Share

Bab 22. Sedikit Perhatian

Penulis: Lemongrass
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 20:00:54

Belum sempat Camelia mendengar jawaban Rainer, dia kembali tak sadarkan diri.

“Lia, hei Camelia!”

“Pak Lukman, cepat!” titah Rainer dengan panik.

Hanya tinggal sedikit saja hingga mereka sampai di rumah sakit, tetapi Camelia sudah tak sadarkan diri.

“Lia, Camelia!”

Sesampainya di rumah sakit, Lukman segera berlari meminta bantuan. Camelia segera mendapatkan penanganan.

“Tuan Muda, sebaiknya Anda berganti pakaian lebih dulu, saya yang akan menunggu Nyonya Muda. Jangan sampai Anda juga sakit karena harus merawat Nyonya Muda,” ujar Lukman setengah menggoda.

Rainer hanya melirik sekilas, untung saja mereka datang ke rumah sakit menggunakan mobilnya, baju ganti dan segala macam selalu tersedia di sana.

Saat kembali ke IGD, Camelia telah selesai ditangani, pakaiannya pun telah diganti. Sekarang hanya tinggal mengurus untuk keperluan rawat inap. Kondisi Camelia lemah, mungkin karena trauma yang dialaminya waktu kecil.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 23. Kejadian yang Sebenarnya

    Camelia merasakan sesak di dada, denyut jantungnya tidak stabil. Namun, di otaknya hanya ada memikirkan Rainer. Camelia memang memiliki riwayat gangguan irama jantung akibat trauma yang dideritanya, akan kambuh dan parah jika mendapat tekanan atau teringat akan traumanya.“Camelia!” Daisy dengan panik membantu menantunya untuk kembali membaringkan diri. Sedangkan Yasa menekan tombol bantuan.“Jangan pikirkan Rainer, Lia, kamu harus sembuh.”Dokter yang menangani Camelia berjalan dengan tergesa menuju ke ruang rawat inap wanita itu setelah mendapat telepon dari perawat. Tidak sengaja dokter spesialis jantung itu berpapasan dengan Rainer dan hanya menyunggingkan senyum. Rainer hanya berwajah datar.Dokter itu memerintahkan perawat untuk membawa peralatan yang akan digunakan untuk menangani Camelia. Dokter segera memeriksa kondisi Camelia, karena iramanya begitu lambat wanita itu harus mendapatkan pacu jantung.Dokter akhirnya mera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 24. Tamu Spesial

    Ucapan ibunya membuat hati Rainer seperti dipelintir, perih dan sakit, tetapi tak paham apa yang menjadi penyebabnya. Harusnya Rainer senang mendengar ucapan ibunya, orang yang terus memaksa dirinya untuk tetap bersama Camelia akhirnya menyerah. Namun, lagi-lagi hatinya terusik. Apa benar perceraian adalah hal yang benar-benar dia inginkan? Suami Camelia Agatha itu memilih keluar dari ruangan tersebut untuk mencari udara segar. Daisy hanya bisa pasrah dan membiarkan anak laki-lakinya berpikir dengan baik. “Bu, Ibu yakin bicara seperti itu pada Rai? Kalau dia benar-benar menceraikan Camelia bagaimana?” tanya Clara. Daisy menghela napas berat mendengar ucapan Clara. “Apa boleh buat, Ra. Ibu lebih memilih Camelia bebas dari belenggu ini, yang penting Ibu masih bisa melihat dia. Ibu ingin melihat dia hidup bahagia dengan pilihannya sendiri tanpa campur tangan kita lagi.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 25. Cemburu?

    Rainer memandang wajah Agnes yang masam karena kesal. “Semua tidak akan seindah yang kamu bayangkan, Agnes. Dan aku juga memikirkan perasaanmu.”“Maksudmu?” tanya Agnes.“Seluruh anggota keluargaku sangat menyayangi Camelia, aku tidak bisa menjamin kamu akan bisa mendapatkan kasih sayang yang sama dari mereka,” jujur Rainer.“Rai, aku tidak masalah, yang penting kita bersama,” balas Agnes.“Kamu yakin?” Agnes mengangguk dengan manatap dan berkata, “Bukankah dulu kamu bilang kalau kita cukup hidup berdua saja tanpa memikirkan pandangan mereka, lalu kenapa sekarang justru kamu terlihat ragu-ragu?”Rainer menghela napas pelan, kembali menyelami sudut hatinya yang paling dalam. Namun, semakin lama masuk ke dasar hatinya kemantapan yang sudah sempat tercipta kembali menjadi sebuah keraguan.Suara dering ponsel Rainer memecahkan ketegangan yang sempat tercipta, sebuah panggilan masuk dari Levi. Tanpa ragu, pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 26. Ablasi

