Share

Keluarga Toxic

Penulis: AirinNash
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-05 17:10:05

Bahagia Setelah Berpisah 2.

**

"Ngapain kamu pakai bedak segala. Tetap aja wajahmu gak berubah, dekil dan hitam," ucap Mas Hamdan terkekeh menertawakan ku.

Aku hanya diam melihatnya dengan wajah datar. Yah, hina saja dulu sesuka hati. 

"Nih."

Aku meletakkan uang lima ribu yang dia beri buat jatah harian ku. Dia menghentikan tawanya. 

"Apa maksudmu?"

"Kamu gak lihat aku kembalikan uang lima ribu perak yang kamu kasih. Aku gak butuh uang itu," kataku melihatnya sebentar.

Aku kembali memoles bedak ke wajahku tak peduli dengan ocehan Mas Hamdan. 

"Dasar sombong. Emang kamu punya duit. Masih nadah aja sombong!" 

"Yang sombong itu kamu, Mas. Aku mau kerja sesuai keinginanmu. Aku bisa jadi seperti Mbak Lia atau Mbak Astri kalau aku mau," ucapku dengan cibiran padanya.

Mendengar ucapanku dia tertawa terbahak-bahak.

 "Hahaha … Lucu sekali kamu, lihat kaca itu dengan matamu jangan pake mata kaki ngelihat nya. Kamu itu cocok nya cuma jadi babu. Mau disamakan sama Mbak Lia si janda bohai dan pekerja kantor pula terus kamu mau ngarap mirip Mbak Astri seorang dokter. Mimpi kamu!"

Mas Hamdan masih terkekeh bahagia melihat perengutan di wajahku. 

"Ya hina saja dulu. Rezeki manusia gak ada yang tahu. Bisa aja kamu jatuh bangkrut karena menghina istri sendiri," ujarku dengan santai. Dia berhenti tertawa. 

"Doa kamu jelek banget sama suami. Kalau aku bangkrut kamu gak makan." 

"Selama ini aku juga sering puasa karena jatah makan gak sepantasnya," ucapku juga dengan sinis. Wajah Mas Hamdan berubah. 

"Yah, bagus kamu sudah mau kerja. Jadi segala kebutuhan kamu gak perlu aku kasih lagi."

Dia tertawa penuh kemenangan. 

"Itu namanya dzolim sama istri. Nanti dapat karma, loh," ucapku kembali mencibirnya.

"Kamu jadi istri kok ngeselin banget, sih. Ini lah yang buat aku gak betah lama-lama bicara sama kamu. Gak ada manis-manisnya sedikitpun." 

"Aduh, Mas. Kamu kok malah mojokin aku, sih. Udah syukur aku mau kerja. Kamu mau penampilan aku mirip Mbak Astri ya kamu jadi kayak suaminya Mbak Astri dong. Dibalik penampilan cantik istri ada dana suami di belakangnya." Mas Hamdan terdiam, dia mencibirku.

"Jadi kayak Mbak Lia dong. Udah cantik kerja kantoran dan penampilan keren, cari duit sendiri." 

"Dia janda dan gak ngurusi anak serta suami. Kalau udah nikah dan punya anak bisa aja dia jadi lebih jelek dari aku."

Aku membalik badan kemudian membawa Sesil yang masih enam bulan dalam gendongan.

"Hamdan … Hamdan."

Ibu mertua berteriak di luar. Bukannya ngucapin salam malah teriak. Dia melengos masuk saja dan mendapati Fatih sedang duduk manis di kursi ruang tamu.

"Mana Ibu kamu?" tanya nya ketus ke Fatih. 

"Lagi siap-siap, Nek."

Ibu mertua melirik Fatih gusar karena melihat Fatih memainkan gawai. 

"Main Handphone segala. Heh, kamu masih kelas enam SD ngapain pake main HP segala. Belajar sana, lagian dari mana kamu ada HP android kayak gini," 

"Main HP buat dapat duit, Nek." 

