Sudut bibir Hazel yang sebelumnya terangkat karena tersenyum kini perlahan turun kembali. Gadis itu melihat tajam ke arah gadis yang dipanggil Miss Freya. "Apa yang membawa anda ke sini?" tanya Joe. Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dia ke sini untuk makan, ini kan restaurant, batin Hazel. "Aku hanya datang untuk mampir dan memesan beberapa cake," jawab Freya. "Omong-omong aku sangat amat berterima kasih padamu. Next event sepertinya aku akan mereservasi di sini lagi. Anda tidak keberadaan bukan?" tanya Freya. "Tentu saja, tidak. Dengan senang hati, pesanan anda akan kami eksekusi sebaik mungkin." jawab Joe dengan wajah tersenyum khasnya, wajah yang biasa ia gunakan untuk menarik minat para pelanggan. Freya adalah anak tunggal seorang politikus terkenal yang kaya raya. Bahkan, hanya untuk perayaan hari ulangtahunnya dia memesan restaurant Joe seharga ratusan juta hanya dalam satu malam. Bagaimana mungkin Joe tidak akan bersikap ramah tamah pada pelanggan VVIP tersebut. Freya
Keyra berjalan beriringan dengan Reyhan saat memasuki rumah sakit. Seperti biasa beberapa pegawal berdiri di ruangan VVIP kakeknya. "Selamat malam, Tuan Muda!" sapa mereka serentak. Klek!Reyhan membuka pintu kamar kakeknya dan mempersilahkan Keyra masuk duluan, "Selamat malam, Tuan Muda!" sapa Rambo, asisten yang merangkap sebagai penjaga keamanan kakeknya. "Bisa tolong panggilkan Dokter Lintang," pinta Reyhan pada Rambo. Pria tua itu bergegas melakukan tugasnya. Reyhan mempersilahkan istrinya duduk di kursi samping ranjang kakeknya, "Sayang, duduklah di sini."Reyhan menyusul duduk di samping istrinya, suami Keyra itu dengan lembut meraih tangan kakeknya dan mengelusnya perlahan, "Kek, aku datang bersama cucu menantu." ucapnya pelan. Reyhan menyikut Keyra pelan, "Ayo kenalkan dirimu." Keyra kaget untuk beberapa saat, "Hallo kakek, aku Keyra, istri cucu anda. Terima kasih sudah membesarkan cucu anda menjadi pria keren seperti sekarang. Aku harap anda akan segera bangun dan meny
Hening sejenak, Keyra merasa bersalah karena telah berpikiran aneh tentang paman Reyhan. "Maaf, aku tidak bermaksud mengatakan kalau pamanmu penjahat di sini. Aku hanya ingin kamu lebih berhati-hati pada semua pihak yang terlibat." kata Keyra meluruskan. "Aku paham maksudmu," balas Reyhan. Keheningan kembali terjadi saat satu panggilan masuk ke telepon mobil milik Reyhan. Terpampang nama Supriyanto di depan mereka sontak membuat kedua suami istri itu diam sesaat. Baru saja mereka membicarakan Paman Reyhan dan sekarang Supriyanto malah menelepon Reyhan. Kring... Kring... Kring... Reyhan menjawab panggilan tiba-tiba dari pamannya itu, "Hallo, Reyhan.""Iya, paman, silahkan bicara." "Apa kamu mengganti dokter yang bertanggungjawab pada ayah mertua?" tanyanya langsung dari seberang. Langsung to the point tanpa aba-aba. Reyhan menurunkan kecepatan mobil yang ia kendarai, ia menepi ke pinggir jalan, "Kenapa paman bertanya hal seperti itu? Apa paman dapat kabar sesuatu tentang doktern
Keyra terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Perbincangan serius semalam cukup membuat pikirannya terusik, ditambah lagi hari ini dia harus bertemu dengan keluarga Reyhan. Belum pernah dia merasa segugup ini sepanjang hidupnya. Gadis itu merangsek dari tempat tidurnya, dia meraih benda pipih dengan warna silver yang tergeletak di atas nakas. "Ada apa ini?" tanya Keyra yang melihat ada begitu banyak notifikasi yang masuk ke ponselnya. Musisi terkenal Janice Aq terlibat skandal kencan dengan seorang dokter. Begitulah bunyi judul berita yang menggemparkan seluruh sosial media. Keyra yang masuk ke beberapa group chat penggemar Janice Aq akhirnya memiliki ribuan bahkan ratusan ribu notifikasi. "Berita konyol macam apa ini?" kata Keyra kesal. Pasalnya Janice Aq adalah perempuan berusia 43 tahun yang tidak pernah berkencan sepanjang karirnya. Belasan tahun yang lalu saat dia diterpa banyak skandal kencan, dia selalu dengan tegas membantah rumor itu. Tapi kali ini tidak ada pernyat
