Tring... Satu pesan masuk ke ponsel Hazel, gadis itu meletakkan sejenak cangkir kopi yang ia pegang kemudian merogoh benda pipih di saku celananya. Terlihat pesan dari pamannya di group keluarga yang mengirimkan lokasi restaurant yang sudah direservasi untuk pertemuan mereka dengan istri pamannya. Acaranya akan berlangsung minggu besok, sempat tertunda karena Hazel yang katanya ada kegiatan camping. Hazel juga sempat menduga bahwa bibi iparnya adalah Miki, hal itulah yang membuatnya menyetujui ajakan bertemu dari pamannya dua hari yang lalu. Hazel tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi. "Apa kalian pernah melihat Kak Miki akhir-akhir ini ke kantor?" tanya Hazel lagi. "Kak?" tanya Rivaldi, seakan ingin memperjelas maksud Hazel yang memanggil orang tak dikenal dengan sebutan Kak. "Apa kamu tidak lihat berita? Dia sudah berada di London sejak kemarin," sambung Naumi, dia tidak seperti Rivaldi yang mempertanyakan hal sepele seperti itu. Baginya, Keyra memang orang yan
Brug! Hazel langsung tertunduk ke bawah meja makan. "Kamu kenapa?" tanya Nadine terkesiap saat melihat sosok Hazel yang tiba-tiba saja menunduk ke bawah. "Ah, ini ada sesuatu yang nyangkut di sepatuku." ujar Hazel berbohong, padahal aslinya dia hanya ingin bersembunyi dari pamannya. "Aduh, aduh, perutku sakit sekali. Aku sepertinya aku harus ke toilet," kata Hazel dengan cepat sambil membawa tasnya berlari keluar dari ruangan. Wajahnya terus menunduk sampai ke pintu keluar. Beruntung kondisi aula yang begitu ramai hingga Reyhan tidak menyadari keberadaannya. Sementara itu, semua mata kini tertuju pada Reyhan yang mendekat ke kursi duduk Keyra. Keyra terlihat gelisah dan kebingungan atas kedatangan Reyhan yang di luar rencana. Dia tidak mungkin mau memublikasikan hubungannya bukan? Kursi duduk Keyra mudur perlahan tanpa ia sadari. Reyhan berhenti tepat di samping Keyra, kemudia melihat sekitar ke arah seluruh staff sekretaris yang kini hanya diam menatapnya. Prok Prok...
"Ada apa ini?" tanya wanita yang tadi duduk di meja favorit Hazel. Wanita dengan dress putih itu seperti bintang utama malam ini. "Nona Freya, maafkan saya. Ada orang tidak dikenal masuk ke pesta anda." jawab wanita yang sedari tadi berdebat dengan Hazel. "Kamu, siapa? Kita sepertinya tidak saling kenal?" tanya Freya pada Hazel. "Astaga, maafkan saya. Dia kenalan saya," Joe Ryan datang menyela. Joe yang mendapat laporan di dapur bahwa ada indikasi keributan di pesta segera keluar dari areal dapur. Betapa terkejutnya dia melihat Hazel yang adu mulut dengan orang-orang di pesta itu. "Ayo, ikut aku!" Joe Ryan langsung menarik tangan Hazel menuju dapur. "Hey berhenti menarikku. Tanganku sakit," protes Hazel. Joe melepaskan tangan Hazel. Beberapa koki yang tengah sibuk itu mondar mandir di dalam ruangan dapur, suasana sibuk yang membuat kesan ramai. Joe dan Hazel melangkah ke pojok belakang agar tidak ada yang terganggu. "Jika aku melihat wajah tidak bersalahmu, aku yakin kamu tidak
