Pengalaman pertama dengan Oom Bulus di apartemen milik owner membuatku menyesal. Bukan karena telah membiarkan Oom Bulus mengekspresikan seksualnya kepadaku tapi mengapa aku menolak keinginan Oom Bulus yang sangat menginginkanku. Bagaimana rasanya jika milik Oom masuk ke dalam, apakah ada rasa sakit? Tapi mendengar erangan Sari waktu Surya memasuki dirinya, ada erangan nikmat dan perintah untuk melakukannya lebih dasyat.
Aku sekarang tidak tinggal di tempat kost yang pengap. Oom Bulus membayar sepenuhnya sampai tiga bulan ke depan, disambut senyum kebahagiaan suami isteri Wiro . Ibu Wio menatapku dengan tatapan genit, menarikku,” Mbak, ganteng banget gacoannya, kalau mbak mau agar masnya terus berdiri, ibu ada ramuannya,” bisiknya.
Aku hanya tersenyum, lalu mengambil tas ransel dari tangan Oom Bulus yang sudah penuh dengan memegang beberapa dos berisi buku. Kasur, meja belajar dan bangku kecil kutinggalkan di tempat kost, tidak mungkin barang lusuh aku bawa ke apartemen, malah beberapa pakaian. Bahkan pakaian dalam diambil oleh ibu kost,” Buat Dela, tubuhnya seukuran mbak.” Katanya.
Sampai di apartemen, aku menata kamar sesuai dengan seleraku. Setelah menjemputku dari tempat kost dan membawa diriku ke apartemen, Oom Bulus kembali ke kantor. Aku ke mall mencari kebutuhan mengisi apartemen. Aku bolos kuliah hari itu, tidak ada keinginan bertemu Sari dan Surya. Membeli beberapa pot bunga , meletakkan di dekat jendela, pagi hari sinar mentari masuk melalui jendela kaca. Membeli bunga hidup untuk ditaruh di kamar mandi dan ruang tamu. Membeli mie instan, oom Bulus tidak menyukai mie instan, aku yang sudah terobsesi dengan mie instan tidak bisa melepaskannya.
Seharian aku menata apartemen lalu memandang puas setelah melihat hasilnya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, karena gerah aku langsung mandi. Kusebarkan aroma pewangi dalam bathtub dan sabun busa bathtub. Aku membeli paket shower dari merk terkenal, sebagai pacar Oom Bulus aku harus tetap wangi.
Aku masuk ke bathtub, memanjakan diriku. Aku tidak pernah memanjakan diriku. Suatu kemewahan jika aku memanjakan diriku. Menurutku aku mendapat berkat yang luar biasa melalui Oom Bulus, kartu kredit dengan jumlah yang besar, aku bisa membeli apa saja. Aku bertekad tidak membeli gaun, tas, sepatu , karena aku tahu Oom Bulus akan membelinya untukku.
Aku harus membuat diriku terlihat cantik di mata Oom Bulus , selalu harum jika oom Bulus memelukku. Aku ingin Oom Bulus selalu terpesona jika melihatku. Obsesiku, ingin menunjukkan kepada Oom Bulus bahwa aku bukan wanita matre. Obsesiku ingin Oom Bulus menjadi my sugar daddy, bukan untuk memeroti kekayaannya tapi mentransfer hasrat dan gairahnya yang mengenakkan kepadaku.
Sedang asyik bermain busa sabun, aku mendengar pintu kamar mandi diketuk.
“Sweetie.”
“Aku di dalam sayang. Kok cepat banget pulangnya?”
“Aku rindu.”
“Cepat buka bajunya, kita mandi bersama.” Ajakku, ketika Oom Bulus memasukkan sebagian wajahnya melalui pintu geser.
“Bolehkah?”
Aku menyemprot air shower ke arah Oom yang langsung tertawa, membuka bajunya.
“Semuanya dibuka,” perintahku.
“Siyap.”
“Kebetulan Oom cepat pulang, gosok punggungku. “ perintahku.
“Siyap tuan putri.” Terdengar suara Oom berusaha menatap tubuhku yang berlindung di balik busa sabun.
