Share

BAB 7

Author: Favreaa
last update Huling Na-update: 2025-01-12 12:42:02

Rian dan Ellen turun dari motor dan keduanya berjalan menuju ke tempat sebuah ruko tempat penyewaan tenda dan pelaminan yang pria itu pesan bersama Yaya sebulan yang lalu.

Langkah Rian tampak ragu, di jalan tadi dia sempat berhenti dan berdebat dengan Ellen. Pria itu menyarankan agar pernikahan mereka secara sederhana saja, hanya mengundang kerabat terdekat. Namun, Ellen tak setuju. Dia ingin pesta seperti yang kakaknya rencanakan.

Mereka masuk ke Ruko itu dan mengatakan ingin bertemu dengan pemiliknya. Pekerja meminta mereka masuk ke salah satu ruangan. Kebetulan pemiliknya ada di tempat.

Setelah masuk, keduanya dipersilahkan duduk. Rian yang pernah bertemu dengan wanita itu tersenyum kikuk.

"Mas Rian, Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita yang bernama Laura itu. Raut wajahnya tampak sedikit terkejut.

"Begini, Mbak. Saya ingin memajukan pesta pernikahannya. Seminggu lagi, apakah bisa?" tanya Rian dengan ragu.

"Saya lihat jadwal dulu. Apa di tanggal itu penuh pemakaian tenda atau masih ada!"

Laura membuka sebuah buku dan melihat jadwal pada tanggal itu. Dia lalu tersenyum.

"Kebetulan masih ada sisa satu set tenda dan pelaminan. Jadi benar yang dikatakan Mbak Yaya jika pernikahan kamu dan dia batal. Kamu akan menikah dengan wanita berbeda. Apa ini calon pengantin wanitanya?" tanya Laura.

Dia memandangi Ellen. Baru tadi Yaya datang meminta uang pembayaran tenda dan pelaminan. Sebenarnya tidak bisa meminta uang yang telah di setor. Tapi melihat wajah Yaya yang lelah dan sedih Laura ingin memberikan semua uangnya. Namun, Yaya justru menolak.

Yaya hanya meminta uangnya. Uang Rian sebagai uang muka, tidak mau dia ambil. Gadis itu mengatakan pada Laura jika nanti pasti Rian akan datang dengan calon pengantin wanitanya.

"Kapan Kak Yaya datang ke sini?" tanya Ellen.

Mendengar Kakaknya telah datang ke sini, Ellen menjadi cemas dan kuatir. Dia mulai berpikir buruk.

"Setengah jam yang lalu baru pergi dari sini," jawab Laura.

Ellen langsung memandangi Rian. Pria itu juga tampak terkejut. Dalam hatinya berkata, berarti gadis itu tadi keluar rumah karena ingin ke sini. Tak menyangka jika Yaya bisa bergerak cepat.

"Untuk apa Kak Yaya ke sini?" tanya Ellen. Dia sangat penasaran tujuan sang kakak datang. Takut sekali jika yang ada dalam pikirannya itu benar terjadi.

"Ana datang untuk membatalkan pemakaian tenda dan pelaminan kami," jawab Laura.

Kembali Yaya dan Rian saling pandang. Takut jika sang kakak membatalkan dan mengambil uang pembayarannya. Bukankah Yaya mengizinkan dia memakai apa pun yang telah dia sewa.

"Tak masalah jika dia datang hanya untuk mengatakan jika pernikahan kami dibatalkan" ucap Rian dengan suara pelan.

"Kami datang untuk memakai semua tenda dan pelaminan yang Kak Yaya sewa, cuma tanggalnya dimajukan," lanjut Ellen.

"Boleh saja. Kebetulan memang masih ada sisa satu set pelaminan dan tenda."

"Bagus jika begitu. Jadi saya bisa pakai itu dan tak perlu lagi melakukan pembayaran'kan? Berarti semua sudah deal!" seru Ellen.

Laura sang pemilik jasa sewa tenda dan pelaminan itu tampak keheranan mendengar ucapan Ellen. Dia menatap wanita itu dengan penuh tanda tanya.

Ellen yang menyadari tatapan Laura, lalu bertanya. Dia ingin tau maksud dari pandangan wanita itu.

"Kenapa Mbak Laura memandangi saya seperti itu, apa ada yang salah dengan ucapan saya?" tanya Ellen.

