Kami berciuman, saling bertukar air liur, kakiku gemetar serasa tidak kuat menopang tubuhku. Oom Bulus melepaskan ciumannya , menimbulkan suara, menurutku terdengar seksi banget. Kami saling menatap.
“Sayang, ini kencan pertama kita. Kita perlu merayakannya.” Kata oom Bulus, merengkuh ke arah dadanya, lalu mendekapku. kemudian melabuhkan ciuman di keningku.
“Kita mandi di Jacuzzi.”
“Tapi Oom, aku tidak punya baju berenang.”
“Hum, itu yang berwarna-warni, ambil sepasang, bisa jadi bikini.”kata Oom Bulus sambil melepaskan pakaiannya. Tubuh tinggi , berwarna gelap terpampang di depanku. Aku terpana melihat tubuh Oom setengah telanjang hanya memakai boster.
“Cepat ganti bajunya,airnya masih hangat. Jangan melotot melihat tubuhku,” Kata Oom.
Aku mencari bra dan pantie berwarna merah, lalu menuju ke kamar. Cepat-cepat mengganti bajuku dan memakai bra dan pantie. Aku mencoba melihat ke cermin, ada kebanggaan melihat tubuhku memakai bra dan pantie. Terlihat seksi. Malu-malu aku keluar kamar. Oom Bulus menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kujelaskan, ada kebanggaan di wajahnya, berubah menjadi hasrat dan gairah.
"Jangan melotot melihat tubuhku yang seksi, " kataku dengan gaya peragawati berjalan di atas catwalk lalu menghampiri oom Bulus yang terus menatapku.
“You are so sexy.” Terdengar gumaman Oom Bulus lalu meraup tanganku mengajak masuk ke dalam Jacuzzi.
Terasa air hangat dan nyaman ketika aku berendam dalam kolam yang bergerak , terasa seluruh tubuh dipijat. Aku memejamkan mata, ingin merasakan kehangatan air dan kenyamanan yang dibuatnya. Seumur hidupku baru kali ini aku menikmati kemewahan yang terhidang nikmat di depanku.
Oom Bulus mengulur tangannya, mengajakku agak ke dalam. Karena takut aku memegangnyanya kuat-kuat. Tubuh kami saling bergesekan, ada kenikmatan yang aneh menjalari seluruh tubuhku.
“Waktunya kita melepaskan kepenatan kita,” bisik Oom Bulus di telingaku. Suaranya terdengar berat sekali.
Oom Bulus memegang kedua pipiku, belaian lembut jemarinya singgah di bibirku yang tiba-tiba terbuka. Napas hangat Oom Bulus menerpa pipiku bersamaan dengan bibir kami saling mengulum. Aku membeku, getaran-getaran air di tubuhku ditambah ciuman panas kami membuat tubuhku panas dingin. Ada suatu sensasi yang mendebarkan dan menyenangkan menyusuri seluruh tubuhku.
Aku merengkuh pundak Oom Bulus, tak kuasa melawan sensasi nikmat yang kurang ajarnya tidak mau berhenti meskipun aku merapatkan kakiku kuat-kuat.
“Relax baby.” Bisik Oom Bulus.
“Oom..?”
“Kamu perlu belajar berkencan, gunakan gairah primitif yang dipunyai setiap manusia.”
Kami saling berciuman panas, aku merasakan jemari Oom Bulus merayap ke dalam bra kemudian meraup kedua payudaraku, meremas, mengulum membuatku mendesah. Tidak lama jemarinya bermain di bawah, membuatku menjerit.
“Oom.. !”
“Ini babak baru dalam hidupmu. Tadi kau mengatakan s*ks situ menjijikan. Sweety, s*ks situ indah dan menyenangkan, aku akan mengajarimu perlahan-lahan s*ks yang sebenarnya.” Kata Oom lalu keluar dari kolam.
“Oom jangan tinggalkan aku.” Teriakku.
“Tunggu, Oom akan ambil minuman.”
Tidak lama lampu di sekitar Jacuzzi mati. Aku menjerit memangil Oom. Aku melihat bayangannya membawa nampan, menuju tepi kolam, lalu lampu warna-warni menari-nari di sekitar Jacuzzi. Oom menarik tirai, terlihat dari jauh gemerlapan lampu-lampu gedung tinggi.
“ Ayo minum, “ bisik oom memberikan gelas anggur kepadaku.
“Kita merayakan hari pertama kencan kita , kamu mulai saat ini harus banyak belajar hal-hal yang berhubungan dengan kenikmatan yang bersifat naluri.”