"Kamu lihat apa?" tanya Keyra pada suaminya yang tiba-tiba berhenti. "Tidak ada," jawab Reyhan langsung. Sesaat ia sempat berhenti berjalan saat merasa melihat sosok yang familiar berjalan tak jauh darinya. Kenapa akhir-akhir ini rasanya aku selalu melihat Hazel, batin Reyhan. "Sepertinya aku harus mengunjungi mereka besok," gumam Reyhan sepelan mungkin. Entah kenapa rasanya Reyhan selalu melihat keponakannya di banyak tempat. Dia bertanya-tanya, apakah karena terlalu menyayangi dan merindukan keponakannya sampai di banyak kesempatan yang ia lihat adalah siluet Hazel.Keyra dan Reyhan masuk ke dalam mobil mereka. Yudha telah mereka pulangkan sejak satu jam yang lalu, alhasil Reyhan harus mengemudikan sendiri mobilnya. "Apa ada lagi tempat yang ingin kamu kunjungi?" tawar Reyhan tepat saat sabuk pengaman telah mengikat istrinya di sebelahnya. Ternyata, acara jamuan kantor sudah berakhir sejak dua jam yang lalu. Setelah acara berakhir mereka berdua lanjut berkencan dengan menonton
Setelah kembali dari ruang VVIP keyra segera melanjutkan pekerjaannya. Hatinya begitu senang mendengar cerita hidup Rachel yang jauh lebih bahagia dari sebelumnya. Tak hanya itu, mengetahui tidak akan ada lagi orang yang menjadi korban atas kebejatan Mario membuat Keyra senang bukan main. "Mbak Keyra, wajah anda terlihat sangat senang," ucap Rivaldi saat berpapasan dengan Keyra di lift. "Aku tahu, pasti anda memenangkan tiket sukarelawan sejuta project dari JFL?" kata Nadine menerka. Nadine dan Naumi sangat kenal betul atasannya itu, mereka sangat tahu betapa gilanya Keyra mengidolakan Janice. "JFL apa?" tanya Rivaldi saat mereka bertiga keluar dari lift. "Janice Full of Love." balas Nadine. Keyra langsung berdiri mematung. Akibat terlalu banyak bekerja ia bahkan sampai lupa bahwa ada event open volunteer dari JFL sang idolanya. Padahal ia sudah memasang alarm untuk pembukaan pendaftarannya siang ini. Keyra kemudian bergegas kembali ke meja kerja, meninggalkan kedua staff utamany
Reyhan berjalan menyusuri lorong depan kediaman Dirgantara. Beberapa pelayan yang melihat kedatangan Reyhan langsung membungkuk memberi hormat. "Dimana keponakanku?" suara pertama yang keluar dari mulut Reyhan saat memasuki ruang makan. Di sana hanya terlihat Janice dan Daniel yang tengah bersiap untuk sarapan. "Dia akhir-akhir ini selalu sibuk, tadi dia pergi terburu-buru." jawab kakak Reyhan dengan santai. "Apa kamu sudah sarapan?" tanya Daniel. "Kak, ini sudah jam 10 pagi, apa pantas disebut sarapan? Dan yah, tentu saja aku sudah sarapan." balas Reyhan. Reyhan duduk di depan Kakak dan Kakak iparnya. Bingkisan yang ia bawa dengan segera diambil oleh pelayan yang berdiri di sudut ruangan. "Kenapa kalian baru sarapan sekarang?" tanya Reyhan, hal itu sangat tidak wajar baginya. Kediaman Dirgantara biasanya selalu ketat dengan jadwal makan, bahkan ketika kakek terbaring di rumah sakit, mereka tetap teguh pada prinsip yang telah diajarkan sejak kecil. "Dia baru selesai meeting deng
Hazel bangun dari tempat duduknya. Ini hampir jam tujuh pagi tapi Ayah dan Mamanya belum ada yang satupun yang keliatan batang hidungnya. Gadis itu melangkah keluar dari ruang tamu. "Ayah apa kita tidak akan sarapan?" tanya Hazel pada Ayah dan Mamanya yang terlihat sedang sibuk sendiri di ruang tamu. "Sayang, kamu makan duluan saja." kata Ayah Hazel. Terlihat dengan jelas Ayah Hazel sibuk mengurus beberapa lighting yang biasa digunakan saat fotografi atau syuting. Hazel bahkan tidak tahu ayahnya bisa melakukan hal seperti itu. Inilah yang menjadi salah satu penyebab Mama Hazel jatuh cinta, Ayah Hazel adalah sosok yang bisa melakukan banyak hal di luar ilmu medis yang dia miliki. "Istriku coba lihat ini, apa kamu menyukai pencahayaannya?" tanya Daniel setelah mengatur tingkat kecerahan dari lighting yang ia pasang. "Ini sebenarnya ada acara apa? Kenapa Ayah harus repot-repot mengerjakan studio kecil seperti ini? Dimana tim kreator Mama yang biasa mengurus ini?" Hazel benar-benar t
