Share

Bab 26. Ablasi

Penulis: Lemongrass
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 20:00:32

Camelia mendengkus, tetapi memilih untuk tidak memperpanjang apalagi memperdebatkan hal itu.

“Tidak sampai harus dibuang, Rai. Kamu bisa menyimpannya di dalam lemari pendingin atau diberikan pada perawat yang sedang berjaga. Maafkan aku, aku memang sedang menghindari makan makanan yang mengandung kopi,” tutur Camelia dengan lembut.

Wanita itu membangunkan tubuhnya dan berusaha turun dari brankar, meraih kotak tiramisu itu dari tangan Rainer.

“Karena kamu sudah membelinya, sepertinya tidak masalah kalau hanya satu potong. Mau makan bersama?” tanya Camelia lalu tersenyum.

Wanita itu mengambil dua piring yang tadi disiapkan oleh Rainer. Mengambil dua potong tiramisu dan meletakkan di masing-masing piring tersebut.

“Ini.” Camelia memberikan satu piring untuk Rainer yang masih berdiri dalam diam menatapnya.

Camelia kembali naik ke atas ranjang, lalu meraih tiramisu miliknya.

“Kenapa diam saja? Duduklah! Ayo kita makan bersama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 27. Cemas

    Rainer berdiri, lalu berjalan mondar-mandir, sesekali menyentuh mulutnya karena gelisah. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tak terduga? Bagaimana jika Camelia keluar dari ruang operasi dengan keadaan yang tak baik-baik saja?Rainer kembali duduk di kursi tunggu.“Ya, Tuhan, kenapa lama sekali, tolong berikan keselamatan pada Camelia,” gumam Rainer.Kedua tangan menangkup di depan wajahnya, beberapa kali menghembuskan napas berat.Tiba-tiba, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan senyum di wajahnya. Rainer sontak berdiri dan menyambut dokter itu.“Bagaimana keadaan Camelia, Dok?”“Ablasinya berjalan dengan lancar hanya saja tadi ada sedikit kendala membuat prosesnya sedikit lama. Kondisi Nyonya Camelia baik-baik saja, hanya butuh istirahat. Namun, kami harus tetap mengobservasi selama 24 jam untuk memastikan dia boleh pulang kapan,” tutur Dokter Samudra.“Terima kasih banyak, Dokter.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 28. Aku atau Dia?

    Melihat reaksi kekasihnya yang begitu tenang bahkan terkesan tidak peduli padanya membuat Agnes semakin jengkel.“Kenapa cuma diam saja? Benar sekarang kamu lebih memilih wanita itu ketimbang aku? Mana janjimu, Rai, mana?” geram Agnes."Agnes, Camelia baru saja menjalani serangkaian pengobatan dan baru pulang dari rumah sakit. Dia butuh aku sekarang. Ini bukan soal memilih, tolong mengertilah," jawabnya dengan suara rendah, mencoba menenangkan situasi. Namun, Agnes tampak tidak terima."Kamu selalu saja punya alasan! Selalu Camelia! Aku nggak bisa terus-terusan seperti ini, Rainer! Kamu janji akan menyelesaikan semuanya, tapi sampai sekarang tidak ada yang berubah, malahan kamu terlihat lebih perhatian padanya akhir-akhir ini, jangan katakan kamu telah jatuh cinta padanya." Agnes melanjutkan dengan kesal, emosinya semakin memuncak.Rainer menatap Agnes dengan tatapan lelah. Dia tahu situasi ini tidak mudah untuk diatasi. Selama ini, dia terjebak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 29. Memberi Pelajaran

    Rasa penasaran mengalahkan etika pribadinya, Camelia melangkah mendekat dan mengintip layar ponsel yang menyala. Nama yang tertera di layar datar itu membuatnya terdiam sejenak—Agnes.Seharusnya, melihat nama itu membuatnya marah atau cemburu, tapi Camelia hanya mendesah pelan. "Lagi-lagi dia, pasti semalam mereka baru saja bertemu," pikirnya, tetapi tidak ada emosi berarti yang muncul. Camelia merasa sudah terlalu sering berhadapan dengan situasi seperti ini dan entah sejak kapan, rasa cemburu dan kesalnya seolah hilang. Namun, sempat terbesit pikiran untuk mengangkat telepon tersebut, sekedar menunjukkan eksistensinya pada wanita ulat bulu itu. Camelia tersenyum sinis.Beberapa saat kemudian, suara air yang mengalir dari kamar mandi berhenti, dan Rainer keluar dengan handuk melilit pinggangnya.Sebelum suaminya benar-benar keluar dari kamar mandi, Camelia sudah sempat mengangkat telepon dan meletakkan ponsel kembali di tempatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 30. Marah