Kami saling membenturkan gelas anggur. Aku hanya menyesap sedikit, kemudian meletakkan di tepi kolam. Aku melihat ada camilan , ada buah cherry, aku mencomot buah cherry, mengulumnya langsung disambar oleh Oom Bulus dengan bibirnya. Kami berebutan buah cherry dari mulut ke mulut.
Aku menjerit , tertawa terbahak-bahak bahkan merengek manja jika tangan Oom Bulus merayap ke dalam pantiku. Aku merasakan lepas bebas, aku melupakan sifatku yang konservatif tentang s*ks. Aku ingin merasakan suatu kebebasan, aku ingin merasakan seperti yang dilakukan Sari dan Surya. Selama ini aku diajar untuk bersikap santun, bersikap sebagai perempuan terhormat. Setelah mengenal Oom Bulus yang genit, aku menjadi bebas dalam mengungkapkan perasaanku, bebas mengucapkan kata-kata yang ada di pikiranku dan sekarang aku bebas mempertontonkan tubuhku.
“Kamu boleh mempertontonkan tubuhmu hanya padaku.” Kata Oom sambil membelai tubuhku, membuka pantiku kemudian memasukkan kembali jarinya .
“Oom..?” desahku manja.
“Kita melakukannya hanya di luar, aku tidak akan merusak keperawananmu.”
“Kan kita sudah melakukan di luar? Bukan di kamar?” jawabku.
Oom Bulus tertawa terbahak-bahak, menepuk pantatku, refleks aku memagutnya dan sesuatu yang keras bermain di bawah, bergerak-gerak mencari tempatnya, ingin membuka pintu kenikmatan yang tersembunyi di hutan belantaraku. Terasa aneh, menyenangkan, mendebarkan, ingin dimasuki.
Ada keinginan menggapai kenikmatan yang sudah di ujung pintu membuatku gelisah, bergerak kian kemari bagai cacing kepanasan.
“Jangan sekarang.” Bisik Oom, mengangkat tubuhku dari kolam, membaringkan tubuhku di kursi panjang dilampirkan jas kamar mandi di tubuhku. Oom Bulus duduk di ujung kursi panjang, memijat telapak kakiku, naik ke atas dan membelainya.
“Mau melihat pemandangan di luar kaca? Indah bukan ? Ini tempat yang sangat disukai owner, melepaskan penatnya di Jacuzzi sambil melihat pemandangan kota Jakarta di malam hari.”
“Oom berapa usia Oom?” tanyaku.
“Empat puluh lima.”
“Oh, aku kira Oom berumur lima puluhan. Kita berbeda dua puluh lima tahun, seperti ayah dan anak. Tapi aku merasakan kita selama ini seperti pacaran. Hum.. hari ini kita harus berjanji untuk menjaga tidak berpaling ke lain hati.”
“Lama pacarannya sesuai kontrak, siapa tahu Jeje sudah bosan sama Oom yang mulai tua, bisa cari pacar baru yang mungkin bisa menjadi suami.”
"Oom kelak akan jadi suamiku." bisikku.
"Mungkinkah?" tanya Oom Bulus.
“Oom mari kita berjanji akan setia satu sama lain.”
Aku mengambil jari kelingking Oom bulus, menautkannya,” Aku, Jessika berjanji akan tetap setia dan taat padamu.” Lalu mengambil jari jempolnya menautkan. Ini sudah distempel kuat.
“Sekarang Oom yang buat janji.”
Aku menautkan jari kelingking pada jari kelingking Oom Bulus, “ Aku, Yanto ber..”
“Eh ! namanya Oom kan Bulus?”
“Namaku, Bulu Sriyanto, nggak enak kalau aku pakai nama Bulus. Itu pemberian si brengsek , Bimo.”
“Baiklah !” kataku.
Aku kembali menautkan jari kelingking pada jari kelilngking Oom Bulus,” Aku Sriyanto berjanji akan setia dan taat padamu, Jessika .” lalu menautkan jempolnya ke jempolku.
Bersama-sama kami ucapkan “ Sah !” dilanjutkan dengan ciuman.
*****
Berbalut jas kamar, Oom Bulus menggendongku, kami masuk kamar tidur yang super mewah. Seluruh dindingnya dari kaca, apa yang kami lakukan tersaji lengkap di dinding. Oom Bulus membaringkan tubuhku, mengeluarkan jas kamar , refleks aku menutup gundukan yang dipenuhi hutan belantara dengan kedua tanganku.