Aku menyerahkan scrub , Oom langsung menggosok punggungku. Aku mendesah, bukan karena nikmat tapi sengaja mengeluarkan desahan.
“Mengapa mendesah?” tanya Oom.
“Enak benar cara Oom menggosok punggungku, bisakah lebih keras?” tanyaku.
“Jangan keras-keras, bisa merah kulitmu.”
“Hmm…”
Aku membalikkan tubuhku. Seluruh tubuhku yang sudah ditutupi busa, Oom Bulus meraba mencari benda yang diingininya. Aku tertawa geli. Mengambil tangan Oom dan mengarahkan ke payudaraku.
Aku memejamkan mata, mendesah, “Yang keras Oom.”
Oom mengikuti perintahku, kemudian tangannya menarik shower airpun jatuh ke tubuhku menghilangkan busa yang menempel.
“Kamu semakin genit.” Bisik Oom.
“Ayo kita genit-genitan Oom.” Undangku ,ditatap dengan senyum genit oleh Oom Bulus.
Aku mengambil scrub menggosok tubuh Oom. Dengan duduk berhadapan kami saling menggosok tubuh yang ada di depan kami berulang-ulang. Aku mengangkat lenganku, nampak rimbunan rambut di ketiakku. Oom membelai, besok di cukur.
“Hmm.. Oom yang cukur.” Sahutku.
“Kok hanya bagian depan, punggungku juga.” Bisik Oom lalu membalikkan tubuhnya.
Aku menggosok punggungnya yang tegap, kokoh, kekar , kuat dan berbulu.
“Oom, tubuh Oom di mana-mana berbulu, di dada, di punggung, di paha, di betis. Katanya orang yang banyak bulunya itu punya nafsu s*ks tinggi.” Kataku.
Aku tersadar atas ucapanku, menggigit bibirku yang terceplos keluar tanpa sensor.
“Itu hanya mitos. Tapi kalau sweetiku mau bukti ,yuk kita lakukan?”
“Kan aku hanya mencetuskan saja, bukan minta bukti.” Sanggahku.
“Kalau mau bukti , Oom akan buktikan.”
“ Ih ! Genit !”
“Eh ! Siapa yang minta ,Ayo kita genit-genitan Oom ?”
Aku mencubit pinggang Oom yang langsung menggelinjang, membalikkan tubuhnya, kami kembali berhadapan. Oom dengan jarinya mengelus bibirku yang langsung terbuka, mengulum bibirku, menyedot lidahku. Aku mendorong tubuh Oom.
“Oom sejak Oom mengenalkanku kenikmatan semu, aku terobsesi ingin merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar semu. Aku ingin sesuatu yang nyata , yang nikmat. Aku ingin sesuatu yang lebih dari ini.” Bisikku.
“Hum..Aku tahu dari gestur tubuhmu. Pikiranmu tercetus dalam perilakumu, akhir-akhir ini kamu banyak ngelamun. Obsesi seksualmu ingin kamu wujudkan. Tidak baik jika kau terus dalam fantasi seksual, bisa berdampak tidak baik bagi dirimu.”
“Oom mengetahuinya?” tanyaku.
“Itulah , Oom pulang cepat ingin memberitahukan kepadamu, siapkan dirimu. Oom akan mewujudkan fantasi seksualmu sekarang.”
“Oom…?”
“Jangan panggil Oom..”
Aku tidak tahu apa yang dilakukan Oom terhadap tubuhku, aku terus menerus merintih, mendesah, mengerang dan menggelepar dalam kungkungan tubuhnya yang kuat dan perkasa. Sesuatu yang besar dan kuat berdenyut di pahaku. Aku memejamkan mataku ketika jemarinya masuk perlahan-lahan, membungkam denyutan . Aku membuka mataku menatap pria yang membuatku melayang yang menatapku dengan tatapan hasrat, gairah dan ada cinta di matanya.
Aku terus menatap mata yang menghipnotis diriku, gelisah, resah di bawah tubuhnya . Aku bagaikan terhipnotis mengikuti irama goyangan jemarinya, mendesah, mengerang dan mendesis.