"Biasanya, bagi yang ingin memakai tenda kami, harus melakukan pembayaran paling sedikit 75 persen dari total pembayaran, seminggu sebelum acara berlangsung. Karena acara pesta Mbak dan Mas Rian akan diadakan minggu depan, maka saya minta pembayaran seperti yang saya katakan tadi!"

Rian dan Ellen kembali saling pandang. Dia tak menyangka jika Yaya akan meminta uangnya. Bukankah di rumah gadis itu mengatakan ikhlas jika dia memakainya.

"Maksudnya kami harus melakukan pembayaran lagi?" tanya Ellen dengan raut wajah terkejut.

Tangannya mengepal menahan amarah. Merasa dibohongi dan dibodohi. Jadi dia telah tertipu wajah lugunya.

"Ya, Mbak. Semua uang pembayaran telah diminta Mbak Yaya. Dia hanya menyisakan uang muka," ucap Laura.

Wajah Ellen memerah menahan emosinya. Dalam hatinya berkata, dia akan buat perhitungan dengan wanita itu.

Rian menarik napas dalam. Bagaimana dia akan membayarnya. Kedua orang tuanya tak mau membantu. Mereka kecewa saat Rian membatalkan pernikahan dengan Yaya.

Kedua orang tua Rian begitu menyayangi gadis itu. Kekecewaan bertambah saat mengetahui jika anaknya telah menghamili Ellen.

Jika dengan Yaya, sisa pembayaran akan ditanggung kedua orang tuanya. Walau gadis itu telah menolaknya, tapi tetap kedua orang tua Rian ingin membantu juga. Yaya berpikir, pesta akan di adakan di rumah kediaman dirinya, jadi itu merupakan tanggung jawab dirinya sendiri.

Rian sebenarnya sangat menyesal atas perbuatannya dengan Ellen. Gara-gara itu dia harus kehilangan orang yang tulus mencintai dirinya yaitu Yaya. Jika saja saat itu dia tak tergoda melakukan hubungan badan dengan Ellen.

Sore itu, Rian menemani Elle ke hotel tempat wanita itu pernah magang. Dia ingin meminta tanda tangan manajer hotel sebagai bukti jika telah selesai.

Memang itu bukan pertama kalinya mereka pergi berdua. Rian sering mengantar gadis itu kuliah di akademi perhotelan. Kedekatan mereka diketahui Yaya. Tak ada kecurigaan gadis itu pada keduanya, karena dia yang terlalu percaya dengan pria itu.

Hari itu hujan turun dengan derasnya, sehingga dia dan Ellen memilih menunggu hujan reda di hotel itu. Tak disangka hujan begitu awetnya hingga pukul sembilan malam.

Ellen yang kelelahan menyandarkan tubuhnya ke pria itu. Entah setan mana yang menggodanya sehingga dia mengecup pipi wanita itu. Ellen terbangun dan tersenyum. Lalu berbisik, "Mas kita menginap di sini saja ya. Sepertinya hujan begitu awet."

"Bagaimana dengan orang tuamu, apakah mereka mengizinkan?" tanya Rian.

"Aku akan menelepon dan mengatakan menginap di rumah teman," jawab Ellen.

Setelah berpikir sesaat, akhirnya mereka memutuskan menginap hingga hubungan terlarang itu terjadi. Merasa ketagihan, hampir tiap akhir pekan mereka lakukan.

Sehingga uang gaji Rian selalu habis tiap bulannya.

"Bagaimana Mas, Mbak, apakah akan tetap memakai jasa kami?" tanya Laura.

Pertanyaan Laura itu membuat Rian tersadar. Dia lalu memandangi Ellen. Sepertinya wanita itu juga sedang menunggu jawaban dari bibirnya.

"Mbak Laura, mungkin saya akan mengganti paketnya. Saya minta paket pelaminan yang murah saja. Sesuaikan dengan keuangan saya saat ini," ucap Rian pelan dan berhati-hati.

Ucapan Rian itu membuat Ellen terkejut.

Rasanya tak percaya dengan pendengarannya. Mana mungkin dia pesta secara sederhana.