    Mendengar suara kekasihnya, Rainer mendongak, melihat wajah cantik itu tampak murka. Rainer memandang aneh pada Agnes.“Memangnya apa yang kulakukan?” tanya Rainer dengan tampang tanpa rasa bersalah.“Kamu keterlaluan, Rai. Tega kamu melakukan itu padaku!” “Memangnya apa yang kulakukan padamu? Kenapa datang-datang langsung marah?”“Kenapa katamu? Kamu benar-benar keterlaluan, Rai. Setelah bersenang-senang dengan Camelia lantas kamu melupakanku,” geram Agnes.Rainer semakin tak paham arah pembicaraan Agnes. Bukankah Agnes sendiri mengatakan tak akan menemuinya semalam, lantas kenapa dia tiba-tiba datang dan meluapkan amarah yang tak dia ketahui apa penyebabnya.“Aku tidak mengerti maksudmu, kenapa kamu datang dan langsung marah-marah?”“Jangan pura-pura bego, Rai. Untuk apa kamu mengangkat teleponku hanya untuk memperdengarkan kemesraanmu dengan Camelia, kamu sengaja? Baru semalam aku berkata seperti itu lalu kamu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 31. Pengacara

    Rainer menarik kemudian mendorong tubuh Camelia kembali ke atas ranjang. Ranjang itu berderit saking kencangnya Camelia jatuh ke atas ranjang. Rainer langsung mengunci tubuh istrinya di bawah kungkungan.“Rai, kamu benar-benar ingin membuatku mati ya?” keluh Camelia. Tubuhnya terkejut, terasa lemas, dada terasa nyeri, tetapi hanya bisa pasrah, tidak cukup memiliki tenaga untuk melawan.“Kamu tidak boleh mati begitu saja, sebelum mempertanggungjawabkan semua kekacauan ini,” jawab RainerCamelia mendengkus dan berkata, “Memangnya kekacauan apa yang sudah kulakukan, aku tidak merasa melakukan apapun. Aku hanya ingin kita segera bercerai dan semua kekacauan yang kamu maksud akan segera berakhir.”Rainer mencengkram kuat kedua tangan istrinya, membuat Camelia meringis kesakitan.“Sampai kapan kamu akan menyiksa jiwa dan ragaku, Rai? Aku sudah memberimu kebebasan, tetapi kamu malah mempersulitnya sendiri.”Ucapan istrinya membuat Rainer mati kutu. Benar, Camelia memang sudah setuju untuk be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 32. Nyaman

    Senyum Danar terkembang, kemudian mengakhiri panggilan teleponnya. Camelia juga membalas senyum itu dengan hangat.“Kak Danar,” bisik Camelia.“Camelia?” Danar mendekatinya dengan senyum yang tetap terukir indah di bibirnya. Sebuah kebetulan bisa bertemu dengan Camelia di sini.“Sedang apa di sini? Bagaimana kabarmu?” tanya Danar. Camelia tersenyum tipis.“Kabarku jauh lebih baik dari terakhir kita bertemu. Aku baru saja menemui pengacara yang pernah kuceritakan. Oh, ya, Kakak sendiri ada urusan apa di sini?”Mereka berbincang sejenak, membahas hal-hal ringan tentang urusan Danar yang tak jauh-jauh dari pekerjaan. “Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Apa urusanmu sudah selesai?” tanya Danar.“Sudah, baru saja selesai.” Tanpa rencana sebelumnya, Danar melirik jam tangan mewahnya dan berkata, “Ngomong-ngomong, ini hampir jam makan siang. Mau makan siang bersama? Aku tahu tempat yang enak,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 33. Egois