Tubuh kekar itu mengangkat tubuhku yang masih melengket pada tubuhnya , membawaku ke kamar tidur dan kami melanjutkan dengan intens di kasur empuk yang seprainya baru aku ganti. Gemerisik seprai terdengar di telingaku, dengusan pria yang kucintai menyentuh seluruh kulit tubuhku.Aku merasakan sesuatu yang tegang di antara pahaku, kemudian masuk membungkam seluruh indera di dalamnya, satu yang kurasakan nyeri. Aku meringis, merintih, “Sakit.”
“Aku akan masuk perlahan-lahan. ”
Aku hanya mengangguk , menatapnya dan dia menatapku dengan tatapan sayu. Sesuatu yang keras mencoba masuk membuka kunci pintu kenikmatan surga. Akhirnya setelah bergulat keluar masuk berulang kali, akhirnya benda keras itu bisa menerosobos pintu kenikmatan , langsung melesak ke dalam lubang sempit sampai aku merasakan sesuatu terbenam dalam lorong sempitku.
“Ouuhhh !” jeritku.
Pria yang kucintai, bergerak perlahan, mengayun pinggulnya lalu mengeluarkannya dan kembali memasukkan dengan hentakan kuat serta berirama. Serasa nyawaku terbang ke angkasa, melayang dalam rasa yang sulit aku gambarkan.
“Akhhh.., sayang” aku mengerang, mencengkeram erat lengan kekasihku.
Aku menggigit bibir bawahku, berusaha menahan perih ketika benda keras dan tumpul terus menerobos ke dalam tubuhku .
“Sayang, perihh..” lirihku.
“Sweetie…” erang lelaki itu .
Memagutku kuat-kuat dan tetap intens menggoyangkan pinggulnya membuat aku mengikuti iramanya , merasakan nikmat menjalari seluruh tubuhku. Rasa perih lenyap, berganti dengan sensasi aneh. Nikmat dari atas , dimana bibirnya membungkamku dengan lumatan lembut yang melenakan, turun ke leher menuju ke dua payudaraku, di bawah terus berpacu membuatku menjadi liar di atas ranjang.
Kami terus mendaki , naik ke atas, mencari puncak kenikmatan yang bagiku baru pertama kalinya aku rasakan.
“Aku akan keluarkan benih cintaku, “ bisiknya parau.
Akupun menggelepar tak berdaya dalam gelombang dasyat kenikmatan primitif yang merangsek ke dalam tubuhku. Tubuhku dalam kungkungan kekasihku, membuat di bawah berdenyut menyakitkan seiringan dengan cairan hangat meluncur. Membasahi seprai, beriringan dengan ledakan kenikmatan menjalari seluruh tubuhku, membuatku lupa bahwa yang kulakukan adalah cinta terlarang.
“Sayang… Ohhh !”
“Sweetie.. Ouuggh !” erang kekasihku.
Puncak kenikmatan dapat kami raih bersama-sama. Tubuhku bergetar hebat, menggelepar tak berdaya di bawah tubuh kekasihku dengan napas memburu. Kami saling berpelukan menikmati sisa-sisa percintaan kami yang menurutku super nikmat dan dashyat. Aku tetap memeluk tubuh kekasihku, tidak ingin tubuh ini menjauh dari tubuhku. Kekasihku merengkuh pinggangku ke dalam dekapan membiarkan tubuh polos kami tetap memamerkan kesenangan yang baru direngkuh.
“Bagaimana? Kamu puas? “
Aku menatap kekasihku, seolah mengetahui isi hatiku dari sorot mataku, kekasihku mencium lembut keningku.
“Aku puas , kamu masih perawan. Sulit mendapatkan perawan di jaman sekarang.”
“Kamu sangat piawai, tentunya banyak perempuan yang sudah kau taklukan.” Cicitku menatapnya dengan tatapan menuduh.
