Home / Horor / BA'DA MAGHRIB / Aku Menginginkannya

Share

Aku Menginginkannya

Author: d_rain
last update Last Updated: 2022-06-08 11:27:18

“Sama Jeny, Yah. Oh iya. Ayah belum tahu ya kalau aku punya teman baru? Ini teman aku, Yah. Namanya Jeny. Jeny, kenalin. Ini Ayah aku.” Kata Alea yang berusaha memperkenalkan mereka berdua.

Sontak Reihan terkejut mendengar perkataan puterinya. Reihan dan Jihan saling bertatapan. Mereka bingung dengan apa yang sedang terjadi kepada puterinya. Tidak ingin Alea lebih lama bermain. Akhirnya mereka mengajak Alea untuk makan malam.

  “Sayang. Kita makan dulu yuk. Nanti main lagi.” Ajak Reihan. Ia merasa bahwa ada hal tak kasat mata yang dilihat oleh anaknya.

  “Oke, Yah.”“Sama Jeny, Yah. Oh iya. Ayah belum tahu ya kalau aku punya teman baru? Ini teman aku, Yah. Namanya Jeny. Jeny, kenalin. Ini Ayah aku.” Kata Alea yang berusaha memperkenalkan mereka berdua.

Sontak Reihan terkejut mendengar perkataan puterinya. Reihan dan Jihan saling bertatapan. Mereka bingung dengan apa yang sedang terjadi kepada puterinya. Tidak ingin Alea lebih lama bermain. Akhirnya mereka mengajak Alea untuk makan malam.

  “Sayang. Kita makan dulu yuk. Nanti main lagi.” Ajak Reihan. Ia merasa bahwa ada hal tak kasat mata yang dilihat oleh anaknya.

  “Oke, Yah.”

***

Waktu maghrib telah tiba. Mereka bertiga bergegas untuk mengambil air wudhu dan selanjutnya melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Ini kali pertama mereka sholat di rumah yang hawanya cukup mencekam itu. Reihan berada di baris depan untuk menjadi imam sholat. Sedangkan Jihan dan Alea berada di belakang menjadi makmum.

Ditengah kekhusyu’an mereka menjalankan ibadah, tiba-tiba seperti ada seseorang yang meniup telinga Jihan dari belakang. Kekhusyu’an itu seketika buyar menjadi takut. Namun ia berusaha tetap tenang, meskipun sekujur tubuhnya sebenarnya merasa merinding. Sampai di rokaat terakhir, tepatnya saat duduk tahiyat akhir, Jihan kembali menerima godaan. Kali ini bukan tiupan di telinga, melainkan bisikan.

  “Aku menginginkannya.” Entah siapa yang membisikkan kalimat itu di telinganya. Jihan merasa semakin takut. Karena tidak ada orang lain di rumah itu selain ia, suaminya dan juga anaknya. Jihan tidak mengerti apa yang dikatakan sosok itu. Apa yang ia inginkan? Ia merasa ada yang tidak beres semenjak kehadirannya di rumah ini. 

  “Assalamualaikum warohmatulloh. Assalamualaikum warohmatulloh.” Reihan menyudahi ibadah mereka dengan salam. Jihan dan Alea pun mengikuti apa yang dilakukan imam. Selesai sholat, wajah Jihan terlihat ketakutan. Ia menoleh ke belakang dan sekitarnya. Apa yang telah ia dengar barusan? Apakah hanya perasaannya saja? atau ada hal lain yang memang sengaja ingin meneror mereka.  Dilihatnya tidak ada siapapun di ruangan itu.

Melihat istrinya yang kebingungan dan cemas, Reihan pun bertanya.

  “Ada apa, Jihan?”

  “Tidak, Mas. Tidak apa-apa.”

  “Kok kamu cemas gitu?”

  “Mama lihat sesuatu?” Tanya puterinya kepada mamanya.

  “Tidak, Sayang.” Jawab Jihan yang masih celingukan.

  “Kamu nyari apa sih?” Tanya Reihan yang kini mulai penasaran.

  “Mmm.. Tadi pas aku sholat ada yang niup telingaku, Mas. Terus pas mau salam, ada yang bisikin ditelingaku. Dia bilang ‘aku menginginkannya.’ Begitu.”