    “Lalu di mana Camelia sekarang?” tanya Rainer. Suaranya terdengar penuh amarah dan penekanan.“Bu Camelia se-sedang makan siang, bersama Pak Danar Andrian, Pak,” jawab anak buah Rainer.Suara pria itu sedikit gugup saat menjawab pertanyaan Rainer. “Apa? Di mana mereka makan siang?”Pria itu menyebutkan nama sebuah restoran kecil yang tak jauh dari kantor firma hukum yang didatangi oleh Camelia.“Kenapa baru sekarang kamu bilang?” kesal Rainer lalu menutup panggilan tersebut tanpa aba-aba.Pria itu kembali melajukan mobilnya, mencari jalan memutar dan menuju ke lokasi yang disebutkan oleh anak buahnya. Hatinya berkecamuk, Danar seperti mengajaknya berperang, di kondisi seperti ini pria itu selalu muncul di dekat Camelia.Bukan, bukan, bisa jadi Camelia-lah yang mencari perhatian pada Danar seperti yang wanita itu lakukan padanya. Karena tak bisa mendapatkan hatinya, Camelia mencari mangsa baru. Pikiran tentang segala kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 34. Merajuk

    Setelah sampai di apartemen sahabatnya Camelia langsung masuk ke dalam kamar mengeluarkan semua kekesalan dalam hati dengan menangis sepuasnya. Camelia menarik napas dan menghembuskan secara perlahan untuk mengakhiri tangisnya. Perasaannya sudah sedikit lebih lega, dia hanya tinggal menunggu Maura pulang dan mengeluarkan semua unek-unek dalam hati. Wanita itu keluar dari kamar dan mengambil air minum di dapur. Melihat isi kulkas, mencari sesuatu yang bisa dinikmati atau setidaknya membuat makanan dari bahan yang ada. Saat sedang asyik membuat sesuatu yang manis, perhatian Camelia teralih saat pintu utama terbuka. “Ca? Kenapa kamu di sini?” Maura memindai penampilan sahabatnya, “apa-apaan wajahmu itu? Kamu habis nangis?” Camelia mendesah, lalu menunjukkan es buah yang baru saja dia buat di sebuah mangkuk besar. “Kita makan ini sambil membahas hal itu.” “Ok.” Maura duduk di mini ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 116. Pengusik

    "Di mana Agnes?" tanya orang itu tanpa basa basi seraya mengunci tubuh Rainer di tembok.Ya, orang itu adalah Steve, kakak kandung Agnes.Rainer menyeringai."Sudah lama sekali kita tidak bertemu, dan ini caramu memberi salam? Setidaknya kamu harus menanyakan kabarku lebih dulu, bukan langsung pada intinya?" balas Rainer.Steve mendengkus kesal, sorot matamya tajam. "Jangan pura-pura. Aku sudah cukup bersabar. Setahun lebih aku mencari adikku, dan satu-satunya orang yang mungkin tahu keberadaannya adalah kamu."Rainer mengangkat bahu. "Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak tahu di mana dia."Ketegangan di wajah Steve semakin nyata. Tatapan semakin tajam, penuh amarah yang siap meledak kapan saja. "Kamu pikir aku bodoh? Agnes menghilang begitu saja setelah terakhir kali bersamamu. Kamu benar-benar ingin aku percaya ini kebetulan?"Nada bicara Steve menekan, sarat dengan tuduhan.Rainer tetap tenang.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 115. Menang Lagi

    Camelia langsung melihat ke Levi, penasaran. "Kenapa tiba-tiba ingin cuti?" tanya Camelia.Levi melirik lewat kaca spion, menyeringai. "Mau kencan, tentu saja. Usiaku sudah matang, tapi jangankan menikah, berkencan saja aku tidak punya waktu."Ekspresi Camelia menjadi bersemangat. "Serius? Akhirnya kamu punya kekasih?"Rainer terkekeh. "Kekasih? Jangankan kekasih, dekat dengan wanita saja tidak. Pasti itu hanya alasan dia saja agar bisa cuti," sahut Rainer.Levi langsung memasang ekspresi pura-pura tersinggung. "Astaga, kamu benar-benar tidak percaya padaku? Padahal, karena siapa aku tidak pernah dekat dengan wanita."Rainer melipat tangan di dada. "Jadi kamu menyalahkanku? Bukankah itu komitmen yang sudah kamu ambil ketika memutuskan menjadi orang kepercayaanku."“Ya, ya, terserah kamu saja,” balas Levi.Camelia tertawa. "Kenapa kalian malah berdebat?”Camelia mencondongkan tu

