Masa setelah PROLOG....Hari ini Regi pulang ketika Tazkia hendak pergi menemui Sandra di salah satu Kafe daerah Kemang.Alhasil, Tazkia terpaksa menunda kepergiannya itu karena tak ingin menimbulkan kecurigaan Regi."Kamu tidur di mana seminggu ini Mas?" Tanya Tazkia meski hanya sekadar basa-basi busuk. Jangankan ingin tahu tentang di mana Regi tidur, bahkan apa saja yang lelaki itu lakukan, Tazkia benar-benar sudah tak perduli.Hatinya seperti sudah mati rasa pada Regi akibat perlakuan kejam dan sadis lelaki itu terhadapnya selama ini.Hidup dalam ketakutan setiap detik, setiap waktu, cukup membuat Tazkia merasa begitu tersiksa siang dan malam.Kini, hidupnya sudah terasa lebih manusiawi dan Tazkia hanya perlu bersabar sampai keinginannya untuk benar-benar terbebas dari Regi tercapai.Itulah sebabnya, Tazkia tak ingin melakukan kesalahan sekecil apapun sebelum hari itu tiba."Di rumah baru," jawab Regi apa adanya."Rumah baru?" Kening Tazkia berkerut."Iya, rumah baru yang pengerjaa
Waktu makan siang tiba, seperti biasa kantin kantor pasti ramai pengunjung.Arini dengan tiga rekannya sesama anak magang tampak berjalan memasuki area kantin dan saling celingukan mencari tempat duduk kosong."Itu tuh kosong," tunjuk Tisa ke salah satu meja yang letaknya agak tengah di dalam ruangan luas itu.Mereka berempat akhirnya berbondong-bondong ke sana sebelum ditempati orang, lalu seperti biasa akan membagi tugas. Kali ini, Arini mendapat tugas untuk menjaga meja mereka, sementara dua teman yang lain memesankan makanan dan minuman untuk mereka."Pak Restu, udah semingguan ini kok saya nggak liat Sandra sekretarisnya Pak Regi ya di kantor? Pak Regi juga jarang masuk, memang selentingan kabar yang bilang katanya mereka mau nikah itu bener nggak sih?" Ucap suara seorang pegawai yang duduk tak jauh dari meja Arini. Saat Arini menoleh, ternyata itu adalah sekumpulan Manager.Gosip tentang Sandra itu jelas membuat Arini jadi memanjangkan telinga."Saya juga kurang tahu Pak Anwar.
"Dokter Fadli sedang ada di pemakaman Ibunya," beritahu sebuah suara berat lelaki pada Sandra melalui sambungan telepon rahasianya."Oke baik, aku ke sana sekarang! Pastikan tidak ada orang lain yang mengikutiku!" Tegas Sandra kemudian."Baik, Bu," jawab si lelaki lagi hingga sambungan telepon itu pun berakhir.Cukup dirinya kecolongan karena sudah dimata-matai oleh suruhan Tazkia sejak beberapa hari yang lalu saat dirinya sedang bertukar informasi di kafe itu dengan orang lain yang juga bekerja sama dengannya dalam menjalani misi kali ini.Jauh sebelum hari ini, mata-mata suruhan Tazkia itu pun sudah pernah memata-matainya bersama Regi dan hal itu tak terlihat berbahaya bagi Sandra itulah sebabnya, Sandra tak memusingkannya, hanya saja keberadaannya di kafe itu cukup membahayakan penyamarannya jika mata-mata tersebut sampai tahu siapa dia sebenarnya dan apa yang dia lakukan di kafe itu setiap sore hari beberapa hari kemarin.Namun, setelah orang-orangnya berhasil membekuk mata-mata i
