"Kamu penghuni baru di apartemen ini, di bawah sana di salon tempat segala gosip dan hoaks tentang penghuni apartemen. Nanti mereka ingin mengetahui siapa dirimu, kamar berapa, apa pekerjaanmu. Mereka mencari info kemudian setelah mendapat info yang setitik tai kuku, mereka goreng menjadi makanan yang siap disaji menjadi gosip hot."
" Apalagi si kemayu, mulutnya sangat berbisa , mengeluarkan racun yang bisa mematikan karakter seseorang."
" Baby?"
" Iya, daddy . Baby akan ingat perkataan daddy. Maafin baby sudah membuat daddy marah."
" Tidak apa-apa, sini peluk daddy."
Aku langsung mendaratkan tubuhku dalam pelukan daddy, menatapnya , ingin mendapatkan pujiannya.
“Apakah model rambut ini aku terlihat cantik?” tanyaku manja.
“Hum, model apapun kamu tetap terlihat cantik di mata daddy.”
“Daddy katanya pulang malam,”
“Daddy cepat pulang mendengar baby ada di salon gossip, takut mereka macam-macam sama baby.”
“Jadi daddy tidak balik ke kantor?” tanyaku.
“Daddy harus balik, hmm sekarang jam lima, ada meeting di hotel Aryaduta jam enam. Maafin daddy. Baby tidak usah tunggu daddy.” Kata daddy lalu mencium bibirku, merangkul tubuhku , mengulum bibirku kemudian meninggalkanku.
“Kita tidak jadi N*****x and chill?” tanyaku dengan nada kecewa.
“Lain kali.” Lalu meninggalkan kamar. Aku menatapnya sampai daddy masuk dalam lift.
Aku bingung dengan sikap daddy. Dia takut aku mendengar gosip tidak sedap bahkan takut kalau aku digosipin. Sejak tinggal bersama daddy aku tidak pernah keluar sendiri, beli sesuatu di supermarket, aku minta bantuan Herkules atau tenaga sekuriti yang ditunjuk daddy. Aku dijaga seperti berlian yang takut hilang di kota Metropolitan, ke kampus kemanapun aku ingin pergi harus naik mobil dengan oom Herkules. Sekarang aku tidak boleh ke salon bougenvile di bawah apartemen.
Karena daddy pulang malam, aku mempersiapkan beberapa hal untuk kuliah di semester enam.Aku berencana menyelesaikan kuliahku sampai semester enam.Selama ini tidak ada mata kuliah wajib yang tertinggal, semua sudah tuntas. Di samping diskusi dengan pak Bimo aku berdiskusi dengan ibu Angela , dosen pembimbingku bahwa aku ingin lulus dalam tujuh semester.
“Kamu smart , ibu lihat kamu fokus dan konsisten nilai IPK, antara, 3,98 dan 3,99, Jessika bisa selesai dalam kurun tiga setengah tahun.” Kata ibu Angela.
“Saya ingin menyenangkan ibu saya, terutama pimpinan PT. Mercu Buana Persada yang memberi saya beasiswa.”
“Oh,kamu dapat beasiswa dari PT.Mercu Buana Persada? Kenapa tidak minta melalui kampus?”
“Menurut pak Bimo banyak yang ingin mendapat beasiswa pemerintah, jadi saya dibantu pak Bimo mendapat beasiswa dari PT.Mercu Buana Persada, kebetulan pak Bimo kenal ownernya.”
Itu percakapanku dengan ibu Angela, beberapa bulan yang lalu, kemarin ibu Angela memanggilku .
“Jessika ibu dengar kamu ingin kuliah S2,maukah kamu mendapatkan beasiswa full funded, ADB Japan? Jika kamu berminat begitu dinyatakan lulus kamu ketemu ibu, nanti ibu bantu kamu agar kamu bisa mendapatkannya."
“Berapa lama kuliahnya?” tanyaku.
“Kamu belum berusia dua puluh lima tahun, masih muda, jangan tanya berapa lama. Raihlah kesempatan yang ada, selesai S2 jika ditawarkan S3, rauplah!" kata ibu Angela menyemangatiku.
