Home / Romansa / BENALU / Bab 22

Share

Bab 22

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Makan, Bayar Dong 2

"Rame banget ya, Nak Izzah warungnya. Yang beli penampilannya pada parlente semua. Semoga dengan sering makan di sini, aku juga jadi ikut kaya, hihihi.

Makanya Nak Izzah, seharusnya kamu itu, beliin ibu ini baju, sepatu dan banyak perhiasan, agar kelihatan kelasa atas gitu. Oh iya, handphoneku juga sudah jadul loh, waktunya beli lagi.

Nyenengin hati mertua itu, sebagian dari iman loh, apalagi jika mertuanya baik dan ramah sepertiku ini, Nak Izzah. Pasti nanti kamu makin banyak rejekinya. Ibu doakan, semoga kamu dan Izzah cepat dapat momongan!" ucap Bu Citra sambil terus mengunyah daging gorengnya.

Mendengar ucapan itu, sontak Izzah pun menoleh pada mertuanya itu. Jujur, saat ini dia tak ingin melanjutkan pernikahan sandiwaranya itu.

"Kok wajah kamu tegang banget? Apa nggak suka didoain cepat punya anak? Anak itu anugerah loh, yang pastinya akan membawa kebahagiaan dalam setiap rumah tangga.

Kalau bisa sih, kalian itu tetap tidur dalam satu kamar, jangan malah pisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BENALU    Bab 23

    Rencana AwalTokk Tokk Tokk"Non...sarapan sudah siap!"Suara Bik Karmi sambil mengetuk pintu kamar Izzah. Dan Izzah yang dari tadi sudah rapi, dan duduk di sofa kamarnya itu pun, langsung membukakan pintu."Apa semua sudah sarapan?" tanya Izzah diambang pintu."Sepertinya tinggal tuan Alif saja yang belum, Non," jawab Bik Karmi sopan."Ya sudah, Bibik kembali saja dulu. Aku mau ambil tas," ucap Izzah yang akan kembali menutup pintu kamar itu."Non, Bu Citra baru datang dan ngomel-ngomel terus. Kayaknya, tadi saya dengar dia sebut-sebut nama Non Izzah," kata Bik Karmi memberi info, yang membuat Izzah tak jadi menutup pintu."Hahaha...biarin saja, Bik. Nanti juga dia diam kalau sudah kukasih uang untuk ke mall." Izzah merasa mendapat hiburan di pagi hari."Senang rasanya bisa lihat Non Izzah, kembali tertawa lepas seperti ini. Kalau begitu saya ke belakang dulu ya, Non." Bik Karmi pun kemudian meninggalkan Izzah yang kembali ke dalam kamar.Hati Izzah tentu saja bahagia, mengetahui Bu

  • BENALU    Bab 24

    Pengacara Papa[Semua yang Anda pinta sudah saya kerjakan, Bu. Silahkan cek dari laptopnya, apa sudah sesuai dengan pesanan? Untuk monitor yang di kamar Anda, pun sudah beres, Bu.]Chat dari tukang CCTV siang itu membuatku tersenyum puas. Aku pun langsung mengecek di layar laptopku, hemmm...sempurna! Persis seperti yang kuinginkan.Semua ruangan, bahkan kamar pembantu pun tak lupu dari pengawasan kamera pengintai itu. Di kamar Bik Karmi pun ada satu terselip, namun aku yakin dia tak akan tahu, karena letaknya amat tidak di duga.[Terima kasih banyak, Mas. Puas sekali melihat hasilnya. Tapi aman kan tadi saaat masang nya?][Saya pastikan aman, Bu. Mereka tahunya kan kami tukang listrik, soalnya listrik rumah ini tadi sempat kami buat kacau. Tapi sekarang sudah kami perbaiki lagi kok.] Balasnya dengan cepat.[Bagus...terima kasih sekali lagi. Nomor rekeningnya kemarin sudah ku simpan, dan setelah ini akan ku transfer beserta tip nya.][Terima kasih, Bu.]Segera kutransfer sejumlah uang

