共有

Bab 19. Pesta

作者: Lemongrass
last update 最終更新日: 2024-12-01 20:00:38

Rainer segera turun dari panggung setelah menyelesaikan pembicaraan yang hanya sekedar basa-basi itu.

“Rai, ayo kita cari minuman,” ajak Agnes.

Keduanya pun kembali membaur bersama dengan tamu undangan yang lain.

Tiba-tiba saja keriuhan terjadi, membuat pusat perhatian tertuju ke arah pintu masuk. Pandangan Rainer dan Agnes pun ikut tertuju pada keriuhan tersebut. Beberapa saat kemudian mata coklat gelap Rainer menangkap sosok yang sangat dia kenal. Camelia.

Camelia cantik dan anggun itu seketika menjadi pusat perhatian. Untung saja semasa sekolah dan kuliah dia adalah orang yang aktif dalam berorganisasi serta menjadi pusat perhatian. Jadi untuk menghadapi hal seperti ini, Camelia tidak perlu gugup apalagi panik.

Tak sedikit orang yang hadir di pesta tersebut bertanya-tanya siapa wanita yang datang bersama Lukman. Wajah Camelia memang asing di kalangan pergaulan para konglomerat.

“Pak Lukman, alangkah baiknya jika kita menyapa p
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Kok sedikit sekali.
すべてのコメントを表示

関連チャプター

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 20. Cemburu

    Camelia baru saja turun dari panggung, tiba-tiba sebuah seruan riang memanggil namanya.“Tante Camelia!” Camelia melihat ke arah sumber suara, pria kecil dengan setelan tuxedo yang senada dengan Danar.“Halo, Clay!”Gadis itu berjongkok menyamakan tinggi dengan Clay.“Kenapa Tante bisa ada di sini? Apa Papi yang mengajak Tante?” tanya anak kecil itu.Camelia menoleh ke atas melihat Danar.“Oh, tidak Clay, Tante mewakili Kakek untuk menghadiri pesta ini,” jawab Camelia.“Oh, aku pikir Tante sudah lebih akrab dengan Papi,” ujar anak itu. Camelia hanya bisa tersenyum lalu kembali berdiri.Camelia tidak menyangka jika dua pria yang baru-baru ini dia temui ternyata menyandang nama Adiwangsa. Entah jalan apa yang sedang Tuhan tunjukan padanya, tetapi kebetulan ini sangat luar biasa.Pria kecil itu kemudian mengajak Camelia untuk menikmati hidangan pembuka yang sudah tersaji. Danar pun mengekori Camelia dan Clay di belakang.Entah apa magnet apa yang ada dalam tubuh Camelia hingga anak keci

    最終更新日 : 2024-12-02
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 21. Insiden di Pesta

    Perbuatan Rainer jelas terlihat di padangan mata Agnes yang sejak tadi mengawasi mereka berdua, hati wanita itu pun merasakan sakit dan kecewa. Bagaimana bisa orang yang tidak mencintai mencium seorang wanita dengan begitu lembut?“Rainer! Kamu–.” Agnes kehabisan kata-kata, dia memilih kembali masuk ke pesta untuk menenangkan diri dari gemuruhnya api cemburu.“Camelia. Kenapa kamu selalu saja menjadi penghalang dalam hidupku?” gumam Agnes dengan menahan amarah.Rainer melepas pagutan bibirnya, napas terengah pelan, entah mengapa bibir Camelia seakan menjadi candu baginya.“Dengarkan aku Camelia, kamu tidak akan mudah lepas dariku jika alasanmu bercerai adalah untuk pria lain,” bisik Rainer.“Coba saja jika kamu bisa kabur dariku, karena kamu pasti akan memohon untuk kembali padaku.”Buugghhh. Sebuah tinju mendarat di perut Rainer. Rainer yang terkejut sontak melepaskan kunciannya. Rupanya tinju yang dilayangk

    最終更新日 : 2024-12-03
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 22. Sedikit Perhatian

    Belum sempat Camelia mendengar jawaban Rainer, dia kembali tak sadarkan diri.“Lia, hei Camelia!”“Pak Lukman, cepat!” titah Rainer dengan panik.Hanya tinggal sedikit saja hingga mereka sampai di rumah sakit, tetapi Camelia sudah tak sadarkan diri. “Lia, Camelia!”Sesampainya di rumah sakit, Lukman segera berlari meminta bantuan. Camelia segera mendapatkan penanganan.“Tuan Muda, sebaiknya Anda berganti pakaian lebih dulu, saya yang akan menunggu Nyonya Muda. Jangan sampai Anda juga sakit karena harus merawat Nyonya Muda,” ujar Lukman setengah menggoda.Rainer hanya melirik sekilas, untung saja mereka datang ke rumah sakit menggunakan mobilnya, baju ganti dan segala macam selalu tersedia di sana.Saat kembali ke IGD, Camelia telah selesai ditangani, pakaiannya pun telah diganti. Sekarang hanya tinggal mengurus untuk keperluan rawat inap. Kondisi Camelia lemah, mungkin karena trauma yang dialaminya waktu kecil.

