Share

BATAL NIKAH
BATAL NIKAH
Author: Favreaa

BAB 1

Author: Favreaa
last update Last Updated: 2025-01-01 19:07:15

Yaleora Yaya atau yang lebih akrab di panggil Yaya, sedang sibuk dengan persiapan pernikahannya yang sudah di depan mata. Satu bulan lagi dia dan Rian akan naik ke pelaminan. Persiapan sudah hampir tujuh puluh persen.

Hari ini Yaya janjian bertemu dengan kekasih atau calon suaminya itu saat pulang kerja. Dia ingin mengajak Rian mengambil undangan yang baru saja selesai di cetak.

Seluruh tabungan hasil kerjanya selama tiga tahun ini telah terkuras untuk persiapan pernikahan mereka. Yaya tak pernah menuntut Rian untuk membayar semuanya. Dia lebih banyak menggunakan uang pribadi. Baginya pernikahan untuk berdua dan dengan uang berdua juga.

"Sayang, kamu nanti yang jemput aku atau kita bertemu di percetakan aja?" tanya Yaya saat menghubungi sang kekasih.

"Maaf, Sayang. Sepertinya hari ini aku tak bisa menemani kamu. Pekerjaanku sedang banyak. Aku harus lembur," jawab Rian di seberang sana.

"Kalau begitu biar aku saja yang jemput sendiri. Kamu jangan terlalu capek dan ingat makan, Mas," ujar Yaya.

"Ya, Sayang. Maafkan aku," ucap Rian pelan.

"Tak apa, Sayang. Kamu jangan merasa bersalah begitu. Kamu sibuk kerja bukannya selingkuh'kan," balas Yaya.

Tak ada jawaban yang Rian berikan atas ucapan gadis itu. Yaya ingin segera mematikan sambungan telepon mereka, karena takut mengganggu waktu kerja sang kekasih.

"Sayang, sudah dulu ya. Jangan lupa makan dan jangan terlalu capek. Kesehatan lebih penting dari pada uang, Mas," ujar Yaya.

"Kamu juga jangan lupa makan. Jika kamu capek, besok saja jemput undangannya, Sayang. Sekali lagi maafkan aku," balas Rian.

"Santai saja, Sayang. I love you," kata Yaya.

"Love you too," balas Rian.

Rian lalu mematikan sambungan ponselnya dengan Yaya. Dia menarik rambutnya frustasi. Seperti sedang banyak beban pikiran.

"Kapan kamu akan jujur dengan Kak Yaya, Mas. Aku mau tanggal pernikahan yang kamu sepakati dengannya dijadikan untuk pernikahan kita. Biar kita tak perlu mengurus apa pun lagi. Semua yang telah kamu dan Kak Yaya urus, itu buat pernikahan kita saja!" ucap Ellen.

"Beri aku waktu Ellen. Tak mudah mengatakan semuanya. Aku harus menjaga perasaannya Ellen. Dia pasti akan syok mendengar pembatalan pernikahan kami" jawab Rian.

"Ini bukan alasan kamu untuk lari dari tanggung jawab'kan? Ingat Mas, di perutku ini ada anakmu. Aku tak mau setelah perut ini gede baru menikah. Pokoknya aku mau tanggal pernikahan kamu dengan Kak Yaya dijadikan untuk pernikahan kita!" seru Ellen.

"Apa itu tak keterlaluan, El. Setelah aku nanti membatalkan pernikahan kami, aku menikahi kamu tepat di hari kami berencana untuk menikah. Itu tanggal jadian kami dulunya," balas Rian.

"Jika Mas tak berani mengatakan semuanya, biar aku saja yang bicara langsung dengan Kak Yaya. Dia harus tau secepatnya jika kamu tak akan pernah menikah dengannya!" seru Ellen.

Ellen lalu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari restoran itu. Rian juga ikut berdiri. Jalannya lebih cepat karena ingin mengejar wanita itu.

