Share

Bab 28. Aku atau Dia?

Penulis: Lemongrass
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 20:00:01

Melihat reaksi kekasihnya yang begitu tenang bahkan terkesan tidak peduli padanya membuat Agnes semakin jengkel.

“Kenapa cuma diam saja? Benar sekarang kamu lebih memilih wanita itu ketimbang aku? Mana janjimu, Rai, mana?” geram Agnes.

"Agnes, Camelia baru saja menjalani serangkaian pengobatan dan baru pulang dari rumah sakit. Dia butuh aku sekarang. Ini bukan soal memilih, tolong mengertilah," jawabnya dengan suara rendah, mencoba menenangkan situasi. Namun, Agnes tampak tidak terima.

"Kamu selalu saja punya alasan! Selalu Camelia! Aku nggak bisa terus-terusan seperti ini, Rainer! Kamu janji akan menyelesaikan semuanya, tapi sampai sekarang tidak ada yang berubah, malahan kamu terlihat lebih perhatian padanya akhir-akhir ini, jangan katakan kamu telah jatuh cinta padanya." Agnes melanjutkan dengan kesal, emosinya semakin memuncak.

Rainer menatap Agnes dengan tatapan lelah. Dia tahu situasi ini tidak mudah untuk diatasi. Selama ini, dia terjebak a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 29. Memberi Pelajaran

    Rasa penasaran mengalahkan etika pribadinya, Camelia melangkah mendekat dan mengintip layar ponsel yang menyala. Nama yang tertera di layar datar itu membuatnya terdiam sejenak—Agnes.Seharusnya, melihat nama itu membuatnya marah atau cemburu, tapi Camelia hanya mendesah pelan. "Lagi-lagi dia, pasti semalam mereka baru saja bertemu," pikirnya, tetapi tidak ada emosi berarti yang muncul. Camelia merasa sudah terlalu sering berhadapan dengan situasi seperti ini dan entah sejak kapan, rasa cemburu dan kesalnya seolah hilang. Namun, sempat terbesit pikiran untuk mengangkat telepon tersebut, sekedar menunjukkan eksistensinya pada wanita ulat bulu itu. Camelia tersenyum sinis.Beberapa saat kemudian, suara air yang mengalir dari kamar mandi berhenti, dan Rainer keluar dengan handuk melilit pinggangnya.Sebelum suaminya benar-benar keluar dari kamar mandi, Camelia sudah sempat mengangkat telepon dan meletakkan ponsel kembali di tempatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 30. Marah

    Mendengar suara kekasihnya, Rainer mendongak, melihat wajah cantik itu tampak murka. Rainer memandang aneh pada Agnes.“Memangnya apa yang kulakukan?” tanya Rainer dengan tampang tanpa rasa bersalah.“Kamu keterlaluan, Rai. Tega kamu melakukan itu padaku!” “Memangnya apa yang kulakukan padamu? Kenapa datang-datang langsung marah?”“Kenapa katamu? Kamu benar-benar keterlaluan, Rai. Setelah bersenang-senang dengan Camelia lantas kamu melupakanku,” geram Agnes.Rainer semakin tak paham arah pembicaraan Agnes. Bukankah Agnes sendiri mengatakan tak akan menemuinya semalam, lantas kenapa dia tiba-tiba datang dan meluapkan amarah yang tak dia ketahui apa penyebabnya.“Aku tidak mengerti maksudmu, kenapa kamu datang dan langsung marah-marah?”“Jangan pura-pura bego, Rai. Untuk apa kamu mengangkat teleponku hanya untuk memperdengarkan kemesraanmu dengan Camelia, kamu sengaja? Baru semalam aku berkata seperti itu lalu kamu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 31. Pengacara

    Rainer menarik kemudian mendorong tubuh Camelia kembali ke atas ranjang. Ranjang itu berderit saking kencangnya Camelia jatuh ke atas ranjang. Rainer langsung mengunci tubuh istrinya di bawah kungkungan.“Rai, kamu benar-benar ingin membuatku mati ya?” keluh Camelia. Tubuhnya terkejut, terasa lemas, dada terasa nyeri, tetapi hanya bisa pasrah, tidak cukup memiliki tenaga untuk melawan.“Kamu tidak boleh mati begitu saja, sebelum mempertanggungjawabkan semua kekacauan ini,” jawab RainerCamelia mendengkus dan berkata, “Memangnya kekacauan apa yang sudah kulakukan, aku tidak merasa melakukan apapun. Aku hanya ingin kita segera bercerai dan semua kekacauan yang kamu maksud akan segera berakhir.”Rainer mencengkram kuat kedua tangan istrinya, membuat Camelia meringis kesakitan.“Sampai kapan kamu akan menyiksa jiwa dan ragaku, Rai? Aku sudah memberimu kebebasan, tetapi kamu malah mempersulitnya sendiri.”Ucapan istrinya membuat Rainer mati kutu. Benar, Camelia memang sudah setuju untuk be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 32. Nyaman