  “Mungkin itu perasaan kamu aja kali. Di rumah ini tidak ada orang lain selain kita bertiga. “

  “Iya sih, Mas. Tapi aku dengernya jelas kok. Suaranya seperti perempuan. Tapi serem banget. Mangkanya tadi sholatku jadi gak khusyu’. Aku takut, Mas.”

  “Kamu gak usah takut. Kan kamu gak sendiri. Ada aku, ada Alea. Kita juga punya tetangga. Kalau misalnya kamu takut di rumah pas aku kerja, kamu bisa kok main ke rumah tetangga sebelah. Kebetulan aku juga kenal orangnya. Nanti kamu aku kenalin sama mereka. Sudah. Jangan takut lagi ya.” Jelas Reihan yang berusaha menenangkan hati istrinya.

Meskipun begitu Jihan merasa was-was. Baru hari pertama, sudah ada saja kejadian aneh yang menimpa mereka. Cepat atau lambat ia harus mengetahui bagaimana seluk beluk rumah ini. Ia penasaran, apa alasannya penghuni sebelumnya mengosongkan rumah ini? Mungkin lewat informasi dari tetangga ia bisa menemukan teka-teki misteri rumah.

  “Ma. Alea ke kamar dulu ya. Mau ngambil boneka.”

  “Iya, Sayang.”

Gadis kecil itu pun berlari menuju kamarnya. Kini hanya ada Jihan dan sang suami sedang duduk santai di teras rumah sambil menikmati secangkir teh hangat.

  “Mas. Masalah sekolah Alea, bagaimana? Kapan kita akan mendaftarkan dia ke sekolah yang baru?” Tanya Jihan mengawali perbincangan.

  “Secepatnya. Aku akan carikan sekolah terbaik di sekitar sini. Aku ingin Alea merasa nyaman di sekolah barunya.”

  “Tapi di sini agak susah sinyal ya, Mas. Mas coba lihat, sinyal aku naik turun kan?” Ucap Jihan sambil menunjukkan grafik sinyal di handphone nya.

  “Ya maklum. Kan tempatnya agak jauh dari perkotaan. Kita punya tetangga juga gak terlalu berdempetan. Beda sama rumah kita yang sebelumnya. Penduduknya padat. Di sini banyak pepohonan juga. Apalagi penduduk sini banyak yang gaptek. Gak ngerti tentang teknologi informasi. Mereka kalau ingin berkirim kabar ke saudaranya, harus keluar dari permukiman ini untuk mendapatkan wartel. Di sana mereka baru bisa menghubungi keluarganya. Kamu yang sabar. Tinggal di sini memang gak semudah di kota. Tapi di pedesaan yang masih asri seperti ini, kamu bisa menghirup udara segar setiap hari. Orang-orang di sini juga ramah-ramah loh. Nanti lama kelamaan kamu akan terbiasa dan senang tinggal di sini.”

Mendengar penjelasan suaminya, Jihan merasa ragu. Apa benar yang dikatakan suaminya kalau hidup di pedesaan yang sekarag ia dan keluarganya akan mendapatkan kedamaian?

Tidak terasa teh milik Jihan sudah habis ia minum.

  “Mas. Tehku sudah habis. Aku mau ambil lagi di belakang. Kamu mau aku ambilin juga?”

  “Tidak. Punyaku masih ada separuh. Kamu ambil buat kamu sendiri aja.”

  “Ya sudah kalau begitu. Sebentar ya.”

Jihan lalu pergi meningglkan suaminya sendiri di teras rumah. ia berjalan menuju dapur dan melewati kamar Alea. Niatnya memang sekalian melihat puterinya, apa yang sedang ia lakukan di kamar. Sesampainya di depan kamar Alea, ia membuka pintu dan memanggil

  “Alea. Kamu sedang...” Belum selesai ia berbicara, ia malah terkejut dengan keadaan sang puteri.

  “aaaaaaaaaaa” teriak Jihan ketakutan. Cangkir yang ia bawa pun reflek ia jatuhkan dan pecah. Dilihatnya sang puteri yang sangat menakutkan. Matanya merah. Wajahnya pucat. Bibirnya penuh darah. Semakin menakutkan saat Alea melihati Jihan dengan mata yang melotot.

Mendengar teriakan istrinya, Reihan langsung berlari menghampiri sang istri. Didapatinya Jihan yang ketakutan dan menutup matanya.