Sampai di halaman restoran, dia menahan tangan Ellen agar tak berjalan lebih jauh lagi. Rian menariknya untuk duduk di bawah pohon.

"Biar aku yang bicara dengan Ellen. Aku harap kamu bersabar sedikit saja. Aku tak akan lari dari tanggung jawab!" seru Rian.

"Aku tunggu secepatnya, jika dalam seminggu ini kamu tak juga mengatakan hal sebenarnya pada kak Yaya, aku yang akan mengatakannya!" ancam Ellen.

"Baiklah, aku akan mengatakan dalam minggu ini juga," balas Rian.

"Aku tunggu janjimu!"

Ellen lalu berdiri dan berjalan menuju jalan raya. Menghentikan angkot yang akan membawanya kembali ke rumah.

***

Sampai di rumah dia langsung masuk ke rumah tanpa memberikan salam. Saat akan masuk ke kamarnya, dia melihat Yaya yang sedang menyusun undangan pernikahannya.

Ellen yang awalnya ingin beristirahat di kamar jadi mengurungkan niatnya. Dia masuk ke kamar sang kakak. Duduk di tepi ranjang dengan pandangan tajam ke arah undangan yang berserakan di lantai.

"Apa Kak Yaya sudah yakin akan menikah dengan Mas Rian?" tanya Ellen dengan suara ketus.

Pertanyaan Ellen membuat gadis itu menjadi terkejut. Dia membalas tatapan adiknya itu dengan tatapan teduh dan senyuman yang menawan.

"Kenapa kamu bertanya begitu, Dek? Tentu saja kakak sudah yakin akan menikah dengan Mas Rian. Kamu jangan kuatir, walau aku nanti telah menikah, aku akan tetap datang ke rumah ini untuk melepaskan rindu padamu," jawab Yaya.

"Apa Kakak yakin jika Mas Rian mencintai Kakak?" tanya Ellen lagi.

Mendengar pertanyaan Ellen kali ini, Yaya jadi terdiam. Dia menghentikan kegiatannya menyusun undangan. Menatap adiknya dengan pandangan menyelidik. Dari tadi Ellen selalu meragukan pernikahannya.

Yaya jadi curiga jika adiknya mengetahui sesuatu. Mungkin dia takut untuk mengatakan. Namun, Yaya berharap semua itu hanya perasaannya saja. Jangan sampai apa yang dia pikirkan itu benar adanya. Dia lalu berdiri dan mendekati Ellen yang duduk di ujung ranjangnya.

"Dek, apa kamu mengetahui sesuatu mengenai Mas Rian?" tanya Yaya mulai curiga.

"Tanyakan saja sendiri dengan Mas Rian."

Ellen lalu berdiri. Dia takut keceplosan kalau terus berada di dekat sang kakak. Rian bisa marah dan tak percaya dia lagi.

Adiknya Ellen itu berjalan menuju ke luar kamar. Tentu saja hal ini membuat kecurigaannya makin bertambah. Sampai di ambang Ellen membalikan tubuhnya menghadap sang kakak.

"Jangan terlalu percaya pada pria!" ucap Ellen.

Yaya terdiam mendengar ucapan adiknya. Dia takut jika Rian memang tak setia. Namun, dia berusaha menepis pikiran buruknya. Kembali dia mencoba menyibukkan diri dengan undangan tersebut.

Setelah menempelkan nama orang yang dia undang, Yaya naik ke ranjang mencoba memejamkan matanya. Namun, lagi-lagi ucapan adiknya terngiang.

Yaya lalu mengambil gawainya dan mencoba menghubungi sang kekasih, tapi tak diangkat juga. Dia makin berpikiran jelek.

Saat matanya akan terpejam terdengar nada pesan masuk. Yaya membuka matanya kembali dan melihat gawainya. Ingin tahu siapa yang mengirimkan pesan. Ternyata dari sang kekasih yang mengatakan jika dia ingin bertemu saat pulang kerja besok. Ada yang ingin disampaikan.