  • BENALU    Bab 25

    Kebangetan (Pov Izzah)[Bik, ambil di laci nakas tidurku, ada botol kaca kecil. Bawa keluar dan kunci kembali kamarku. Itu botol isinya obat pencahar, teteskan di makan siang mereka, Bik. Jangan banyak-banyak. Mengerti?]Sebuah chatku kirimkan pada Bik Karmi, saat itu juga sebelum dia memasak untuk Ibu Mertuaku itu. Seperti biasa, dia selalu responsible pada setiap chatku.[Baik, Non. Saya akan cari sekarang juga.]Kulihat dari layar laptop, dia pun segera masuk kamar dan menemukan botol yang kuminta tadi. Aku memang menyimpan obat pencahar, karena sering mengalami sembelit. Tetapi itu hanya pernah kugunakan satu kali, karena efeknya sangat wow, hehehe.[Sudah saya temukan botolnya, Non. Kamar juga sudah saya kunci, sekarang lanjut masak dulu, Non, sebelum Nyonya Besar marah, hehehe.]Bik Karmi mengirim chat padaku, saat sudah berada di dapur, sembari tersenyum. Sepertinya dia belum sadar jika aku dapat melihat aktivitasnya. Dan hal itu pun sontak membuatku tersenyum.[Iya, Bik. Aku t

  • BENALU    Bab 26

    Aku Bos (Pov Author)Kini, Izzah sudah bisa sedikit bernafas lega karena sudah bisa memantau, aktifitas yang dilakukan orang-orang disekitarnya dengan bantuan kamera pengintai itu. Baru beberapa menit saja, Izzah sudah di buat amat geram dengan kelakuan mereka.Saat ini dia masih berusaha bersabar, namun jika mereka berani berbuat lebih. Maka Izzah tak akan segan-segan melaporkannya ke kantor polisi.Sementara itu, Alif yang amat kesal karena di perintah masuk kerja oleh Izzah. Terus saja bergumam dalam hati, tetapi, dia tetap mengerjakan tugasnya sembari terus belajar. Karena dia ingin bisa menguasai semua tugasnya di kantor ini.Untungnya , saat itu Alif tak melakukn hal yang mencurigakan karena dia tak tahu kini ruangannya pun ada kamera tambahan.Beda dengan Alif, Widodo justru amat senang, saat diperintah hari ini masuk kerja. Awalnya sih, memang dia tak mau jadi sopir, karena yang diincarnya adalah jabatan manager.Tetapi, sehari bekerja kemarin, membuat Widodo menikmati pekerj

  • BENALU    Bab 27

    Tak Perlu Disesali[Zah...ini Om sudah ada di jalan. Mungkin lima-sepuluh menit lagi sudah sampai di sana. Surat perjanjian juga sudah Om siapkan.]Pak Yonas mengirimkan sebuah pesan chat pada Izzah, ketika sedang dalam perjalananan. Dan Izzah yang baru saja membaringkan tubuhnya, seelah kejadian di halaman belakang, pun langsung membalasnya.[Siap Om, Izzah dan Alif sudah siap kok ini. Nanti surat perjanjiannya dikeluarkan setelah pembacaan wasiat saja ya. Hati-hati Om Yonas.]Setelah membalas chat dari Pak Yonas, Izzah pun kemudian kembali meletakkan handphonenya, dan kemudian memejamkan mata. Bukan karena mengantuk, tapi karena dia memikirkan semua yang terjadi dalam hidupnya beberapa hari ini, tepatnya sejak menikah dengan Alif.Air matanya tiba-tiba saja langsung meleleh, saat kepergian Pak Hasan. Dalam benaknya juga sedikit menyesali keputusan, kenapa dulu dia bersedia dijodohkan dengan Alif, mungkin jika dulu dia tak menerima keputusan itu, bisa saja saat ini, Pak Hasan masih h

  • BENALU    Bab 28

    Pembacaan Surat Wasiat 1"Aduh...maaf-maaf, kenapa jadi ngelantur gini ya, ngomongnya? Anggap saja sekedar joke agar kalian tidak tegang. Apa kalian sudah siap mendengarkan isi surat wasiat dari Pak Hasan ini?" ucap Pak Yonas yang kemudian dijawab dengan anggukan oleh keduanya.Pak Yonas kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah map yang berisi surat wasiat tersebut. Sementara itu, para keluarga benalu, sedang asyik menguping."Tolong panggil dulu semua penghuni rumah ini, termasuk keluarga Alif," ucap Pak Yonas.Izzah pun segera menelepon Bik Karmi, agar segera mengabarkan hal ini pada yang lainnya. Sementara itu, Alif juga menemui keluarganya, yang ternyata sedang menguping di ruang keluarga.Beberapa saat kemudian, semua penghuni rumah sudah berkumpul di ruang tamu, termasuk satpam dan Pak Tarno, yang kebetulan juga berada di sini, sedang mengantar daging untuk acara nanti malam."Hemmm...saya pasti dapat bagian juga nih, Pak." Bu Citra tanpa malu-malu berkata dengan entengny

