertemu pangeran. Karena Kimmy si Upik Abu dan bang Hanif pangeran tampannya. Kimmy sudah mengagumi Hanif sejak masih anak-anak, karena itu rasanya dia memang sudah mencintai pria itu seumur hidupnya. Kimmy hanya tidak tahu bagaimana pria tampan itu bisa mengaku mencintainya, dan hari ini mereka resmi bertunangan. Lima tahun yang lalu setelah Hanif lulus dari kuliahnya di Yale dan sedang pulang ke Indonesia, mereka kembali bertemu di sebuah acara keluarga. Hanif memang selalu tampan dan semakin tampan di usia yang semakin matang, benar-benar tipe menantu ideal yang pastinya akan di idamkan semua orang tua untuk putrinya. Muda, cerdas dan memiliki masa depan cemerlang. Saat itu Hanif sudah berkerja di sebuah perusahaan bes
Hanif, Kimmy, dan Tristan duduk di beranda sambil menyaksikan anak-anak yang sibuk bermain dengan kuda poni. Al juga sudah lama tidak bertemu Sofia, nampaknya mereka juga sudah sangat rindu hingga sepertinya belum mau berpisah ketika Hanif hendak mengajak putrinya untuk pulang. "Menginaplah, Bang, mereka sudah lama tidak bertemu biarkan lebih puas bermain dulu." Tristan juga menawarkan kamar tamu yang dekat dengan kamar putranya di lantai dua, karena Al juga merengek ingin tidur bersama bang Hanif. Dulu Kimmy memang sering membiarkan putranya menginap di tempat Bang Hanif jika dirinya sedang bepergian untuk pekerjaannya. Meski bukan darah dagingnya sendiri tapi Hanif tetap menyayangi Al seperti putranya dan bocah laki-laki itu juga sudah biasa bermanja-manja padanya sejak bayi. Bang Hanif akhirnya setuju untuk kembali ke hotelnya beso
Menjelang akhir musim semi udara malam terasa semakin hangat, bercinta bisa menjadi kegiatan yang semakin menyenangkan karena mereka tidak perlu merasa khawatir bakal menggigil kedinginan meskipun tidur tanpa pakaian sampai pagi. Tristan sengaja membuka semua pintu balkon dan membiarkan udara malam ikut masuk menemani mereka berdua bergelung dalam gairah. Kimmy sudah terasa begitu lembut dan manis, menyambut dengan antusias setiap sentuhannya dengan begitu menyenangkan. Lenguhan rendahnya terlalu menggoda untuk di abaikan, Tristan tahu di mana wanita itu paling suka untuk di sentuh dan di manjakan. Tristan kembali menekan pinggul Kimmy yang sedikit terangkat karena sama-sama sedang tidak sabar ingin segera diselesaikan."Sabar, Sayang." Tristan baru saja hendak memasukinya ketika tiba-tiba Kimmy menjentikkan jari menyuruhnya untuk berhenti.
Sudah hampir tengah malam ketika hujan akhirnya reda, Kimmy dan Tristan sampai harus mengendap-ngendap masuk kerumah mereka sediri seperti pencuri yang takut tertangkap basah. Tristan membawa Kimmy melewati tangga putar dari samping menara ruang kerja kakeknya. Dari situ ada lorong sempit yang akan berujung pada pintu darurat dari kamarnya. Bahkan Kimmy sendiri tidak tahu jika ada pintu keluar lain dari kamar mereka. Karena jarang di lewati jadi lorongnya gelap tanpa penerangan dan agak berdebu. Belum apa-apa Kimmy sudah terbersin-bersin dan membuat Tristan menciumnya kemudian tertawa."Jangan berisik nanti kita ketahuan" seolah mereka berdua benar-benar remaja nakal yang sedang menyusup keluar dari kamar.Kimmy terbersin lagi dan Tristan menciumnya sekali lagi sebelum buru -buru menarik Kimmy melewati lorong.