“Sweety, kita perlu saling mengenal luar dalam. Aku sudah mengenal dirimu dari luar. Kadang-kadang aku berpikir, pakaianmu yang unfashionable pasti menutupi sesuatu yang indah di dalamnya. Ternyata yang kubayangkan benar adanya. You look so sexy and adorable.” Bisik Oom Bulus.
Aku menatap Oom Bulus yang setengah berbaring di sampingku, kami saling berhadapan, saling menatap, Oom Bulus memainkan hidungnya yang mancung ke hidungku.
“Aku ingin memakanmu, ingin memasukimu, tapi hati kecilku melarangnya.”
“Oom, tadi Oom bilang kita main di luar saja, maksudnya?” tanyaku .
“Hum, Oom tidak memasukimu, hanya memainkan seperti ini.” Lalu memasukkan jarinya ke milikku, bermain di sekitar, menyentuh yang sangat sensitif membuatku menggelinjang.
“Oom hanya memainkan payudaramu dan di sekitar milikmu, tidak menerobos ke dalam.” Bisik Oom.
Oom lalu membenamkan wajahnya ke payudaraku, melumat, menggigit lembut membuatku mengerang.Menyentuh di tempat yang paling rahasia dalam tubuhku, menyentuhnya lembut dengan kedua jarinya , menyentuh pucuk kecil yang aku rasakan berdenyut-denyut minta terus dimainkan.
“Oom…?” erangku.
“Hum..Oom akan melakukannya dengan lembut, Oom membuatmu adaptasi dulu yang lebih kecil, nanti jika waktunya tiba kamu akan merasakan sensasi dari yang lebih besar dari jariku.” Bisik Oom dengan suara parau.
“Oom…” erangku.
“Jangan panggil Oom, kita kan pacaran.”
“Sayang..” desahku lalu mendesis-desis ketika jemari Oom terus bermain cantik di bawah.
Aku menggeliat, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang mengganjal di antara dua pahaku. Mataku membelalak melihat ke bawah, sesuatu yang besar bergetar, terlihat membesar dan berdiri tegak.
“Oom…eh.. sayang..”
"Oom akan memperkenalkanmu nikmat yang tak terjangkau." bisik Oom Bulus.
Kulit tubuh kami saling menyentuh, membuat tubuh kami bagaikan bara yang dihembuskan angin menjadi kobaran api . Tubuh Oom terus menggosok ke tubuhku, bibirnya bermain di bibirku , turun ke leher dan payudaraku membuatku aku blingsatan di bawah kungkungannya.
“Sayang…” erangku.
“Sweety.” Erang Oom Bulus.
Bara cinta terlarang tidak mampu menghentikan akal sehatku. Aku terbuai dengan kenikmatan yang disuguhkan Oom kepadaku. Ada keinginan sesuatu yang lebih, lebih dari sekedar menggesekkan tubuh, melumat payudaraku dan mengulum. Aku merengkuh pinggang Oom Bulus memautkan tubuhku lebih dekat ke dalam.
Oom menatapku dengan tatapan sayang,”Aku menginginkanmu, apa kamu siap?” tanya Oom Bulus.
Mendengarnya aku gugup, kulepaskan tanganku yang merengkuh pinggangnya, mendorong tubuh Oom Bulus yang langsung melenguh. Aku merasakan ada basah di antara pahaku dan di bedcover.
“ OMG. Aku khilaf.” Bisik Oom Bulus.
Aku menatap tajam pada netra Oom Bulus yang sayu dan berkabut penyesalan.
“ Kita akan melakukannya jika aku siap,” bisikku di telinganya, meskipun ada rasa greget karena tidak menyelesaikan secara tuntas. Keinginan gairahku bisa kulawan dengan akal sehatku, kontrak teman kencan bukan kontrak pernikahan, batinku.