    最終更新日 : 2024-12-04
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 23. Kejadian yang Sebenarnya

    Camelia merasakan sesak di dada, denyut jantungnya tidak stabil. Namun, di otaknya hanya ada memikirkan Rainer. Camelia memang memiliki riwayat gangguan irama jantung akibat trauma yang dideritanya, akan kambuh dan parah jika mendapat tekanan atau teringat akan traumanya.“Camelia!” Daisy dengan panik membantu menantunya untuk kembali membaringkan diri. Sedangkan Yasa menekan tombol bantuan.“Jangan pikirkan Rainer, Lia, kamu harus sembuh.”Dokter yang menangani Camelia berjalan dengan tergesa menuju ke ruang rawat inap wanita itu setelah mendapat telepon dari perawat. Tidak sengaja dokter spesialis jantung itu berpapasan dengan Rainer dan hanya menyunggingkan senyum. Rainer hanya berwajah datar.Dokter itu memerintahkan perawat untuk membawa peralatan yang akan digunakan untuk menangani Camelia. Dokter segera memeriksa kondisi Camelia, karena iramanya begitu lambat wanita itu harus mendapatkan pacu jantung.Dokter akhirnya mera

    最終更新日 : 2024-12-05
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 24. Tamu Spesial

    Ucapan ibunya membuat hati Rainer seperti dipelintir, perih dan sakit, tetapi tak paham apa yang menjadi penyebabnya. Harusnya Rainer senang mendengar ucapan ibunya, orang yang terus memaksa dirinya untuk tetap bersama Camelia akhirnya menyerah. Namun, lagi-lagi hatinya terusik. Apa benar perceraian adalah hal yang benar-benar dia inginkan? Suami Camelia Agatha itu memilih keluar dari ruangan tersebut untuk mencari udara segar. Daisy hanya bisa pasrah dan membiarkan anak laki-lakinya berpikir dengan baik. “Bu, Ibu yakin bicara seperti itu pada Rai? Kalau dia benar-benar menceraikan Camelia bagaimana?” tanya Clara. Daisy menghela napas berat mendengar ucapan Clara. “Apa boleh buat, Ra. Ibu lebih memilih Camelia bebas dari belenggu ini, yang penting Ibu masih bisa melihat dia. Ibu ingin melihat dia hidup bahagia dengan pilihannya sendiri tanpa campur tangan kita lagi.”

    最終更新日 : 2024-12-06
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 25. Cemburu?

    Rainer memandang wajah Agnes yang masam karena kesal. “Semua tidak akan seindah yang kamu bayangkan, Agnes. Dan aku juga memikirkan perasaanmu.”“Maksudmu?” tanya Agnes.“Seluruh anggota keluargaku sangat menyayangi Camelia, aku tidak bisa menjamin kamu akan bisa mendapatkan kasih sayang yang sama dari mereka,” jujur Rainer.“Rai, aku tidak masalah, yang penting kita bersama,” balas Agnes.“Kamu yakin?” Agnes mengangguk dengan manatap dan berkata, “Bukankah dulu kamu bilang kalau kita cukup hidup berdua saja tanpa memikirkan pandangan mereka, lalu kenapa sekarang justru kamu terlihat ragu-ragu?”Rainer menghela napas pelan, kembali menyelami sudut hatinya yang paling dalam. Namun, semakin lama masuk ke dasar hatinya kemantapan yang sudah sempat tercipta kembali menjadi sebuah keraguan.Suara dering ponsel Rainer memecahkan ketegangan yang sempat tercipta, sebuah panggilan masuk dari Levi. Tanpa ragu, pria itu

    最終更新日 : 2024-12-07
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 26. Ablasi