"Haz, anakku sayang, ayo berangkat!" seru Daniel dari lantai bawah. "Ayah, kalian bisa pergi duluan saja. Aku ada sedikit urusan penting. Nanti aku pakai mobilku." jawab Hazel berteriak dari lantai dua. "Dia bilang apa?" Istri Daniel bertanya karena tidak bisa mendengar jelas suara anaknya."Kita duluan saja, dia ada urusan penting katanya." balas Daniel. Sebenarnya orangtua Hazel khawatir karena harus jalan terpisah, tapi kalau anaknya yang meminta, maka sudah seperti itu saja, "Kalau begitu kita duluan saja." kata Daniel. "Baiklah, kita juga belum membeli hadiah untuk saudari ipar kita." kata Istrinya mengingatkan. Mereka harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. "Haz, kami berangkat duluan ya! Jangan lupa belikan bibi iparmu hadiah juga!" Daniel kembali berseru dengan suara setengah berteriak. Hazel masih berkutat dengan laptopnya, beberapa menit yang lalu Rivaldi menelponnya dan memberitahu bahwa ada kesalahan penulisan berita yang dia input. Rivaldi meminta perbaikan
Kembali ke beberapa menit yang lalu, "Baiklah, aku duluan ya!" seru Keyra yang bergegas keluar dari mobil. Reyhan yang hendak melaju ke tempat parkir di depan berhenti ketika melihat tas kecil Keyra yang tertinggal di kursi sebelahnya, "Astaga, dia melupakan tasnya." kata Reyhan. Reyhan segera keluar dan berlari menyusul Keyra. Dia tahu kalau istrinya datang kesana membantu teman kantor yang tidak sempat membawa dompet dan handphonenya. Apa gunanya Keyra mendatangi temannya kalau dia juga tidak membawa ponsel dan dompetnya. "Key, tasmu!" Reyhan berlari menyusul dari belakang. Kemana perginya cepat sekali? tanya Reyhan membatin. Jeda satu menit saja bisa membuatnya kehilangan batang hidung istrinya. "Permisi, apa anda melihat perempuan cantik dengan dress putih dan cardingan biru. Rambutnya gelombang panjang, tingginya segini," ucap Reyhan yang menafsirkan tinggi Keyra dengan tangannya. Suara Reyhan terdengar sedikit memburu karena aktivas berlari yang terus ia lakukan tanpa henti
"Bagaimana ini? Apa ada yang melihat kita tadi?" tanya Janice. "Kakak benar-benar merepotkan yah," gerutu Reyhan. Tok... tok... tok... CklekSeorang dokter masuk ke ruangan itu, "Astaga, selamat malam senior!" katanya menyapa Daniel.Daniel mengapa balik dokter juniornya. Dia adalah Dokter Wawan, salah satu dokter junior yang sempat magang di Rumah Sakitnya sekitar 13 tahun yang lalu. "Apa pasien ini anak Anda?" tanya Dokter Wawan lagi. Sebelumnya Wawanlah yang memperban lengan Hazel. Dia kembali ke ruangan itu untuk mengantar beberapa obat dan mengkonfirmasi hasil pemeriksaannya. "Astaga!" pekik Wawan saat melihat sosok Janice di ruangan itu. Betapa terkejutnya dia melihat seorang aktris dan musisi yang biasanya ia tonton dengan istrinya di TV. "A-anda kan Janice? Ahhh, pantas saja di luar mulai ramai, aku bertanya-tanya apa yang bisa membuat rumah sakit kecil ini seramai itu, ternyata ada Anda, ta-tapi kenapa Anda ada di sini sekarang?" tanyanya terbata-bata. Reyhan bangun da
Dua mobil dengan warna hitam legam tiba di depan pintu utama kediaman Dirgantara. Beberapa pelayan penjaga pintu turun tangga untuk membantu majikan mereka membuka pintu mobil. Reyhan membopong istrinya masuk ke dalam. Beberapa pelayan wanita baik tua maupun muda langsung berbisik-bisik melihat Tuan mereka yang membopong seseorang tak dikenal. Keluarga Dirgantara sangatlah ketat dalam menerima tamu. Tidak sembarangan orang bisa menyentuh tempat itu. Sebab itulah mereka sangat penasaran dengan siapa yang Reyhan bawa. Reyhan tak peduli dengan keributan itu dan hanya fokus mengantar istrinya ke tempat istrahat. "Haz, pergilah makan dulu, setelahnya tolong urusi bibimu." kata Reyhan pada Hazel. Mereka semua belum ada yang sempat makan dari tadi. Dengan kondisi perut yang keroncongan tidak mungkin mereka akan baik-baik saja. "Apa yang kalian lihat?" tanya Hazel pada beberapa pelayan yang terus sibuk bergosip. "Nona, siapa perempuan yang Tuan bawa?""Oh, itu istri paman." kata Hazel sa