Pengalaman pertama dengan Oom Bulus di apartemen milik owner membuatku menyesal. Bukan karena telah membiarkan Oom Bulus mengekspresikan seksualnya kepadaku tapi mengapa aku menolak keinginan Oom Bulus yang sangat menginginkanku. Bagaimana rasanya jika milik Oom masuk ke dalam, apakah ada rasa sakit? Tapi mendengar erangan Sari waktu Surya memasuki dirinya, ada erangan nikmat dan perintah untuk melakukannya lebih dasyat.Aku sekarang tidak tinggal di tempat kost yang pengap. Oom Bulus membayar sepenuhnya sampai tiga bulan ke depan, disambut senyum kebahagiaan suami isteri Wiro . Ibu Wio menatapku dengan tatapan genit, menarikku,” Mbak, ganteng banget gacoannya, kalau mbak mau agar masnya terus berdiri, ibu ada ramuannya,” bisiknya.Aku hanya tersenyum, lalu mengambil tas ransel dari tangan Oom Bulus yang sudah penuh dengan memegang beberapa dos berisi buku. Kasur, meja belajar dan bangku kecil kutinggalkan di tempat kost, tidak mungkin barang lusuh aku bawa ke apartemen, malah bebera
“Wow ! Aku salut denganmu Jeje, bisa menaklukkan Oom Bulus .” Cicit Sari ketika kami bertemu di parkiran mobil. Aku baru turun dari mobil Alphard mewah milik Oom Bulus dan Sari turun dari mpbil sport Surya.Aku tidak beraksi, hanya berjalan terus.“Hai, kamu sombong benar. Meskipun penampilanmu sekarang berubah, tas kuliahmu dan baju yang kau kenakan belum pantas untuk menjadi sugar baby Oom Bulus.”“Jaga mulutmu Sari.”“Hmm, sudah sedalam itukah hubunganmu dengan Oom Bulus. Aku pernah mengingatkanmu, Oom Bulus itu genit.”“Hubunganku hanya hubungan pertemanan.” Jawabku asal-asalan.“Pertemanan? Kamu berteman dengan orangtua? Teman kencan? Teman tapi mesra luar dalam?"Aku menunduk, bibirku berkedut-kedut menahan amarah yang ingin aku lontarkan, tapi hati kecilku mengatakan apa yang dikatakan Sari benar adanya, aku teman kencan Oom Bulus, bukankah aku sudah menandatangani kontrak teman kencan? Batinku.“Kamu sudah puasin Oom Bulus dengan mengulum?” bisiknya.“Hai, siapa mengulum siapa
Aku bangun pagi melakukan aktivitas membuat sarapan buat daddy dan aku. Sejak aku menyerahkan keperawananku, aku dan daddy hidup bersama. Kami kadang-kadang ke apartemen owner jika ingin mandi di Jacuzzi , nonton karena televisi milik owner besar dan suaranya super dasyat. Desahan dan erangan suara bercinta terdengar jelas.“Morning daddy,” sapaku melihat daddy keluar kamar tidur, memelukku dari belakang.“Apa menu sarapan kita?”“Roti bakar, dan juice apel.”“Tidak ada susu?” tanyanya.“Oh, lupa kemarin beli susu di supermarket.” Kataku.“Susu yang ini, “ bisiknya sambil menurunkan tali spageti dasterkuyang langsung melorot ke bawah.“Ih, daddy. “ kataku menggeliat geli ketika tangannya meremas payudaraku, kemudian membalikkan tubuhku, daddy mengulum putingku dengan nikmatnya.“Omeletnya nanti hangus lho,” kataku menarik tubuhku lalu mematikan kompor.“Aku rasanya malas ke kantor.”“Mau dipecat owner?” tanyaku.“Kita lakukan morning s*ks dulu, just ten minutes.”Tanpa menunggu perset
"Kamu penghuni baru di apartemen ini, di bawah sana di salon tempat segala gosip dan hoaks tentang penghuni apartemen. Nanti mereka ingin mengetahui siapa dirimu, kamar berapa, apa pekerjaanmu. Mereka mencari info kemudian setelah mendapat info yang setitik tai kuku, mereka goreng menjadi makanan yang siap disaji menjadi gosip hot." " Apalagi si kemayu, mulutnya sangat berbisa , mengeluarkan racun yang bisa mematikan karakter seseorang." " Baby?" " Iya, daddy . Baby akan ingat perkataan daddy. Maafin baby sudah membuat daddy marah." " Tidak apa-apa, sini peluk daddy." Aku langsung mendaratkan tubuhku dalam pelukan daddy, menatapnya , ingin mendapatkan pujiannya. “Apakah model rambut ini aku terlihat cantik?” tanyaku manja. “Hum, model apapun kamu tetap terlihat cantik di mata daddy.” “Daddy katanya pulang malam,” “Daddy cepat pulang mendengar baby ada di salon gossip, takut mereka macam-macam sama baby.” “Jadi daddy tidak balik ke kantor?” tanyaku. “Daddy harus balik, hmm