    Camelia mendengkus, tetapi memilih untuk tidak memperpanjang apalagi memperdebatkan hal itu.“Tidak sampai harus dibuang, Rai. Kamu bisa menyimpannya di dalam lemari pendingin atau diberikan pada perawat yang sedang berjaga. Maafkan aku, aku memang sedang menghindari makan makanan yang mengandung kopi,” tutur Camelia dengan lembut.Wanita itu membangunkan tubuhnya dan berusaha turun dari brankar, meraih kotak tiramisu itu dari tangan Rainer.“Karena kamu sudah membelinya, sepertinya tidak masalah kalau hanya satu potong. Mau makan bersama?” tanya Camelia lalu tersenyum.Wanita itu mengambil dua piring yang tadi disiapkan oleh Rainer. Mengambil dua potong tiramisu dan meletakkan di masing-masing piring tersebut.“Ini.” Camelia memberikan satu piring untuk Rainer yang masih berdiri dalam diam menatapnya.Camelia kembali naik ke atas ranjang, lalu meraih tiramisu miliknya.“Kenapa diam saja? Duduklah! Ayo kita makan bersama

    最終更新日 : 2024-12-08
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 27. Cemas

    Rainer berdiri, lalu berjalan mondar-mandir, sesekali menyentuh mulutnya karena gelisah. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tak terduga? Bagaimana jika Camelia keluar dari ruang operasi dengan keadaan yang tak baik-baik saja?Rainer kembali duduk di kursi tunggu.“Ya, Tuhan, kenapa lama sekali, tolong berikan keselamatan pada Camelia,” gumam Rainer.Kedua tangan menangkup di depan wajahnya, beberapa kali menghembuskan napas berat.Tiba-tiba, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan senyum di wajahnya. Rainer sontak berdiri dan menyambut dokter itu.“Bagaimana keadaan Camelia, Dok?”“Ablasinya berjalan dengan lancar hanya saja tadi ada sedikit kendala membuat prosesnya sedikit lama. Kondisi Nyonya Camelia baik-baik saja, hanya butuh istirahat. Namun, kami harus tetap mengobservasi selama 24 jam untuk memastikan dia boleh pulang kapan,” tutur Dokter Samudra.“Terima kasih banyak, Dokter.”

    最終更新日 : 2024-12-09

最新チャプター

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 126 Berakhir Bahagia

    Tirai putih menjuntai dari langit-langit, menghiasi aula dengan kemewahan yang menenangkan. Rangkaian bunga mawar putih dan lilin-lilin tinggi menghiasi sisi-sisi jalan menuju altar. Denting piano mengalun lembut, menggiring langkah Levi yang berdiri tegap menanti di ujung sana. Jas hitamnya melekat rapi, dasi kupu-kupu menghiasi lehernya, dan senyum gugup itu tidak bisa bersembunyi meski wajahnya berusaha tampak tenang.Anne melangkah perlahan, gaun putihnya jatuh anggun menyapu lantai, taburan payet menyala lembut. Mata mereka saling mengunci, dan dunia seakan hening, hanya mereka berdua, dan debar yang berkejaran di dada.Suara tawa kecil menyelingi isakan haru, ketika Levi dengan suara sedikit gemetar mengucapkan janji suci. Anne menatapnya, mata yang dulu ragu kini bersinar penuh keyakinan. Ketika mereka saling mengikat janji, tamu-tamu bersorak dan di antara mereka, Camelia mengusap sudut matanya yang basah, sementara Rainer menepuk punggung Levi saat keduanya turun dari altar

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 125 Pertentangan

    Suara kursi yang digeser Clay terdengar tegas. Bocah itu berdiri, menatap ayahnya dengan ekspresi serius yang jarang muncul di wajah polosnya.“Aku nggak setuju, Pi,” ucap Clay langsung pada intinya.Danar mengangkat alis, meletakkan dokumen kerjanya ke samping. “Apa yang kamu maksud?”“Aku nggak setuju punya mama baru, kalau bukan Tante Camelia,” jawab bocah itu, tegas.Wajah Danar melembut, bibirnya membentuk senyum kecil yang tak sepenuhnya ceria. “Kamu masih suka Tante Camelia karena dia baik, dan karena kamu terbiasa sama dia. Tapi kamu juga harus ingat, Tante Camelia sudah bahagia bersama Om Rainer dan juga Reyaga. Orang lain bisa salah paham jika kamu bicara seenaknya seperti itu,” balas Danar dengan penuh pengertian.Clay memeluk tubuhnya sendiri, menghindari tatapan Danar. “Iya aku tahu tapi aku tidak suka liat Papa dekat dengan perempuan lain.”Danar menghela napas, bangkit dari sofa, lalu berjongkok di depan putranya. “Clay, dengarkan Papi. Papi juga tidak sedang dalam