"Apa-apaan ini, Mas? Apa aku tak salah dengar?" tanya Ellen dengan raut wajah marah.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • BATAL NIKAH   BAB 8

    Setelah berdiskusi, akhirnya Ellen terpaksa menerima kalau pelaminan yang akan dia sewa dan pakai buat pernikahan nanti berbeda dengan pilihan Yaya. Rian hanya mampu membayar yang sederhana. Itu juga separuhnya uang dari ayah Yaya. Sepanjang perjalanan pulang, Ellen tak mengeluarkan sepatah kata pun. Sepertinya masih kesal dengan pilihan pelaminan untuk pesta pernikahan mereka. Ketika Rian mengajaknya makan bakso, dia juga tak mau. Ellen ingin segera pulang dan bertemu Yaya. Sampai di halaman rumah mereka, wanita itu langsung turun dari motor. Saat akan berjalan, tangannya di tahan sang pria."Sayang, jangan kamu marahi Yaya. Itu hak dia. Uangnya. Jangan buat aku malu. Jika nanti uangku sudah terkumpul, kita bisa mengadakan pesta kedua kali, atau saat anak kita lahir" ucap Rian.Ellen menyentak tangannya agar cekalan di tangannya terlepas. Dia memandangi wajah Rian dengan tatapan tajam."Kenapa kamu masih terus memikirkan Kak Yaya? Apa kamu masih sangat mencintainya?" tanya Ellen de

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • BATAL NIKAH   BAB 9

    Ellen dan ibunya telah masuk ke kamar masing-masing. Sedangkan ayah masih duduk termenung di sofa ruang keluarga. Masih teringat ucapan putrinya tadi. Dulu dia begitu menyayangi sang putri. Namun, sejak kepergian sang istri dia jadi membenci Yaya.Apa lagi setelah dia menikah lagi dengan mantan kekasihnya dulu, Maura. Mereka dulu pernah berpacaran."Maafkan Ayah, melihatmu seperti aku melihat ibumu hidup kembali, Yaya. Itulah alasannya ayah selalu menghindari kamu. Sedih dan benci bercampur jadi satu. Ibumu meninggal karena ingin menjemputmu ke sekolah. Sehingga dalam pikiran ini, kau lah penyebab kematian ibumu," gumam Ayah dalam hatinya.Ayah Yaya menghisap rokoknya kembali.Saat dia sedang termenung, dia melihat Yaya keluar dari kamarnya dengan menyeret tas koper. Pandangannya tajam, menatap sang putri tanpa kedip.Saat Yaya makin dekat dengannya, pria itu berdiri. Kali ini Yaya yang menatap tajam pada sang ayah."Mau kemana kamu? Ini sudah malam!" ucap Ayah dengan suara sedikit le

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • BATAL NIKAH   BAB 10

    "Ibu, apa kabar? Tak baik marah-marah. Bukankah ini hari bahagia putri Ibu!" ucap Yaya sambil tersenyum.Ibu Maura mengepalkan jari tangannya mendengar ucapan anak tirinya itu. Ya selalu saja mengucapkan kata-kata yang membuatnya emosi."Pergilah kau dari rumah ini! Bukankah kau sendiri yang minggat, kenapa kembali di saat Ellen menikah. Jika tidak berkeinginan mengganggu pernikahan Ellen, buat apa kau datang lagi?" Ibu masih mengajukan pertanyaan yang sama."Bu, aku datang hanya ingin mengambil motorku. Di mana Ibu letakan. Aku ingin membawanya. Setelah itu aku akan pergi," jawab Yaya."Motormu sudah tak ada," balas Ibu Maura.Mata Yaya melotot mendengar jawaban dari ibu tirinya. Apa lagi yang mereka lakukan pada motor miliknya. Mana STNK motor ada di bawah jok."Maksud Ibu apa? Aku tak paham!" seru Yaya.Walau dia sudah bisa menebak apa yang telah mereka lakukan pada motornya, tetap saja dia ingin mendengar langsung dari bibir ibu tirinya itu. Gaya yakin semua yang dilakukan atas ke