"Kamu judi ya, kecil-kecil udah tahu main judi kamu," 

"Eh, enggak, Nek. Judi itu hukumnya haram. Aku melakukan pekerjaan yang halal buat dapat duit. Percuma aku ngaji di masjid kalau main judi," 

"Sok alim banget kamu, terus duit dari mana kamu dapat Handphone. Kamu ngompas duit bapakmu, 'kan? Duit anakku kamu embat?" 

"Jangan asal nuduh, Nek. Ini Bunda yang beliin." Ibu mertua hanya mencibir, dia kemudian mendatangiku. Netraku membola melihat dia membawa buntalan pakaian. 

"Yuni, dari mana kamu ada duit buat beliin Handphone si Fatih," katanya dengan wajah garang. 

"Emangnya kenapa? Aku gak minta duit Ibu juga!" 

"Tetapi kamu pakai duit anakku. Mending duitnya buat ganti Handphone baru Ambar. Ambar lebih butuh Handphone dari pada anakmu," katanya ketus.

Astaga, baru saja adik iparku itu ganti gawai baru dua bulan yang lalu. 

"Si Ambar kan baru saja ganti Handphone sebulan yang lalu, Bu." 

"Ya dari pada duitnya buat anakmu, Ibu sama sekali gak rela," katanya dengan sengit. 

"Eh, Bu. Dari mana Mas Hamdan mau beliin barang mahal buat anakku. Dari Hongkong sana! Itu bukan duit Mas Hamdan," kataku mendengkus kesal melihat Ibu yang berkacak pinggang menatapku garang. Dahinya mengernyit. 

"Lantas dari mana kalau bukan duit anakku. Kamu maling," 

"Sembarangan. Siapa yang maling, Ibu kali. Itu duit dari kampung. Wira yang kasih buat keponakannya." Ibu diam mendengarkan ku. 

"Apasih kok ribut-ribut?" kata Mas Hamdan keluar dari kamar mandi. Dia baru selesai mandi. 

"Hamdan benar si Fatih dapat Handphone dari adiknya Yuni di kampung?" tanya Ibu tak percaya. Mas Hamdan mengedikkan bahu. 

"Iya kali," 

"Terus kamu kok diam aja anak kecil main gawai. Anak kecil tugasnya belajar," 

"Ah, biarin gak urusanku bukan anakku juga." kata Mas Hamdan berlalu ke kamar buat pakai baju hendak berangkat ke kantor.

Ibu mencebik padaku yang terlihat tenang. 

"Nih, Ibu minta tolong kamu cuci-kan pakaian Ibu sekeluarga. Mesin cuci Ibu rusak dan Ibu gak biasa nyuci pakai tangan. Bulan depan Ibu mau di belikan yang baru sama Hamdan kalau udah gajian," ucap Ibu enteng meletakkan buntalan pakaiannya di depanku. 

"Kok, datang ke sini, Bu. Pergi sana ke loundry, emang aku babu?" 

"Uang dari mana? Lagian ada kamu yang biasa kerja. Kamu mesin cuci aja gak punya. Jadi udah biasa nyuci kalau Ibu gak biasa dan gak bisa kalau gak pakai mesin cuci," katanya dengan santai. Sudah nyuruh bukannya baik-baik malah memaksa. 

"Maaf, aku bukan babu Ibu lagi. Aku mau pergi kerja. Sesuai yang Ibu mau dan Mas Hamdan supaya aku gak ongkang-ongkang kaki di rumah." Ibu malah terkekeh melihat ku.

"Mau kerja apa? Mana ada orang mau nerima kerja sekalian bawa bayi enam bulan." 

"Pasti ada, aku bakal buktikan aku bisa sukses." Ibu malah terbahak-bahak tertawanya.

"Hahaha … Sukses dari mana? Paling kerjaan kamu Babu. Penampilan kayak kamu gak jauh-jauh dari Babu." 

"Oh, lebih baik jadi babu dapat duit dari pada kerja di rumah ini apalagi Ibu suruh-suruh. Maaf ya ogah banget," kataku santai. Aku sudah siap dengan tas dan payung buat melindungi Sesil. 

