Share

Bab 33. Egois

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2024-12-15 20:00:26

“Lalu di mana Camelia sekarang?” tanya Rainer. Suaranya terdengar penuh amarah dan penekanan.

“Bu Camelia se-sedang makan siang, bersama Pak Danar Andrian, Pak,” jawab anak buah Rainer.

Suara pria itu sedikit gugup saat menjawab pertanyaan Rainer.

“Apa? Di mana mereka makan siang?”

Pria itu menyebutkan nama sebuah restoran kecil yang tak jauh dari kantor firma hukum yang didatangi oleh Camelia.

“Kenapa baru sekarang kamu bilang?” kesal Rainer lalu menutup panggilan tersebut tanpa aba-aba.

Pria itu kembali melajukan mobilnya, mencari jalan memutar dan menuju ke lokasi yang disebutkan oleh anak buahnya. Hatinya berkecamuk, Danar seperti mengajaknya berperang, di kondisi seperti ini pria itu selalu muncul di dekat Camelia.

Bukan, bukan, bisa jadi Camelia-lah yang mencari perhatian pada Danar seperti yang wanita itu lakukan padanya. Karena tak bisa mendapatkan hatinya, Camelia mencari mangsa baru. Pikiran tentang segala kem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 34. Merajuk

    Setelah sampai di apartemen sahabatnya Camelia langsung masuk ke dalam kamar mengeluarkan semua kekesalan dalam hati dengan menangis sepuasnya. Camelia menarik napas dan menghembuskan secara perlahan untuk mengakhiri tangisnya. Perasaannya sudah sedikit lebih lega, dia hanya tinggal menunggu Maura pulang dan mengeluarkan semua unek-unek dalam hati. Wanita itu keluar dari kamar dan mengambil air minum di dapur. Melihat isi kulkas, mencari sesuatu yang bisa dinikmati atau setidaknya membuat makanan dari bahan yang ada. Saat sedang asyik membuat sesuatu yang manis, perhatian Camelia teralih saat pintu utama terbuka. “Ca? Kenapa kamu di sini?” Maura memindai penampilan sahabatnya, “apa-apaan wajahmu itu? Kamu habis nangis?” Camelia mendesah, lalu menunjukkan es buah yang baru saja dia buat di sebuah mangkuk besar. “Kita makan ini sambil membahas hal itu.” “Ok.” Maura duduk di mini ba

    Last Updated : 2024-12-16
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 35. Bicara

    “Diamlah! Sudah kukatakan aku tak pernah main-main.” “Baiklah, baiklah, turunkan aku. Mari kita pulang.” Camelia lebih baik mengalah ketimbang harus digendong sepanjang jalan menuju ke parkiran, malu. Dengan kesal Camelia merapikan diri setelah turun dari gendongan suaminya, dan meraih tas yang berada di tangan Maura. “Terima kasih, Ra.” Maura tersenyum, gemas. Di matanya dua orang itu seperti saling menyayangi hanya saja si pria gengsi atau entah belum menyadari perasaannya sendiri. “Good luck, Ca,” Maura mendekat kemudian berbisik, “pertimbangkan ucapanku tadi.” “Cepatlah sedikit.” Rainer meraih tangan istrinya dan menggenggam erat. Sepasang suami istri itu berjalan menuju parkiran. Rainer terus menggenggam tangan Camelia. Seperti seorang ibu yang menggandeng tangan anaknya, khawatir anaknya akan pergi dan hilang. Keduanya hanya tanpa kata meski j

    Last Updated : 2024-12-17
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 36. Pergi

    “Apa semua itu karena Danar? Karena kamu tidak berhasil mendapatkanku, lantas menjadikan pria itu objek barumu?” hardik Rainer.Camelia justru tertawa sumbang dan berkata, “Duh, Rai, jangan denial, sudah jelas kalau semua ini karena dirimu sendiri, kamu yang ingin bercerai sejak satu tahun yang lalu, mungkin kamu lupa, jangan melemparkan sesuatu pada orang lain.”“Seharusnya kamu intropeksi diri, bukan mencari-cari kesalahanku, kalau pun iya aku dan Kak Danar ada apa-apa, tidak ada urusannya denganmu. Kamu punya Agnes yang selalu menjadi prioritasmu, memangnya salah jika aku juga memiliki pria idaman lain dan menjadi objek baruku?” Balas Camelia dengan tenang.Rainer mengepalkan tangan, menahan segala emosi dan rasa dalam dada.“Kamu masih istriku, jangan berbuat sesuka hatimu.” Hanya itu yang bisa Raimer ucapkan.“Istri?” lagi-lagi Camelia tertawa sumbang, “bukankah kamu sendiri yang mengatakan tidak akan pernah menganggapku istri, kamu juga lupa tentang ini?”Sepasang suami istri it