  “Ada apa, Jihan? Ada apa? Kenapa kamu ketakutan begitu?” Tanya Reihan panik.

  “Itu Alea. Kamu lihat puteri kita.” Jawab Jihan.

Reihan pun menoleh ke arah anaknya. Namun tidak terjadi apa-apa. Ia mendapati Alea sedang bermain bersama bonekanya.

  “Alea? Alea tidak kenapa-kenapa. Dia hanya sedang bermain bersama bonekanya.”

Mendengar ucapan suaminya itu, perlahan Jihan membuka kedua tangan yang menutupi matanya. Ia terkejut saat mendapati puterinya itu kembali seperti semula. 

  “Tapi tadi.... Tadi Alea berubah jadi serem banget, Mas. Aku takut melihatnya.” Ungkap Jihan yang masih ketakutan.

  “Ah. Mungkin itu perasaan kamu saja. lihat tuh. Anak kita gak kenapa-kenapa. Dia lagi asyik bermain boneka. Iya kan, Sayang?” Tanya Reihan kepada puterinya.

Gadis kecil itu mengangguk sambil tersenyum.

  “Ya sudah. Sekarang kamu ke dapur. Katanya mau ambil teh?" Bujuk Reihan agar Jihan melupakan ketakutannya tadi. Sebenarnya Reihan juga curiga. Kenapa Istrinya selalu merasa aneh. Namun ia berusaha bersikap tenang meskipun ia sendiri terlihat ketakutan.

  “Gak jadi, Mas. Aku bersihin pecahan gelas ini saja.” Jawab Jihan. wanita itu pergi mengambil sapu dan cikrak untuk membersihkan pecahan cangkirnya.

  “Alea. Kamu belum mengantuk, Nak?” Tanya Reihan menghampiri anaknya dan duduk di dekatnya.

  “Iya, Ayah. Alea mulai mengantuk.”

  “Ya sudah. Sekarang Alea bobok ya. Besok kita bangun pagi. Kita jalan-jalan keliling desa. Mau?” Tanya Reihan kepada Alea. Gadis itu mengangguk. Ia menaiki tempat tidurnya dan kemudian berbaring memeluk bonekanya. Alea memejamkan mata. Dibalutkannya selimut oleh sang ayah agar si anak tidak merasa kedinginan. Maklum. Hawa di kota dengan di desa sangat berbeda. Di kota, mereka harus menyalakan AC atau pun kipas angin agar mendapatkan udara yang dingin. Sedangkan di desa, udara dingin bisa mereka dapatkan secara alami. 

Reihan pergi meninggalkan Alea yg telah tertidur pulas sendiri. Namun saat Reihan keluar dari kamar Alea dan menutup pintu kamar tersebut, tiba2 Alea terbangun dan matanya melotot.

  "Ayah!" Begitu ucapnya.

Apa gadis ini tengah kerasukan? 

Related chapters

  • BA'DA MAGHRIB   Alea merayap di Langit-langit Kamarnya

    Reihan dan Jihan berbincang ringan di atas ranjang sebelum mereka terlelap dalam tidurnya. Menurut mereka, talk bed sangatlah penting untuk membangun sebuah keharmonisan rumah tangga. “Mas. Besok sebelum kamu berangkat kerja, aku minta tolong kenalin sama tetangga di sini dong. Katanya kamu kenal sama mereka? Biar aku bisa ada temannya kalau kamu lagi gak ada di rumah.” Pinta Jihan kepada suaminya. “Iya, Sayang. Besok aku akan kenalin kamu sama Bu Rah. Dulu waktu aku kecil, aku sering main ke rumahnya. Suaminya juga baik. Namanya Pak Sam. Namun Pak Sam lebih dulu menghadap Tuhan. Jadi Bu Rah sekarang tinggal sendirian di rumahnya. Kamu bisa main ke rumah Bu Rah kapan pun kamu mau.” “Iya, Mas. Tapi aku masih mengkhawatirkan Alea. Aku takut saat dia diajak main sama temannya yang namanya Jeny itu. Aku gak lihat loh, Mas ada anak kecil di sekitar sini. Sepanjang perjalanan kemari, aku hanya melihat banyak manula yang lagi duduk di teras rumahnya. Rumah di sini juga terlihat lawas s

    Last Updated : 2022-06-08
  • BA'DA MAGHRIB   Ada Apa dengan Reihan?