  • BENALU    Bab 29

    Pembacaan Surat Wasiat 2"Hey Pak pengacara, jangan sok tahu ya...suamiku itu amat banyak jasanya pada si Hasan itu! Dasar..."Belum sempat Bu Citra melanjutkan ucapannya, Izzah telah lebih dulu memotongnya."Cukup Bu! Jangan pernah lagi mengungkapkan keburukan almarhum Papa. Jika memang menurutmu, apa yang Papa berikan selama ini masih kurang, maka dengan ikhlas kuberikan peternakan itu pada kalian!...""Nah, gitu dong dari tadi!" Bu Citra kini ganti memotong perkataan Izzah, karena saking girangnya."Ternyata kamu itu lebih baik dari pada Papamu itu! Nggak apa-apa deh, kuterima peternakan itu, meski sebenarnya, itu pun masih belum cukup! Harusnya kamu itu memberi semua harta ini padaku!" Bu Citra makin berani, setelah mendengar ucapan Izzah tadi."Apa kamu sungguh-sungguh, Zah?!" Pak Yonas meminta kepastian."Eh...pakai nanya lagi! Sudah sana cepet ganti surat wasiatnya!" ucap Bu Citra sambil berkacak pinggang."Iya, Om. Aku bersungguh-sungguh akan memberikan peternakan itu pada mer

  • BENALU    Bab 30

    Siapa Kawan Dan Siap Lawan?"Pak Sigit dan Pak Rusli, cepat bawa mereka keluar dari sini, aku sudah muak melihat wajah mereka!" ucap Izzah pada kedua satpamnya."Siap, Bu!" jawab keduanya serentak."Pak Marto, tolong bantu!" ucap Izzah lagi, yang dijawab anggukan oleh yang bersangkutan.Dengan sigap kedua satpam berbadan tegap dan juga pengawad peternakan itu, langsung menyeret dengan paksa mereka."Izzah, maafkan kami, Nak...kami nggak hanya khilaf...tolong," rengek Bu Citra."Iya, Zah...maaafin aku, janji deh, nggak akan ngerepotin lagi. Nanti biar aku masak dan bersih-bersih sendiri," timpal Desi."Aku juga masih ingin kerja, Zah. Aku janji akan bekerja sesuai keinginanmu." Widodo pun ikut merengek, karena dia tak ingin kembali menjadi kuli bangunan.Izzah masih menampakkan wajah datar, tanpa melihat sedikitpun pasa para benalu yang meronta-ronta tak mau dikeluarkan itu.Sementara itu, Alif mengacak rambutnya frustasi. Sepertinya dia bingung, dengan apa yang harus diperbuat pada s

Latest chapter

  • BENALU    Ending

    Bab 67Ending.Bubur memang benar tak mungkin lagi bisa diubah menjadi nasi lagi. Seperti apa yang saat ini terjadi pada keluarga benalu itu. Kesalahan fatal yang dibuat oleh Bu Citra, kini membawanya pada rumah sakit jiwa. Menerima vonis dari hakim saja sebenarnya sudah membuat wanita tua itu shock, ditambah lagi dengan bully-an yang dia terima di dalam penjara.Hotel prodeo itu memang sebuah tempat yang keras, meski itu hanya sel yang khusus untuk para napi wanita. Karena semua yang sekarang menginap di hotel prodeo itu adalah para wanita yang bermasalah, maka tak kaget lagi jika banyak terjadi pembully-an disana. Siapa lemah akan menjadi bahan bully-an dan yang memang akan menjadi ketua suku, dan dihormati oleh semuanya.Kini, Bu Citra telah resmi menjadi penghuni rumah sakit jiwa itu. Karena pemeriksaan intensif oleh petugas memang menunjukkan jika dia terganggu otaknya. Alif dan Desi mau tak mau tentu saja harus bisa menerima semua kenyataan yang terjadi ini."Aku akan membalas

  • BENALU    Bab 66

    Bab 66Waktu berlalu begitu cepat, sudah sebulan lamanya Bu Citra menjalani hidup sebagai seorang tahanan. Meski Alif dan Desi selalu datang seminggu sekali, tetapi nyatanya hal itu Seperti tak ada artinya sama sekali bagi Bu Citra. Yang dia ingin hanya keluar dari hotel prodeo ini sekarang juga!Hidayah pun sepertinya tak sedikit pun menyentuh hati ibunda Alif itu. Meski telah banyak hal terjadi, dia tak bisa mengambil hikmahnya. Yang ada malah hatinya semakin membatu saja."Bu, nggak pingin solat? Ayo bareng ke musholla!" ajak teman satu sel Bu Citra. Memang di lapas wanita itu ada mushola untuk memudahkan para napi shalat berjamaah."Ngapain sih kamu ngajak-ngakak!? Sok alim saja kamu ini. Sudah cepat pergi! Jangan sok ceramah seperti Izzah kamu ya!" Bentak Bu Citra, hampir setiap diajak oleh beberapa temannya untuk mendekatkan diri pada Allah.Sedikit pun tak ada penyesalan dalam hati wanita paruh baya itu. Yang ada malah hanya dendam dan dendam saja."Semua orang di dunia ini mem