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • BATAL NIKAH   BAB 11

    Para tamu undangan yang terdiri dari tetangga masih menyicipi hidangan sehingga waktu untuk Yaya bicara masih panjang. Mungkin mereka pikir, Yaya hanya sekedar mengobrol dengan keluarganya saja. Tapi, tak sedikit yang memandang dengan tatapan heran. Mereka tahu jika Rian adalah tunangan Yaya, tapi yang dinikahi adiknya. Yang menjadi pertanyaan, kenapa gadis itu tak tampak sedih. Banyak yang ingin tahu kebenarannya. Yaya menyalami ayah dan ibunya. Berhadapan dengan sang ayah, air matanya tak bisa lagi dibendung. Bukan karena sedih, tapi kecewa. Pria yang seharusnya jadi cinta pertamanya tapi justru orang yang paling banyak menorehkan luka. Jika cinta pertamamu tidak bisa lagi memberikan kenyamanan, untuk apa masih bertahan. Anak hanya ingin menjaga kewarasannya. Jangan sampai dia nekat bunuh diri. "Ayah, aku pamit. Terima kasih atas semua yang pernah kau lakukan untukku. Baik itu kebahagiaan atau pun luka yang kau beri. Bagimu mungkin aku bukan putri yang baik, yang bisa kau bangg

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • BATAL NIKAH   BAB 12

    Yaya menyeret kopernya menuju ruang tunggu. Hanya satu tas koper berisi pakaian kerja yang dia bawa. Tak ingin nanti saat mengambil pakaian di rumah ayahnya, akan ada drama lagi. Beruntung tabungannya kembali setelah dia meminta uang yang terlanjur di setor buat penyewaan pelaminan dan tenda. Saat sedang termenung, Yaya mendengar ponselnya berdering. Dia lalu mengambilnya dari dalam tas. Terlihat ada pesan masuk dari Rian. Dia membukanya. Entah di mana pria itu, sehingga bisa mengirim pesan."Ana, dari lubuk hatiku terdalam, aku mohon maaf. Mungkin kata maaf ini tak cukup untuk mengobati luka hati yang aku torehkan, tapi sebenarnya aku tak pernah bermaksud menyakiti hatimu. Aku merindukan setiap momen yang kita habiskan bersama. Aku merindukan sentuharımu, tapi menyakitkan karena aku tidak bisa bersamamu, karena akulah penyebab rasa sakit mu. Aku benar-benar minta maaf."Pesan pertama dari Rian. Ternyata itu terkirim dua jam yang lalu. Dan dibawahnya, ada pesan lain."Sayang, aku tel

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • BATAL NIKAH   BAB 13

    Satu tahun telah berlaluTak terasa telah satu tahun Yaya bekerja di kantor pusat perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Tak ada kesulitan berarti yang dia temukan. Dengan keramahan dirinya, banyak karyawan yang langsung menyukai.Yaya juga tak segan bertanya jika ada yang salah. Dia langsung dapat teman akrab bernama Laras. Mereka tinggal di satu kamar kost yang sama. Tepatnya rumah untuk karyawan single yang disediakan perusahaan."Yaya, nanti makan siang di kafe depan kantor yuk! Bosan kalau di kantin terus, ajak Laras pagi ini."Ras, mikirin makan melulu. Baru aja nyampe. Belum mulai kerja, dah mikirin makan siang" jawab Yaya."Harus dong, kan moto hidupku, "hidup untuk makan" ucap Laras sambil tertawa.Kedua gadis itu lalu tertawa. Walau sambil becanda, mereka tetap melakukan pekerjaan. Sehingga tak ada pekerjaan yang terbengkalai.Yaya dan Laras telah menjadi teman baik sejak dia bekerja di kantor ini. Setiap hari, mereka selalu menyempatkan diri untuk pergi makan siang bersama.

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • BATAL NIKAH   BAB 14

    "Siapa kamu? Kenapa ada di kamar mandi wanita?" tanya Yaya dengan suara penuh penekanan.Yaya menurunkan bajunya. Bukannya takut, pria itu justru tersenyum simpul mendemgar pertanyaan gadis itu.Melihat pria itu tersenyum, Yaya menjadi geram. Tangannya terkepal menahan amarah."Kenapa tersenyum? Dasar Oom-oom mesum! Pasti sengaja masuk kamar mandi perempuan untuk melihat gadis-gadis yang ke kamar mandi!" ujar Yaya dengan ketus.Pria itu masih diam, tak ada suara. Dia hanya menaik turunkan alisnya dan mengangkat bahunya, seperti mengatakan ketidak peduliannya. Pria itu lalu berjalan menuju pintu keluar.Yaya yang merasa belum puas menegur pria itu tak terima saat melihat dia ingin pergi. Cepat-cepat menahan dengan memegang pergelangan tangannya."Mau lari kemana, Om? Kamu harus dipertemukan dengan pihak keamanan. Jelaskan di pos jaga tujuan dan maksud kamu masuk ke kamar mandi wanita!" ucap yaya dengan penuh keyakinan."Kamu yang harus ke pos jaga! Masuk ke kamar mandi pria, pasti ingi