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 124. Menyatakan Cinta

    Dua insan duduk saling berhadapan. Gelas mocktail dengan irisan jeruk nipis itu diletakkan kembali sebelum isinya menyentuh bibir. Cahaya remang menggantung di antara keduanya, seolah ikut menahan napas. Suasana restoran seharusnya membantu, namun hati Levi justru berdebar semakin kacau. Tangannya terlipat di atas meja, matanya menatap lurus ke arah gadis di hadapannya.“Jadi apa yang ingin kamu bicarakan sampai mengajakku makan malam di tempat seperti ini?” tanya Anne yang mulai tidak sabar karena Levi lebih banyak diam hari ini, berbeda dengan biasanya.Sebelum menjawab pertanyaan itu, Levi menghela panas lalu berdehem.“Kamu pernah suka pada seseorang, tapi takut itu cuma perasaan sepihak?” Ternyata yang keluar dari bibirnya bukanlah jawaban. Melainkan sebuah pertanyaan.Anne membulatkan mata, seolah tidak menduga arah pembicaraan. Jemarinya yang memegang sendok tiba-tiba berhenti. “Kamu sedang bertanya soal aku, atau soal kamu?”Levi menautkan jemarinya di atas meja.“Aku hanya

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 123. Orang Masa Lalu

    Sunyi.Mata Camelia menyapu wajah suaminya. Di dalam pantulan manik kelam itu, ada satu bahasa yang tidak perlu diterjemahkan, cinta yang utuh, dan kebanggaan yang tidak bisa ditutupi.Rainer membalas pandangan itu, ujung bibirnya naik pelan.“Namanya akan kami umumkan saat acara syukuran nanti,” jawab Rainer diiringi dengan senyuman.Levi mengangkat alis.“Nggak asyik. Padahal aku sudah tidak sabar ingin memanggil namanya.”“Makanya menikah, biar kamu juga bisa merasakan betapa bahagiannya punya junior dan memanggil namanya untuk pertama kali,” balas Rainer.Levi berdecak, tapi tidak menanggapi, daripada dia harus mendengar ucapan Rainer yang menjengkelkan.*Gelak tawa menggema, aroma bunga segar dan makanan rumahan memenuhi udara, berbaur dengan hangatnya percakapan para tamu. Beberapa rekan bisnis Rainer berdiri dengan gelas di tangan, menyelam dalam obrolan santai. Daisy tampak sibuk mempersilakan orang-orang untuk duduk, sementara Anne dengan cekatan menjaga jalannya hidangan.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 122. Kebahagiaan yang Lengkap

    Di sepanjang perjalanan, tangan Rainer tidak pernah lepas dari Camelia. Jari-jarinya mengusap punggung istrinya, suaranya terus berbisik lembut, meskipun kegelisahan jelas terbaca. Sesampainya di rumah sakit, semuanya terasa seperti kekacauan yang teratur. Rainer pikir Camelia bisa segera melakukan persalinan ternyata mereka harus menunggu karena belum waktunya. “Dokter, apa tidak bisa lebih cepat? Lihatlah istriku sudah sangat kesakitan,” ujar Rainer. Dokter hanya tersenyum, sepanjang dia menjadi dokter, sudah sering melihat suami yang panik seperti itu. Rainer terus menemani Camelia menjalani proses menuju persalinan, seakan-akan ikut merasakan kesakitan yang dialamai istrinya. Setelah lebih dari sepuluh jam berada di rumah sakit, Camelia akhirnya siap untuk melakukan persalinan. Dokter dan perawat sigap membawa Camelia ke ruang bersalin. Rainer tidak peduli pada siapapun selain wanita yang sekarang terbaring di ranjang dengan ekspresi menahan sakit. Dia menggenggam tan