Membaca pesan tersebut membuat pikiran Yaya jadi makin berpikiran buruk. Apa lagi saat dia membalas pesan sang kekasih menanyakan apa yang akan di bahas, gawai pria itu sudah tak aktif.

Hingga siang ini, gawai sang kekasih belum juga aktif. Beberapa pesan menanyakan tempat mereka bertemu hanya centang satu. Hingga menjelang jam pulang kerja, barulah Rian membalas. Dia menyebutkan nama sebuah kafe.

Sepulang kerja, dengan mengendarai motornya, Yaya menuju kafe yang Rian sebutkan. Sepanjang perjalanan jantungnya berdebar. Dia tak tahu kenapa jadi begini.

Sementara itu di dalam kafe, Rian menunggu kedatangan Yaya dengan gelisah. Tak kalah dengan gadis itu, jantungnya juga berdetak lebih cepat.

"Bagaimana ya caranya untuk mengatakan jika pernikahan kami dibatalkan?" tanya Rian dengan dirinya sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • BATAL NIKAH   BAB 2

    Dengan penuh semangat dan senyum yang selalu merekah di bibir, Yaya masuk ke kafe yang telah dijanjikan Rian, untuk mereka bertemu. Dari jauh dia sudah melihat kehadiran kekasihnya itu.Yaya mempercepat langkahnya. Dia sudah tak sabar ingin bertemu dengan pria itu. Sampai dihadapan Rian, dia langsung duduk di samping sang kekasih."Kamu mau pesan apa?" tanya Rian, begitu Yaya sudah duduk dengan sempurna di kursi."Aku baru sampai, bukannya tanya kabar, atau tanya yang lain. Kenapa langsung tanya pesananku. Seperti tergesa-gesa saja," jawab Yaya.Rian tersenyum simpul mendengar jawaban gadis itu. Dia mengusap kepalanya dengan lembut."Aku takut kamu sudah lapar. Makanya mau pesan makanan langsung," jawab Rian dengan lembut.Yaya tersenyum mendengar ucapan kekasihnya. Pria itu selalu memberikan perhatian khusus untuknya. Dia juga selalu bertutur kata lembut, tak pernah sekalipun Rian membentaknya atau bersuara keras."Kalau begitu, aku pesan makanan dulu," balas Yaya.Yaya lalu memanggi

    Last Updated : 2025-01-01
  • BATAL NIKAH   BAB 3

    Rian mengejar Yaya yang telah keluar dari kafe. Ditahannya tangan gadis itu agar tak berjalan lebih jauh lagi."Tunggu, Yaya. Kita belum selesai bicara," ucap Rian.Yaya mencoba menepis tangan Rian, tapi kekuatannya tak sebanding dengan pria itu.Sehingga dia akhirnya mengalah.Rian mengajak Yaya duduk di bawah sebuah pohon yang berada di parkiran. Namun, gadis itu tak mau. Dia memilih tetap berdiri.Akhirnya Rian mengalah."Yaya, jika aku boleh memilih, pasti aku akan memilih menikah denganmu. Aku masih sangat mencintaimu. Aku khilaf. Sekali lagi maafkan aku" ucap Rian. "Apa kamu pikir dengan kata maaf semua akan kembali. Semua sudah terjadi, tak ada yang bisa merubahnya!" seru Yaya dengan suara sedikit meninggi.Rian menarik napas dalam. Tak tahu harus mengatakan apa lagi. Semua stok kata seolah habis. Dia tahu, semua kata-kata yang keluar dari bibirnya tak akan bisa membuat Yaya percaya lagi. Namun, dia masih berharap jika gadis itu bisa menerima keputusannya menikahi Ellen."Yaya