    “Jangaaaaan.” Teriak Jihan kepada Reihan. Lelaki itu semakin mengangkat kedua tangannya. Kemudian memeluk istrinya. “Aku ingin menikmati malam ini bersamamu.” Ucap lelaki itu. Merasa dijebak oleh sang suami, Jihan menatap Reihan dengan tatapan jengkel. “Kamu ngerjain aku ya?” Tanya Jihan kepada suaminya. Mukanya cemberut. Membuat Reihan semakin gemas melihatnya.Lelaki itu tertawa sesukanya. Ia berhasil menakut-nakuti istrinya yang sedari tadi terlihat cemas. “Hahahaha. Abisnya kamu sih. Dari tadi takut mulu. Takut apa sih, Sayang? Gak ada hantu di sini. Malah hantunya yang takut sama kamu.” Goda Reihan. Jihan mencubit perut sang suami. Reihan masih tertawa senang, sedangkan Jihan masih cemberut dengan kejengkelannya terhadap suaminya.Jihan berjalan menuju ranjangnya. Reihan mengikuti istrinya dari belakang. “Ayo lah, Sayang. Aku ingin malam ini kita melakukannya. Ini kan hari pertama kita tinggal di rumah ini.” “Salah sendiri. Siapa suruh nakutin istrinya? Aku kan jadi m

    Last Updated : 2022-06-08
  • BA'DA MAGHRIB   Jalan-jalan Pagi di Desa Tua

    Udara begitu sejuk. Banyak pepohonan yang memayungi desa tua itu. Reihan, Jihan dan Alea sangat menikmati kesegaran yang mereka hirup. Maklum, di kota mana sempat menghirup udara sesegar ini? Banyak polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor dan juga asap pabrik. “Haaaahh. Sejuknya.” Kata Jihan sambil merentangkan kedua tangannya. “Apa aku bilang? Kamu suka kan?” Tanya Reihan. Jihan menjawab dengan hanya menganggukkan kepalanya. “Itu. Bu Rah lagi duduk-duduk di teras rumahnya. Yuk kita kesana.” Ajak Reihan kepada istri dan juga anaknya. “Assalamualaikum, Bu Rah.” Ucap Reihan. “Waalaikumsalam.” Jawab wanita tua tersebut. “Gimana kabarnya, Bu Rah? Baik?” Tanya Reihan sambil mencium punggung tangan wanita tua yang ada di hadapannya itu. “Baik.” Jawabnya singkat. Wanita tua bernama Rah itu memang tidak banyak bicara. Ia hanya akan bicara jika ada hal penting yang harus dijawab. “Perkenalkan. Ini istri saya. Namanya Jihan.” Kata Reihan yang memperkenalkan J

    Last Updated : 2022-06-08
  • BA'DA MAGHRIB   Buku Diary Misterius

    Pagi ini terasa biasa saja. Tidak ada yang aneh dan mengganjal. Ini hari ke dua mereka tinggal di rumah itu. Jihan menyiapkan hidangan untuk sarapan. “Ma, Alea bantu ya?” Tawar sang puteri. “Iya, Sayang. Tolong bawakan ini ke meja makan ya.” Kata Jihan sambil menyodorkan piring berisikan potongan ayam goreng. “Oke, Ma.” Gadis kecil itu pun menuruti apa yang diperintahkan ibunya. Begitu juga Jihan yang menyusul di belakangnya dengan membawa nasi dan juga sayuran. “Makanannya sudah siap. Ayo kita sarapan.” Kata Jihan. Mereka bertiga pun mulai mengambil makanan yang telah tersaji di hadapannya. Dengan lahapnya Reihan menyantap masakan istrinya itu. “Ini enak banget loh.” Puji Reihan. “Kapan kamu bilang masakanku gak enak? Perasaan kamu bilangnya enak terus, Mas.” Kata Jihan menggoda suaminya. “Karena masakan kamu memang gak pernah gak enak. Semuanya enak. Itu yang menjadikan kita sekarang bisa memiliki rumah makan kan? Ingat jaman kita dulu waktu masih susah-susahnya