  • BENALU    Bab 65

    Bab 65Hari ini adalah sidang terakhir Bu Citra, alias pembacaan vonis tentang pembunuhan berencana yang wanita itu lakukan pada Pak Hasan, yang tak lain adalah besannya sendiri saat itu. Karena emang semua bukti sudah lengkap, jadi tak perlu waktu lama lagi untuk hakim mengambil keputusan.Tentu saja saat ini Izzah hadir, begitu juga anak-anak dari Bu Citra. Absen si Vena saja yang memang hingga saat ini tak diketahui kabarnya. "Lif, bagaimana jika nanti ibu mendapatkan hukuman yang berat?" tanya Desi yang kini duduk di samping adik kandungnya itu.Alif menarik nafas dalam-dalam dan memang saat ini dadanya pun merasa sesak sekali."Entahlah, Mbak. Aku pun telah melakukan berbagai cara agar Izzah mau mencabut laporan itu, tetapi semua usahaku itu nihil. Sekarang sepertinya kita hanya bisa pasrah saja pada mereka," jawab Alif sambil menunjuk pada deretan hakim."Dasar memang si Izzah itu sombong banget! Kok ada si manusia tak punya hati nurani seperti dia itu? Wajah saja terlihat sepe

  • BENALU    Bab 64

    Bab 64Mau tak mau, tentu saja akhiranya Alif pun pergi dari ruangan wanita yang secara negara masih sah menjadi isterinya itu. Dilema tentu saja saat ini terus bergelayut di dalam hatinya. Sebagai seorang anak yang berbakti, tentu dia ingin membebaskan Bu Citra dari hukuman polisi. Karena memang sejak dulu Alif adalah seorang anak yang sangat berbakti pada ibunya. Apa lagi ketika dia ingat dengan almarhum ayahnya, yang sebelum meninggal dulu telah menitipkan dua saudara perempuannya dan juga sang ibu."Ya Allah, kenapa semua menjadi seperti ini sih!" Alif merasa frustasi saat ini. Lelaki tampan yang kini sudah kembali ke ruangannya itu pun mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu dia menyesali kesalahan besar yang telah ibunya buat."Jika ibu tidak menghabisi nyawa Pak Hasan, tentu semua ini tak akan pernah terjadi!" Kembali Alif berucap dengan frustasi.Tetapi di sisi lain, hati nuraninya pun membenarkan segala keputusan yang diambil oleh Izzah.Apa yang dilakukan oleh Bu Citra memang

  • BENALU    Bab 63

    Bab 63Waktu berlalu dengan begitu cepat bagi Alif, sudah satu bulan sejak keluar dari penjara itu, kini dia dan Widodo sudah kembali bekerja di perusahaan milik Izzah. Namun, tentu saja semua tak bisa seperti dulu. Meski dia berharap penuh, namun sama sekali Izzah tak pernah mengajaknya bicara. Hanya sekedar formalitas saja seperti Bos pada pegawainya. Sebenarnya perasaan yang ada dalam hati Alif tak jauh beda dengan yang dirasakan oleh Izzah. Wanita itu pun merasakan jika telah menaruh hati pada Alif. Namun tentu saja hal itu terus saja berusaha dia dipungkiri.Tak mungkin rasanya dia menjalin hubungan dengan anak dari pembunuh Papanya, meski dia tau jika Alif adalah lelaki yang baik. Ego masih terus saja merajai hatinya saat ini.Siang ini, Alif memberanikan diri untuk mendatangi Izzah di ruangannya ketika istirahat siang. Bukan untuk mengatakan isi hatinya yang terus membuatnya tersiksa. Tetapi untuk memperjuangkan nasib ibunya, yang besok adalah sidang terakhir dan waktunya hak