    Camelia mendengkus, tetapi memilih untuk tidak memperpanjang apalagi memperdebatkan hal itu.“Tidak sampai harus dibuang, Rai. Kamu bisa menyimpannya di dalam lemari pendingin atau diberikan pada perawat yang sedang berjaga. Maafkan aku, aku memang sedang menghindari makan makanan yang mengandung kopi,” tutur Camelia dengan lembut.Wanita itu membangunkan tubuhnya dan berusaha turun dari brankar, meraih kotak tiramisu itu dari tangan Rainer.“Karena kamu sudah membelinya, sepertinya tidak masalah kalau hanya satu potong. Mau makan bersama?” tanya Camelia lalu tersenyum.Wanita itu mengambil dua piring yang tadi disiapkan oleh Rainer. Mengambil dua potong tiramisu dan meletakkan di masing-masing piring tersebut.“Ini.” Camelia memberikan satu piring untuk Rainer yang masih berdiri dalam diam menatapnya.Camelia kembali naik ke atas ranjang, lalu meraih tiramisu miliknya.“Kenapa diam saja? Duduklah! Ayo kita makan bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 27. Cemas

    Rainer berdiri, lalu berjalan mondar-mandir, sesekali menyentuh mulutnya karena gelisah. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tak terduga? Bagaimana jika Camelia keluar dari ruang operasi dengan keadaan yang tak baik-baik saja?Rainer kembali duduk di kursi tunggu.“Ya, Tuhan, kenapa lama sekali, tolong berikan keselamatan pada Camelia,” gumam Rainer.Kedua tangan menangkup di depan wajahnya, beberapa kali menghembuskan napas berat.Tiba-tiba, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan senyum di wajahnya. Rainer sontak berdiri dan menyambut dokter itu.“Bagaimana keadaan Camelia, Dok?”“Ablasinya berjalan dengan lancar hanya saja tadi ada sedikit kendala membuat prosesnya sedikit lama. Kondisi Nyonya Camelia baik-baik saja, hanya butuh istirahat. Namun, kami harus tetap mengobservasi selama 24 jam untuk memastikan dia boleh pulang kapan,” tutur Dokter Samudra.“Terima kasih banyak, Dokter.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 28. Aku atau Dia?

    Melihat reaksi kekasihnya yang begitu tenang bahkan terkesan tidak peduli padanya membuat Agnes semakin jengkel.“Kenapa cuma diam saja? Benar sekarang kamu lebih memilih wanita itu ketimbang aku? Mana janjimu, Rai, mana?” geram Agnes."Agnes, Camelia baru saja menjalani serangkaian pengobatan dan baru pulang dari rumah sakit. Dia butuh aku sekarang. Ini bukan soal memilih, tolong mengertilah," jawabnya dengan suara rendah, mencoba menenangkan situasi. Namun, Agnes tampak tidak terima."Kamu selalu saja punya alasan! Selalu Camelia! Aku nggak bisa terus-terusan seperti ini, Rainer! Kamu janji akan menyelesaikan semuanya, tapi sampai sekarang tidak ada yang berubah, malahan kamu terlihat lebih perhatian padanya akhir-akhir ini, jangan katakan kamu telah jatuh cinta padanya." Agnes melanjutkan dengan kesal, emosinya semakin memuncak.Rainer menatap Agnes dengan tatapan lelah. Dia tahu situasi ini tidak mudah untuk diatasi. Selama ini, dia terjebak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 29. Memberi Pelajaran