    Senyum Danar terkembang, kemudian mengakhiri panggilan teleponnya. Camelia juga membalas senyum itu dengan hangat.“Kak Danar,” bisik Camelia.“Camelia?” Danar mendekatinya dengan senyum yang tetap terukir indah di bibirnya. Sebuah kebetulan bisa bertemu dengan Camelia di sini.“Sedang apa di sini? Bagaimana kabarmu?” tanya Danar. Camelia tersenyum tipis.“Kabarku jauh lebih baik dari terakhir kita bertemu. Aku baru saja menemui pengacara yang pernah kuceritakan. Oh, ya, Kakak sendiri ada urusan apa di sini?”Mereka berbincang sejenak, membahas hal-hal ringan tentang urusan Danar yang tak jauh-jauh dari pekerjaan. “Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Apa urusanmu sudah selesai?” tanya Danar.“Sudah, baru saja selesai.” Tanpa rencana sebelumnya, Danar melirik jam tangan mewahnya dan berkata, “Ngomong-ngomong, ini hampir jam makan siang. Mau makan siang bersama? Aku tahu tempat yang enak,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 33. Egois

    “Lalu di mana Camelia sekarang?” tanya Rainer. Suaranya terdengar penuh amarah dan penekanan.“Bu Camelia se-sedang makan siang, bersama Pak Danar Andrian, Pak,” jawab anak buah Rainer.Suara pria itu sedikit gugup saat menjawab pertanyaan Rainer. “Apa? Di mana mereka makan siang?”Pria itu menyebutkan nama sebuah restoran kecil yang tak jauh dari kantor firma hukum yang didatangi oleh Camelia.“Kenapa baru sekarang kamu bilang?” kesal Rainer lalu menutup panggilan tersebut tanpa aba-aba.Pria itu kembali melajukan mobilnya, mencari jalan memutar dan menuju ke lokasi yang disebutkan oleh anak buahnya. Hatinya berkecamuk, Danar seperti mengajaknya berperang, di kondisi seperti ini pria itu selalu muncul di dekat Camelia.Bukan, bukan, bisa jadi Camelia-lah yang mencari perhatian pada Danar seperti yang wanita itu lakukan padanya. Karena tak bisa mendapatkan hatinya, Camelia mencari mangsa baru. Pikiran tentang segala kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 34. Merajuk

    Setelah sampai di apartemen sahabatnya Camelia langsung masuk ke dalam kamar mengeluarkan semua kekesalan dalam hati dengan menangis sepuasnya. Camelia menarik napas dan menghembuskan secara perlahan untuk mengakhiri tangisnya. Perasaannya sudah sedikit lebih lega, dia hanya tinggal menunggu Maura pulang dan mengeluarkan semua unek-unek dalam hati. Wanita itu keluar dari kamar dan mengambil air minum di dapur. Melihat isi kulkas, mencari sesuatu yang bisa dinikmati atau setidaknya membuat makanan dari bahan yang ada. Saat sedang asyik membuat sesuatu yang manis, perhatian Camelia teralih saat pintu utama terbuka. “Ca? Kenapa kamu di sini?” Maura memindai penampilan sahabatnya, “apa-apaan wajahmu itu? Kamu habis nangis?” Camelia mendesah, lalu menunjukkan es buah yang baru saja dia buat di sebuah mangkuk besar. “Kita makan ini sambil membahas hal itu.” “Ok.” Maura duduk di mini ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 35. Bicara