Aku bingung dengan tawaran ibu Angela, jika aku menerima tawarannnya berarti aku meninggalkan daddyku? Sanggupkah aku tanpa daddy di sampingku?
Malam merambat naik, aku melihat bulan dari balik tirai. Jam sudah menunjukkan jam sebelas malam, daddy belum pulang. Aku duduk dekat jendela, pikiranku terpusat pada tawaran ibu Angela. Perasaanku resah, terima atau tidak terima. Terima berarti aku berpisah dengan daddy, tidak terima impianku kuliah S2 tidak dapat terwujud.
“ Ah, masih satu semester, sekarang aku fokus selesaikan skripsiku dulu. Aku harus lulus dengan IPK paling sedikit 4.” Bisikku.
Ada keinginanku menelpon daddy, tapi ada larangan daddy untuk tidak menelponnya jika sedang di kantor. Apalagi sekarang mungkin masih meeting. Masak meeting sampai jam segini, batinku.
Aku mengambil ponsel yang kuletakkan di meja, menatap layar ponsel, menunggu mungkin ada kabar dari daddy yang tidak pulang-pulang dan tidak ada kabarnya.
Akhir-akhir ini daddy terlihat tegang dan stress, katanya proyeknya dijegal sesama rekan kontraktor. Mungkinkah perusahaan yang daddy pegang sedang bermasalah? Hmm.. aku akan menghilangkan ketegangan dan stress daddy lenyap jika dia pulang nanti, batinku lagi.
Malam semakin merangkak, aku tidak bisa tidur nyenyak. Pikiranku terasa penuh dengan tawaran ibu Angela dan masalah yang mungkin dihadapi daddy.Aku mengacak-acak rambutku, tandanya aku sudah sangat ngantuk. Tidak lama aku tertidur di sofa.
Waktu berjalan begitu cepat, aku terbangun ketika merasa ada kehangatan di tubuhku. Aku menaik tubuhku , langsung terjatuh ke bawah, “Oh, aku tidur di sofa, bukan di tempat tidur," bisikku.
Aku mengambil ponsel yang tergeletak di meja, jam delapan pagi. Daddy pasti belum pulang, kalau dia pulang pasti menggendongku ke kamar.Dengan gerak malas sambil menyeret sandal kamar aku menengok ke dalam kamar tidur, tidak ada sosok yang kurindukan. Aku akhirnya memberanikan diriku menelpon daddy. Terdengar pintu kamar apartemen dibuka, bergegas aku keluar kamar tidur. Daddy terlihat lesu, ada aroma minuman keras keluar dari mulutnya yang menguap lebar-lebar.
“ Daddy habis minum?” tanyaku.
Tidak menawab langsung ingin memeluk dan menciumku.
“ Ogah dicium dan dipeluk ! Bau !” kataku mendorong tubuhnya yang ingin didaratkan ke tubuhku.
Karena aku mengelak, daddy terhuyung-huyung, tas kerjanya langsung jatuh ke lantai. Aku cepat-cepat menyangga tubuh daddy, memapahnya ke kamar mandi. Kubuka seluruh yang melekat di tubuhnya, kuturunkan tali spagetii, daster tipis langsung melorot jatuh ke lantai.
“Masuk ke bathtub !” perintahku.
Dengan susah payah daddy masuk ke bathtub, aku menyalakan shower. Kami berdua langsung mandi di bawah shower. Rupanya curahan air dari shower yang deras membuat daddy lepas dari maboknya, menatapku dengan tatapan sayu seolah-olah mengatakan maafkan aku.
“Ada yang membuat daddy galau?” tanyaku.
Tidak ada jawaban , hanya tatapan matanya yang sayu kemudian terlihat air mata di sudut matanya.
“Daddy, katakan apa masalahnya. Siapa tahu baby bisa membantu dengan pikiran.” Kataku.
Daddy bergeming di bathtub, aku berinisiatif memandikannya, menggosok tubuhnya dengan sabun cair, keramas rambutnya. Dengan bersenandung kecil aku menggosok seluruh tubuhnya kemudian menggosok tubuhku membilas tubuh kami di bawah shower yang mengucurkan air dengan deras. Aku mengangsurkan handuk diterima oleh daddy . langsung keluar bathtub.