"Kenapa kamu diam saja?" tanya Miki yang melihat Hazel hanya duduk termenung di depannya. "Iya, apa, ah-""Apa yang membuatmu sampai melamun begitu? "Bukan apa-apa kak," jawab Hazel, tatapannya terlihat kosong. "Haz, aku juga ingin minta tolong padamu. Berikan ini pada pamanmu juga," Miki menyodorkan sebuah kotak kecil. Hazel membuka kotak itu, berisi jam tangan dan sebuah tiket bioskop, "Tiket nonton?" tanya Hazel. "Seperti kataku tadi, pamanmu sangat susah dihubungi. Di Eropa biasanya Kenzo yang mencarikan kami bertiga tiket nonton, kalau di Indonesia aku harus memberikan sendiri pada pamanmu. Tapi sepertinya dia terlalu sibuk, aku benar-benar tidak bisa menjangkaunya." kata Miki. Dia sebenarnya tahu bahwa Reyhan pasti akan menolak ajakan nonton Miki, tapi Miki yakin jika itu diberikan oleh keponakannya dia pasti akan datang. "Kak Miki sudah tahu paman menikah, tapi kakak tetap mengajaknya nonton berdua?" Hazel tak percaya dengan permintaan Miki. Sebenarnya dari dulu Hazel sang
"Nenek," gumam Kenzo lagi dengan suara lirihnya. Terlena beberapa detik membuat Kenzo kembali fokus dengan situasi yang terjadi. Pria berambut gelombang itu sempat tertegun hebat melihat paras Keyra yang begitu mirip dengan potret neneknya semasa muda. Keyra melangkah masuk ke dalam ruangan dan mengambil satu kursi kosong di samping Reyhan. Keyra melihat lurus ke depan, ada Miki yang menatapnya tak percaya, di samping Miki ada pria yang tak dia kenal juga menatap tak percaya ke arahnya. "Siapa kamu?" tanya Kenzo kelepasan. Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. Bagaimana bisa ada orang yang begitu mirip dengan figur neneknya. Mata dan Hidung Keyra juga persis seperti milik Ibunya. Siapapun dari keluarga Regaldo yang melihat paras Keyra sekarang akan mempertanyakan hal yang sama. "Kenapa pertanyaanmu konyol begitu, tentu saja dia istriku!" tegas Reyhan. "Dia sangat mirip nenekku. Kamu ingat buku history keluarga Regaldo yang pernah aku tunjukkan padamu waktu itu? Saat kamu meng
Kita bertemu di ruang VVIP HAZA Group Begitulah bunyi pesan singkat Reyhan pada Kenzo dan Miki. Dua orang yang telah melewati banyak hal dengan Reyhan selama kurang lebih 20 tahun. Miki berdiri dengan perasaan yang penuh keraguan. Dia berkali-kali melihat pesan yang Reyhan kirimkan padanya. Pertemuan terakhir antara Miki dan Reyhan berakhir cukup tragis. Reyhan dengan sangat jelas memberitahukan bahwa dia sangat kesal dengan kelakuan semena-mena Miki yang menampar sembarang orang dan menyerang sekretaris Reyhan. Miki hanya malu menampakkan mukanya lagi. "Kenapa diam seperti patung?" tanya Kenzo. Kenzo dengan setelan jas navy membuatnya terlihat lebih rapi dari hari sebelumnya saat Miki menjemputnya di bandara. Ckclek! Kenzo membuka pintu di depannya. Di dalam ruangan VVIP itu terpampang sebuah meja bundar besar dengan empat kursi yang sudah disiapkan oleh Reyhan. Kenzo dan Miki langsung mengambil tempat duduk mereka. "Kamu tidak terlihat baik-baik saja," celetuk Kenzo. Miki s