Sandra benar-benar membuktikan perkataannya tersebut dengan bekerja sama bersama Fadli, memberikan hasil resume medis yang telah dibuat Fadli sewaktu terakhir kali Tazkia mengalami siksaan berat oleh Regi hingga mengalami keguguran berulang.Hasil resume medis yang bisa menjadi bukti bagi Tazkia untuk mengajukan gugatan cerai secara diam-diam ke pengadilan Agama atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya akibat perbuatan Regi selama ini.Sandra memang tidak turun langsung untuk memberikan hasil resume medis tersebut pada Tazkia, melainkan Fadli sendiri yang bergerak, melalui Mira, Kakak Tazkia."Apa Mba yakin cara ini akan berhasil?" Tanya Tazkia meragu ketika Mira memberikan bukti hasil resume medis asli miliknya. Bukan lagi resume medis palsu yang selama ini dibuat oleh Dokter Ilham."Mba yakin seratus persen rencana ini akan berhasil membuat pihak pengadilan menerima berkas ceraimu, Kia. Hasil resume medis itu akurat, dan itu akan memberatkan Regi tanpa bisa lagi di
Hari itu, tak sengaja Fadli melihat keberadaan Regi di rumah sakit yang ternyata ingin menemui Dokter Ilham.Merasa penasaran ada perlu apa lelaki brengsek itu mendatangi Ilham, jadilah Fadli langsung mendekati rekan seprofesinya itu begitu Regi dan Ilham sudah selesai bertemu."Ham?" Panggil Fadli yang memang sejak tadi mengawasi pertemuan Ilham dan Regi di kejauhan. Kebetulan pasien Fadli hari itu sedikit, jadi dia bisa leluasa wara-wiri di rumah sakit sejenak.Ilham yang sedang berjalan menuju ruangannya jadi berbalik."Eh, Fadli? Ada apa?"Fadli berlari kecil ke arah Ilham, menoleh ke belakang, memastikan Regi sudah benar-benar pergi."Ada perlu apa dia ke sini?" Tanya Fadli yang jadi kepo.Ilham tersenyum tipis, dan dari senyuman Ilham, Fadli tahu ada hal yang tidak beres tengah terjadi."Kita bicara di ruangan gue aja yuk," ajak Ilham pada Fadli.*****"Hallo? Kamu di mana sayang? Aku kangen nih..." Ucap sebuah suara seksi seorang wanita di seberang.Regi yang saat itu baru saja
Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu Regi pun tiba.Semua berjalan dengan baik dan sempurna.Seperti apa yang telah Regi perkirakan.Serah terima barang-barang ilegal hasil penyelundupan itu sudah beres dan kini Regi hanya perlu mencari waktu yang tepat untuk memasarkannya.Setelah lelah bekerja selama hampir dua minggu belakangan, kini saatnya Regi beristirahat sejenak untuk menumpahkan segala hasrat terpendamnya selama ini.Meski untuk benar-benar mencapai hal itu, Regi masih harus bersabar sedikit lagi.Pernikahan Regi dan Sandra tidak mewah dan juga tidak megah.Karena ini pernikahan keduanya, demi menjaga image baiknya di hadapan publik, Regi memutuskan untuk tidak menggembor-gemborkan pernikahannya dengan Sandra kali ini dan hanya membiarkan segelintir orang terdekat saja yang tahu.Pernikahan yang berlangsung di salah satu masjid di sekitar komplek kediaman Regi sebelumnya, tampak ramai di hadiri oleh warga sekitar dan kerabat terdekat.Tak banyak yang memuji, dan lebih banyak
Malam itu, Regi dan Sandra sampai di kediaman baru mereka yang Regi persembahkan untuk Sandra sebagai hadiah pernikahan.Regi sengaja menutup kedua mata Sandra menggunakan kain penutup mata sebelum mereka keluar dari mobil dan melihat ke dalam rumah tersebut."Mas, kenapa pakai beginian segala sih?" Tanya Sandra sok manja. Senyum lebar wanita itu merekah dengan wajahnya yang terlihat merona."Kan biar surprise, sayang," Regi menuntun Sandra turun dari mobil lalu mereka berjalan memasuki pintu utama di mana dua orang bodyguard berseragam hitam berdiri di sisi kanan dan kiri pintu untuk berjaga."Mas, kita mau kemana sih?" Tanya Sandra yang masih meraba-raba dengan Regi yang memapahnya dari belakang."Kita ke kamar dong, mau kemana lagi?" Ucap Regi sambil tertawa."Awas tangga, pelan-pelan," ucap Regi memberi aba-aba. Merasa tak sabar, akhirnya Regi malah membopong tubuh Sandra hingga wanita itu berteriak saat tubuhnya merasa seperti terbang."Mas... Pelan-pelan," jeritnya manja.Begitu