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 121. Panik dan Mendebarkan

    Rainer tersenyum, melirik istrinya, lalu mengaduk minumannya dengan santai. "Kamu terlalu memikirkan mereka, Sayang. Benar-benar seperti emak-emak yang sedang mencarikan jodoh untuk anaknya," ujar Rainer. "Jelas aku memikirkan mereka! Anne itu orang terdekatku saat ini setelah kamu. Levi orang terdekatmu setelah aku, apalagi dia memohon-mohon cuti pada bosnya yang kejam ini agar bisa berkencan dengan seorang wanita," balas Camelia cepat. "Oh iya, tentang Levi, dia selalu bersikap seolah-olah paling mengerti hubungan, paling berpengalaman, layaknya pakar cinta seperti yang kamu bilang. Tapi sekarang? Kenapa dia malah seperti ini? Bikin aku gregetan," imbuh Camelia. Rainer terkekeh, mengangkat bahu. "Levi selalu berhati-hati dalam setiap langkahnya. Dia bukan tipe yang terburu-buru. Terlalu banyak berpikir sebelum bertindak, itulah sebabnya dia belum memiliki kekasih padahal usianya sudah kepala tiga." "Ya, tapi kalau terus seperti ini, Anne bisa bosan, bisa-bisa aku jodoh

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 120. Pamer

    “Selamat malam, Nyonya-nyonya.” Suara berat itu menyusup di antara obrolan, membuat Camelia dan Vanessa menoleh. Danar berdiri dengan setelan abu-abu yang rapi. Ekspresinya santai, tapi sorot mata itu tidak bisa menyembunyikan perasaan yang bergulat di dalam dada. Danar dan Camelia bertemu pandang, wanita itu menyunggingkan senyum yang celakanya masih membuat hati Danar berdesir. "Kamu benar-benar sulit ditemui sekarang,” ujar Danar. "Wajar, dia sekarang lebih sibuk dengan keluarga kecilnya," kata Vanessa menimpali sambil tersenyum. Tatapan Danar turun ke perut Camelia yang mulai membuncit. Ada kebahagiaan yang dia rasakan karena itu sebuah tanda jika hidup wanita itu lebih baik dan yang pasti, bahagia. Tetapi juga sesuatu yang tertahan di balik senyum tipisnya. Sejenak, hatinya terasa kosong. Camelia menangkap tatapan itu, tetapi memilih untuk bersikap biasa saja. “Apa kabar, Pak Danar?” Ada sesuatu di hati Danar, Camelia bahkan sudah tidak memanggilnya ‘kakak’ lagi.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 119. Orang Lama

    “Selamat malam, Nyonya-nyonya.” Suara berat itu menyusup di antara obrolan, membuat Camelia dan Vanessa menoleh. Danar berdiri dengan setelan abu-abu yang rapi. Ekspresinya santai, tapi sorot mata itu tidak bisa menyembunyikan perasaan yang bergulat di dalam dada. Danar dan Camelia bertemu pandang, wanita itu menyunggingkan senyum yang celakanya masih membuat hati Danar berdesir. "Kamu benar-benar sulit ditemui sekarang,” ujar Danar. "Wajar, dia sekarang lebih sibuk dengan keluarga kecilnya," kata Vanessa menimpali sambil tersenyum. Tatapan Danar turun ke perut Camelia yang mulai membuncit. Ada kebahagiaan yang dia rasakan karena itu sebuah tanda jika hidup wanita itu lebih baik dan yang pasti, bahagia. Tetapi juga sesuatu yang tertahan di balik senyum tipisnya. Sejenak, hatinya terasa kosong. Camelia menangkap tatapan itu, tetapi memilih untuk bersikap biasa saja. “Apa kabar, Pak Danar?” Ada sesuatu di hati Danar, Camelia bahkan sudah tidak memanggilnya ‘kakak’ lagi.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 118. Panik

    “Halo, dengan Tuan Rainer Wijaya, kami dari rumah sakit, ingin memberi tahu jika Nyonya Camelia pingsan dan dibawa ke rumah sakit.” Jantungnya berdegup lebih cepat. “Ada apa, Rai?” “Camelia dibawa ke rumah sakit, Lev.” Tidak menunggu waktu yang lama Rainer langsung bergegas menuju rumah sakit. Tangan Rainer mencengkram kemudi dengan erat, buku-buku jarinya memutih. Napas memburu, tubuh terasa panas, tapi bukan karena udara di dalam mobil—melainkan ketakutan yang perlahan-lahan merayap naik. Camelia pingsan. Rumah sakit. Mungkin aritmianya kambuh? Tiga hal itu terus berputar di kepalanya, memukul saraf-saraf kewaspadaan hingga jantungnya berdegup tak karuan. Steve. Itu pasti karena pria itu. Jika dia tahu pertemuan sialan itu akan membawa dampak sebesar ini, dia tak akan membiarkan Camelia keluar rumah. Sial. Harusnya dia lebih waspada. Harusnya dia tidak meremehkan dampaknya. Mobil berhenti dengan hentakan kasar di depan pintu gawat darurat. Rainer keluar tanpa

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status