    Last Updated : 2022-06-22
  • BA'DA MAGHRIB   Alea Menghilang

    “Mama.” Panggil Alea secara tiba-tiba. Belum sempat membuka buku yang diduganya adalah buku diary itu, tiba-tiba Alea memanggilnya dari belakang. Sehingga ia buru-buru menutupnya dan menyimpannya kembali ke dalam laci tersebut. “Eh. Iya, Sayang. Ada apa?” Tanya Jihan kepada puterinya. “Ma. Kapan Alea sekolah lagi? Alea bosen di rumah. Gak ada temennya. Palingan Cuma si Jeny yang nemenin Alea.” Ucap gadis imut itu. Namanya juga anak-anak. Maklum kalau dia merasa sepi tidak ada teman. Apa lagi di tempat tinggalnya tidak ada anak kecil selain dia. Semuanya sudah lanjut usia. “Sabar, Sayang. Besok Mama ajak Ayah untuk cari sekolahan buat kamu ya.” Bujuk Jihan. Gadis itu pun mengangguk pertanda ia mengerti. Jihan pun akan lebih tenang jika waktu siang hari ia meninggalkan rumah itu. Ia bisa pergi mengantar puterinya bersekolah. Namun ia harus tetap mencari tahu, misteri apa yang tersimpan di rumah in? Ia tidak mau jika keluargaya berlarut-larut dalam ketakutan karena teror yang

    Last Updated : 2022-06-24
  • BA'DA MAGHRIB   Pria Menyeramkan

    “Alea. Mama kira kamu kemana. Ternyata ada di sini.” Kata Jihan yang menemukan Alea baru saja keluar dari kamar mandi. “Hehe. Iya, Ma. Tadi Alea kebelet banget. Sebelum Mama salam, Alea sudah salam duluan. Abisnya sudah gak tahan, Ma.” Jawab gadis cantik itu. “Iya, Nak. Gak apa-apa.”Tok tok tokTiba-tiba pintu rumah Jihan diketuk oleh seseorang. “Iya. sebentar.” Pikirnya, mungkin itu adalah suaminya. Ternyata saat ia membuka pintu, bukanlah suaminya yang datang, melainkan seorang laki-laki pengantar makanan. “Dengan Ibu Jihan?” Tanya laki-laki itu. “Iya. Saya Jihan, Mas.” “Ini. Saya mau mengantarkan makanan yang dipesan oleh Bapak Reihan untuk Ibu Jihan. Ada martabak telur dan juga martabak manis.” Kata laki-laki itu. Jihan heran. Sebenarnya kemana Reihan? Kenapa ia sampai menyuruh pengantar makanan untuk mengantarkan pesanannya? Tapi laki-laki ini terlihat aneh. “Baik lah. Saya terima ya, Mas. Terimakasih.” Ucap Jihan kepada laki-laki tersebut.Tanpa menjawab apapun d

    Last Updated : 2022-06-26
  • BA'DA MAGHRIB   Siapa yang Menangis?

    Tidak ada siapapun di kamar mandi itu kecuali dirinya. Reihan yang mulai merinding segera meraih handuk dan juga pakaiannya. Ia keluar dari kamar mandi dengan badan yang masih basah. Ia langsung menuju ke ruang makan untuk menemui istri dan juga anaknya. “Lho, Mas? kok masih basah semua gitu? Memangnya gak ada handuk?” Tanya Jihan yang melihat suaminya keluar dari kamar mandi, namun ekspresinya seperti ketakutan. “Ada apa, Mas? kok kamu seperti ketakutan begitu?” Tanya Jihan lagi. “Kamu tadi masuk kamar mandi gak, Sayang?” Tanya Reihan yang memastikan bahwa yang memeluknya tadi adalah Jhan atau bukan. “Tidak, Mas. Aku dari tadi di sini sama Alea nungguin kamu mandi gak selesai-selesai.” “Serius?” Tanya Reihan lagi. “Serius, Mas. Memangnya kenapa sih?” Tanya Jihan penasaran. “Gak apa-apa. Kita makan bareng aja yuk. Perutku sudah lapar.” Kata Reihan yang berusaha mengalihkan pembicaraannya. “Apalagi Alea. Alea dari tadi sudah lapar, Ayah. Nungguin Ayah gak datang-datang

    Last Updated : 2022-06-27
  • BA'DA MAGHRIB   Wanita Menyedihkan itu Siapa?