    Last Updated : 2025-01-01
  • BATAL NIKAH   BAB 4

    "Aku wanita itu ...," jawab Ellen.Kedua mata Yaya langsung melotot mendengar jawaban dari adiknya itu. Dia tertawa sumbang. Berpikir ini hanya candaan Ellen, sang adik tiri."Aku tidak sedang becanda, El. Aku lagi tak ada waktu untuk melayani omong kosong kamu!" seru Yaya.Yaya lalu berdiri dari duduknya. Tubuhnya saat ini terasa sangat lelah. Mungkin bukan raganya saja, tapi juga hatinya. Masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Hubungan yang dia jalin selama tiga tahun ini harus kandas. Impian berumah tangga dengan sang kekasih sirna. Yaya berjalan perlahan menuju kamarnya. Baru beberapa langkah, kakinya terhenti karena mendengar ucapan adiknya, Ellen."Aku tidak sedang bercanda. Ini buktinya," ucap Ellen.Ellen mendekati kakaknya. Dia lalu memperlihatkan foto kemesraan dirinya dan Rian. Dia juga menunjukan foto saat keduanya di dalam kamar hotel.Darah di kepala Yaya terasa mendidih.Jantungnya berdetak lebih cepat. Dadanya sesak menahan amarah. Tanpa di duga Yaya meraih gawai E

    Last Updated : 2025-01-01
  • BATAL NIKAH   BAB 5

    Yaya menghapus air matanya. Dia kembali tertawa. Menertawai kebodohannya selama ini. Ayah maju dan mendekati putrinya. Memegang kedua bahu sang putri."Yaya, mungkin ini berat bagimu, Nak. Tapi lebih baik gagal sekarang dari pada nanti saat kamu telah berkeluarga. Cinta itu tak bisa dipaksakan. Kamu harus ikhlas melepaskan Rian untuk Ellen. Mungkin dia bukan jodohmu," ucap Ayah mencoba menghibur.Kembali Yaya tertawa mendengar ucapan ayahnya. Apakah hanya ini yang bisa ayahnya lakukan."Jangan takut, Yah. Aku telah ikhlas melepaskan Rian untuk Ellen. Aku juga bersyukur karena Tuhan membukakan mataku sebelum kami menikah. Bagiku Rian tak pantas mendapatkan cintaku yang tulus. Sampah cocoknya dengan sampah!" ucap Yaya dengan penuh penekanan.Mendengar ucapan Yaya, tentu saja Ellen tak terima. Dia dikatakan sampah, baginya ini satu penghinaan. Dia menatap kakaknya itu dengan tajam."Orang yang kau katakan sampah ini sedang mengandung anak dari tunanganmu. Kau yang pantas dikatakan sampah

    Last Updated : 2025-01-01
  • BATAL NIKAH   BAB 6

    "Yaya ...," ucap Erik. Dia tampak terkejut melihat kehadiran gadis itu. Biasanya Yaya pulang kerja jam lima sore, tadi dia minta izin karena merasa kepalanya begitu sakit.Rian berdiri dari duduknya, tapi tangannya di tarik Ellen, sehingga dia kembali duduk. Wajahnya cemberut melihat sang pria yang langsung berdiri.Bukan saja Ellen yang terlihat tidak senang atas kehadiran Yaya yang tiba-tiba, tapi juga sang ibu. Ayahnya hanya memandangi dengan tatapan datar tanpa ekspresi."Kenapa Kakak pulang cepat? Sengaja ingin menguping obrolan kami?" tanya Ellen dengan suara ketus. "Aku tak ada waktu hanya sekedar untuk menguping obrolan tak penting!" seru Yaya dengan suara sedikit ketus."Sombong sekali kau, apa kau pikir dirimu sudah hebat karena telah bekerja?" tanya Ibu tirinya Yaya dengan sinis. Rian menarik napas dalam. Dia terlihat gugup. Mungkin tak pernah menginginkan berada dalam posisi saat ini."Yaya, aku minta izin untuk memakai semua persiapan pernikahan kita kemarin untuk perni