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • BATAL NIKAH   BAB 15

    "Ternyata atasan kita adalah pria yang aku maki-maki di kamar mandi tadi" ucap Yaya pelan, tapi masih dapat di dengar dengan jelas. "Apa???" tanya Laras dengan suara keras. Dan lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian karyawan lainnya. Laras menutup mulutnya agar tak bersuara keras lagi. Dia lalu memandangi wajah Yaya dengan tampang memelas. "Mimpi apa kamu semalam? Kenapa sial banget hari ini?" tanya Laras dengan suara pelan takut ada karyawan lain mendengarnya. Yaya masih diam terpaku. Merenungi nasib sial dirinya hari ini. Kenapa juga dia salah masuk kamar mandi, pikir Yaya. Dia takut karena kesalahan ini dirinya akan di pecat. "Entahlah, kenapa aku ceroboh banget. Semua emang salahku sih" ucap Yaya menyalahkan dirinya. Laras mengelus punggung sahabatnya itu. Sebenarnya dia ingin tertawa melihat wajah Ana yang gugup dan pucat, karena kesalahan dia masuk kamar mandi. "Jadi kenapa kamu di panggil tadi? Apa untuk memarahi kamu saja?" tanya Laras. Yaya menepuk jidatnya. Baru sad

    Huling Na-update : 2025-01-15

Pinakabagong kabanata

  • BATAL NIKAH   BAB 30

    Bima terdiam mendengar pertanyaan ibu Maura. Tak tahu harus menjawab apa. Jika berkata jujur, pasti nama Yaya yang akan jelek. Apa lagi dia sudah tahu bagaimana perilaku sang ibu tiri. Tadi Joe telah menyelidiki dengan bertanya pada beberapa tetangga mereka."Apa Nak Bima dan Yaya telah menikah?" Kembali ibu Maura mengajukan pertanyaan.Yaya yang baru datang dengan Arabella setelah mengantar makanan untuk tetangganya yang telah baik dan memberikan kabar, langsung tersenyum sinis mendengar pertanyaan ibu tirinya itu."Kenapa Ibu ingin tau, apakah itu ada pengaruhnya buat kehidupan Ibu? Menikah atau pun belum, aku tak pernah minta tolong dengan Ibu, jadi berhenti ingin tau tentang kehidupanku!" seru Yaya.Ibu Maura cukup terkejut mendengar ucapan Yaya. Dia pikir gadis itu akan diam saja seperti di rumah sakit. Dia ingin menarik perhatian Bima setelah melihat mobil dan royalnya pria itu. Buat ustad sekelas kampung saja dia memberikan uang jutaan."Jangan berkata begitu, Yaya. Walau aku i

  • BATAL NIKAH   BAB 29

    Jenazah ayah terbaring di tengah ruang tamu. Yaya masih terus menangis. Arabella yang selalu berada di samping gadis itu selalu menghapus air matanya. Sambil sesekali mencium pipinya.Banyak tetangga memandangi gadis itu. Mungkin dalam hati mereka bertanya, siapa gadis cilik yang nempel dengannya. Sementara itu Bima dan Joe duduk di halaman rumah Yaya di bawah tenda sederhana.Dengan berjalan perlahan Ellen mendekati dua pria itu. Dia membawa baki berisi dua gelas teh hangat dan kue."Silakan minum, Mas. Pasti capek perjalanan menuju ke sini," ucap Ellen dengan centilnya.Bima tak menanggapi ucapan Ellen, justru membuang muka. Hanya Joe yang mencoba tersenyum."Terima kasih," ucap Joe."Apakah Mas tak ingin masuk?" tanya Ellen. Joe menjawab dengan gelengan kepala.Saat ini jenazah sedang di mandikan. Setelah tu kembali di bawa ke ruang tamu. Saat kain kafan akan ditutup, Yaya mendekati jenazah. Dia meninggalkan Arabella sebentar. Untung bocah itu mau di tinggal."Ayah, ini terakhir ka