Bersama kami keluar dari bathtub, aku cepat-cepat mengeringkan tubuhnya dan tubuhnya mengangsurkan pakaian daddy. Aku memakai daster langsung ke dapur membuat kopi buat daddy agar pengarnya hilang sekaligus membuat sarapan roti bakar dengan omelet kesukaan daddy.
Dengan gerak cepat aku membuat kopi dan membawanya ke kamar. Daddy masih meringkuk di tempat tidur, aku pura-pura tidak ingin mengetahui apa yang menjadi beban daddy. Kuangsurkan gelas kopi ke arah daddy yang langsung menyambutnya dan menyerup kopi perlahan-lahan. Aku menatap daddy yang menyerup kopi, lalu keluar kamar membuat sarapanSelama makan kami tidak berbicara, tidak ada sesuatu katakanpun nyang kukeluarkan dari mulutku dan daddy juga rupanya menyembunyikan apa yang menjadi masalahnya, biarlah nanti daddy akan cerita, batinku.
Setelah sarapan daddy masuk ke kamar, aku membersihkan dapur dan meja makan. Setelahnberdiri di balik pintu menatap tubuh yang sangat kucintai dan yang membuatku bisa berhayal jika melihatnya. Perlahan aku melangkah mendekati tempat tidur, daddy telah tidur lelap sambil meringkuk, rupanya kedinginan karena dinginnya AC. Kuselimuti tubuhnya, terdengar dengkurannya.
Aku mengusap kepala daddy, "Kalau ada masalah jangan daddy simpan sendiri, bagilah dengan baby. Bukankah kita patner dalam suka dan duka," bisikku.
Ada desiran di tubuhku melihat daddy tertidur, tidurpun dia terlihat s*ksi dan macho, sanggupkah aku berpisah denganmu daddy? Rasanya aku sulit berpisah sedetikpun rasanya setahun, apalagi kalau aku studi di Jepang, aku bisa-bisa tidak fokus, batinku.
Entah mengapa perasanku mendadak tidak enak. Pasti daddy setuju aku mengambil S2 di Jepang, kemudian dia akan mencari sugar baby untuk menggantikanku ? Huh ! Aku tidak rela, daddy is mine. He is my daddy, My super daddy, dia tahu keinginanku, dia tahu memenuhi hasrat dan gairahku. Biarlah tawaran ibu Angela kulewatkan, aku memilih kuliah S2 di kampusku saja, batinku.
Aku mengedarkan mataku ke sekeliling baruga tempat kami diwisuda hari ini. Aku melihat mama duduk di balkon. Kedua adikku tidak diperkenan masuk ruang sidang, mereka menunggu di luar melihat dari tayangan televisi. Sebentar lagi acara wisuda akan dimulai diawali dengan parade para wisudawan kemudian para petinggi kampus. Tidak lama master ceremony umumkan para wisudawan akan memasuki ruang sidang , memasuki arena sidang, aku mencari wajah daddy di antara para undangan, daddy berjanji akan datang karena pesawatnya dari Jayapura akan mendarat jam sembilan pagi di Soeta. Aku kembali mengedarkan pandanganku mencari owner PT. MERCU BANGUN PERSADA yang telah memberikanku beasiswa, ika ada kesempatan aku akan mengucapkan terima kasih, batinku. Terdengar tepuk tangan para hadirin yang kebanyakan orang tua mahasiswa yang diwisuda.Aku hari ini memakai kebaya dan sarung jawa yang spesial mama jahit buat hari wisudaku. “Nduk kamu terlihat cantik pakai kebaya, mama bayangkan jika kamu menik