    Last Updated : 2025-01-02
  • BATAL NIKAH   BAB 7

    Rian dan Ellen turun dari motor dan keduanya berjalan menuju ke tempat sebuah ruko tempat penyewaan tenda dan pelaminan yang pria itu pesan bersama Yaya sebulan yang lalu.Langkah Rian tampak ragu, di jalan tadi dia sempat berhenti dan berdebat dengan Ellen. Pria itu menyarankan agar pernikahan mereka secara sederhana saja, hanya mengundang kerabat terdekat. Namun, Ellen tak setuju. Dia ingin pesta seperti yang kakaknya rencanakan.Mereka masuk ke Ruko itu dan mengatakan ingin bertemu dengan pemiliknya. Pekerja meminta mereka masuk ke salah satu ruangan. Kebetulan pemiliknya ada di tempat.Setelah masuk, keduanya dipersilahkan duduk. Rian yang pernah bertemu dengan wanita itu tersenyum kikuk."Mas Rian, Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita yang bernama Laura itu. Raut wajahnya tampak sedikit terkejut."Begini, Mbak. Saya ingin memajukan pesta pernikahannya. Seminggu lagi, apakah bisa?" tanya Rian dengan ragu."Saya lihat jadwal dulu. Apa di tanggal itu penuh pemakaian tenda ata

    Last Updated : 2025-01-12
  • BATAL NIKAH   BAB 8

    Setelah berdiskusi, akhirnya Ellen terpaksa menerima kalau pelaminan yang akan dia sewa dan pakai buat pernikahan nanti berbeda dengan pilihan Yaya. Rian hanya mampu membayar yang sederhana. Itu juga separuhnya uang dari ayah Yaya. Sepanjang perjalanan pulang, Ellen tak mengeluarkan sepatah kata pun. Sepertinya masih kesal dengan pilihan pelaminan untuk pesta pernikahan mereka. Ketika Rian mengajaknya makan bakso, dia juga tak mau. Ellen ingin segera pulang dan bertemu Yaya. Sampai di halaman rumah mereka, wanita itu langsung turun dari motor. Saat akan berjalan, tangannya di tahan sang pria."Sayang, jangan kamu marahi Yaya. Itu hak dia. Uangnya. Jangan buat aku malu. Jika nanti uangku sudah terkumpul, kita bisa mengadakan pesta kedua kali, atau saat anak kita lahir" ucap Rian.Ellen menyentak tangannya agar cekalan di tangannya terlepas. Dia memandangi wajah Rian dengan tatapan tajam."Kenapa kamu masih terus memikirkan Kak Yaya? Apa kamu masih sangat mencintainya?" tanya Ellen de

    Last Updated : 2025-01-12
  • BATAL NIKAH   BAB 9

    Ellen dan ibunya telah masuk ke kamar masing-masing. Sedangkan ayah masih duduk termenung di sofa ruang keluarga. Masih teringat ucapan putrinya tadi. Dulu dia begitu menyayangi sang putri. Namun, sejak kepergian sang istri dia jadi membenci Yaya.Apa lagi setelah dia menikah lagi dengan mantan kekasihnya dulu, Maura. Mereka dulu pernah berpacaran."Maafkan Ayah, melihatmu seperti aku melihat ibumu hidup kembali, Yaya. Itulah alasannya ayah selalu menghindari kamu. Sedih dan benci bercampur jadi satu. Ibumu meninggal karena ingin menjemputmu ke sekolah. Sehingga dalam pikiran ini, kau lah penyebab kematian ibumu," gumam Ayah dalam hatinya.Ayah Yaya menghisap rokoknya kembali.Saat dia sedang termenung, dia melihat Yaya keluar dari kamarnya dengan menyeret tas koper. Pandangannya tajam, menatap sang putri tanpa kedip.Saat Yaya makin dekat dengannya, pria itu berdiri. Kali ini Yaya yang menatap tajam pada sang ayah."Mau kemana kamu? Ini sudah malam!" ucap Ayah dengan suara sedikit le

