BAHAGIA SETELAH BERPISAH 7
**
Netraku membola membaca pesan dari Mas Hamdan. Apa maksudnya? Sudah berani dia mengirim pesan pribadi lewat inboks.
[Terima kasih, boleh aja] balas ku sambil mencibirnya.
[Kamu keren sekali. Nama kamu siapa, sih?] balasnya lagi.
[Nama aku seperti yang tertera di profil]
[Nama kamu unik juga ya. Kamu orang luar ya?]
[Asli negara ini dong. Cuma keluargaku pernah tinggal di luar negeri]
[Oh, pantas kamu kayak unik gimana, gitu. Emangnya kamu dulu pernah tinggal dimana?]
[Di dekat-dekat China lah] jawabku asal. Dasar kepo.
&
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 8.*Suara adzan berkumandang. Aku terbangun dan mendapati Mas Hamdan sedang tidur sambil memelukku. Ih, entah mengapa melihatnya aku langsung merasa kesal. Segera ku lepas kasar tangannya. Dia menggeliat dan beralih membelakangi ku. Netraku teralih ke Sesil. Aku menciumi gadis kecil yang masih enam bulan itu.Aku keluar sambil merenggangkan otot-otot tubuhku karena habis bangun tidur. Ku dapati anakku sudah rapi dengan peci dan baju Koko."Bun, hari ini jadikan temani aku ke masjid. Fatih sudah minta izin mau ambil video Pak Ustadz yang lagi ceramah di sesi tanya jawab." Fatih berdiri berharap aku mau menemani dia membuat konten. Sungguh anak ini semangat sekali setelah ada gawai dan laptop baru."Di masjid sini, kan?" tanyaku sa
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 9.**"Kamu mau beli apa dengan uang sepuluh juta?" tanya Mas Hamdan saat aku sedang di kamar dan menggendong anakku sekaligus mengambil tas."Apa sih kamu, uang itu buat Fatih," kataku mencebik padanya."Yun, aku sebenarnya butuh uang buat modal usaha. Kapan-kapan aku bisa pinjam ya. Nanti kalau usahaku berjalan lancar dan uang nya kembali banyak ke kamu," dia mendekati dan duduk di kasur. Aku menatapnya tajam, Mas Hamdan benar-benar keterlaluan. Bila aku ada uang maka dia akan sibuk untuk menguasai."Gak bisa. Fatih mau khitan dan aku mau buat acara untuknya sekaligus buat biaya sekolahnya!" kudengar Mas Hamdan menarik napas panjang."Ka
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 10.**Aku tertegun melihat undangan yang di berikan Pak Irsyad. Dia adalah Bos Mas Hamdan. Aku sama sekali tak tahu. Aku tak pernah diajak berinteraksi dengan rekan-rekan kerjanya. Sudah dua tahun menikah namun baru sekali dua kali aku diajak ke resepsi pernikahan temannya itupun saat pengantin baru. Pergi ke acara kantor sama sekali tak pernah."Insya Allah saya datang, Pak," kataku ke Pak Irsyad."Saya tunggu Yuni," kata Pak Irsyad mengulas senyum."Maaf, Pak. Boleh saya tanya, hmm … Apakah Hamdan Irawan karyawan Bapak?" tanyaku dengan ragu. Dahi Pak Irsyad mengernyit."Sepertinya saya pernah dengar nama itu. Oh, Hamdan Irawan ya
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 11**PoV Yuni"Kamu pikir aku gak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku, Mas!""Kamu bicara apa sih, Yun.""Gak perlu bohong lagi, Mas Hamdan. Aku tahu kamu pernah punya affair dengan sesama karyawan di bagian pemasaran dan sekarang pindah ke bagian gudang!""Kamu tahu dari mana?""Benar kan gosip itu. Kamu pernah tidak setia di belakangku?""Itu hanya gosip, Yun. Semuanya cuma kabar burung dan gak perlu dipercaya belum tentu benar adanya.""Gak
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 12.**PoV Yuni"Emang kenyataannya kamu jelek, kusam dan bau bawang." ucapan itu lagi beberapa kali menggores hatiku. Walau dianggap bercanda. Dia tak tahu kalau hati wanita itu lebih luas dari dalamnya lautan. Perkataan yang menyakitkan dan menambah luka bisa diingat wanita sampai kapanpun."Apakah aku dan Sesil pernah berarti dalam hidupmu?" tanyaku tanpa melihatnya karena perkataannya selalu menggoreskan luka itu."Ya biasa aja, sih. Kamu bicara apa sih, Yuni!" sentaknya kesal padaku. Seakan dia di tuntut masalah uang."Kalau begitu lebih baik kita berpisah saja, Mas." Kali ini ku alihkan pandangan ke dia. Mas Hamdan terlihat kaget.
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 13.**PoV YuniSeorang pria mengulas senyum membuka pintu ruangan ku."Apa kabar, Mbak?" tanya nya."Wira!" seruku terkaget. Aku mendadak berdiri menyambut adik lelakiku. Dia menghampiri dan mencium tanganku sebagai tanda hormat."Kapan kamu datang. Kok gak bilang-bilang. Mbak bakal nyusul.""Nyusul bagaimana aku bawa mobil dari kampung dan mau di tukar di kota," katanya dengan logat daerah."Sudah sukses kamu sekarang, Wira. Mau ganti mobil segala. Eh, Bapak bagaimana?" tanyaku sambil membimbingnya untuk duduk.
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 14.**PoV YuniBagaimana rasanya jika suami memberikan perhatian ke wanita lain. Memberikan hadiah dan kejutan. Apakah selama ini ada rasa yang tersimpan di hatinya buat wanita itu. Mbak Lia, sejak kapan mereka dekat? Apakah setelah peristiwa mobilnya mogok mereka baru saja dekat? Atau sudah lama? Aku sama sekali tak pernah tahu. Yang aku tahu, Mas Hamdan tidak akan mungkin mau berbagi hati karena berbagi pendapatan dengan ku saja dia mikir 1000 kali.Ternyata dugaan ku salah. Dia suka tebar pesona dengan banyak wanita. Entah sudah dapat keuntungan lebih atau belum, yang jelas sikapnya sungguh membuat miris."Kanapa kotak nya gak ada isinya, Mas?" tanya Mbak Lia memasang wajah
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 15.**PoV YuniHongkong sekitar 6 tahun yang lalu."Today is your day off, are you willing to take me for a walk?"(Hari ini kamu libur, apakah kamu bersedia mengajakku berjalan-jalan?)Majikan ku tampak cemberut bila aku libur. Dia merasa kesepian karena aku yang selalu mengurusnya. Bila aku keluar buat cuci mata sebentar dia sering termenung sendiri. Pekerjaanku hanya mendengarkan keluh kesahnya di samping mengerjakan pekerjaan rumah. Aku duduk di dekatnya seperti selama ini kulakukan bila mendengarkannya bercerita. Dia wanita tua dengan kursi roda."Of course, where do you want to go?"(Tentu saja
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.