BAHAGIA SETELAH BERPISAH 11
**
PoV Yuni
"Kamu pikir aku gak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku, Mas!"
"Kamu bicara apa sih, Yun."
"Gak perlu bohong lagi, Mas Hamdan. Aku tahu kamu pernah punya affair dengan sesama karyawan di bagian pemasaran dan sekarang pindah ke bagian gudang!"
"Kamu tahu dari mana?"
"Benar kan gosip itu. Kamu pernah tidak setia di belakangku?"
"Itu hanya gosip, Yun. Semuanya cuma kabar burung dan gak perlu dipercaya belum tentu benar adanya."
"Gak
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 12.**PoV Yuni"Emang kenyataannya kamu jelek, kusam dan bau bawang." ucapan itu lagi beberapa kali menggores hatiku. Walau dianggap bercanda. Dia tak tahu kalau hati wanita itu lebih luas dari dalamnya lautan. Perkataan yang menyakitkan dan menambah luka bisa diingat wanita sampai kapanpun."Apakah aku dan Sesil pernah berarti dalam hidupmu?" tanyaku tanpa melihatnya karena perkataannya selalu menggoreskan luka itu."Ya biasa aja, sih. Kamu bicara apa sih, Yuni!" sentaknya kesal padaku. Seakan dia di tuntut masalah uang."Kalau begitu lebih baik kita berpisah saja, Mas." Kali ini ku alihkan pandangan ke dia. Mas Hamdan terlihat kaget.
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 13.**PoV YuniSeorang pria mengulas senyum membuka pintu ruangan ku."Apa kabar, Mbak?" tanya nya."Wira!" seruku terkaget. Aku mendadak berdiri menyambut adik lelakiku. Dia menghampiri dan mencium tanganku sebagai tanda hormat."Kapan kamu datang. Kok gak bilang-bilang. Mbak bakal nyusul.""Nyusul bagaimana aku bawa mobil dari kampung dan mau di tukar di kota," katanya dengan logat daerah."Sudah sukses kamu sekarang, Wira. Mau ganti mobil segala. Eh, Bapak bagaimana?" tanyaku sambil membimbingnya untuk duduk.
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 14.**PoV YuniBagaimana rasanya jika suami memberikan perhatian ke wanita lain. Memberikan hadiah dan kejutan. Apakah selama ini ada rasa yang tersimpan di hatinya buat wanita itu. Mbak Lia, sejak kapan mereka dekat? Apakah setelah peristiwa mobilnya mogok mereka baru saja dekat? Atau sudah lama? Aku sama sekali tak pernah tahu. Yang aku tahu, Mas Hamdan tidak akan mungkin mau berbagi hati karena berbagi pendapatan dengan ku saja dia mikir 1000 kali.Ternyata dugaan ku salah. Dia suka tebar pesona dengan banyak wanita. Entah sudah dapat keuntungan lebih atau belum, yang jelas sikapnya sungguh membuat miris."Kanapa kotak nya gak ada isinya, Mas?" tanya Mbak Lia memasang wajah
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 15.**PoV YuniHongkong sekitar 6 tahun yang lalu."Today is your day off, are you willing to take me for a walk?"(Hari ini kamu libur, apakah kamu bersedia mengajakku berjalan-jalan?)Majikan ku tampak cemberut bila aku libur. Dia merasa kesepian karena aku yang selalu mengurusnya. Bila aku keluar buat cuci mata sebentar dia sering termenung sendiri. Pekerjaanku hanya mendengarkan keluh kesahnya di samping mengerjakan pekerjaan rumah. Aku duduk di dekatnya seperti selama ini kulakukan bila mendengarkannya bercerita. Dia wanita tua dengan kursi roda."Of course, where do you want to go?"(Tentu saja
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 16**Mereka sepertinya senang memojokkan aku di sini. Aku tetap tenang menanggapi sikap mereka. Mau menuduh atau apa sekalipun terserah saja. Yang pasti mereka syirik sama aku."Udahlah, Mbak jujur aja ngapain kamu bohong. Pasti ada lelaki lain yang modali kamu sehingga kamu bisa bergaya kayak gini!" Ambar masih penasaran. Dia terus mencecar ku agar aku jujur mengakui sesuatu yang menjadi kemauannya."Ada sih, kamu dari tadi nyuruh aku jujur dan jujur. Kalian begitu penasaran rupanya. Kamu mau aku tunjukkan!" kataku sambil tersenyum."Benar kan, Bu. Mbak Yuni ini bekerja sebagai prostitusi. Kamu masih istri Mas Hamdan, Mbak. Kalau kamu dilaporkan bisa masuk penjara
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 17.**PoV YuniAku merasa tegang. Aku tak terbiasa berbicara di depan orang banyak. Apalagi pekerjaan ku dahulu sebagai TKW hanya mengurus majikan ku yang sakit. Setelah kembali ke Indonesia, aku memberikan sebagian uang hasil kerjaku ke Bapak untuk ternak. Aku sama sekali tak punya kemampuan apapun dalam hal berbicara di depan umum."Mbak, Neng Susi sudah datang buat make over," kata Rosita masuk ke ruangan ku."Suruh masuk saja, Ros," ucapku. Dia memanggil wanita yang lumayan gemuk namun cantik itu. Wajahnya terawat dan putih bersih."Bunda, aku mau menjadikan Bunda sebagai konten. Merubah penamp
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 18.**Mas Hamdan menatap aku sengit. Dia begitu marah melihatku bersama Wira dan Rosita di gedung ini."Pulang kamu, Yuni!" katanya dengan tatapan tajam. Dia menatapku dengan wajah datar."Apa hak kamu, Mas. Ini bukan pesta kamu!" kataku melipat kedua tanganku."Mengapa kamu bisa datang ke sini? Apa keperluan mu?" Dia berbicara ketus padaku dan sesekali tersenyum dengan orang banyak mengisyaratkan dia adalah tamu penting."Ada keperluan atau tidak itu bukan urusanmu!" sentakku padanya. Rahangnya mengeras melihat jawaban ku yang ketus."Kamu semakin berani sama aku, Yun. Aku perintahkan k
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 19.**Aku berjalan dengan langkah gontai hendak menuju panggung yang sudah dipersiapkan Pak Irsyad. Dari atas podium dia sudah tersenyum manis padaku. Tentu saja aku membalasnya. Tanpa terduga Mas Hamdan berjalan kearah ku dan wajahnya sulit untuk di tebak.Tentu saja aku sama sekali gak mempedulikannya. Dia menghentikan langkahku dengan berbisik kepadaku sambil memegang tanganku."Yuni, jelaskan semua ini sejelas-jelasnya karena aku masih suami kamu dan aku berhak tahu kebenaran yang sesungguhnya," ucapnya dengan tegas. Aku melepaskan tangannya kasar dan mendengkus padanya."Jangan sentuh aku, hormati aku!""Kamu
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.