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • BATAL NIKAH   BAB 30

    Bima terdiam mendengar pertanyaan ibu Maura. Tak tahu harus menjawab apa. Jika berkata jujur, pasti nama Yaya yang akan jelek. Apa lagi dia sudah tahu bagaimana perilaku sang ibu tiri. Tadi Joe telah menyelidiki dengan bertanya pada beberapa tetangga mereka."Apa Nak Bima dan Yaya telah menikah?" Kembali ibu Maura mengajukan pertanyaan.Yaya yang baru datang dengan Arabella setelah mengantar makanan untuk tetangganya yang telah baik dan memberikan kabar, langsung tersenyum sinis mendengar pertanyaan ibu tirinya itu."Kenapa Ibu ingin tau, apakah itu ada pengaruhnya buat kehidupan Ibu? Menikah atau pun belum, aku tak pernah minta tolong dengan Ibu, jadi berhenti ingin tau tentang kehidupanku!" seru Yaya.Ibu Maura cukup terkejut mendengar ucapan Yaya. Dia pikir gadis itu akan diam saja seperti di rumah sakit. Dia ingin menarik perhatian Bima setelah melihat mobil dan royalnya pria itu. Buat ustad sekelas kampung saja dia memberikan uang jutaan."Jangan berkata begitu, Yaya. Walau aku i

  • BATAL NIKAH   BAB 29

    Jenazah ayah terbaring di tengah ruang tamu. Yaya masih terus menangis. Arabella yang selalu berada di samping gadis itu selalu menghapus air matanya. Sambil sesekali mencium pipinya.Banyak tetangga memandangi gadis itu. Mungkin dalam hati mereka bertanya, siapa gadis cilik yang nempel dengannya. Sementara itu Bima dan Joe duduk di halaman rumah Yaya di bawah tenda sederhana.Dengan berjalan perlahan Ellen mendekati dua pria itu. Dia membawa baki berisi dua gelas teh hangat dan kue."Silakan minum, Mas. Pasti capek perjalanan menuju ke sini," ucap Ellen dengan centilnya.Bima tak menanggapi ucapan Ellen, justru membuang muka. Hanya Joe yang mencoba tersenyum."Terima kasih," ucap Joe."Apakah Mas tak ingin masuk?" tanya Ellen. Joe menjawab dengan gelengan kepala.Saat ini jenazah sedang di mandikan. Setelah tu kembali di bawa ke ruang tamu. Saat kain kafan akan ditutup, Yaya mendekati jenazah. Dia meninggalkan Arabella sebentar. Untung bocah itu mau di tinggal."Ayah, ini terakhir ka

  • BATAL NIKAH   BAB 28

    Yaya mengangkat wajahnya dan melihat Arabella berlari mendekati. Di belakang bocah itu ada Bima dan Joe. Gadis itu merentangkan tangannya agar sang bocah masuk dalam pelukannya. Saat ini dia memang butuh pelukan walau hanya dari anak kecil. Tangis Yaya pecah saat Arabella telah berada dalam pelukannya. Membuat bocah itu ikut menangis. "Mami bohong. Mami mau tinggalin aku'kan?" tanya Arabella di sela tangisnya. "Mami ada perlu, Sayang," jawab Yaya di sela Isak tangisnya. Tadi siang, sepulang sekolah, gadis cilik itu meminta bertemu Yaya sesuai janji Oma dan papinya. Saat dibilang Yaya tak ada di perusahaan karena pulang kampung dia tantrum dan tak mau makan. Hingga malam tak juga menyentuh nasi. Akhirnya Bu Rangga, meminta sang putra mengantar cucunya bertemu Yaya. Pria itu terpaksa mencari tahu alamatnya dari file di perusahaan. Jam sepuluh malam mereka berangkat. Bu Rangga tak mengizinkan dia