Awal mulanya aku terikat kontrak sebagai teman kencan oom Bulus . Aku dan oom Bulus melanggar batasan kesopanan , bagiku oom yang lajang dan aku yang jomblo sah-sah saja melakukannya karena kami berdua sangat menginginkannya. Aku mencoba untuk melepaskan tapi setiap aku berusaha melepaskan, aku jatuh lagi dalam kesalahan yang sama yang mengenakkan seluruh tubuhku, menyatukan tubuhku ke tubuhnya yang kekar , liat dan kuat. Sejak itu aku tidak bisa melepaskan tubuhku dari tubuh oom Bulus yang kemudian kupanggil daddy. Tanpa daddy di sampingku, aku selalu kesepian. Seharian sejak semalam kami terus bergelut, seolah sulit dipisahkan , aku tidak tahu apa penyebabnya., mungkin cinta? Mungkin nafsu atau mungkin sisi liar dalam diri kami yang ingin dipuaskan.Aku tidak menyesal dengan keputusan yang aku buat, menjadi baby sugar daddy dan daddy menjadi daddy sugarku . Aku membayangkan wajahnya yang tampan, tubuhnya yang kekar dan perutnya yang sixpack karena daddy rajin melakukan squat.Aku
Setelah tahu bahwa aku hamil,pikiranku cukup kacau antara mempertahankan atau menggugurkan. Aku belum siap jadi ibu, aku masih punya cita-cita ingin kuliah S2 kalau diperkenankan sampai S3. Ambisi mengejar gelar agar bisa menjadi kebanggaan mama yang selalu dianggap enteng oleh keluarga papa. Mama dan papa menikah tidak disetujui keluarga, karena mama adalah wanita biasa, yang dulu kerja di perusahaan keluarga ayah sebagai cleaning servis. Sambil kuliah mama bekerja sebagai cleaning services upada shift malam.Mama dan papa menikah karena suatu kesalahan yang dibuat mereka, karenanya waktu aku berangkat kuliah ke ibu kota mama wanti-wanti berpesan,”Jaga dirimu nduk, jangan salah langkah.Kamu akan menyesal seumur hidup.”Sekarang aku melakukan hal yang sama, malah tinggal bersama dengan lelaki seusia papa,hamil dan menurut daddy akan bertanggungjawab dan menikahiku.Timbul pertaruangan antara pikiran dan hati nuraniku. Kalau aku ingin mencapai cita-citaku, aku harus ambil pilihan, abors
Sejak dikatakan aku positif hamil dan usia kandunganku sudah berusia dua bulan, aku semakin resah. Daddy mengetahui keresahanku ,menjadi semakin posesif dan protektif. Aku tidak bisa keluar sesuka hatiku, harus ada persetujuan daddy. Aktivitas keluar hanya kontrol ke dokter, ke kampus menyelesaikan beberapa administrasi kelulusanku dan bertemu ibu Angela serta ke mall. Itupun harus dikawal oleh oom Herkules. Ada rasa nyaman dikawal oleh oom Herkules tapi ada juga risih karena orang-orang menatapku jika dikawal Herkules.Pernah aku dengar bisikan seorang ibu ketika belanja di mall, “Kasihan anak itu masih kecil sudah jadi P, cantik memang sayang masa depannya,”“Perempuan kalau matre, tidak peduli apakah yang dijalani halal atau haram.”Kepalaku langsung pening, berdenyut kencang ingin kutonjok mulutnya tapi aku tahu resiko yang akan aku hadapi. Akhirnya keinginan membeli baju hamil gagal, karena aku langsung keluar dari gerai baju diikuti oom Herkules yang bertanya-tanya dalam hati.“N
Daddy memelukku erat-erat, menatapku lekat-lekat, tersenyum tipis menatapku dengan tatapan cinta,” I love you baby,” bisiknya.“ I love you too,” bisikku merapatkan tubuhku ke tubuhnya."Aku masih ingin.""Ish. istirahat dulu." Kataku manja mengusap keringat yang bertebaran di tubuhnya.Tubuh daddy terasa begitu hangat di udara dingin kamar ber AC 18 derajat keringat terus bercucuran. Daddy berguling menahan berat tubuhnya dengan telapak tangannya, merendah, dan mencium wajahku, lalu masing-masing payudaraku, mencium pucuknya , putingku yang terlihat melebar dengan bibirnya. Turun ke bawah mencium perutku yang membuncit , meletakkan kepalanya, didengarnya detak jantung bayiku, terus ke paha, ke tungkai, ke kakiku , pergelangan kakiku di cium dan berakhir di telapak kakiku. Daddy tidak menciumnya, memijat sebentar, kemudian mencium gemas, naik ke atas lagi membuatku terkikik-kikik manja. Kesukaan daddy jika aku terkikik-kikik manja, menggeliat manja dan berbisik, “Aku suka permaina