    TapAda tangan yang tiba-tiba memegang pundaknya dari belakang. Jihan terkejut dan langsung menoleh ke arah belakangnya. “Kamu kenapa belum tidur, Sayang?” Tanya seseorang yang menepuk pundak Jihan yang ternyata itu adalah Reihan. “Ada... ada...” Kata Jihan terbata-bata. Karena ia takut mendengar suara tangisan yang tiba-tiba menghilang itu. “Ada apa?” Tanya Reihan penasaran. “Ada suara wanita menangis, Mas.” “Dimana? Aku tidak mendengarnya.” Ucap Reihan. “Di situ, Mas. Aku tadi mendengarnya.” Kata Jihan sambil menunjuk ke arah asal suara tangisan itu. “Seperti apa suaranya?” Tanya Reihan lagi. “Ya seperti suara tangisan perempuan, Mas.” Jawab Jihan. “Apa suaranya seperti ini? Heemmm heeemmm.” Tiba-tiba Reihan yang tadinya baik-baik saja menjadi menyeramkan. Suara menangisnya sama persis seperti apa yang didengar oleh Jihan tadi. Jihan menjadi takut. Ia semakin mundur. Sedangkan Reihan semakin mendekatinya. “Siapa kamu?” Tanya Jihan yang berusaha melawan rasa taku

    Last Updated : 2022-06-29

Latest chapter

  • BA'DA MAGHRIB   Niat Terselubung

    ### "Kamu pakai ini aja." Reihan menyerahkan gaun putih kepada Sekar untuk dipakai. "Kok gaunnya tipis banget, Mas? Pasti terawang." Sekar membolak-balikkan gaun yang ia pegang. Ia tak yakin kalau harus memakai gaun pemberian dari Reihan. "Kamu gak usah khawatir. Aku gak akan ngapa-ngapain kamu kok. Justru gaun seperti ini lah yang biasanya dipakai sama para model," bujuk Reihan dengan senyum menyeringai. "Baik deh, Mas. Aku akan memakainya. Tapi janji ya, lukisannya harus bagus." "Iya. Pasti. Tenang aja. Aku akan buat lukisan yang cantik seperti dirimu."Dengan wajah malu-malu, Sekar mulai berganti pakaian di kamarnya. Kebetulan hari ini ayah dan ibunya Sekar sedang tidak ada di rumah. Mereka sedang bekerja di kebun tetangga. Maka dari itu Reihan menggunakan kesempatan ini untuk bisa mendekati Sekar.Tak lama kemudian, gadis cantik tersebut keluar dari kamarnya. Dengan mengenakan gaun putih tembus pandang. Tentu saja dal*aman yang dikenakan Sekar terlihat jelas. Reihan yan

  • BA'DA MAGHRIB   Awal Mula Kejadian

    "Aku? K-kenapa denganku?" tanya Reihan gugup dan terbata-bata. Gelagatnya menampakkan seperti orang salah tingkah. Nasi sudah menjadi bubur. Jika benar pelakunya adalah Reihan, maka ia harus bersiap menanggung akibatnya. Jihan berjalan menghampiri suaminya secara perlahan. Dengan tatapan yang tajam, wanita tersebut meminta penjelasan kepada pria yang digadang-gadang sudah menghancurkan hidup Sekar di masa lalu. "Apa benar kamu yang menghamilinya, Mas?" tanyanya dengan suara lirih. Akan tetapi, Reihan semakin gugup dan merasa tersudutkan saat itu. "Itu tidak benar! J-jangan percaya! Apa kamu lebih percaya dengannya dari pada suamimu sendiri?" Reihan semakin memundurkann langkahnya. "Jangan bohong kamu, Mas! Kalau kamu tidak melakukannya, kenapa dia selalu meneror keluarga kita?" Nada bicara Jihan semakin meninggi, membuat Reihan merasa semakin tersudutkan. "Apa aku harus mengingatkan kembali kelakuan bejatmu saat itu, Reihan!" Tiba-tiba suara seorang wanita menggema begi