    Last Updated : 2024-12-18
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 37. Kacau

    “Aaarrggghhhh!” Rainer memporak-porandakan meja yang masih penuh dengan makanan, menyalurkan segala amarah dalam jiwaMarah! Dia marah pada Camelia yang berani meninggalkannya dan pergi begitu bersama pria lain.“Camelia Agatha!” erang Rainer.Segera pria itu membersihkan tangannya lalu menghubungi seseorang. Memerintahkan orang tersebut untuk mengawasi Camelia dan membereskan kekacauan di rumah makan.Rainer pikir, ini adalah perkara mudah, ternyata setelah Camelia pergi bersama Danar, dia tak bisa lagi menemukan istrinya itu. Anak buahnya tak berhasil menemukan Camelia setelah kehilangan jejak saat wanita itu pergi dari rumah.Beberapa minggu telah berlalu, Rainer selalu saja uring-uringan.Suara ketukan pintu terdengar, membuyarkan konsentrasi yang sudah Rainer bangun setengah mati.Rossa masuk dengan membawa sebuah amplop coklat. “Ada kiriman lagi, Pak,” ujar wanita itu.“Taruh saja.”Set

    Last Updated : 2024-12-19
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 38. Kejutan

    Camelia terdiam sejenak, merenungi usalan Danar. Pikiran tentang bagaimana Rainer selalu meremehkan dan tak pernah menganggap keberadaannya kembali memuncak. Tentu saja, perceraian bukan hanya soal kertas dan tanda tangan, ini soal harga diri. Camelia merasa harus membuktikan sesuatu, bukan hanya pada Rainer, tetapi juga pada dirinya sendiri dan dunia.“Aku tidak bisa terus membiarkan dia menggantungku seperti ini. Mungkin kamu benar, aku butuh langkah yang lebih besar,” ucap Camelia pelan, tetapi ada ketegasan dalam nada bicaranya.Danar menatapnya serius dan bertanya, “Kamu siap melakukan apa pun untuk itu?”Camelia mengangguk, matanya penuh tekad. “Aku sudah terlalu lama terperangkap dalam hubungan yang sia-sia. Sekarang saatnya aku bertindak.”Di kantornya yang sunyi, Rainer duduk di belakang meja, menatap dokumen perceraian yang sudah semakin menumpuk. Dia memang sengaja menemui Vanessa Marcella–pengacara yang akan mengurus percerai

    Last Updated : 2024-12-20
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 39. Tak Percaya

    Rainer menatap layar tablet itu dengan tatapan tak percaya. Camelia? Wanita yang selama ini dianggapnya lemah dan tidak punya kuasa? Wanita yang dia remehkan selama pernikahan mereka? Kini dia muncul di berita sebagai "Pengusaha Wanita Baru yang Mengguncang Industri Kreatif". Namun, Rainer sempat melupakan jika sejak kecil Camelia selalu menjadi bintang karena otaknya yang cerdas.“Shit!!!” Rainer mengumpat.Rainer membaca lebih lanjut. Artikel itu menjelaskan tentang pencapaian besar Camelia dalam waktu yang singkat sejak kepergiannya dari kehidupan Rainer. Camelia memulai bisnis ilustrasi yang langsung mendapat perhatian besar di dunia kreatif. Banyak perusahaan besar, baik di dalam maupun luar negeri, mulai bekerja sama dengannya. Dia menjadi wajah baru yang diperbincangkan di dunia bisnis, dan tampaknya ini hanya permulaan.Amarah Rainer kembali menggelora. Bukan hanya karena kesuksesan Camelia, tapi karena fakta bahwa dia sama seka

    Last Updated : 2024-12-21
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 40. Provokasi