“ Aku tidak munafik. Memang banyak wanita yang aku sudah taklukkan. Tapi satu yang membuatku takluk hanya kamu. Mereka semua sampah, tidak mampu memberikan keperawanannya kepadaku. Kamu satu-satunya yang memberikan nikmat yang luar biasa. Untuk memasukimu aku butuh perjuangan, keluar masuk dan akhirnya bisa menerobos masuk dengan iringan rintihanmu . Terima kasih sweetieku.”
“Terima kasih , mengerti obsesiku. Aku tahu bahwa yang kita lakukan sangat indah dan menyenangkan.” kataku.
“Menjijikan?” tanya kekasihku dengan nada menggoda.
“Enak.” Bisikku lirih, disambut dengan memelukku kuat-kuat.
“Kita lakukan lagi?” tanyanya.
“Terserah..” balasku.
“Rasanya euphoria nikmat ingin kurengguk lagi.”kata kekasihku , binar cinta terpancar di matanya.
Kami melakukannya lagi, sekarang kami melakukan dengan gila-gilaan, di luar kendali. Setiap rintihan, desisan, desahan dan erangan membuat kami lepas kendali mencari puncak kenikmatan untuk kedua kalinya. Akhirnya kami terhempas di ranjang dengan kelelahan, keringat membasahi tubuh kami disertai cairan yang membasahi kedua pahaku dan paha kekasihku.
Kami memagut tubuh kami dalam satu penyatuan kuat, sulit melepaskan nikmat yang masih tersisa di seluruh tubuh kami. Bara nikmat semakin lenyap dari tubuh kami, tidak diiringi dengan bara cinta terlarang yang meredup. Bara cinta terlarangku semakin berkobar-kobar , ingin terus merengguk nikmat cinta terlarang.
Aku menatap tubuh yang sedang tertidur lelap di sampingku, kubelai dadanya, kubelai rambutnya yang sudah dipenuhi uban, aku tidak peduli dengan usianya. Bagiku Oom Bulus adalah kekasihku , my daddy, my sugar daddy. Materi yang diberikan kepadaku hanyalah untuk memuaskan hatinya, tidak memuaskan hatiku. Uang yang ditransfer setiap bulan ke rekeningku tidak aku pedulikan, yang penting bisa kuberikan ke mama untuk biaya hidup dan uang sekolah adik-adikku. Obsesiku, adalah transfer hasrat dan gairah tubuh Oom Bulus ke tubuhku, my sugar daddy.
“Wow ! Aku salut denganmu Jeje, bisa menaklukkan Oom Bulus .” Cicit Sari ketika kami bertemu di parkiran mobil. Aku baru turun dari mobil Alphard mewah milik Oom Bulus dan Sari turun dari mpbil sport Surya.Aku tidak beraksi, hanya berjalan terus.“Hai, kamu sombong benar. Meskipun penampilanmu sekarang berubah, tas kuliahmu dan baju yang kau kenakan belum pantas untuk menjadi sugar baby Oom Bulus.”“Jaga mulutmu Sari.”“Hmm, sudah sedalam itukah hubunganmu dengan Oom Bulus. Aku pernah mengingatkanmu, Oom Bulus itu genit.”“Hubunganku hanya hubungan pertemanan.” Jawabku asal-asalan.“Pertemanan? Kamu berteman dengan orangtua? Teman kencan? Teman tapi mesra luar dalam?"Aku menunduk, bibirku berkedut-kedut menahan amarah yang ingin aku lontarkan, tapi hati kecilku mengatakan apa yang dikatakan Sari benar adanya, aku teman kencan Oom Bulus, bukankah aku sudah menandatangani kontrak teman kencan? Batinku.“Kamu sudah puasin Oom Bulus dengan mengulum?” bisiknya.“Hai, siapa mengulum siapa