Dalam tidur, aku merasakan tanganku dibelai sampai ke lenganku, kemudian tanganku di pegang erat-erat disatukan dengan tangannya. Aku tahu siapa pelakunya, daddy. Aku berusaha membuka mataku, entah mengapa mataku sulit terbuka, bagaikan ada uang logam seribu rupiah menempel di mataku. Akhirnya aku berbisik,”Daddy..” “Ya my baby,” terdengar bisik halus hampir tak terdengar. Aku memaksa membuka mataku, tetap tidak bisa. Apa yang mereka buat kepadaku sehingga kau tidak bisa membuka mataku? Batinku gelisah. “Baby, I love you,” bisik daddy. “I love daddy too,” Lalu aku menangis, “Daddy bayi kita meninggal?” Tidak ada jawaban, malah tangan yang memegang tanganku semakin erat memegangku. “Maafkan daddy.”suara daddy terdengar serak menahan emosi. Terdengar isak tangis daddy.Sekuat tenaga aku membuka mata, lalu duduk, tapi ada sesuatu menghalangiku. Rupanya alat infus dan alat bantu pernapasan. “Baby jangan bergerak sayang,” “Daddy menangis? Kata dokter Budi bayi kita sehat, kok di
Semalam aku tidak bisa tidur, nyeri di perut bekas operasi terasa nyeri sampai di belakang, nyeri di payudaraku yang bengkak karena air susuku menetes terus, sudah kupijat payudara untuk mengeluarkan air susu hanya menetes membuat bra dan blus basah di sekitar dada, belum lagi dadaku terasa nyeri karena sakit hati dibohongi daddy, ditambah kepalaku yang pening, lengkap sudah penderitaanku karena sakit mendominasi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa menangis mengutuk diriku yang begitu bodoh, bisa dibohongi daddy selama dua tahun. Aku kira akulah satu-satunya wanita yang dicintainya, akulah primadonanya, akulah kekasih jiwanya, ternyata itu semua bohong. Aku disebut berselingkuh dengan daddy, aku disebut pelakor, disebut jalang, pelacur semua sampah masyarakat di jatuhkan padaku oleh wanita paruh baya yang mengaku ibunya. Aku tersenyum tipis , teringat pertanyaanku, “Tante isterinya?” Hampir terloncat dari bibirku, pantas daddy menjadikanku kekasihnya karena isterinya tua. Bagaimana kal
Aku terkejut melihat wanita paruh baya sedang sibuk memarahi oom Herkules,” Telepon terus pelakor tidak tahu diri, menghalangi semua rencanaku kalau dibiarkan!”“Hemm.” Aku mengeluarkan suara agar wanita paruh baya itu tahu aku ada di belakangnya.“Rupanya si pelakor ke luar, Rinto kau bertugas menjaganya kok tidak tahu dia keluar? Jangan-jangan dia mencari mangsa baru?”Oom Herkules yang sebenarnya bernama Rinto menunduk,”Maaf nyonya besar, saya khilaf.”“Buka pintu apartemen anakku.” Bentak wanita paruh baya itu kepadaku.“Saya rasa ibu tidak berhak masuk, ini diberikan anak ibu kepada saya.” Kataku.“Apa? Beraninya dia mengaku pemilik apartemen ini?” teriaknya.“Rinto, panggil manajer apartemen !”Perintah wanita paruh baya.“Oom tidak usah panggil manajer, “ kataku melihat gestur oom Herkules yang serba salah, mengikuti perintah wanita paruh baya atau mendengar perkataan ku.Aku langsung memasukkan kartu , pintu terbuka ,Wanita paruh baya yang bernama Soraya, mengedarkan pandanganny