    Di sebuah rumah mewah nan megah yang terletak di pinggiran kota, Kakek Wijaya sedang duduk di beranda, menikmati teh hangat sembari membaca berita pagi ini di tablet pintarnya.Udara pagi yang masih segar dan gemericik air dari kolam kecil di dekatnya membuat suasana pagi itu begitu tenang. Namun, ketenangan itu pecah ketika matanya tertumbuk pada sebuah artikel besar di halaman bisnis. "CAMELIA AGATHA: PENGUSAHA MUDA YANG MENGGUNCANG DUNIA KREATIF."Mata tua Kakek Wijaya membola, tangannya mencengkram kuat tablet pintarnya, lalu tertawa jenaka. Nama Camelia Agatha, cucu menantu yang beberapa bulan belakangan ini menghilang dari kehidupan keluarganya, tiba-tiba muncul dengan cara yang sama sekali tak terduga."Daisy, kemari sebentar!" seru Kakek Wijaya, nada bicaranya terdengar mendesak. Suara yang biasanya tenang kini mengandung kegembiraan yang sulit disembunyikan.Daisy–ibu Rainer, datang dengan langkah cepat dari ruang tengah. Waja

    Last Updated : 2024-12-22
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 41. Pertarungan Dimulai

    Rainer bangkit dari kursinya, dengan sorot mata yang penuh dengan kekesalan yang semakin memuncak. "Kalau ini yang dia inginkan, maka aku akan melawannya."Levi menatap bosnya dengan cemas. "Pak Rainer, apa yang akan Anda lakukan?" tanya pria itu.Rainer mendekati jendela besar di kantornya, menatap ke arah langit yang mendung. "Aku tidak akan membiarkan dia menghancurkan semuanya. Jika Camelia ingin bertarung, maka kita akan bertarung."Rainer mengepalkan tangan kuat-kuat, pertempuran ini tidak hanya tentang bisnis. Namun, juga harga diri, rasa kehilangan, dan tentang satu hal yang telah diabaikan terlalu lama, perasaannya terhadap Camelia.Di kantornya, pagi ini Camelia tampak sibuk. Para staf terlihat berlarian ke sana kemari, menyiapkan berkas-berkas penting. Di dalam ruang utama, Camelia dan Danar tengah berdiskusi dengan serius, ada sebuah papan yang penuh dengan diagram dan strategi pemasaran baru. Kesuksesan

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 116. Pengusik

    "Di mana Agnes?" tanya orang itu tanpa basa basi seraya mengunci tubuh Rainer di tembok.Ya, orang itu adalah Steve, kakak kandung Agnes.Rainer menyeringai."Sudah lama sekali kita tidak bertemu, dan ini caramu memberi salam? Setidaknya kamu harus menanyakan kabarku lebih dulu, bukan langsung pada intinya?" balas Rainer.Steve mendengkus kesal, sorot matamya tajam. "Jangan pura-pura. Aku sudah cukup bersabar. Setahun lebih aku mencari adikku, dan satu-satunya orang yang mungkin tahu keberadaannya adalah kamu."Rainer mengangkat bahu. "Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak tahu di mana dia."Ketegangan di wajah Steve semakin nyata. Tatapan semakin tajam, penuh amarah yang siap meledak kapan saja. "Kamu pikir aku bodoh? Agnes menghilang begitu saja setelah terakhir kali bersamamu. Kamu benar-benar ingin aku percaya ini kebetulan?"Nada bicara Steve menekan, sarat dengan tuduhan.Rainer tetap tenang.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 115. Menang Lagi

    Camelia langsung melihat ke Levi, penasaran. "Kenapa tiba-tiba ingin cuti?" tanya Camelia.Levi melirik lewat kaca spion, menyeringai. "Mau kencan, tentu saja. Usiaku sudah matang, tapi jangankan menikah, berkencan saja aku tidak punya waktu."Ekspresi Camelia menjadi bersemangat. "Serius? Akhirnya kamu punya kekasih?"Rainer terkekeh. "Kekasih? Jangankan kekasih, dekat dengan wanita saja tidak. Pasti itu hanya alasan dia saja agar bisa cuti," sahut Rainer.Levi langsung memasang ekspresi pura-pura tersinggung. "Astaga, kamu benar-benar tidak percaya padaku? Padahal, karena siapa aku tidak pernah dekat dengan wanita."Rainer melipat tangan di dada. "Jadi kamu menyalahkanku? Bukankah itu komitmen yang sudah kamu ambil ketika memutuskan menjadi orang kepercayaanku."“Ya, ya, terserah kamu saja,” balas Levi.Camelia tertawa. "Kenapa kalian malah berdebat?”Camelia mencondongkan tu