    “Diamlah! Sudah kukatakan aku tak pernah main-main.” “Baiklah, baiklah, turunkan aku. Mari kita pulang.” Camelia lebih baik mengalah ketimbang harus digendong sepanjang jalan menuju ke parkiran, malu. Dengan kesal Camelia merapikan diri setelah turun dari gendongan suaminya, dan meraih tas yang berada di tangan Maura. “Terima kasih, Ra.” Maura tersenyum, gemas. Di matanya dua orang itu seperti saling menyayangi hanya saja si pria gengsi atau entah belum menyadari perasaannya sendiri. “Good luck, Ca,” Maura mendekat kemudian berbisik, “pertimbangkan ucapanku tadi.” “Cepatlah sedikit.” Rainer meraih tangan istrinya dan menggenggam erat. Sepasang suami istri itu berjalan menuju parkiran. Rainer terus menggenggam tangan Camelia. Seperti seorang ibu yang menggandeng tangan anaknya, khawatir anaknya akan pergi dan hilang. Keduanya hanya tanpa kata meski j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 36. Pergi

    “Apa semua itu karena Danar? Karena kamu tidak berhasil mendapatkanku, lantas menjadikan pria itu objek barumu?” hardik Rainer.Camelia justru tertawa sumbang dan berkata, “Duh, Rai, jangan denial, sudah jelas kalau semua ini karena dirimu sendiri, kamu yang ingin bercerai sejak satu tahun yang lalu, mungkin kamu lupa, jangan melemparkan sesuatu pada orang lain.”“Seharusnya kamu intropeksi diri, bukan mencari-cari kesalahanku, kalau pun iya aku dan Kak Danar ada apa-apa, tidak ada urusannya denganmu. Kamu punya Agnes yang selalu menjadi prioritasmu, memangnya salah jika aku juga memiliki pria idaman lain dan menjadi objek baruku?” Balas Camelia dengan tenang.Rainer mengepalkan tangan, menahan segala emosi dan rasa dalam dada.“Kamu masih istriku, jangan berbuat sesuka hatimu.” Hanya itu yang bisa Raimer ucapkan.“Istri?” lagi-lagi Camelia tertawa sumbang, “bukankah kamu sendiri yang mengatakan tidak akan pernah menganggapku istri, kamu juga lupa tentang ini?”Sepasang suami istri it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 76. Kehilangan Kontak

    Dengan perasaan yang masih berkecamuk, Levi mengetuk pintu ruang kerja Yasa Wijaya–ayah Rainer dengan ragu. Seketika pintu terbuka, wajah Yasa yang biasanya tenang terlihat tegang. Levi menarik napas panjang sebelum melangkah masuk."Ada apa, Levi? Kenapa pagi-pagi sekali kamu sudah datang ke sini?" tanya Yasa dengan suara yang terdengar berat. Semalaman dia mencoba menenangkan Daisy–istrinya yang terus gelisah tak menentu, membuatnya tak bisa menampik rasa yang sama. Levi mencoba berbicara setenang mungkin. "Tuan Yasa, saya perlu memberitahu sesuatu yang mendesak tentang Pak Rainer."Tatapan tajam Yasa menghantam Levi. "Apa maksudmu? Ada apa dengan Rainer?"Levi menelan ludah dengan susah payah. "Kami kehilangan kontak dengan Pak Rainer sejak kemarin sore. Jean telah melapor jika Pak Rainer mengalami kecelakaan yang cukup parah setelah di jalur yang biasa dilalui."Wajah Yasa berubah gelap, marah dan sedih bergumul menjadi satu.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 75. Berita Buruk

    Gelas yang ada dalam genggaman Camelia jatuh, menghantam lantai dengan suara pecahan yang menggema. Camelia menatap serpihan yang sudah berkeping-keping, pikirannya melayang jauh. Sebuah perasaan aneh menguasainya, seperti ada sesuatu yang salah. Dadanya terasa sesak, sementara tangannya gemetar tanpa sebab yang jelas.“Camelia, ada ap?” tanya Daisy seraya mendekat dengan wajah penuh kekhawatiran. Wanita itu ikut merasakan hawa berat yang menggantung di udara.Camelia menggeleng, mencoba tersenyum. "Aku tidak tahu, Bu. Perasaanku mendadak tidak enak," balas Camelia seraya menenangkan diri. Meskipun jelas nada suaranm wanita itu tidak meyakinkan siapa pun.Daisy jelas tahu kegelisahan menantunya itu, kegelisahan yang sama. "Kalau ada yang kamu rasakan, lebih baik ceritakan. Aku juga merasa ada yang aneh hari ini," ucap Daisy seperti orang yang dipenuhi beban.“Entahlah, Bu. Aku merasa Rai tidak dalam keadaan baik-baik saja,” balas Camelia.Daisy menghembuskan napas pelan. Sebagai se