"Fatih ayo, Nak. Ayo berangkat," ucapku santai meninggalkan Ibu mertua yang mencebik kesal padaku karena pakaiannya tak aku cuci. 

Lihat saja ya, kalian. Ini baru awalnya.

Bersambung. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener Yun kmu balik2in itu mertua toxis dn g punya akhlak sama kaya anak nya ...
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Ada lagi yg begini, jujur bingung sama modelan mertua dan yg gak ada akhlak begitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   Wajah Iri

    Bahagia Setelah Berpisah 3. **Aku mengantar anakku sekolah menaiki Bus. Sesil terlihat ceria dengan mainan 'gigitan bayi' ditangannya."Bunda, tembus sejuta lima ratus. Fatih mau beli laptop sekalian ganti Handphone," ujarnya sumringah.Aku menatap bocah yang usianya hampir 12 tahun ini. Dia sebentar lagi masuk SMP, bocah yang seharusnya mendapat kasih sayang penuh itu sudah pandai mencari duit sendiri.Anakku diam-diam menjadi kreator konten di aplikasi merah dan yang menyukai videonya belum banyak masih sekitar 1k subscriber. Konten yang di masukkan selalu ku awasi.Dia membuat konten tentang pelajaran di sekolahnya. Bagaimana menyelesaikan persoalan matematika. Bagaimana cara mengajari anak usia 5 tahun membaca. Bagaimana mengaji dengan baik, tentu dia mengambil konten

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-05
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   Jangan Mengatur Aku

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 4**"Kamu di tanyain kok malah senyum-senyum gak jelas. Kamu ngejek atau bagaimana!" Ibu memasang wajah garang."Yang pasti ya Bu. Duit membeli ini semua bukan dari Mas Hamdan," aku berkata santai sambil membuka makanan di depanku."Terus duit siapa? secara kamu kere dan miskin, gak pernah di kasih duit sama anakku!" ujarnya dengan cibiran seakan senang aku diperlakukan tak adil. Lihat saja ya, Bu. Berkata lah seenak mu sekarang."Aku sudah kerja dan majikanku baik. Aku dapat makanan ini dari dia. Soal laptop Fatih, dapat dari adikku di kampung," kataku santai. Ibu hanya sinis melihatku. Bibirnya di monyong kan ke depan buat mengejekku."Kerja a

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-05
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   Mati Kutu

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 5**PoV Yuni"Aku kayaknya gak bisa masak lagi siang hari buat kamu, Mas," ucapku dengan wajah datar. Dahi Mas Hamdan berkerut."Kenapa?""Aku mulai besok sudah bekerja. Dan aku akan fokus ke pekerjaan aku," kataku dengan tenang. Dia menarik kursi dan duduk di sebelahku."Kerja? Emang kamu udah kerja? Kerja apa? Jadi pembantu ya?" Pertanyaan secara bertubi-tubi dia katakan padaku."Kerja yang halal lah, mau jadi babu atau gak yang penting aku bekerja secara halal supaya bisa beli susu dan diapers Sesil," sergahku ke arahnya. Wajahnya memerah, Mas Hamdan memajukan bibirnya seperti mengejekku."Kalau gak mau kerja juga gak apa. Pak

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-05
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   6. Beli Mobil

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 6**PoV YuniAku teringat tadi pagi saat aku meninggalkan Mas Hamdan ketika dia hendak sarapan. Rasanya aku begitu puas. Puas melihat wajah kecewanya. Biasanya dia yang selalu mengecewakanku. Ini ku anggap belum apa-apa karena masih banyak sekali kejutan-kejutan manis untuknya dan keluarganya.Aku membuka gawaiku dan duduk manis di ruang kerjaku. Aku merasa bahagia bisa menjadi bos. Ternyata menjadi bos itu menyenangkan. Aku tak pernah berpikir buat membuka usaha karena uang itu kubiarkan mengendap di bank. Hanya sebagian kuberikan buat usaha Bapakku dan Wira di kampung.Aku tidak bekerja lagi di Hongkong karena Ibuku sudah tiada sehingga aku harus ambil alih buat mengurus anak ku, Fatih. Lagi pula majikan ku sudah meninggal dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   7. Masih Singgle