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 114. Kebahagiaan Bersama

    Maura dan Daniel saling pandang. Wanita itu lalu memberikan sebuah undangan bernuansa emas berkilauan di bawah cahaya lampu.Camelia membulatkan mata sempurna, mulutnya menganga karena terkejut. Lalu, mengambil benda itu dari tangan Maura. Jari-jari meraba teksturnya yang elegan, sementara matanya membaca nama-nama yang tertulis di sana.Maura & Daniel.Ekspresi wajah Camelia semakin terkejut, lalu menatap.dua insan itu bergantian.“Jangan bilang kamu masih syok?” ujar Maura tawa kecil meluncur dari bibirnya. “Aku pikir kamu sudah bisa menebaknya sejak lama. Tidak mungkin ‘kan kami pacaran selamanya, kami juga ingin merajut masa depan bersama.”Camelia menggeleng, tetapi ekspresi wajahnya masih tercengang. Dia benar-benar tidak menduga hari itu akan tiba, mengingat mereka tidak benar-benar serius membahas pernikahan selama ini. Atau bisa saja banyak hal yang dia lupakan karena memang fokusnya pada diri sendiri dan kehidupan bersama Rainer

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 113. Bukan Aku

    Tanpa sadar Danar menghela napas. Pandangan matanya tertuju ke arah lain, bagian dari restoran tempatnya menikmati makan malam hari ini. Kenapa dia harus bertemu dengan Camelia malam ini? Dari sekian banyak restoran kenapa harus berada di tempat yang sama? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Danar, membentuk sebuah penyesalan akan kebetulan yang baru saja terjadi.Sosok itu masih terlihat dari kejauhan. Senyumnya, caranya berbicara, bahkan gestur kecil yang selalu begitu familiar. Camelia tetap sama, hanya saja kali ini bukan dia yang berdiri di sampingnya.Danar menyesap minumannya perlahan, membiarkan cairan dingin itu melewati tenggorokannya, berharap sensasi itu bisa meredam sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Tetapi tidak.Bukan pahit dari kopi yang tersisa di lidahnya, melainkan rasa kehilangan yang sejak tadi berusaha dia abaikan.Dia memang sudah melepaskan Camelia, tetapi bukan berarti perasaannya lenyap beg

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 112. Perayaan Kecil

    Pelayan membungkuk sopan, memastikan setiap detail di meja sudah tertata sempurna. Rainer menyusuri area restoran dengan tatapan teliti, sesekali mengangguk puas.Camelia berdiri di sampingnya, satu tangan menyentuh perutnya dengan lembut. "Semua sudah sesuai rencana," bisiknya dengan senyum tipis.Rainer melirik ke arah istrinya, sudut bibirnya terangkat. "Tentu saja. Aku sudah pastikan semuanya sempurna untuk malam ini. Kita harus memberi mereka kejutan yang tidak terlupakan."“Ayo, kita selesaikan sebelum mereka datang.”Langkah keduanya berhenti saat mereka berpapasan dengan beberapa orang. Sosok yang familiar berdiri tidak jauh dari mereka, bersama seorang wanita paruh baya dan seorang pria yang membawa anak kecil dalam gendongannya.Senyum Sofia merekah saat bertemu pandang dengan Camelia. "Camelia! Ya ampun, sudah lama sekali. Bagaimana kabarmu?" sapa Sofia.Wanita paruh baya itu bahkan tidak segan mend