    Rasa penasaran mengalahkan etika pribadinya, Camelia melangkah mendekat dan mengintip layar ponsel yang menyala. Nama yang tertera di layar datar itu membuatnya terdiam sejenak—Agnes.Seharusnya, melihat nama itu membuatnya marah atau cemburu, tapi Camelia hanya mendesah pelan. "Lagi-lagi dia, pasti semalam mereka baru saja bertemu," pikirnya, tetapi tidak ada emosi berarti yang muncul. Camelia merasa sudah terlalu sering berhadapan dengan situasi seperti ini dan entah sejak kapan, rasa cemburu dan kesalnya seolah hilang. Namun, sempat terbesit pikiran untuk mengangkat telepon tersebut, sekedar menunjukkan eksistensinya pada wanita ulat bulu itu. Camelia tersenyum sinis.Beberapa saat kemudian, suara air yang mengalir dari kamar mandi berhenti, dan Rainer keluar dengan handuk melilit pinggangnya.Sebelum suaminya benar-benar keluar dari kamar mandi, Camelia sudah sempat mengangkat telepon dan meletakkan ponsel kembali di tempatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 30. Marah

    Mendengar suara kekasihnya, Rainer mendongak, melihat wajah cantik itu tampak murka. Rainer memandang aneh pada Agnes.“Memangnya apa yang kulakukan?” tanya Rainer dengan tampang tanpa rasa bersalah.“Kamu keterlaluan, Rai. Tega kamu melakukan itu padaku!” “Memangnya apa yang kulakukan padamu? Kenapa datang-datang langsung marah?”“Kenapa katamu? Kamu benar-benar keterlaluan, Rai. Setelah bersenang-senang dengan Camelia lantas kamu melupakanku,” geram Agnes.Rainer semakin tak paham arah pembicaraan Agnes. Bukankah Agnes sendiri mengatakan tak akan menemuinya semalam, lantas kenapa dia tiba-tiba datang dan meluapkan amarah yang tak dia ketahui apa penyebabnya.“Aku tidak mengerti maksudmu, kenapa kamu datang dan langsung marah-marah?”“Jangan pura-pura bego, Rai. Untuk apa kamu mengangkat teleponku hanya untuk memperdengarkan kemesraanmu dengan Camelia, kamu sengaja? Baru semalam aku berkata seperti itu lalu kamu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 76. Kehilangan Kontak

    Dengan perasaan yang masih berkecamuk, Levi mengetuk pintu ruang kerja Yasa Wijaya–ayah Rainer dengan ragu. Seketika pintu terbuka, wajah Yasa yang biasanya tenang terlihat tegang. Levi menarik napas panjang sebelum melangkah masuk."Ada apa, Levi? Kenapa pagi-pagi sekali kamu sudah datang ke sini?" tanya Yasa dengan suara yang terdengar berat. Semalaman dia mencoba menenangkan Daisy–istrinya yang terus gelisah tak menentu, membuatnya tak bisa menampik rasa yang sama. Levi mencoba berbicara setenang mungkin. "Tuan Yasa, saya perlu memberitahu sesuatu yang mendesak tentang Pak Rainer."Tatapan tajam Yasa menghantam Levi. "Apa maksudmu? Ada apa dengan Rainer?"Levi menelan ludah dengan susah payah. "Kami kehilangan kontak dengan Pak Rainer sejak kemarin sore. Jean telah melapor jika Pak Rainer mengalami kecelakaan yang cukup parah setelah di jalur yang biasa dilalui."Wajah Yasa berubah gelap, marah dan sedih bergumul menjadi satu.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 75. Berita Buruk

    Gelas yang ada dalam genggaman Camelia jatuh, menghantam lantai dengan suara pecahan yang menggema. Camelia menatap serpihan yang sudah berkeping-keping, pikirannya melayang jauh. Sebuah perasaan aneh menguasainya, seperti ada sesuatu yang salah. Dadanya terasa sesak, sementara tangannya gemetar tanpa sebab yang jelas.“Camelia, ada ap?” tanya Daisy seraya mendekat dengan wajah penuh kekhawatiran. Wanita itu ikut merasakan hawa berat yang menggantung di udara.Camelia menggeleng, mencoba tersenyum. "Aku tidak tahu, Bu. Perasaanku mendadak tidak enak," balas Camelia seraya menenangkan diri. Meskipun jelas nada suaranm wanita itu tidak meyakinkan siapa pun.Daisy jelas tahu kegelisahan menantunya itu, kegelisahan yang sama. "Kalau ada yang kamu rasakan, lebih baik ceritakan. Aku juga merasa ada yang aneh hari ini," ucap Daisy seperti orang yang dipenuhi beban.“Entahlah, Bu. Aku merasa Rai tidak dalam keadaan baik-baik saja,” balas Camelia.Daisy menghembuskan napas pelan. Sebagai se