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 7**Netraku membola membaca pesan dari Mas Hamdan. Apa maksudnya? Sudah berani dia mengirim pesan pribadi lewat inboks.[Terima kasih, boleh aja] balas ku sambil mencibirnya.[Kamu keren sekali. Nama kamu siapa, sih?] balasnya lagi.[Nama aku seperti yang tertera di profil][Nama kamu unik juga ya. Kamu orang luar ya?][Asli negara ini dong. Cuma keluargaku pernah tinggal di luar negeri][Oh, pantas kamu kayak unik gimana, gitu. Emangnya kamu dulu pernah tinggal dimana?][Di dekat-dekat China lah] jawabku asal. Dasar kepo.&

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   8. Aku Pria Sholeh Tapi Boong

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 8.*Suara adzan berkumandang. Aku terbangun dan mendapati Mas Hamdan sedang tidur sambil memelukku. Ih, entah mengapa melihatnya aku langsung merasa kesal. Segera ku lepas kasar tangannya. Dia menggeliat dan beralih membelakangi ku. Netraku teralih ke Sesil. Aku menciumi gadis kecil yang masih enam bulan itu.Aku keluar sambil merenggangkan otot-otot tubuhku karena habis bangun tidur. Ku dapati anakku sudah rapi dengan peci dan baju Koko."Bun, hari ini jadikan temani aku ke masjid. Fatih sudah minta izin mau ambil video Pak Ustadz yang lagi ceramah di sesi tanya jawab." Fatih berdiri berharap aku mau menemani dia membuat konten. Sungguh anak ini semangat sekali setelah ada gawai dan laptop baru."Di masjid sini, kan?" tanyaku sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   9. Baik Buat Orang Lain

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 9.**"Kamu mau beli apa dengan uang sepuluh juta?" tanya Mas Hamdan saat aku sedang di kamar dan menggendong anakku sekaligus mengambil tas."Apa sih kamu, uang itu buat Fatih," kataku mencebik padanya."Yun, aku sebenarnya butuh uang buat modal usaha. Kapan-kapan aku bisa pinjam ya. Nanti kalau usahaku berjalan lancar dan uang nya kembali banyak ke kamu," dia mendekati dan duduk di kasur. Aku menatapnya tajam, Mas Hamdan benar-benar keterlaluan. Bila aku ada uang maka dia akan sibuk untuk menguasai."Gak bisa. Fatih mau khitan dan aku mau buat acara untuknya sekaligus buat biaya sekolahnya!" kudengar Mas Hamdan menarik napas panjang."Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   10. Tidak Pulang

    BAHAGIA SETELAH BERPISAH 10.**Aku tertegun melihat undangan yang di berikan Pak Irsyad. Dia adalah Bos Mas Hamdan. Aku sama sekali tak tahu. Aku tak pernah diajak berinteraksi dengan rekan-rekan kerjanya. Sudah dua tahun menikah namun baru sekali dua kali aku diajak ke resepsi pernikahan temannya itupun saat pengantin baru. Pergi ke acara kantor sama sekali tak pernah."Insya Allah saya datang, Pak," kataku ke Pak Irsyad."Saya tunggu Yuni," kata Pak Irsyad mengulas senyum."Maaf, Pak. Boleh saya tanya, hmm … Apakah Hamdan Irawan karyawan Bapak?" tanyaku dengan ragu. Dahi Pak Irsyad mengernyit."Sepertinya saya pernah dengar nama itu. Oh, Hamdan Irawan ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11

Bab terbaru

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   98. End

    Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   97. Liburan Romantis

    Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   96. Ujung Kata

    Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   95. Menuju End

    Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   94. Part Romantis

    Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   93. Pernikahan Ketiga

    Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   92. Kejutan Manis

    Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   91. Lamaran Romantis

    Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb

  • BAHAGIA SETELAH BERPISAH   90. Kamu Harus Move On

    Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.

DMCA.com Protection Status