Miki mengeratkan gigi gerahamnya saat melihat beberapa foto Reyhan dan Keyra yang tertangkap oleh mata-mata suruhannya. Detik berikutnya, Miki tersenyum puas saat melihat foto Reyhan dengan Hazel. "Ah, ternyata Reyhan hanya dekat dengan pegawainya saja." gumam Miki. Miki sempat kesal saat melihat sederet foto Reyhan dan Keyra. Tapi dia langsung tenang saat melihat foto Reyhan dan Hazel. Itu menandakan bahwa Reyhan hanya berurusan dengan wanita-wanita yang punya kepentingan dengannya saja. Tangan Miki yang membolak-balikan lembaran foto itu berhenti saat ia melihat sebuah foto yang terlihat mengganjal. "Apa ini?" tanya Miki saat melihat sebuah foto yang berisi Reyhan sedang membuka pintu mobil untuk Keyra. Tangan kanan Reyhan mengganjal di atas pintu masuk bermaksud melindungi kepala Keyra dari benturan mobil. Miki menggeram kesal. Dia merobek foto itu. Miki mulai mengingat kembali moment saat Reyhan begitu peduli pada Keyra. Pikiran Miki mulai berkecamuk. ***Koper dengan size X
"Ada apa?" tanya Reyhan serius. Keyra segera menggeleng saat menyadari perkataannya telah membuat suasana yang ribut itu terdiam, "Ah, bukan apa-apa.""Tidak apa-apa, tanyakan saja jika ada hal yang kamu ingin tahu, kami keluargamu sekarang!" seru Miki. Keyra meletakkan sendok yang sedari tadi melekat di tangannya, gadis itu menarik napas panjang, "Aku, sebagai seorang fans berat darimu, aku bertanya-tanya kenapa anda merahasiakan hal sebesar ini? Maksudku, anda ternyata sudah menikah dan punya anak. Itu adalah fakta paling mengejutkan bagiku." Keyra sempat syok beberapa hari setelah mengetahui fakta itu. Dia bahkan di beberapa kesempatan sempat menyangkal bahwa semua yang dia lihat dan alami adalah sebuah mimpi panjang. Tapi lagi-lagi dia kembali ke fakta bahwa idolanya memang benar adalah kakak iparnya sekaligus ibu dari anak magang yang bekerja di bawah bimbingannya. Diam, hening sesaat. Keyra merasa cemas setelah membahas hal itu. Rasanya dia ingin mengulang waktu dan menarik
"Kita satu kamar?" tanya Keyra saat terkejut melihat suaminya duduk di ujung ranjang saat dirinya keluar dari kamar mandi. "Akan aneh kalau kita tidak sekamar," balas Reyhan singkat. Meski kehidupan rumah tangga mereka terbilang sudah sangat romantis. Akan tetapi mereka sampai saat ini belum pernah berbagai kamar yang sama. Menginap di kediaman Dirgantara dengan status sebagai suami istri tentu saja harus membuat mereka berada di satu kamar yang sama. Tok... Tok... Tok... "Tuan, ini pakaian Nyonya Muda yang anda pesan." suara seorang pelayan di luar kamar terdengar dengan jelas di telinga Keyra dan Reyhan. Cklek. Reyhan membuka pintu kamarnya, mengambil beberapa setelan pakaian yang telah dibawakan. "Apa kakakku masih belum kembali?" tanya Reyhan pada pelayan yang berdiri di depannya. "Belum Tuan," jawab pelayan itu singkat. "Baiklah, kamu bisa pergi."Pelayan itu dengan patuh pergi sesuai perintah Reyhan. Pria itu kembali masuk ke kamar dan menutup pintu perlahan. Alis kirin
Brag!Kodo kecil berisikan tiket nonton itu jatuh bebas ke tanah saat tangan kekar Reyhan mendarat di pipi kiri Miki. "Rey, kamu baru saja menamparku?" tanya Miki tak percaya, tangan kirinya memegang pipinya yang baru saja terkena tamparan Reyhan. Mata Miki terbelalak sempurna. Reyhan bukan orang yang kasar dan suka main tangan pada perempuan, apalagi jika itu berurusan dengannya. "Kelakuanmu membuatku sangat malu," ujar Reyhan. Wajah Reyhan terlihat merah padam. "Minta maaflah pada mereka dan aku tidak akan memperhitungkan apapun lagi," kata Reyhan mengamcam. Miki mengepalkan tangannya, "Kenapa aku harus minta maaf?""Kenapa? Kamu tanya kenapa? Apa kamu gila? Kamu baru saja melakukan kekerasan di depan umum, dan lebih memalukan lagi kamu melakukan hal itu pada orangku?Kamu tahu dia sekretarisku dan tetap berlaku seperti itu padanya? Apa kamu sedang menantangku?" tanya Reyhan dengan nada marahnya yang semakin terdengar jelas. Miki mengumpat di dalam hatinya. Dia berusaha keras