"Siapa Arneta Seymour?" tanya Tristan pada Philippe yang baru duduk di depannya. "Maaf Tuan, apa maksud Anda?" Kelihatanya Phillippe langsung panik dengan pertanyaan mengejutkan tersebut, apa lagi dengan cara Tristan menatapnya kali ini. Mereka sedang berada di ruang kerja tuan Murai yang pastinya Tristan juga tidak sedang main-main sampai sengaja memanggilnya kemari. "Wanita yang dimakamkan tepat di sebelah kakekku." "Dia putri Sharlote," gugup Phillippe. "Apa hubungannya dengan kakekku?" Tristan tidak bodoh dan tahu jika kakeknya tidak akan menempatkan orang sembarangan di sebelahnya. Philippe merasa jika dirinya semak
Sudah lewat tengah hari ketika mereka semua tiba di Tuscany dan langsung menuju rumah keluarga Murai. Kedua orangtua Kimmy sepertinya juga nampak terkagum-kagum dengan keindahan perbukitan dan ladang-ladang anggur yang mereka lihat di sepanjang perjalanan tadi. Al juga tidak berhenti berceloteh sendiri sambil bernyanyi-nyanyi riang. Kimmy lega karena putranya tidak rewel, karena ini merupakan perjalanan jauh pertama baginya."Nanti akan kuajak berkeliling perkebunan dan gudang anggur," bisik Tristan pada putranya yang mengintip dari jendela.Tristan memiliki warisan perkebunan yang sangat luas dan sebuah rumah penghasil anggur ternama yang sekarang di kelola oleh beberapa teman kepercayaan kakeknya. Karena Tristan sendiri sudah tidak memiliki waktu untuk mengurus semua itu.Begitu mereka sampai para pengurus rumah berbaris menyambut mereka di halaman. Tristan memperkenalkan mereka satu-persatu karena sudah menganggap mereka semua layaknya keluarga. BibiSha
Hari masih pagi ketika keributan kembali terjadi. Philippe datang ke rumah Kimmy bersama seorang pria bersetelan rapi yang katanya petugas KUA. Baru kemarin Tristan membahas perkara pernikahan dan tentu saja Kimmy tidak menyangka Tristan serius dengan ucapannya tentang menyuruh Philippe."Tristan ini pernikahan kenapa kau tidak bicara dulu denganku?" protes Kimmy."Sepertinya aku sudah bicara padamu kemari."Kimmy langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ya, tapi..." tiba-tiba Kimmy jadi tidak bisa melanjutkan kata-katanya sangking keterlaluannya pria itu.Umumnya orang memang akan ribet jika membahas pernikahan tidak seperti Tristan Murai yang cuma hanya seperti sekedar membahas liburan di akhir pekan. Tapi masalahnya dari dul
Tidak biasanya Kimmy pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Ibu Kimmy masih berdiri di tengah pintu menyaksikan putrinya pulang bersama Tristan yang sedang menggendong cucu laki-lakinya.Tristan menurunkan Al dari gendongannya untuk menghampiri ibu Kimmy dan memeluknya lebih dulu karena ternyata Tristan juga rindu dengan seorang ibu.Sebelumnya Kimmy juga sudah menceritakan semuanya pada Tristan termasuk mengenai orang tuanya yang juga sudah tahu mengenai Al sebagai darah dagingnya. Walaupun sebagai orang tua mereka tetap kecewa tapi mereka juga menghargai keputusan Kimmy dan percaya jika putri mereka akan bertanggung jawab dengan semua kesalahannya. Mereka hanya tidak menyangka jika Kimmy akan pulang dengan membawa Tristan bersamanya."Maafkan aku, Ibu."Ibu Kimmy hanya bisa balas memeluk pemuda itu dengan haru. "Setiap kali aku melihat cucuku rasanya aku juga bisa melihat dirimu ada di sana."Rasanya memang sudah lama sekali mereka tid
Sebenarnya Hanif tidak menyangka jika tiba-tiba Kimmy akan menciumnya lagi setelah sekian lama. Entah sudah berapa lama, walau ternyata ia sama sekali belum lupa seperti apa rasanya. Bibir Kimmy masih semanis yang ia ingat dulu, dulu sekali saat mereka sering seperti ini, mencuri waktu untuk sekedar berdua. Hanif juga suka menyenangkannya karena Kimmy adalah tipe gadis yang suka penasaran dengan hal baru dan tidak pernah gentar untuk mencoba walaupun kadang agak sembrono untuk menggodanya sebagai seorang pria. Tapi Hanif yakin sekarang Kimmy sudah lebih dewasa untuk tidak bertindak impulsif seperti dulu lagi. Karena itu walaupun kemarin saat mereka tinggal bersama pun sebenarnya Hanif tidak berani membayangkannya. Kadang dia hanya miris tiap kali melihat kamar yang telah mereka siapkan berdua harus terkunci rapat meskipun setiap hari mereka tinggal bersama.Jujur saja Hanif juga sempat terbawa suasana dan menanggapi ciuman Kimmy walau dia tahu jika sebenarnya wanita itu hanya
Setelah Pamela pergi rasanya Tristan masih saja merasa sangat bersalah karena telah menyakiti wanita itu. Tristan memang tidak bisa mencegah dirinya untuk tetap menginginkan Kimmy meskipun dia tahu seharusnya ia tidak boleh seperti itu.Kesehatan Pam memang mulai menurun sejak Tristan semakin acuh dan sibuk dengan perasaannya sendiri. Padahal mereka sudah berjanji untuk selalu bersama dan tidak akan membiarkan siapapun berada di antara mereka.Tristan sadar jika dirinya sendirilah yang telah menjadi pengkhianatnya. Walaupun sebelumnya Tristan juga biasa tidur dengan banyak wanita tapi dirinya mengakui jika tidak pernah ada yang ia tempatkan di dalam hatinya seperti Kimmy. Dan di situlah letak pengkhianatan yang diakuinya. Penghianatan yang tidak dapat dia cegah ataupun ia tolak. Mungkin jadi inilah karmanya sekarang. S