  • BENALU    Bab 62

    Bab 62Setelah kepergian Izzah dan pengacaranya. Alif segera mengajak Desi dan Widodo untuk pulang. Tentu saja kali ini mereka pulang dengan menaiki angkot. Selama perjalanan yang hampir memakan waktu satu jam itu, mereka tak saling berbicara, karena memang bergelut dengan pikirannya masing-masing.Alif sebenarnya masih tak ingin percaya jika saat ini dia dan Izzah akan sah berpisah. Lelaki tampan itu sesungguhnya masih berharap jika Izzah mau kembali menerima dia. Meski menang hal itu pasti sulit, karena tindakan ibunya yang sangat sulit untuk dimaafkan.'Jika memang jodoh, pasti kita akan bertemu lagi Zah. Aku pun ingin menunjukkan kepada kamu jika aku tak seburuk yang kamu pikirkan!' gumam Alif dalam hati.Bersamaan dengan uang yang diberikan oleh Izzah tadi, ada juga alamat rumah baru untuk mereka. Rumah itu bukanlah rumah mereka yang direnovasi dahulu, tetapi Izzah sengaja membeli sebuah rumah di kompleks perumahan untuk mereka, lengkap dengan segala isinya."Wah. Ternyata rumahn

  • BENALU    Bab 61

    Bab 61Sedikit pun Izzah tak berkomentar saat ini. Hanya dengan cepat dia mengambil surat itu dan memberikannya kembali pada sang pengacara. Yang kemudian langsung memasukkannya kembali ke dalam tas."Begini memang sepertinya jalan yang terbaik, Lif. Cinta itu tak mesti harus memiliki bukan?" Seloroh sang pengacara yang bisa melihat cinta Alif pada Izzah itu.Semua hanya diam, sementara Desi dan Widodo masih melanjutkan makan.Lelaki berdarah tionghoa itu pun kemudian melanjutkan ucapannya. "Sebuah hubungan yang didasari oleh niat yang buruk dan tak pas, akhirnya pun akan berujung dengan hal yang tak mengenakkan. Aku yakin almarhum Pak Hasan pun akan mengerti dengan hal ini. Sedikit rasa yang sudah terbit dalam hati, biarkan saja tetap seperti itu. Jika memang kalian masih berjodoh, tentu tak akan kemana bukan?" Alif dan Izzah spontan tersenyum bersama, hanya saja mereka masih tak bersuara. Si pengacara kembali berucap agar suasana tak terus terasa tegang."Oh iya, Zah. Apa ada lagi

  • BENALU    Bab 60

    Bab 60Setelah menemui Bu Citra yang berakhir dengan rasa kesal mendalam, akhirnya Izzah pun kembali menemui pengacaranya. "Apa sudah selesai, Om?" tanya Izzah sembari mencoba menurunkan emosi yang ada dalam hatinya, karena mertuanya yang tadi itu.Si pengacara langsung mengangguk dan tersenyum. "Semua sudah beres kok, Zah. Itu Alif dan saudaranya sudah menandatangani berkas," jawabnya sambil menunjuk ketiga orang benalu yang kini sudah bebas itu.Mereka Izzah pun langsung menoleh pada tunjukan tangan itu. Ada secercah bahagia dalam hatinya karena melihat Alif bebas. Tetapi Izzah sedikit pun tak menganggap jika itu adalah bagian kecil dari yang dinamakan cinta."Om, kita ke kantin sebentar ya. Tolong ajak mereka kesana. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada mereka," ucap Izzah yang langsung dijawab dengan anggukan oleh sang pengacara.Izzah pun berangkat terlebih dahulu ke kantin kantor polisi itu. Menurutnya ini adalah tempat yang pas, dari pada harus membawa ketiga benalu itu

  • BENALU    Bab 59

    Bab 59Proses hukum pada Bu Citra tetap berjalan untuk saat ini. Tetapi hari ini memang Izzah kembali datang ke kantor polisi bersama sang pengacara untuk mencabut tuntutan pada Alif, Widodo dan juga Desi. Serta memberikan surat gugatan cerai dari suaminya itu.Sebenarnya sang pengacara telah mengurus surat pencabutan itu sejak kemarin, jadi hari ini ketiganya sudah bisa menghirup udara bebas.Sebelum membebaskan ketiga orang itu, saat ini Izzah lebih dulu ingin bertemu dengan Bu Citra. Ada beberapa Hal yang ingin dia sampaikan. Sementara sang pengacara mengurus berkas.Bu Citra datang dengan langkah gontai, karena dia tahu jika menantunya itu membiarkan dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Wanita setengah baya itu pun duduk sambil menunduk."Bu, tolong maafkan saya ya. Karena meski telah mencoba, nyatanya saya tetap tak bisa membiarkan ibu melenggang bebas setelah menghabisi nyawa Papa," ucap Izzah yang berusaha sekuat tenaga menahan emosi.Bu Citra langsung mendongak demi mendeng

DMCA.com Protection Status