Pagi yang cerah menyambut Tazkia saat dirinya membuka mata pagi ini.Seolah baru menghirup udara segar setelah bertahun-tahun terkurung di sangkar emas, Tazkia bangkit dari kasur lantai yang malam tadi ditempati oleh dirinya dan sang Kakak, Mira.Di kontrakan sederhana yang kini disewa Mira untuk keluarganya, Memang hanya ada dua kamar tidur, satu di huni kedua orang tuanya dan satu lagi dihuni Mira dan Tazkia.Merentangkan kedua tangan ke samping, Tazkia merelaksasi otot-ototnya agar lebih rileks. Sedikit melakukan senam pemanasan sebelum akhirnya dia beranjak keluar dari kamar.Aroma masakan yang begitu lezat terhirup oleh indra penghidunya, menerbitkan selera makan Tazkia."Ibu masak sayur sop ya?" Tebak Tazkia yang memang sangat menyukai sayur sop ayam buatan ibunya."Iya, Ibu masak buat kamu," jawab Dina sambil tersenyum lebar.Hari ini adalah hari penting untuk Dina dan Gading atas kembalinya putri mereka ke rumah, hidup bersama mereka lagi.Itulah sebabnya, Dina memasak dengan
Namaku, Tania Andriani.Aku terlahir dari rahim seorang wanita bernama Tazkia Andriani yang kini sudah hidup berbahagia bersama keluarga barunya. Bahkan setelah dia mengasingkan aku hanya karena Ayahku adalah seorang pembunuh.Kedua orang tua angkatku bilang, Tazkia tidak mau merawatku karena dia sangat membenci Ayahku dan berpikir, jika aku sudah besar nanti, aku akan menjadi seperti ayah.Yaitu, seorang pembunuh.Dan semua kekhawatiran itu memang menjadi kenyataan.Kini, aku menjelma menjadi seorang pembunuh tanpa ada siapapun yang mengetahuinya.Aku tidak menyesal menjadi seorang pembunuh karena bagiku, membunuh itu sangat mengasyikkan.Aku sangat menikmati saat-saat di mana mangsaku meregang nyawa secara perlahan-lahan.Memohon, menangis, merintih dan menghiba di hadapanku.Sayangnya, setelah bertahun-tahun berburu tanpa meninggalkan jejak, akhirnya aku melakukan kesalahan fatal saat aku membunuh seorang lelaki bernama Gerald yang ternyata adalah kekasih Cindy, dia adikku. Anak Ta
Seorang gadis berambut panjang bergelombang terlihat berjalan menyusuri trotoar pejalan kaki yang tertutup salju.Dia memasukkan kedua tangannya di balik saku jaket tebalnya.Sesekali bersiul-siul santai sekadar mengusir hawa dingin yang merasuk serta merta. Membuat tubuhnya terus menggigil.Ingin rasanya dia segera sampai di rumah untuk menghangatkan tubuh.Secangkir coklat panas dengan sepotong cake blueberry buatan sang Ibunda terbayang dalam benaknya. Mendadak perutnya jadi keroncongan.Salju yang turun di kota London pada musim dingin kali ini memang cukup lebat dari biasanya. Itulah sebabnya, banyak jalanan ditutup karena badai salju yang tak kunjung berhenti."Assalamualaikum," ucapnya seperti biasa setiap kali memasuki rumah. Meski dia dilahirkan dan menetap di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, namun sebagai seorang muslim, dia wajib melaksanakan semua yang memang menjadi ajaran Agamanya, yaitu Islam. Dan mengucapkan salam adalah hal penting dalam keluarga merek