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 74. Seperti Sebuah Keluarga

    "Makanlah, nanti makanannya keburu dingin,” ucap Danar pada anak semata wayangnya. Clay meraih sumpit dengan lincah, pipinya mengembang karena terlalu bersemangat menyantap udang tempura di piringnya. Matanya berbinar saat menatap Camelia yang sedang menuangkan teh hijau ke cangkirnya. "Apa kamu suka sausnya, Clay? Kalau kurang manis, bisa tambahkan ini." Camelia mengulurkan botol kecil berisi saus teriyaki dengan senyum hangat. Clay mengangguk antusias, mengoleskan lebih banyak saus di atas udang tempuranya. "Kenapa Tante tahu selera makanku?" tanya bocah itu dengan wajah polos polos, “seperti oma. Oma paling tahu seleraku." Lalu bocah itu terkekeh. Camelia melirik Danar sekilas, hanya kebetulan saja dia menyukai makanan seperti itu dengan memperbanyak saus teriyaki. Clay tidak berhenti bercerita, menceritakan permainan yang tadi dia coba di taman bermain bersama Amanda dan Ryo. Namun, dengan cepat bocah itu beralih membahas rencananya bersama sang ayah untuk akhir pekan

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 73. Makan Bersama Clay

    Setelah beberapa menit perjalanan Camelia dan Danar akhirnya sampai di sebuah restoran yang ada di sebuah mall.“Kita tunggu Clay sembari memesan makan dan minum lebih dulu,” ujar Danar.Keduanya berbincang ringan hingga akhirnya sosok kecil berlari ke arah mereka.“Nah, itu yang ditunggu sudah datang,” ucap Danar pada Camelia.“Papi!” seru Clay dari kejauhan.Camelia pun menoleh ke arah Clay yang sudah tersenyum riang.“Tante Camelia!” seru Clay lalu merentangkan tangannya. Camelia langsung mensejajarkan tubuh dengan Clay lalu memeluk bocah itu dengan senyuman.Danar hanya bisa menggeleng, karena anaknya itu langsung melupakan dirinya ketika melihat Camelia.Camelia bisa melihat dua sosok laki-laki dan perempuan yang berhenti tak jauh dari mereka. “Tante apa kabar? Tante sudah sembuh?” tanya Clay setelah melepas pelukannya dari Camelia.“Kabar baik, Tante juga sudah sehat. Clay apa kabar?”

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 72. Asisten Pribadi Baru

    Waktu berjalan begitu cepat, Camelia sudah mulai bekerja sejak seminggu yang lalu. Wanita bernama Anne selalu setia menemaninya, asisten pribadi dan juga bodyguard yang dipilih oleh Rainer secara khusus. Sudah tiga hari semenjak Rainer bertolak ke Singapura bersama orang-orang kepercayaannya. Namun, Camelia tak juga mendapatkan kabar tentang suaminya itu. Bertanya pada Levi pun percuma, pria yang ditugaskan untuk mengurus perusahaan itu seakan bungkam dengan kabar dan keadaan suaminya. “Pak Rainer baik-baik saja, Bu. Hanya butuh waktu untuk menyelesaikan semuanya hingga tuntas.” Itu yang selalu Levi ucapkan saat dirinya bertanya. “Lia! Camelia Agatha!” Suara yang cukup lantang itu menyadarkan Camelia dari lamunan. “Maafkan saya, Pak Danar,” balas Camelia dengan gugup dan sungkan. Saat ini mereka sedang mengadakan rapat bersama staff penting di kantor, tetapi dirinya malah terhanyut dalam lamunan.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 71. Kebetulan Macam Apa?