"Mbak, astaga yang benar saja, anda menampar teman saya di depan umum seperti ini?" ucap gadis berambut hitam lurus tak percaya dengan sikap sembrono Miki. Miki memutar bola matanya, "Aish, kalian membuatku kesal.""Orang ini benar-benar tidak punya sopan santun. Apa anda tidak malu sebagai orang dewasa?" tanya pria yang berdiri di samping gadis berambut hitam lurus. Ketiga remaja itu benar-benar tersulut emosi. "Aku kasih melihat anda setua ini tapi tidak punya adab. Apa orangtua anda tidak mengajari sopan santun? Atau suami anda tidak mengajarkan hal itu? Atau anda belum menikah, hingga tidak ada yang bisa mendidik anda?"Plak! Satu tamparan keras kini mendarat di wajah gadis berambut hitam lurus. Tamparan itu membuatnya terpaksa menghentikan komentar pedasnya pada Miki. Pria yang berdiri disampingnya dengan penuh emosi balas maju mendekati Miki hendak bermaksud balas dendam. "Pikirlah sebelum kamu melukaiku di sini!" tandas Miki. "Bukan aku yang harus dididik, tapi kalian. Ora
"Ada apa?" tanya Daniel yang melihat kedatangan Reyhan di pintu masuk ke ruang makan. "Bukankah kalian yang memanggilku kesini?" tanya Reyhan balik. "Huh, kapan kami memanggilmu?" tanya Janice yang sedang asyik menyantap makan malamnya. "Istriku bilang kalian mencariku, jadi aku sebaiknya makan malam di kediaman Dirgantara saja." kata Reyhan menimpali. "Aku yang memanggil kalian," suara rendah Hazel terdengar saat memasuki ruang makan. Reyhan, Janice dan Daniel menatap tak percaya saat mendapati sosok Hazel melangkah masuk. Dahulu, jika Hazel keluar dari percakapan seperti yang dilakukannya tadi pagi. Hazel tidak akan kembali ke kediaman 3 sampai 5 hari. Bahkan bisa sampai satu minggu. Ini pertama kalinya Hazel langsung kembali setelah beradu melarikan diri tadi pagi. Reyhan mengambil posisi duduk di sebelah saudarinya. Sementara Hazel duduk di depan 3 keluarga yang paling ia sayangi. "Maafkan aku," kata Hazel lirih. "Maafkan aku, karena tidak dewasa menyikapi perbedaan pendap
Keyra mendapati keributan di lantai staff sekretaris. "Bagaimana ini, kita dilarang bergosip dan membahas hal ini. Tapi Miki membuat kita ingin terus membahasnya," kata Nadine setengah berbisik. "Benar juga. Bagaimana mungkin satu kantor tidak bergosip jika kelakuan Miki seperti itu pada Pak CEO." sahut Surya. Kini Miki tengah membawa buket bunga segar di tangan kirinya dan sebuah rantang makanan di tangan kanannya. Miki seperti biasa masuk ke ruangan Reyhan tanpa permisi. Penampilannya sekarang mirip sekali seperti seorang istri yang mengantarkan makan siang suaminya. Keyra yang menyadari apa yang terjadi langsung masuk ke ruang Reyhan, "Permisi, apa anda ada urusan dengan Pak Reyhan? Beliau sedang inspeksi di luar kantor." kata Keyra mengabarkan. Miki yang sedari tadi tengah mengatur bunga segarnya di atas meja Reyhan kini beralih menatap tajam ke arah Keyra, "Kamu bahkan tidak mengetuk pintu saat masuk? Dimana sopan santunmu?" tanya Miki kesal. Keyea tak habis pikir deng