Share

Bab 3

Auteur: Ahong
last update Dernière mise à jour: 2025-04-17 12:11:38

"Ini bukti suratnya!" petugas rumah sakit itu menyodorkan surat yang dimaksud kepada Seno dengan kasar.

Setelah membaca surat itu sebentar, Seno kembali menatap petugas rumah sakit itu dengan rahang mengeras dan lalu berujar, "Baik. Akan kulunasi sekarang semua tunggakannya selama satu minggu dengan menggunakan kartu ini!"

Usai berkata, Seno mengeluarkan kartu hitam dari dalam saku jaketnya dan meletakannya di atas meja.

Seketika mata petugas rumah sakit itu melebar!

Bukan kah itu black card?

Akan tetapi, mengingat Seno yang menunggak biaya, membuatnya berpikir kalau pria itu adalah orang miskin!

Petugas rumah sakit itu pun buru-buru mengkondisikan diri.

Dan yang terjadi selanjutnya adalah tawa menghina darinya menggelegar. "Kau mau membayar dengan menggunakan kartu mainan itu?" cibirnya.

Seketika wajah Seno berubah.

Kartu hitam itu katanya adalah kartu mainan?

"Sebaiknya anda coba gunakan terlebih dahulu untuk melakukan pembayaran sebelum anda berkata seperti itu–"

"Tidak usah mengguruiku, miskin! Aku lebih tau banyak tentang black card dibanding dirimu. Aku juga tau mana black card asli dan yang mana mainan hanya dengan melihatnya sekilas saja!"

Petugas rumah sakit itu langsung memotong perkataan Seno dengan sengit.

Seraya melipat tangan di depan dada, petugas itu lanjut berkata, "Dan buat apa aku coba kartu itu yang jelas-jelas adalah kartu mainan? Cih, membuang-buang waktuku saja!"

Tangan Seno mengepal. Petugs itu sungguh keterlaluan!

"Aku itu hendak membayar, bukannya mengatakan tidak sanggup atau lebih parahnya kabur begitu saja!" tegas Seno emosi, "Tapi, kenapa anda langsung meremehkanku? Tidak mau mencoba kartu itu?!"

Petugas itu balik menatap Seno dengan tajam, kentara tersinggung akan perkataan pria itu barusan. "Kalau kau memang bisa membayar sejak awal, kenapa kau harus menunggak?"

"Bilang saja tidak memiliki uang. Kenapa harus berlagak menggunakan black card selayaknya orang kaya? Ckck, memalukan sekali!"

Di saat yang sama, seorang pria dengan pakaian rapi kebetulan melewati keributan itu.

Ternyata pria itu adalah manager rumah sakit, dilihat dari name tag yang tertambat di dadanya.

Melihat seseorang itu adalah manager rumah sakit, petugas itu pun buru-buru keluar dari area kerjanya seraya memanggil namanya, "Pak Darren!"

Panggilan itu membuat manager rumah sakit bernama Darren menghentikan langkah dan menoleh ke arah sumber suara.

"Dia orang yang telah menunggak biaya perawatan anaknya selama satu minggu itu, Pak dan katanya dia akan membayar dengan menggunakan kartu mainan ini. Jelas, ini penghinaan bagi kita. Dia mau main-main dengan kita!" jelas petugas itu geram sambil memperlihatkan kartu hitam di tangannya kepada Darren. Sesekali menatap ke arah Seno dengan perasaan jijik.

Sama seperti respon petugas itu tadi, Darren harus membelalakan matanya saat melihat kartu hitam itu.

Setelah terdiam untuk beberapa saat, Darren merebut kartu itu dari tangan sang petugas.

Jika dilihat dengan saksama, kartu hitam ini tampak seperti asli!

Selagi Darren terdiam kaget masih mengamati kartu tersebut, sang petugas lanjut bicara, "Kita tidak perlu mencoba kartu itu, bukan, Pak? Karena kartu itu jelas adalah kartu mainan! Mana mungkin pria miskin sepertinya memiliki black card? Mustahil sekali!"

Perkataan petugas itu membuyarkan lamunan Darren.

Kemudian, ia menoleh ke arah petugas itu sembari mengangguk dan lalu beralih menatap Seno. Dari matanya terpancar perasaan muak sekaligus jijik.

Darren pun berjalan menghampiri Seno sambil berkata, "Semestinya kau berusaha untuk mendapatkan uangnya bagaimana pun caranya. Seorang Ayah pasti tidak akan tega terhadap anaknya,"

"Tapi, apa yang malah kau lakukan? Mempermalukan diri sendiri? Apakah kau sudah setres dan berkhayal menjadi orang kaya?"

Mendengar itu, Seno mendengus kesal.

Niat hati mau membayar meski ia sendiri masih ragu tentang keaslian kartu itu, tapi ia malah mendapatkan perlakuan tak mengenakan!

Kini Seno menatap tajam Darren dan petugas itu secara bergantian. "Kenapa tidak dicoba terlebih dahulu untuk membuktikan apakah kartu itu mainan atau tidak? Jika terbukti black card itu cuma kartu mainan, silahkan saja, kalian bebas mengatai dan melakukan apa saja padaku! Tapi, ini belum dicoba! Jadi, aku tidak terima diperlakukan seperti ini!"

"Kalian ini orang berpendidikan! Seharusnya memutuskan sesuatu berdasarkan fakta dan bukti, tidak hanya berdasar spekulasi dan dugaan saja!"

Mendengar hal tersebut, wajah Darren dan petugas itu kompak mengeras. Berani sekali Seno mengatakan hal demikian kepada keduanya?