Aku bangun pagi melakukan aktivitas membuat sarapan buat daddy dan aku. Sejak aku menyerahkan keperawananku, aku dan daddy hidup bersama. Kami kadang-kadang ke apartemen owner jika ingin mandi di Jacuzzi , nonton karena televisi milik owner besar dan suaranya super dasyat. Desahan dan erangan suara bercinta terdengar jelas.“Morning daddy,” sapaku melihat daddy keluar kamar tidur, memelukku dari belakang.“Apa menu sarapan kita?”“Roti bakar, dan juice apel.”“Tidak ada susu?” tanyanya.“Oh, lupa kemarin beli susu di supermarket.” Kataku.“Susu yang ini, “ bisiknya sambil menurunkan tali spageti dasterkuyang langsung melorot ke bawah.“Ih, daddy. “ kataku menggeliat geli ketika tangannya meremas payudaraku, kemudian membalikkan tubuhku, daddy mengulum putingku dengan nikmatnya.“Omeletnya nanti hangus lho,” kataku menarik tubuhku lalu mematikan kompor.“Aku rasanya malas ke kantor.”“Mau dipecat owner?” tanyaku.“Kita lakukan morning s*ks dulu, just ten minutes.”Tanpa menunggu perset
"Kamu penghuni baru di apartemen ini, di bawah sana di salon tempat segala gosip dan hoaks tentang penghuni apartemen. Nanti mereka ingin mengetahui siapa dirimu, kamar berapa, apa pekerjaanmu. Mereka mencari info kemudian setelah mendapat info yang setitik tai kuku, mereka goreng menjadi makanan yang siap disaji menjadi gosip hot." " Apalagi si kemayu, mulutnya sangat berbisa , mengeluarkan racun yang bisa mematikan karakter seseorang." " Baby?" " Iya, daddy . Baby akan ingat perkataan daddy. Maafin baby sudah membuat daddy marah." " Tidak apa-apa, sini peluk daddy." Aku langsung mendaratkan tubuhku dalam pelukan daddy, menatapnya , ingin mendapatkan pujiannya. “Apakah model rambut ini aku terlihat cantik?” tanyaku manja. “Hum, model apapun kamu tetap terlihat cantik di mata daddy.” “Daddy katanya pulang malam,” “Daddy cepat pulang mendengar baby ada di salon gossip, takut mereka macam-macam sama baby.” “Jadi daddy tidak balik ke kantor?” tanyaku. “Daddy harus balik, hmm
Aku mengedarkan mataku ke sekeliling baruga tempat kami diwisuda hari ini. Aku melihat mama duduk di balkon. Kedua adikku tidak diperkenan masuk ruang sidang, mereka menunggu di luar melihat dari tayangan televisi. Sebentar lagi acara wisuda akan dimulai diawali dengan parade para wisudawan kemudian para petinggi kampus. Tidak lama master ceremony umumkan para wisudawan akan memasuki ruang sidang , memasuki arena sidang, aku mencari wajah daddy di antara para undangan, daddy berjanji akan datang karena pesawatnya dari Jayapura akan mendarat jam sembilan pagi di Soeta. Aku kembali mengedarkan pandanganku mencari owner PT. MERCU BANGUN PERSADA yang telah memberikanku beasiswa, ika ada kesempatan aku akan mengucapkan terima kasih, batinku. Terdengar tepuk tangan para hadirin yang kebanyakan orang tua mahasiswa yang diwisuda.Aku hari ini memakai kebaya dan sarung jawa yang spesial mama jahit buat hari wisudaku. “Nduk kamu terlihat cantik pakai kebaya, mama bayangkan jika kamu menik
Awal mulanya aku terikat kontrak sebagai teman kencan oom Bulus . Aku dan oom Bulus melanggar batasan kesopanan , bagiku oom yang lajang dan aku yang jomblo sah-sah saja melakukannya karena kami berdua sangat menginginkannya. Aku mencoba untuk melepaskan tapi setiap aku berusaha melepaskan, aku jatuh lagi dalam kesalahan yang sama yang mengenakkan seluruh tubuhku, menyatukan tubuhku ke tubuhnya yang kekar , liat dan kuat. Sejak itu aku tidak bisa melepaskan tubuhku dari tubuh oom Bulus yang kemudian kupanggil daddy. Tanpa daddy di sampingku, aku selalu kesepian. Seharian sejak semalam kami terus bergelut, seolah sulit dipisahkan , aku tidak tahu apa penyebabnya., mungkin cinta? Mungkin nafsu atau mungkin sisi liar dalam diri kami yang ingin dipuaskan.Aku tidak menyesal dengan keputusan yang aku buat, menjadi baby sugar daddy dan daddy menjadi daddy sugarku . Aku membayangkan wajahnya yang tampan, tubuhnya yang kekar dan perutnya yang sixpack karena daddy rajin melakukan squat.Aku