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 114. Kebahagiaan Bersama

    Maura dan Daniel saling pandang. Wanita itu lalu memberikan sebuah undangan bernuansa emas berkilauan di bawah cahaya lampu.Camelia membulatkan mata sempurna, mulutnya menganga karena terkejut. Lalu, mengambil benda itu dari tangan Maura. Jari-jari meraba teksturnya yang elegan, sementara matanya membaca nama-nama yang tertulis di sana.Maura & Daniel.Ekspresi wajah Camelia semakin terkejut, lalu menatap.dua insan itu bergantian.“Jangan bilang kamu masih syok?” ujar Maura tawa kecil meluncur dari bibirnya. “Aku pikir kamu sudah bisa menebaknya sejak lama. Tidak mungkin ‘kan kami pacaran selamanya, kami juga ingin merajut masa depan bersama.”Camelia menggeleng, tetapi ekspresi wajahnya masih tercengang. Dia benar-benar tidak menduga hari itu akan tiba, mengingat mereka tidak benar-benar serius membahas pernikahan selama ini. Atau bisa saja banyak hal yang dia lupakan karena memang fokusnya pada diri sendiri dan kehidupan bersama Rainer

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 113. Bukan Aku

    Tanpa sadar Danar menghela napas. Pandangan matanya tertuju ke arah lain, bagian dari restoran tempatnya menikmati makan malam hari ini. Kenapa dia harus bertemu dengan Camelia malam ini? Dari sekian banyak restoran kenapa harus berada di tempat yang sama? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Danar, membentuk sebuah penyesalan akan kebetulan yang baru saja terjadi.Sosok itu masih terlihat dari kejauhan. Senyumnya, caranya berbicara, bahkan gestur kecil yang selalu begitu familiar. Camelia tetap sama, hanya saja kali ini bukan dia yang berdiri di sampingnya.Danar menyesap minumannya perlahan, membiarkan cairan dingin itu melewati tenggorokannya, berharap sensasi itu bisa meredam sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Tetapi tidak.Bukan pahit dari kopi yang tersisa di lidahnya, melainkan rasa kehilangan yang sejak tadi berusaha dia abaikan.Dia memang sudah melepaskan Camelia, tetapi bukan berarti perasaannya lenyap beg

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 112. Perayaan Kecil

    Pelayan membungkuk sopan, memastikan setiap detail di meja sudah tertata sempurna. Rainer menyusuri area restoran dengan tatapan teliti, sesekali mengangguk puas.Camelia berdiri di sampingnya, satu tangan menyentuh perutnya dengan lembut. "Semua sudah sesuai rencana," bisiknya dengan senyum tipis.Rainer melirik ke arah istrinya, sudut bibirnya terangkat. "Tentu saja. Aku sudah pastikan semuanya sempurna untuk malam ini. Kita harus memberi mereka kejutan yang tidak terlupakan."“Ayo, kita selesaikan sebelum mereka datang.”Langkah keduanya berhenti saat mereka berpapasan dengan beberapa orang. Sosok yang familiar berdiri tidak jauh dari mereka, bersama seorang wanita paruh baya dan seorang pria yang membawa anak kecil dalam gendongannya.Senyum Sofia merekah saat bertemu pandang dengan Camelia. "Camelia! Ya ampun, sudah lama sekali. Bagaimana kabarmu?" sapa Sofia.Wanita paruh baya itu bahkan tidak segan mend