  • BATAL NIKAH   BAB 27

    Yaya akhirnya mendapat izin masuk walau sebenarnya jam besuk telah selesai. Dia meletakan tas di bangku tunggu. Berjalan masuk dengan perlahan.Ketika dia masuk ke ruangan itu, dia hampir tidak bisa mengenali ayahnya. Wajahnya pucat dan lesu, terhubung dengan berbagai alat yang membuatnya tampak rapuh dan rentan. Tangis Yaya tak dapat lagi dia tahan. Air mata jatuh membasahi pipinya."Ayah, bangunlah. Aku tak sanggup melihat ayah begini. Walau ayah tak menyayangiku, itu lebih baik dari pada melihatmu begini," rengek Yaya sambil mengusap matanya yang berair.Tiba-tiba, ayahnya Yaya terlihat bergerak perlahan. Matanya yang terpejam sepertinya mencoba membuka sedikit demi sedikit. Yaya langsung mendekatinya."Ayah, maafkan aku," ucap Yaya terisak.Ayahnya Yaya tampak berusaha tersenyum. Tangannya terangkat perlahan seperti ingin bersalaman. Gadis itu meraihnya dan menggenggamnya. Dia lalu menciumnya."Maaf, karena aku baru bisa pulang," ujar Yaya dengan suara terbata karena menangis.Air

  • BATAL NIKAH   BAB 26

    Yaya akhirnya memutuskan pulang kampung. Bersyukur juga dia bisa menenangkan Arabella. Bocah itu tak merengek lagi minta ikut karena dijanjikan akan bertemu lagi besok dan seterusnya setelah pulang sekolah.Bima memberikan cuti seminggu. Kebetulan Yaya memang telah satu tahun bekerja di perusahaannya.Yaya termenung dalam bus yang membawanya pulang. Satu tahun sudah dia meninggalkan kampung halamannya. Hari raya saja dia tak pulang.Ketika hampir sampai di kampung, gadis itu menarik napas dalam untuk menenangkan gejolak dalam dadanya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia gugup, walau telah satu tahun berlalu luka itu belum sembuh dengan sempurna.Yaya memang memberikan nomornya pada salah satu tetangga. Tujuannya memang untuk bertanya tentang ayah. Walau sebesar apa pun kecewanya pada sang ayah, tapi tak bisa menutupi rasa cintanya.Sampai di terminal, Yaya langsung menuju rumah dengan menggunakan ojek. Dia hanya membawa tas kecil dengan

  • BATAL NIKAH   BAB 25

    Yaya menggandeng tangan bocah cilik itu menuju ke ruang kerja atasannya. Saat sampai di depan ruang itu, Yaya mengetuknya. Hingga terdengar suara sahutan barulah gadis itu masuk. Di dalam ruangan tampak Joe sedang sibuk dengan laptopnya.Gadis itu tersenyum dengan Joe dan Bima. Dia lalu mendekati meja kerja atasannya itu."Pak, Ara minta di antarkan ke ruang ini.""Ya, Yaya. Sekali lagi aku minta maaf karena telah merepotkan kamu," ucap Bima."Tak perlu minta maaf, Pak. Ara tak ada mengganggu saya," balas Yaya.Bima berdiri dari duduknya dan mendekati Arabella lalu menggendong. Yaya tersenyum melihat itu. Dipikirnya sang bocah pasti sudah mau di tinggalkan. Dia lalu pamit."Pak, kalau begitu saya pamit dulu," ucap Yaya."Ya, Yaya." Bima hanya menjawab dengan singkat.Yaya lalu berbalik dan berjalan menuju pintu keluar, tapi menjelang sampai diambang pintu terdengar teriakan Arabella. Dia menangis minta ikut. Gad