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 74. Seperti Sebuah Keluarga

    "Makanlah, nanti makanannya keburu dingin,” ucap Danar pada anak semata wayangnya. Clay meraih sumpit dengan lincah, pipinya mengembang karena terlalu bersemangat menyantap udang tempura di piringnya. Matanya berbinar saat menatap Camelia yang sedang menuangkan teh hijau ke cangkirnya. "Apa kamu suka sausnya, Clay? Kalau kurang manis, bisa tambahkan ini." Camelia mengulurkan botol kecil berisi saus teriyaki dengan senyum hangat. Clay mengangguk antusias, mengoleskan lebih banyak saus di atas udang tempuranya. "Kenapa Tante tahu selera makanku?" tanya bocah itu dengan wajah polos polos, “seperti oma. Oma paling tahu seleraku." Lalu bocah itu terkekeh. Camelia melirik Danar sekilas, hanya kebetulan saja dia menyukai makanan seperti itu dengan memperbanyak saus teriyaki. Clay tidak berhenti bercerita, menceritakan permainan yang tadi dia coba di taman bermain bersama Amanda dan Ryo. Namun, dengan cepat bocah itu beralih membahas rencananya bersama sang ayah untuk akhir pekan

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 73. Makan Bersama Clay

    Setelah beberapa menit perjalanan Camelia dan Danar akhirnya sampai di sebuah restoran yang ada di sebuah mall.“Kita tunggu Clay sembari memesan makan dan minum lebih dulu,” ujar Danar.Keduanya berbincang ringan hingga akhirnya sosok kecil berlari ke arah mereka.“Nah, itu yang ditunggu sudah datang,” ucap Danar pada Camelia.“Papi!” seru Clay dari kejauhan.Camelia pun menoleh ke arah Clay yang sudah tersenyum riang.“Tante Camelia!” seru Clay lalu merentangkan tangannya. Camelia langsung mensejajarkan tubuh dengan Clay lalu memeluk bocah itu dengan senyuman.Danar hanya bisa menggeleng, karena anaknya itu langsung melupakan dirinya ketika melihat Camelia.Camelia bisa melihat dua sosok laki-laki dan perempuan yang berhenti tak jauh dari mereka. “Tante apa kabar? Tante sudah sembuh?” tanya Clay setelah melepas pelukannya dari Camelia.“Kabar baik, Tante juga sudah sehat. Clay apa kabar?”

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 72. Asisten Pribadi Baru

    Waktu berjalan begitu cepat, Camelia sudah mulai bekerja sejak seminggu yang lalu. Wanita bernama Anne selalu setia menemaninya, asisten pribadi dan juga bodyguard yang dipilih oleh Rainer secara khusus. Sudah tiga hari semenjak Rainer bertolak ke Singapura bersama orang-orang kepercayaannya. Namun, Camelia tak juga mendapatkan kabar tentang suaminya itu. Bertanya pada Levi pun percuma, pria yang ditugaskan untuk mengurus perusahaan itu seakan bungkam dengan kabar dan keadaan suaminya. “Pak Rainer baik-baik saja, Bu. Hanya butuh waktu untuk menyelesaikan semuanya hingga tuntas.” Itu yang selalu Levi ucapkan saat dirinya bertanya. “Lia! Camelia Agatha!” Suara yang cukup lantang itu menyadarkan Camelia dari lamunan. “Maafkan saya, Pak Danar,” balas Camelia dengan gugup dan sungkan. Saat ini mereka sedang mengadakan rapat bersama staff penting di kantor, tetapi dirinya malah terhanyut dalam lamunan.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 71. Kebetulan Macam Apa?