Aku mengedarkan mataku ke sekeliling baruga tempat kami diwisuda hari ini. Aku melihat mama duduk di balkon. Kedua adikku tidak diperkenan masuk ruang sidang, mereka menunggu di luar melihat dari tayangan televisi. Sebentar lagi acara wisuda akan dimulai diawali dengan parade para wisudawan kemudian para petinggi kampus. Tidak lama master ceremony umumkan para wisudawan akan memasuki ruang sidang , memasuki arena sidang, aku mencari wajah daddy di antara para undangan, daddy berjanji akan datang karena pesawatnya dari Jayapura akan mendarat jam sembilan pagi di Soeta. Aku kembali mengedarkan pandanganku mencari owner PT. MERCU BANGUN PERSADA yang telah memberikanku beasiswa, ika ada kesempatan aku akan mengucapkan terima kasih, batinku. Terdengar tepuk tangan para hadirin yang kebanyakan orang tua mahasiswa yang diwisuda.Aku hari ini memakai kebaya dan sarung jawa yang spesial mama jahit buat hari wisudaku. “Nduk kamu terlihat cantik pakai kebaya, mama bayangkan jika kamu menik
Awal mulanya aku terikat kontrak sebagai teman kencan oom Bulus . Aku dan oom Bulus melanggar batasan kesopanan , bagiku oom yang lajang dan aku yang jomblo sah-sah saja melakukannya karena kami berdua sangat menginginkannya. Aku mencoba untuk melepaskan tapi setiap aku berusaha melepaskan, aku jatuh lagi dalam kesalahan yang sama yang mengenakkan seluruh tubuhku, menyatukan tubuhku ke tubuhnya yang kekar , liat dan kuat. Sejak itu aku tidak bisa melepaskan tubuhku dari tubuh oom Bulus yang kemudian kupanggil daddy. Tanpa daddy di sampingku, aku selalu kesepian. Seharian sejak semalam kami terus bergelut, seolah sulit dipisahkan , aku tidak tahu apa penyebabnya., mungkin cinta? Mungkin nafsu atau mungkin sisi liar dalam diri kami yang ingin dipuaskan.Aku tidak menyesal dengan keputusan yang aku buat, menjadi baby sugar daddy dan daddy menjadi daddy sugarku . Aku membayangkan wajahnya yang tampan, tubuhnya yang kekar dan perutnya yang sixpack karena daddy rajin melakukan squat.Aku
Setelah tahu bahwa aku hamil,pikiranku cukup kacau antara mempertahankan atau menggugurkan. Aku belum siap jadi ibu, aku masih punya cita-cita ingin kuliah S2 kalau diperkenankan sampai S3. Ambisi mengejar gelar agar bisa menjadi kebanggaan mama yang selalu dianggap enteng oleh keluarga papa. Mama dan papa menikah tidak disetujui keluarga, karena mama adalah wanita biasa, yang dulu kerja di perusahaan keluarga ayah sebagai cleaning servis. Sambil kuliah mama bekerja sebagai cleaning services upada shift malam.Mama dan papa menikah karena suatu kesalahan yang dibuat mereka, karenanya waktu aku berangkat kuliah ke ibu kota mama wanti-wanti berpesan,”Jaga dirimu nduk, jangan salah langkah.Kamu akan menyesal seumur hidup.”Sekarang aku melakukan hal yang sama, malah tinggal bersama dengan lelaki seusia papa,hamil dan menurut daddy akan bertanggungjawab dan menikahiku.Timbul pertaruangan antara pikiran dan hati nuraniku. Kalau aku ingin mencapai cita-citaku, aku harus ambil pilihan, abors
Sejak dikatakan aku positif hamil dan usia kandunganku sudah berusia dua bulan, aku semakin resah. Daddy mengetahui keresahanku ,menjadi semakin posesif dan protektif. Aku tidak bisa keluar sesuka hatiku, harus ada persetujuan daddy. Aktivitas keluar hanya kontrol ke dokter, ke kampus menyelesaikan beberapa administrasi kelulusanku dan bertemu ibu Angela serta ke mall. Itupun harus dikawal oleh oom Herkules. Ada rasa nyaman dikawal oleh oom Herkules tapi ada juga risih karena orang-orang menatapku jika dikawal Herkules.Pernah aku dengar bisikan seorang ibu ketika belanja di mall, “Kasihan anak itu masih kecil sudah jadi P, cantik memang sayang masa depannya,”“Perempuan kalau matre, tidak peduli apakah yang dijalani halal atau haram.”Kepalaku langsung pening, berdenyut kencang ingin kutonjok mulutnya tapi aku tahu resiko yang akan aku hadapi. Akhirnya keinginan membeli baju hamil gagal, karena aku langsung keluar dari gerai baju diikuti oom Herkules yang bertanya-tanya dalam hati.“N