  • BATAL NIKAH   BAB 24

    "Ternyata bocah itu memang menyukaimu secara ugal-ugalan." ucap Laras sambil tersenyum.Yaya tersenyum ke arah Arabella. Bocah cilik itu langsung memeluk Yaya. Karyawan yang lain menatap ke arah gadis itu dengan heran, apa lagi melihat Bima dan mamanya yang berjalan di belakang sang bocah. Sudah pasti langsung terjawab pertanyaan mereka tentang siapa gadis cilik itu, tak lain dan tak bukan pasti keluarganya atasan mereka, walau tak tahu statusnya apa dengan sang bos.Akan tetapi tak seorangpun karyawan yang berani bergosip karena mata Bima yang menatap tajam ke arah mereka. Seperti ingin mengatakan, jika ada yang membicarakan tentang Yaya, maka berhadapan dengannya.Namun, bagi karyawan yang telah lebih dari lima tahun bekerja, tahu siapa bocah itu sehingga menatap Yaya dengan tatapan penuh tanya. Kenapa sang bocah memanggil mami?"Ara, Sayang. Apa kabar?" tanya Yaya dengan tersenyum."Mami, kenapa mami pergi kerja tak bangunkan aku dulu. Aku mau besok Mami tak pergi kerja sebelum aku

  • BATAL NIKAH   BAB 23

    Pagi harinya Arabella kembali berulah. Dia tak mau mandi dan makan. Hal itu membuat Rakha dan mamanya kewalahan. Begitu juga dengan Pak Rangga."Aku mau mami!" teriak Arabella di pagi buta. Dia mencari keberadaan Yaya di setiap sudut rumahnya. Ketika tak menemui keberadaan gadis itu, dia mengamuk dan berteriak."Itu bukan mami kamu, Ara!" ucap Bima dengan suara tak kalah kerasnya. Habis sudah kesabarannya."Mami kamu sudah pergi jauh, tak pernah ingat kamu!" seru Bima lagi.Ucapan Bima membuat Pak Rangga dan Bu Rangga marah. Dia menasehati putranya."Cukup Bima! Mana Ara mengerti dengan ucapanmu itu. Dia pasti akan menjadi sedih karena berpikir maminya tak ingat dia." ucap Mamanya Bima"Memang kenyataan jika maminya tak pernah menginginkan dia. Dan tak pernah ingat anaknya sekalipun. Tak ada keinginan untuk bertemu." balas Bima. "Bukan begitu caranya mengatakan pada anakmu. Dia begitu sejak di ledek temannya jika dia tak punya mami." ucap Pak Rangga.Pak Rangga lalu mencoba mendekati

  • BATAL NIKAH   BAB 22

    Yaya akhirnya berdiri dengan tetap menggendong Arabella. Bocah cilik itu tak mau sedikitpun melepaskan dirinya dari pelukannya.Yaya dan Laras di minta pindah ke meja keluarga. Awalnya mereka ragu, tapi Bu Rangga meyakinkan jika semua tak apa, apa lagi Arabella masih tak mau lepas dari Yaya.Saat sampai di meja keluarga, Yaya lalu mendudukkan Arabella di kursi. Bocah itu langsung memeluk lengan Yaya, takut lepas."Ara mau makan apa?" tanya Ibu Rangga begitu Yaya dan Laras duduk. Cucunya itu duduk dengan merapatkan tubuhnya ke gadis itu."Aku tadi sudah makan di suapin Mami." jawab Arabella.Bima menatap Yaya tanpa kedip mendengar ucapan bocah itu. Dia heran kenapa anaknya sampai memiliki pikiran jika itu maminya. Dan yang makin membuat dia heran karena sang bocah mau makan tanpa paksaan."Kamu makan sama Mami?" tanya Bima tak percaya. Arabella biasanya paling susah makan dan harus dengan rayuan maut barulah dia mau."Iya, Mami suapin dengan ikan," ucap Arabella dengan polosnya.Bu Ran

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status