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 111. Terlalu Berlebihan

    Pintu kamar mandi bergeser dengan kasar, tangan Camelia berpegangan erat pada wastafel, sementara rasa mual kembali menghantamnya tanpa ampun. Cairan asam meluncur keluar, meninggalkan sensasi terbakar di tenggorokannya.Punggungnya terasa hangat, dibelai dengan lembut. Rainer berdiri di sampingnya, ekspresinya penuh kecemasan yang sulit dia sembunyikan.“Pelan-pelan, Sayang.” Suaranya nyaris berbisik, seakan takut mengganggu momen rapuh istrinya.Camelia menghela napas panjang setelah muntahnya mereda, lalu menyandarkan tubuh pada suaminya. “Ini nikmat sekali, Rai,” kata Camelia lemah.“Tunggu di sini, aku ambilkan air minum.”Belum sempat Rainer melangkah, Camelia menahan pergelangan tangannya. “Jangan pergi, temani aku sebentar lagi.”Rainer menatap istrinya sejenak, lalu tanpa ragu duduk di kursi yang ada di kamar mandi, membiarkan Camelia bersandar padanya. Kursi itu sengaja dia letakkan semenjak Camelia

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 110. Kebahagiaan yang Utuh

    Rainer duduk di sofa dengan satu tangan menopang dagu, sementara mata tajamnya tidak lepas dari sosok Camelia yang tengah sibuk membaca buku novel romansa. Senyum di wajahnya tidak kunjung memudar, seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.Camelia, yang menyadari tatapan itu pun menutup buku, lalu ikut menopang dagu dan menatap Rainer. “Kenapa dari tadi kamu melihatku seperti itu?”Rainer menggeser duduknya lebih dekat, lalu tanpa peringatan mengecup pipi istrinya. “Karena aku masih tidak percaya.”Camelia tertawa lirih. “Tidak percaya apa?” tanyanya.“Tuhan benar-benar memberiku hadiah terbaik setelah semua yang kita lalui.” Rainer mengulurkan tangannya, mengusap perut Camelia yang masih rata. “Aku tidak pernah menyangka akan sebahagia ini.”Camelia tersenyum lembut, menumpangkan tangannya di atas tangan Rainer. “Aku juga. Rasanya seperti mimpi.”Rainer tertawa pelan, lalu menarik Camelia ke dalam pelu

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 109. Hadiah Spesial

    Beberapa hari setelah Rainer kembali ke kediaman Wijaya, mau tidak mau dia harus segera muncul ke publik. Setelah memberitahu rencananya pada Levi, hari ini dia pun datang ke perusahaan. Diajaknya Camelia turut serta, agar semua orang tahu siapa wanita itu. Wanita yang beberapa waktu terakhir menggemparkan dunia bisnis dan berita terbaru tentang hengkangnya Camelia dari Adiwangsa grup. Ya wanita itu adalah istrinya.Mobil mewah itu berhenti di depan lobby. Rainer keluar lebih dulu lalu membukakan pintu untuk istrinya.“Silakan, Nyonya Muda,” ujar Rainer setengah bergurau.“Terima kasih, Tuan Rainer WIjaya,” balas Camelia.Mereka melangkah berdampingan memasuki lobi utama Wijaya Grup. Sontak keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana. Levi menyambut kedatangan mereka seperti sudah lama menunggu.Bisikan pelan berubah menjadi dengungan di antara para karyawan yang melihat sepasang suami istri itu.Tatapan me

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 108. Melepas dan Kembali

    Tak ada yang lebih sulit dari melepaskan sesuatu yang begitu erat menggenggam hati. –Danar Adiwangsa.***Danar duduk di ruang rapat yang terasa lebih luas dari biasanya. Dokumen di hadapannya sudah tertata rapi, menunggu tanda tangan terakhir. Tangannya menggenggam pena, tetapi tak kunjung bergerak. Tatapannya jatuh pada sosok di seberangnya—Camelia Agatha, wanita yang selama ini selalu berdiri sejajar dengannya dalam dunia bisnis.Camelia duduk dengan punggung tegak, ekspresinya tenang seperti biasa. Tidak ada sedikitpun keraguan dalam matanya. Seolah semua ini memang sudah menjadi bagian dari rencana yang matang.“Apa keputusanmu sudah final? Kamu tidak akan menyesali keputusan ini?” tanya Danar. Berharap wanita itu akan berubah pikiran.“Aku sudah mempertimbangkan semuanya,” balas Camelia, suaranya terdengar stabil, tanpa getaran. “Setelah ini, aku ingin fokus pada diriku sendiri, aku akan menikmati hari-hariku dengan santai dan menikmati hasil investasi yang kulakukan.”Walau ya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status