  • BATAL NIKAH   BAB 28

    Yaya mengangkat wajahnya dan melihat Arabella berlari mendekati. Di belakang bocah itu ada Bima dan Joe. Gadis itu merentangkan tangannya agar sang bocah masuk dalam pelukannya. Saat ini dia memang butuh pelukan walau hanya dari anak kecil. Tangis Yaya pecah saat Arabella telah berada dalam pelukannya. Membuat bocah itu ikut menangis. "Mami bohong. Mami mau tinggalin aku'kan?" tanya Arabella di sela tangisnya. "Mami ada perlu, Sayang," jawab Yaya di sela Isak tangisnya. Tadi siang, sepulang sekolah, gadis cilik itu meminta bertemu Yaya sesuai janji Oma dan papinya. Saat dibilang Yaya tak ada di perusahaan karena pulang kampung dia tantrum dan tak mau makan. Hingga malam tak juga menyentuh nasi. Akhirnya Bu Rangga, meminta sang putra mengantar cucunya bertemu Yaya. Pria itu terpaksa mencari tahu alamatnya dari file di perusahaan. Jam sepuluh malam mereka berangkat. Bu Rangga tak mengizinkan dia

  • BATAL NIKAH   BAB 27

    Yaya akhirnya mendapat izin masuk walau sebenarnya jam besuk telah selesai. Dia meletakan tas di bangku tunggu. Berjalan masuk dengan perlahan.Ketika dia masuk ke ruangan itu, dia hampir tidak bisa mengenali ayahnya. Wajahnya pucat dan lesu, terhubung dengan berbagai alat yang membuatnya tampak rapuh dan rentan. Tangis Yaya tak dapat lagi dia tahan. Air mata jatuh membasahi pipinya."Ayah, bangunlah. Aku tak sanggup melihat ayah begini. Walau ayah tak menyayangiku, itu lebih baik dari pada melihatmu begini," rengek Yaya sambil mengusap matanya yang berair.Tiba-tiba, ayahnya Yaya terlihat bergerak perlahan. Matanya yang terpejam sepertinya mencoba membuka sedikit demi sedikit. Yaya langsung mendekatinya."Ayah, maafkan aku," ucap Yaya terisak.Ayahnya Yaya tampak berusaha tersenyum. Tangannya terangkat perlahan seperti ingin bersalaman. Gadis itu meraihnya dan menggenggamnya. Dia lalu menciumnya."Maaf, karena aku baru bisa pulang," ujar Yaya dengan suara terbata karena menangis.Air

  • BATAL NIKAH   BAB 26

    Yaya akhirnya memutuskan pulang kampung. Bersyukur juga dia bisa menenangkan Arabella. Bocah itu tak merengek lagi minta ikut karena dijanjikan akan bertemu lagi besok dan seterusnya setelah pulang sekolah.Bima memberikan cuti seminggu. Kebetulan Yaya memang telah satu tahun bekerja di perusahaannya.Yaya termenung dalam bus yang membawanya pulang. Satu tahun sudah dia meninggalkan kampung halamannya. Hari raya saja dia tak pulang.Ketika hampir sampai di kampung, gadis itu menarik napas dalam untuk menenangkan gejolak dalam dadanya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia gugup, walau telah satu tahun berlalu luka itu belum sembuh dengan sempurna.Yaya memang memberikan nomornya pada salah satu tetangga. Tujuannya memang untuk bertanya tentang ayah. Walau sebesar apa pun kecewanya pada sang ayah, tapi tak bisa menutupi rasa cintanya.Sampai di terminal, Yaya langsung menuju rumah dengan menggunakan ojek. Dia hanya membawa tas kecil dengan

  • BATAL NIKAH   BAB 25

    Yaya menggandeng tangan bocah cilik itu menuju ke ruang kerja atasannya. Saat sampai di depan ruang itu, Yaya mengetuknya. Hingga terdengar suara sahutan barulah gadis itu masuk. Di dalam ruangan tampak Joe sedang sibuk dengan laptopnya.Gadis itu tersenyum dengan Joe dan Bima. Dia lalu mendekati meja kerja atasannya itu."Pak, Ara minta di antarkan ke ruang ini.""Ya, Yaya. Sekali lagi aku minta maaf karena telah merepotkan kamu," ucap Bima."Tak perlu minta maaf, Pak. Ara tak ada mengganggu saya," balas Yaya.Bima berdiri dari duduknya dan mendekati Arabella lalu menggendong. Yaya tersenyum melihat itu. Dipikirnya sang bocah pasti sudah mau di tinggalkan. Dia lalu pamit."Pak, kalau begitu saya pamit dulu," ucap Yaya."Ya, Yaya." Bima hanya menjawab dengan singkat.Yaya lalu berbalik dan berjalan menuju pintu keluar, tapi menjelang sampai diambang pintu terdengar teriakan Arabella. Dia menangis minta ikut. Gad