Setelah tahu bahwa aku hamil,pikiranku cukup kacau antara mempertahankan atau menggugurkan. Aku belum siap jadi ibu, aku masih punya cita-cita ingin kuliah S2 kalau diperkenankan sampai S3. Ambisi mengejar gelar agar bisa menjadi kebanggaan mama yang selalu dianggap enteng oleh keluarga papa. Mama dan papa menikah tidak disetujui keluarga, karena mama adalah wanita biasa, yang dulu kerja di perusahaan keluarga ayah sebagai cleaning servis. Sambil kuliah mama bekerja sebagai cleaning services upada shift malam.Mama dan papa menikah karena suatu kesalahan yang dibuat mereka, karenanya waktu aku berangkat kuliah ke ibu kota mama wanti-wanti berpesan,”Jaga dirimu nduk, jangan salah langkah.Kamu akan menyesal seumur hidup.”Sekarang aku melakukan hal yang sama, malah tinggal bersama dengan lelaki seusia papa,hamil dan menurut daddy akan bertanggungjawab dan menikahiku.Timbul pertaruangan antara pikiran dan hati nuraniku. Kalau aku ingin mencapai cita-citaku, aku harus ambil pilihan, abors
Sejak dikatakan aku positif hamil dan usia kandunganku sudah berusia dua bulan, aku semakin resah. Daddy mengetahui keresahanku ,menjadi semakin posesif dan protektif. Aku tidak bisa keluar sesuka hatiku, harus ada persetujuan daddy. Aktivitas keluar hanya kontrol ke dokter, ke kampus menyelesaikan beberapa administrasi kelulusanku dan bertemu ibu Angela serta ke mall. Itupun harus dikawal oleh oom Herkules. Ada rasa nyaman dikawal oleh oom Herkules tapi ada juga risih karena orang-orang menatapku jika dikawal Herkules.Pernah aku dengar bisikan seorang ibu ketika belanja di mall, “Kasihan anak itu masih kecil sudah jadi P, cantik memang sayang masa depannya,”“Perempuan kalau matre, tidak peduli apakah yang dijalani halal atau haram.”Kepalaku langsung pening, berdenyut kencang ingin kutonjok mulutnya tapi aku tahu resiko yang akan aku hadapi. Akhirnya keinginan membeli baju hamil gagal, karena aku langsung keluar dari gerai baju diikuti oom Herkules yang bertanya-tanya dalam hati.“N
Daddy memelukku erat-erat, menatapku lekat-lekat, tersenyum tipis menatapku dengan tatapan cinta,” I love you baby,” bisiknya.“ I love you too,” bisikku merapatkan tubuhku ke tubuhnya."Aku masih ingin.""Ish. istirahat dulu." Kataku manja mengusap keringat yang bertebaran di tubuhnya.Tubuh daddy terasa begitu hangat di udara dingin kamar ber AC 18 derajat keringat terus bercucuran. Daddy berguling menahan berat tubuhnya dengan telapak tangannya, merendah, dan mencium wajahku, lalu masing-masing payudaraku, mencium pucuknya , putingku yang terlihat melebar dengan bibirnya. Turun ke bawah mencium perutku yang membuncit , meletakkan kepalanya, didengarnya detak jantung bayiku, terus ke paha, ke tungkai, ke kakiku , pergelangan kakiku di cium dan berakhir di telapak kakiku. Daddy tidak menciumnya, memijat sebentar, kemudian mencium gemas, naik ke atas lagi membuatku terkikik-kikik manja. Kesukaan daddy jika aku terkikik-kikik manja, menggeliat manja dan berbisik, “Aku suka permaina