  • BA'DA MAGHRIB   Mengungkap Kebenaran

    Entah kenapa saat ustadz Zein menanyakan hal tersebut, raut wajah Reihan tampak panik. Pria tersebut sesekali menoleh ke arah sang istri. "Tidak, Ustadz. Ada tetangga kami yang rumahnya agak berjauhan," jawab Reihan berdalih dengan raut wajah cemas. Ustadz Zein membacakan ayat-ayat suci dan berusaha menetralkan suasana rumah yang sejak awal terkesan sangat horror. Di tengah-tengah kekhusyukannya, tiba-tiba ustadz Zein merasa jika ada yang menghantam dadanya dari depan. Hingga beliau terpental beberapa meter ke belakang. "Astaghfirullahal'adzim." Suaranya sedikit parau lantaran menahan sakit di dadanya. Kedua matanya menatap sengit siapa yang sedng berdiri di hadapannya. "Siapa kamu?" tanya ustadz Zein secara lantang sambil memegangi dadanya yang sakit. Jihan langsung menarik Alea dan menyembunyikannya di belakangnya. Meskipun ia dan suaminya tidak bisa melihat, siapa sosok yang sedang berinteraksi dan berusaha menyerang ustadz Zein. "Kalau kau mau selamat, jangan iku

  • BA'DA MAGHRIB   Ruqyah

    Aku tengah meratapi masa mudaku yang hancur karena dirusak oleh dirinya. Ku kira dia adalah pria yang baik. Tidak ada gelagat yang mencurigakan sama sekali yang ada padanya. Aku tertipu akan sikap santun yang dimiliki pria yang telah merusak hidupku. “Pria itu? Siapa dia?” gumam Jihan bertanya kepada dirinya setelah membaca sepenggal isi dari buku diary milik ibunya Jeny yang malang.Dibukanya lagi lembar selanjutnya. Berharap dari buku diary itu ia menemukan sebuah titik terang yang menjadi penyebab dirinya selalu diteror oleh sosok wanita yang tak diketahui dia siapa.Apa yang bisa aku harapkan sekarang? Aku tidak akan membiarkan bayi yang ada di dalam kandunganku ini mati, sedangkan aku masih hidup. “Jadi dia tidak bermaksud untuk menggugurkan Jeny?” Satu persatu curahan hati Sekar ia baca dengan penuh penghayatan. Jihan bisa meraskan bagaimana rapuhnya Sekar kala itu. Hingga akhirnya ia tiba di lembar ketiga. Dimana di lembar tersebut Sekar menuliskan sebuah kalimat terakhir

  • BA'DA MAGHRIB   Perbincangan Jihan dan Gadis tak Kasat Mata

    "Huft. Ternyata cuma cicak," Jihan mendengkus kesal. Ia segera menuju ke dapur untuk membuatkan makanan untuk puterinya. Ruangannya yang sedikit lembab membuat Jihan merasa tidak nyaman berlama-lama di tempat khusus memasak itu. Dengan cepat ia segera menyelesaikan tugasnya dan kembali menuju ke kamar Alea.Makanan sudah matang. Hanya sepiring nasi bertopingkan telur dadar di atasnya. Jihan keluar dari dapur dan berjalan menuju kamar Alea. Dilihatnya sang suami yang sudah nampak bersih dan wangi. Sepertinya Reihan sudah membersihkan dirinya."Kok sudah rapi, Mas? Tumben? Mau kemana?" Tanya Jihan saat mencium bau parfum dari pakaian yang dikenakan oleh sang suami. Rambutnya pun tersisir rapi. "Mau keluar sebentar. Nitip Alea ya," jawab Reihan dengan mimik datar. Karena pria itu masih kesal dengan ajakan Jihan untuk meninggalkan rumah horor tersebut. "Kemana, Mas?" tanya Jihan penasaran. "Mau ke rumah Pak Ustadz buat jemput ke sini. Katanya suruh meruqyah rumah ini?" jawab Rei

  • BA'DA MAGHRIB   Mereka Semua Menghitam

    Siang berganti sore. Sinar matahari yang tadinya sangat menyengat mulai bergeser ke arah barat. Jihan segera membangunkan kedua orang tercintanya yang masih tertidur lelap.Pertama, ia menuju ke kamarnya untuk membangunkan Reihan. "Mas. Bangun. Sudah sore nih. Gak baik kalau tidur sore hari. Nanti kepala kamu juga pusing loh," ucap Jihan sambil menggoyang-goyangkan badan suaminya yang masih terbaring di atas ranjang. Reihan menggeliat. "Jam berapa sih, Sayang? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara yang parau. "Jam tiga sore, Mas. Jangan tidur sore ah. Nanti saja tidurnya kalau sudah jam sembilan malam," ucap Jihan. "Hmm. Iya deh. Sayangku. Memangnya kamu siang ini gak tidur?" tanya Reihan yang belum kunjung merubah posisinya menjadi duduk. "Aku gak bisa tidur, Mas. Aku takut," jawab Jihan cemas. "Apa yang kamu takutkan? Kalau kamu mengantuk, tidur saja. Jangan memaksakan untuk terjaga. Nanti kesehatan kamu malah terganggu karena kurang istirahat," tutur Reihan yang perl