    Pintu perlahan terbuka, langkah Rainer terdengar berat ketika masuk ke dalam kamar. “Kamu sudah pulang, Rai.”Camelia menyapa suaminya dengan senyum hangat seperti biasa, tetapi senyumnya memudar saat melihat wajah suaminya yang terlihat tidak bersahabat.“Ada apa? Apa ada masalah serius?” tanya Camelia mencoba memahami apa yang terjadi pada suaminya.“Bukankah kamu bilang hanya ingin bertemu dengan Maura?” tanya Rainer lebih pada menyindir, tatapan matanya begitu tajam dan terlihat menuduh.Camelia tersenyum dan menghela napas pelan.“Maksudmu pertemuanku dengan Kak Danar? Itu hanya sebuah kebetulan, Rai.” “Kebetulan? Kebetulan, tapi kamu bisa ikut rapat bersama.” Rainer melipat tangan di dada, ekspresinya keras dan kaku.“Itu diluar dugaan, Rai. Ternyata tadi Pak Indra yang rapat dengan Kak Danar, dia adalah salah satu klien kami yang royal, dia mengajakku ikut rapat tanpa aku bisa menolak.” Camelia mencoba menjelaskan, tetapi Rainer tidak menunjukkan tanda-tanda melunak.“Tidak b

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 70. Rapat Dadakan

    “Camelia!” Seorang pria memanggil nama Camelia. Membuat wanita itu menoleh ke sumber suara.“Kak Danar,” bisik Camelia kemudian tersenyum.Danar membalas senyuman itu dengan ramah. Pria itu tidak menyangka akan bertemu Camelia di tempat ini. Tiba-tiba jantungnya berdebar tak karuan saat melihat senyum manis wanita itu.“Bagaimana kabarmu?” tanya Danar seraya memindai wajah ayu Camelia. Semenjak mengunjungi wanita itu di Singapura bersama Clay mereka belum bertemu lagi secara langsung.“Kabar baik, Kak. Maafkan aku belum sempat menyapamu.”“Tidak masalah. Ada acara apa?”Camelia memandang Maura, lalu menjawab, “Aku baru saja makan siang bersama sahabatku, Maura.”Kemudian Camelia memperkenalkan Maura pada Danar dan sebaliknya.“Kak Danar sendiri ada acara apa di sini?”“Biasa, klien. Kamu ingat Pak Indra?” Camelia mengangguk, tentu saja dia ingat. Pak Indra adalah klien yang sangat royal.“Baikl

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 69. Berani Menggoda

    Camelia tersenyum saat melihat nama di layar ponselnya, Maura.“Camelia, apa kabar?” Suara riang Maura terdengar dari seberang sana. Dari suaranya terdengar penuh rasa rindu membuat wajah Camelia berseri.“Maura! Lama tak jumpa. Aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?” balas Camelia.Keduanya berbincang sejenak, terkadang suara tawa mengisi sela-sela obrolan itu, membawa Camelia kembali pada momen hangat bersama sahabatnya yang penuh nostalgia. Di akhir pembicaraan, Maura mengusulkan untuk bertemu di restoran favorit mereka.“Boleh, nanti aku kabari lagi, Maura.”“Ok, deh. Aku tunggu ya, semoga suami dinginmu itu tidak banyak tingkah.”Camelia terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.Malam ini, Camelia dan Rainer menghabiskan waktu bersama di balkon kamar setelah menikmati makan malam bersama.“Apa kamu nyaman tinggal di sini?” tanya Rainer.“Tentu saja, di sini cukup ramai, aku tak perlu khawatir kesep

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 68. Ayo Buat Cicit

    “Baiklah, Kek. Kalau begitu jangan menahan istriku lebih lama lagi untuk menemanimu di sini,” ucap Rainer kepada sang kakek, kemudian mengajak Camelia untuk segera meninggalkan kakek Wijaya.“Tidak denganmu, Rai. Biarkan Lia kembali ke kamar sendiri, kamu tetap di sini, ada hal yang ingin aku bicarakan.” Kakek Wijaya menahan langkah Rainer.Suami Camelia Agatha itu berdecak, namun Camelia langsung menggenggam tangannya dan mengangguk. Tidak ingin Rainer membantah perintah sang kakek.“Baiklah,” ujar Rainer dengan malas.Camelia tersenyum lalu berjalan keluar dari tempat itu, meninggalkan dua lelaki berbeda usia itu untuk saling bicara.Bayangan tubuh Rainer berjalan tegak masuk dari balik pintu besar dengan ukiran kayu mewah, seperti biasa, wajahnya terlihat datar meski tak lagi dingin seperti dulu.Setelah berbicara singkat dengan kakeknya, Rainer kembali ke kamar, setelah melihat Camelia sedang menatapnya, dia pun tersenyum, senyuman yang sudah lama tak pernah muncul, senyuman yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status