  • BATAL NIKAH   BAB 24

    "Ternyata bocah itu memang menyukaimu secara ugal-ugalan." ucap Laras sambil tersenyum.Yaya tersenyum ke arah Arabella. Bocah cilik itu langsung memeluk Yaya. Karyawan yang lain menatap ke arah gadis itu dengan heran, apa lagi melihat Bima dan mamanya yang berjalan di belakang sang bocah. Sudah pasti langsung terjawab pertanyaan mereka tentang siapa gadis cilik itu, tak lain dan tak bukan pasti keluarganya atasan mereka, walau tak tahu statusnya apa dengan sang bos.Akan tetapi tak seorangpun karyawan yang berani bergosip karena mata Bima yang menatap tajam ke arah mereka. Seperti ingin mengatakan, jika ada yang membicarakan tentang Yaya, maka berhadapan dengannya.Namun, bagi karyawan yang telah lebih dari lima tahun bekerja, tahu siapa bocah itu sehingga menatap Yaya dengan tatapan penuh tanya. Kenapa sang bocah memanggil mami?"Ara, Sayang. Apa kabar?" tanya Yaya dengan tersenyum."Mami, kenapa mami pergi kerja tak bangunkan aku dulu. Aku mau besok Mami tak pergi kerja sebelum aku

  • BATAL NIKAH   BAB 23

    Pagi harinya Arabella kembali berulah. Dia tak mau mandi dan makan. Hal itu membuat Rakha dan mamanya kewalahan. Begitu juga dengan Pak Rangga."Aku mau mami!" teriak Arabella di pagi buta. Dia mencari keberadaan Yaya di setiap sudut rumahnya. Ketika tak menemui keberadaan gadis itu, dia mengamuk dan berteriak."Itu bukan mami kamu, Ara!" ucap Bima dengan suara tak kalah kerasnya. Habis sudah kesabarannya."Mami kamu sudah pergi jauh, tak pernah ingat kamu!" seru Bima lagi.Ucapan Bima membuat Pak Rangga dan Bu Rangga marah. Dia menasehati putranya."Cukup Bima! Mana Ara mengerti dengan ucapanmu itu. Dia pasti akan menjadi sedih karena berpikir maminya tak ingat dia." ucap Mamanya Bima"Memang kenyataan jika maminya tak pernah menginginkan dia. Dan tak pernah ingat anaknya sekalipun. Tak ada keinginan untuk bertemu." balas Bima. "Bukan begitu caranya mengatakan pada anakmu. Dia begitu sejak di ledek temannya jika dia tak punya mami." ucap Pak Rangga.Pak Rangga lalu mencoba mendekati

  • BATAL NIKAH   BAB 22

    Yaya akhirnya berdiri dengan tetap menggendong Arabella. Bocah cilik itu tak mau sedikitpun melepaskan dirinya dari pelukannya.Yaya dan Laras di minta pindah ke meja keluarga. Awalnya mereka ragu, tapi Bu Rangga meyakinkan jika semua tak apa, apa lagi Arabella masih tak mau lepas dari Yaya.Saat sampai di meja keluarga, Yaya lalu mendudukkan Arabella di kursi. Bocah itu langsung memeluk lengan Yaya, takut lepas."Ara mau makan apa?" tanya Ibu Rangga begitu Yaya dan Laras duduk. Cucunya itu duduk dengan merapatkan tubuhnya ke gadis itu."Aku tadi sudah makan di suapin Mami." jawab Arabella.Bima menatap Yaya tanpa kedip mendengar ucapan bocah itu. Dia heran kenapa anaknya sampai memiliki pikiran jika itu maminya. Dan yang makin membuat dia heran karena sang bocah mau makan tanpa paksaan."Kamu makan sama Mami?" tanya Bima tak percaya. Arabella biasanya paling susah makan dan harus dengan rayuan maut barulah dia mau."Iya, Mami suapin dengan ikan," ucap Arabella dengan polosnya.Bu Ran

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status