"HUKUM MATI FADLI SI PEMBUNUH!""DIA SAMA SAJA DENGAN AYAHNYA!""BAHKAN HUKUMAN MATI SAJA BELUM CUKUP UNTUK MEMBALAS PERBUATAN KEJI MEREKA!""ARAK MEREKA DAN RAJAM SAMPAI MATI!""MEREKA MONSTER YANG SANGAT MENGERIKAN!""PEMERINTAH HARUS SEGERA MENINDAK TEGAS KASUS INI!""JANGAN BODOHI MASYARAKAT LAGI!"Semua masa dari berbagai kalangan turun ke jalan, menyuarakan aksi protes atas ketidakbecusan pemerintah dan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan berantai selama ini.Publik kembali dibuat tercengang saat Fadli Al-Hakim, seorang Dokter umum dengan paras tampannya, perilakunya yang sopan, bersahaja dan sangat baik itu ternyata adalah seorang psikopat!Dia lah pembunuh berantai yang sudah menghabisi hampir dua puluh nyawa manusia tidak berdosa dengan cara yang teramat sangat sadis.Melalui bukti berupa jari dan isi tulisan dalam buku diarinya, hari itu Fadli menyerahkan diri kepada pihak kepolisian hingga kabar itu pun menyebar dan memancing emosi penduduk.Wartawan dan masy
Regi terus mencoba menghubungi Fadli saat itu, namun ponsel Fadli tak juga aktif.Dia sudah mencari Fadli ke tempat yang selama ini Regi sediakan untuk Fadli bersembunyi tapi Fadli tidak ada di sana.Dan Regi sudah menduga, Fadli pasti sedang berada bersama Karina saat ini.Itulah sebabnya, Regi mengerahkan seluruh anak buahnya untuk melacak keberadaan Karina sebelum wanita itu benar-benar melakukan sesuatu terhadap Fadli.Regi menduga, tak menutup kemungkinan, Karina akan membunuh Fadli dengan tangannya sendiri sebagai pembalasan dendam atas apa yang telah terjadi kepada kekasihnya, Jervian.Tak lama, saat Regi dan anak buahnya, serta Angela dan timnya pun turut serta mencari kemana Karina membawa Fadli pergi, Regi mendapatkan sebuah pesan singkat dari seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah ibu kandung Fadli.Pesan itu berisi...Aku tau kemana Karina membawa Fadli.Dan melalui bantuan wanita itulah akhirnya Regi berhasil menemukan Fadli dan Karina.Hari itu, tengah malam buta, K
15 MaretUsiaku enam tahun.Hari ini cerah.Tapi, seekor kucing membuatku kesal dengan suaranya yang berisik ketika aku sedang bermain.Aku menangkap kucing itu dan membelah isi perutnya.Ternyata, kucing itu sedang hamil.*17 MaretDua hari setelah aku membelah perut kucing.Hari ini mendung.Ayah memukulku setelah mendapat laporan dari tetangga yang kehilangan kucing dan mengetahui aku yang telah membunuh kucingnya.Ayah memarahiku habis-habisan di depan banyak orang.Aku sangat kesal padanya, tapi Ibu selalu menghalangiku saat aku ingin membalas perbuatan Ayah terhadapku.*25 MaretSatu minggu kemudian.Hari ini gerimis.Ayah mencoba membunuh adikku, saat itu dia sedang mabuk, tapi Ibu menolong adikku, hingga akhirnya, Ibu menjadi bulan-bulanan Ayah.Jervian yang menolong Ibu waktu itu.*21 Januari.Satu tahun kemudian.Hari kematian Ibu.Ayah yang sudah membunuh Ibuku.Lelaki itu menyiksa ibu secara brutal di hadapanku.Begitu melihatku berdiri di pintu kamar, Ibu berlari ke ar
Waktu dua bulan sudah lebih dari cukup bagi Tazkia memulihkan kondisi kesehatan fisik dan mentalnya akibat kematian kedua orang tua dan janin di dalam kandungannya.Kini, Tazkia sudah benar-benar pulih dan bisa beraktifitas normal kembali.Hanya saja, satu hal yang masih menjadi tanda tanya besar dalam benak Tazkia saat ini adalah kepergian Fadli dari kehidupannya.Lelaki itu seperti menghilang di telan bumi bahkan sejak Tazkia sadar dari komanya setelah operasi, Tazkia tak pernah melihat keberadaan Fadli di sisinya.Regi bilang, Fadli ditugaskan untuk menjadi Dokter sukarelawan di desa terpencil yang letaknya berada di pelosok negeri, itulah sebabnya, Fadli akan kesulitan menghubungi Tazkia begitu juga sebaliknya.Tapi logikanya, sesulit apapun sinyal di tempat Fadli mengemban tugas saat ini, masa iya, sudah dua bulan lebih dia tak sama sekali memberi kabar pada anak dan istrinya, satu kali pun?Bukankah itu mustahil?Kembali, entah untuk yang ke berapa ratus kalinya Tazkia menengok