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 111. Terlalu Berlebihan

    Pintu kamar mandi bergeser dengan kasar, tangan Camelia berpegangan erat pada wastafel, sementara rasa mual kembali menghantamnya tanpa ampun. Cairan asam meluncur keluar, meninggalkan sensasi terbakar di tenggorokannya.Punggungnya terasa hangat, dibelai dengan lembut. Rainer berdiri di sampingnya, ekspresinya penuh kecemasan yang sulit dia sembunyikan.“Pelan-pelan, Sayang.” Suaranya nyaris berbisik, seakan takut mengganggu momen rapuh istrinya.Camelia menghela napas panjang setelah muntahnya mereda, lalu menyandarkan tubuh pada suaminya. “Ini nikmat sekali, Rai,” kata Camelia lemah.“Tunggu di sini, aku ambilkan air minum.”Belum sempat Rainer melangkah, Camelia menahan pergelangan tangannya. “Jangan pergi, temani aku sebentar lagi.”Rainer menatap istrinya sejenak, lalu tanpa ragu duduk di kursi yang ada di kamar mandi, membiarkan Camelia bersandar padanya. Kursi itu sengaja dia letakkan semenjak Camelia

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 110. Kebahagiaan yang Utuh

    Rainer duduk di sofa dengan satu tangan menopang dagu, sementara mata tajamnya tidak lepas dari sosok Camelia yang tengah sibuk membaca buku novel romansa. Senyum di wajahnya tidak kunjung memudar, seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.Camelia, yang menyadari tatapan itu pun menutup buku, lalu ikut menopang dagu dan menatap Rainer. “Kenapa dari tadi kamu melihatku seperti itu?”Rainer menggeser duduknya lebih dekat, lalu tanpa peringatan mengecup pipi istrinya. “Karena aku masih tidak percaya.”Camelia tertawa lirih. “Tidak percaya apa?” tanyanya.“Tuhan benar-benar memberiku hadiah terbaik setelah semua yang kita lalui.” Rainer mengulurkan tangannya, mengusap perut Camelia yang masih rata. “Aku tidak pernah menyangka akan sebahagia ini.”Camelia tersenyum lembut, menumpangkan tangannya di atas tangan Rainer. “Aku juga. Rasanya seperti mimpi.”Rainer tertawa pelan, lalu menarik Camelia ke dalam pelu

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 109. Hadiah Spesial

    Beberapa hari setelah Rainer kembali ke kediaman Wijaya, mau tidak mau dia harus segera muncul ke publik. Setelah memberitahu rencananya pada Levi, hari ini dia pun datang ke perusahaan. Diajaknya Camelia turut serta, agar semua orang tahu siapa wanita itu. Wanita yang beberapa waktu terakhir menggemparkan dunia bisnis dan berita terbaru tentang hengkangnya Camelia dari Adiwangsa grup. Ya wanita itu adalah istrinya.Mobil mewah itu berhenti di depan lobby. Rainer keluar lebih dulu lalu membukakan pintu untuk istrinya.“Silakan, Nyonya Muda,” ujar Rainer setengah bergurau.“Terima kasih, Tuan Rainer WIjaya,” balas Camelia.Mereka melangkah berdampingan memasuki lobi utama Wijaya Grup. Sontak keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana. Levi menyambut kedatangan mereka seperti sudah lama menunggu.Bisikan pelan berubah menjadi dengungan di antara para karyawan yang melihat sepasang suami istri itu.Tatapan me

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 108. Melepas dan Kembali

    Tak ada yang lebih sulit dari melepaskan sesuatu yang begitu erat menggenggam hati. –Danar Adiwangsa.***Danar duduk di ruang rapat yang terasa lebih luas dari biasanya. Dokumen di hadapannya sudah tertata rapi, menunggu tanda tangan terakhir. Tangannya menggenggam pena, tetapi tak kunjung bergerak. Tatapannya jatuh pada sosok di seberangnya—Camelia Agatha, wanita yang selama ini selalu berdiri sejajar dengannya dalam dunia bisnis.Camelia duduk dengan punggung tegak, ekspresinya tenang seperti biasa. Tidak ada sedikitpun keraguan dalam matanya. Seolah semua ini memang sudah menjadi bagian dari rencana yang matang.“Apa keputusanmu sudah final? Kamu tidak akan menyesali keputusan ini?” tanya Danar. Berharap wanita itu akan berubah pikiran.“Aku sudah mempertimbangkan semuanya,” balas Camelia, suaranya terdengar stabil, tanpa getaran. “Setelah ini, aku ingin fokus pada diriku sendiri, aku akan menikmati hari-hariku dengan santai dan menikmati hasil investasi yang kulakukan.”Walau ya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status