  • BA'DA MAGHRIB   Menguak Misteri Lewat Bu Rah

    “Hem,” jawab Bu Rah singkat. Tatapannya tetap terfokus ke arah depan. Padahal Jihan berada di sebelahnya. “Maaf, jika pertanyaan saya sedikit menyinggung. Tapi saya ingin tahu, apa maksud dari pesan yang Ibu sampaikan kepada suami saya beberapa hari lalu? Bu Rah meminta agar suami saya melindungi saya dan puteri saya,” tanya Jihan kepada wanita paruh baya yang terlihat aneh tersebut. “Bukankah itu memang tugas seorang suami untuk menjaga anak dan istrinya?” Bu Rah malah bertanya balik kepada Jihan yang membuat Jihan sedikit kesal dengan jawaban yang diberikan. “Iya juga sih. Tapi kalau boleh saya jujur, semenjak saya tinggal di rumah tersebut, saya dan keluarga saya selalu mendapatkan teror yang tidak jelas. Mulai dari Alea yang kerasukan, pengantar makanan misterius, sampai wanita menyeramkan yang ada di pohon besar belakang rumah saya. Dan ini tadi saya mendapati Alea yang pingsan di sekolahnya. Awalnya saya dan suami saya tidak curiga dengan sekolahan tersebut. karena sekol

  • BA'DA MAGHRIB   Sekolah Kosong 2

    Sesampainya di sekolahan yang katanya telah lama kosong tersebut, Jihan mendapati puterinya yang tergeletak di dekat gerbang sekolah. Entah apa yang yang membuat Alea tak sadarkan diri. Padahal tadi ketika Jihan meninggalkannya untuk membeli makanan, Alea sudah masuk ke dalam sekolahan tersebut. Namun kali ini gadis polos itu tergeletak tak berdaya di depan gerbang sekolahannya. Jihan mengambil handphone yang terletak di saku jaketnya. Ia segera menelfon Reihan agar segera menghampiri mereka berdua. Karena tidak mungkin jika Jihan membawa Alea pulang dengan menggunakan motor maticnya.Jihan memencet nomor telfon suaminya. Agak lama memang untuk bisa tersambung, karena sinyal di tempat tersebut sangatlah minim. “Halo, Mas. Cepat kamu jemput aku dan Alea di sekolahan. Alea pingsan,” ucap Jihan panik. Ia melihat keadaan sekitar sekolah yang tiba-tiba berubah menjadi bersarang dan tak terawat. Suasana juga sangat sepi. Tidak ada murid atau pun guru yang berada di sekolah tersebut. “A

  • BA'DA MAGHRIB   Sekolahan Kosong

    Tiba-tiba sosok itu tepat berada di hadapan Jihan. Sontak Jihan langsung terkejut. Ia berteriak, namun anehnya suaranya tidak keluar sama sekali. Lalu bagaimana Reihan bisa mendengar teriakannya?Sosok itu semakin membulatkan matanya dan menatap jihan secara tajam. Wajahnya semakin mendekat ke arah wanita yang sedari tadi napasnya terengah-engah. Sekarang malah sosok wanita menakutkan tersebut malah mengunci dirinya hingga Jihan tidak bisa lari dari tempat dimana dia berdiri sekarang. “S s siapa kamu? Mau apa kamu? K Kenapa kamu terus menganggu keluargaku?” Tanya Jihan dengan gemetaran. Peluhnya tak berhenti mengucur di wajahnya. Ditambah lagi dengan derasnya air hujan yang tadi telah membashi dirinya. “Pergi.” Kata sosok itu sambil melotot. Suaranya yang serak membuat Jihan semakin ketakutan. “K kenapa?” Jihan memberankan diri untuk bertanya sekali lagi.Dar!!! Suara petir membuat Jihan kaget saat menanyakan hal yang membuatnya penasaran kepada sosok yang selama ini telah men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status