Bergas mengutuk kebodohannya yang sudah termakan bujuk rayu Tristan.Nyatanya, selama ini dirinya sudah dibohongi oleh Tristan yang merupakan kaki tangan Syarif.Syarif dan Tristan bekerjasama memanfaatkan dirinya agar terjalin kerjasama diantara Bergas dengan Perusahaan Gen Corporation di mana pemilik perusahaan itu ternyata adalah Regi Haidarzaim yang merupakan mantan suami Tazkia yang kini menikah dengan Fadli."Jadi selama ini, anda sudah menipu saya, Pak?" Tanya Bergas pada Syarif dalam pertemuan rahasia mereka. "Setelah apa yang sudah saya lakukan untuk anda, tapi apa yang anda lakukan pada saya?" teriak Bergas lagi saat dia mengetahui bahwa izin penelitiannya sudah benar-benar dicabut. Bahkan Syarif melarang Bergas untuk melakukan tes DNA terhadap para Ibu hamil terduga memiliki keturunan dengan Gen Psikopat.Penelitian itu resmi dihentikan dan ditutup untuk selama-lamanya setelah salah seorang peneliti lain yang merupakan anak buah Syarif mengumumkan ke publik bahwa penelitian
Sore ini Tazkia sadar setelah seharian kemarin dia mengalami koma pasca pendarahan hebat yang dialaminya.Masih dengan tubuh yang sangat lemah Tazkia hanya bisa mengedipkan mata, bahkan untuk sekadar menoleh saja dia merasa kesulitan.Tazkia tidak mendapati keberadaan siapapun di dalam ruangan rawatnya saat itu.Dalam diam, kedua bola mata Tazkia mengerjap saat hawa panas menjalarinya. Memancing bendungan air mata yang perlahan menetes di pelipisnya.Sekelebat bayangan jasad kedua orang tuanya yang tergantung dengan keadaan yang mengerikan kembali terlintas dalam benak Tazkia saat itu."Ibu... Bapak..." gumamnya dalam tangis.Pintu ruang rawat yang terbuka membuat tatapan Tazkia teralihkan.Melalui lirikan matanya saat itu, Tazkia menangkap samar sesosok tubuh lelaki yang perlahan mendekatinya.Buru-buru Tazkia memejamkan mata.Berpura-pura belum sadar."Bu Tazkia belum sadar, Pak." ucap suara asing yang tertangkap indra pendengaran Tazkia."Dokter sudah memeriksa keadaannya hari ini?
"Sayangnya, Tazkia akan sangat membencimu jika dia sampai tahu siapa kamu sebenarnya! Terlebih, tentang kisah masa lalu mu dengannya! Tentang alasan mengapa dulu kamu selalu menstalkingnya sewaktu kalian masih SMA. Bukan karena kamu yang menyukainya, tapi karena kamu yang ingin membunuhnya!""Dari mana kamu tahu soal itu?" Tanya Fadli cepat. Lelaki itu benar-benar terkejut.Karina tersenyum miring. Melipat kedua tangan di depan dada, dia kembali duduk di sofa. "Pertanyaan yang kamu ajukan itu kedengarannya sangat lucu bagiku, Jer! Jelas-jelas, kamu sendiri yang sudah menceritakan semua rahasia pribadimu padaku. Semua rencana pembunuhanmu, termasuk siapa target pembunuhanmu selanjutnya jika saja malam itu Jervian tidak menghentikanmu! Aku tau semuanya, Jer..."Fadli yang mulai termakan omongan Karina lekas mendekat dan mengambil posisi duduk di sisi wanita itu. Menarik kedua bahu Karina agar duduk menghadapnya. "Coba, katakan, katakan semua rahasia pribadiku yang kamu ketahui, jika mem