    Pintu perlahan terbuka, langkah Rainer terdengar berat ketika masuk ke dalam kamar. “Kamu sudah pulang, Rai.”Camelia menyapa suaminya dengan senyum hangat seperti biasa, tetapi senyumnya memudar saat melihat wajah suaminya yang terlihat tidak bersahabat.“Ada apa? Apa ada masalah serius?” tanya Camelia mencoba memahami apa yang terjadi pada suaminya.“Bukankah kamu bilang hanya ingin bertemu dengan Maura?” tanya Rainer lebih pada menyindir, tatapan matanya begitu tajam dan terlihat menuduh.Camelia tersenyum dan menghela napas pelan.“Maksudmu pertemuanku dengan Kak Danar? Itu hanya sebuah kebetulan, Rai.” “Kebetulan? Kebetulan, tapi kamu bisa ikut rapat bersama.” Rainer melipat tangan di dada, ekspresinya keras dan kaku.“Itu diluar dugaan, Rai. Ternyata tadi Pak Indra yang rapat dengan Kak Danar, dia adalah salah satu klien kami yang royal, dia mengajakku ikut rapat tanpa aku bisa menolak.” Camelia mencoba menjelaskan, tetapi Rainer tidak menunjukkan tanda-tanda melunak.“Tidak b

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 70. Rapat Dadakan

    “Camelia!” Seorang pria memanggil nama Camelia. Membuat wanita itu menoleh ke sumber suara.“Kak Danar,” bisik Camelia kemudian tersenyum.Danar membalas senyuman itu dengan ramah. Pria itu tidak menyangka akan bertemu Camelia di tempat ini. Tiba-tiba jantungnya berdebar tak karuan saat melihat senyum manis wanita itu.“Bagaimana kabarmu?” tanya Danar seraya memindai wajah ayu Camelia. Semenjak mengunjungi wanita itu di Singapura bersama Clay mereka belum bertemu lagi secara langsung.“Kabar baik, Kak. Maafkan aku belum sempat menyapamu.”“Tidak masalah. Ada acara apa?”Camelia memandang Maura, lalu menjawab, “Aku baru saja makan siang bersama sahabatku, Maura.”Kemudian Camelia memperkenalkan Maura pada Danar dan sebaliknya.“Kak Danar sendiri ada acara apa di sini?”“Biasa, klien. Kamu ingat Pak Indra?” Camelia mengangguk, tentu saja dia ingat. Pak Indra adalah klien yang sangat royal.“Baikl

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 69. Berani Menggoda

    Camelia tersenyum saat melihat nama di layar ponselnya, Maura.“Camelia, apa kabar?” Suara riang Maura terdengar dari seberang sana. Dari suaranya terdengar penuh rasa rindu membuat wajah Camelia berseri.“Maura! Lama tak jumpa. Aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?” balas Camelia.Keduanya berbincang sejenak, terkadang suara tawa mengisi sela-sela obrolan itu, membawa Camelia kembali pada momen hangat bersama sahabatnya yang penuh nostalgia. Di akhir pembicaraan, Maura mengusulkan untuk bertemu di restoran favorit mereka.“Boleh, nanti aku kabari lagi, Maura.”“Ok, deh. Aku tunggu ya, semoga suami dinginmu itu tidak banyak tingkah.”Camelia terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.Malam ini, Camelia dan Rainer menghabiskan waktu bersama di balkon kamar setelah menikmati makan malam bersama.“Apa kamu nyaman tinggal di sini?” tanya Rainer.“Tentu saja, di sini cukup ramai, aku tak perlu khawatir kesep

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 68. Ayo Buat Cicit

    “Baiklah, Kek. Kalau begitu jangan menahan istriku lebih lama lagi untuk menemanimu di sini,” ucap Rainer kepada sang kakek, kemudian mengajak Camelia untuk segera meninggalkan kakek Wijaya.“Tidak denganmu, Rai. Biarkan Lia kembali ke kamar sendiri, kamu tetap di sini, ada hal yang ingin aku bicarakan.” Kakek Wijaya menahan langkah Rainer.Suami Camelia Agatha itu berdecak, namun Camelia langsung menggenggam tangannya dan mengangguk. Tidak ingin Rainer membantah perintah sang kakek.“Baiklah,” ujar Rainer dengan malas.Camelia tersenyum lalu berjalan keluar dari tempat itu, meninggalkan dua lelaki berbeda usia itu untuk saling bicara.Bayangan tubuh Rainer berjalan tegak masuk dari balik pintu besar dengan ukiran kayu mewah, seperti biasa, wajahnya terlihat datar meski tak lagi dingin seperti dulu.Setelah berbicara singkat dengan kakeknya, Rainer kembali ke kamar, setelah melihat Camelia sedang menatapnya, dia pun tersenyum, senyuman yang sudah lama tak pernah muncul, senyuman yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status