Share

Bab 89

Saat sedang menata rambut serapi mungkin, Mbak Utami tiba-tiba datang. Dia berdiri di belakangku tanpa seulas senyum. Lantas aku mengangkat kedua alis sebagai isyarat sedang bertanya.

Seangkuh ini diriku sekarang karena sedang berusaha membalaskan dendam pada mereka yang dulunya tidak punya belas kasihan. Harga diri diinjak-injak sesuka hati sampai aku terjebak dalam hubungan terlarang.

"Ada yang harus kita sepakati, Tyas," kata Mbak Utami.

Sekilas aku mengangkat tangan. "Bicara yang formal karena sedang bekerja. Apa yang harus kita sepakati?" Aku memutar kursi menghadapnya.

Mbak Utami menghela napas berat, kemudian memaksakan senyum. "Baik, Nona. Jadi Nyonya Aluma mengutus aku ke sini agar Anda bisa menemuinya. Harus ke sana sekarang, dan apakah Anda tahu alasan sebenarnya?"

"Apa?"

"Nyonya Aluma ingin menyiram wajah Anda dengan air keras." Mbak Utami sekarang tersenyum miring. "Karena aku sudah berbaik hati memberitahu rencana itu, maka Anda harus memberi imbalan!"

Aku memutar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status