Seketika wajah keduanya berubah buruk lantaran sindiran Seno.

"Baik. Akan kami coba gunakan untuk melakukan pembayaran. Kita lihat, apakah kartu ini bisa digunakan atau tidak!" ucap Darren geram. Dia kemudian menuding muka Seno, "Awas saja jika kartu ini terbukti cuma kartu mainan. Aku...akan melaporkanmu ke polisi!" ancamnya.

Mendapatkan ancaman seperti itu, Seno sedikit cemas. Bagaimana jika kartu hitam itu ternyata palsu?

Namun, ia tidak menampakannya di depan mereka. Tetap bersikap tenang dan mengangguk tanda setuju.

Seno berani mendesak mereka untuk mencoba kartu itu sebab sempat mendapati respon terkejut dari petugas mau pun manager rumah sakit begitu pertama kali melihat kartu hitam tersebut.

Juga sebelumnya, ia sempat mengeceknya sendiri dan memang tidak seperti kartu mainan.

Sementara itu, Darren menyerahkan kartu hitam itu kembali kepada petugas dan menyuruhnya untuk mencoba melakukan transaksi.

Selagi petugas itu masuk kembali ke area kerjanya, Darren kembali menghadap Seno dengan senyum licik. "Siap-siap saja kau akan mendekam diri di penjara, miskin!"

Setelah berkata seperti itu, Darren menyusul petugas itu ke bagian administrasi.

Sambil mencoba melakukan transaksi dengan menggunakan kartu hitam itu, sang petugas tidak lupa vocal mencemooh Seno.

"Dasar Ayah yang bodoh! Anaknya sedang sakit parah, bukannya berusaha mencari pinjaman, tapi malah mencari masalah!"

"Mampus kau orang miskin yang berlagak kaya! Setelah ini, kau akan masuk penjara dan anakmu tidak akan terselamatkan!"

Meski sedikit khawatir, tapi Seno tidak mempedulikan cemoohan itu.

Kini ia malah berharap kartu hitam itu benar-benar asli. Jika tidak, ia akan malu bukan main dan berakhir di penjara.

Dan lebih buruk lagi, nyawa anak kesayangannya akan…

Tidak, Seno tidak boleh berpikir demikian!

Beberapa saat kemudian...

Tiba-tiba...

"Apa?! Pem-pembayaran berhasil?!" teriak petugas itu seraya refleks berdiri, membuat semua orang kompak menoleh ke arahnya, bertanya-tanya.

Dengan mulut ternganga lebar, petugas itu menggeleng tidak percaya dan berkata, "In-ini tidak mungkin! Ba-bagaimana bisa berhasil?!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 4

    Alhasil, Seno menjadi pusat perhatian. Kini, semua orang memperhatikannya, terkejut karena pria yang barusan diremehkan dan dianggap miskin itu memiliki kartu hitam yang merupakan kartu sakti orang-orang kaya. Ada yang menduga-duga identitas asli pria tersebut selagi memandangnya kagum, tapi ada juga yang belum bisa menerima fakta itu. Namun, Seno sama sekali tidak peduli. Ia saja juga sama terkejutnya seperti mereka. Ia begitu tidak menyangka kalau kartu hitam itu bisa digunakan. Dengan kata lain, kartu hitam itu asli! Di saat ini, Seno mengerjap tatkala semua perkataan wanita tadi tiba-tiba saja terlintas di benaknya yang membuat kepalanya seketika dipenuhi banyak pertanyaan. Namun, Seno buru-buru menghalaunya sebab perasaan haru langsung menggantikannya. Itu berarti ia sudah tidak akan dipusingkan dengan mencari uang ke mana lagi setelah ini. Felicia tentu saja akan segera dioperasi dan sembuh. Sementara itu, Darren dan petugas rumah sakit itu tiba-tiba tersadar. Begitu terin

    Dernière mise à jour : 2025-04-17
  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 5

    Nina tersenyum miring ke arah Seno sembari melipat tangan di depan dada. "Kamu pulang karena tidak berhasil mendapatkan uangnya, 'Kan? Berubah pikiran mau tanda tangan, benalu?" cibir Nina. Darius, seraya tergelak menimpali, "Cih! Berlagak menolak bercerai dengan Shinta! Tapi apa? Ujung-ujungnya kau menjilat ludahmu sendiri, akhirnya datang kepada kami hendak bersujud meminta uang untuk operasi Felicia!" Sementara itu, Shinta di tempatnya terbeliak. Lalu, ia menggigit bibir. Kentara cemas. Apakah yang dikatakan kedua orang tuanya barusan itu benar? Jika Seno pulang karena setuju bercerai dengannya? Kala memikirkan hal itu, Shinta menundukan kepala. Wajahnya berubah lesu. Kemudian, Shinta meremas ujung roknya, tiba-tiba saja ia merasa tak rela... Sebenarnya, ia bersikap seakan setuju untuk bercerai dengan Seno sekaligus mendesak suaminya itu sebab paksaan dari kedua orang tuanya demi mendapatkan biaya operasi Felicia. Di saat ini, Ronald bangkit dari tempat duduknya dan berjal

    Dernière mise à jour : 2025-04-17
  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 6

    Sontak saja, semua orang terkejut bukan main lantaran apa yang dilakukan Seno pada Nathan! "Sudah gila ya kamu!" Darius berseru marah seraya bangkit dari kursinya. Nina, dengan sama marahnya menimpali, "Seno! Berani-beraninya kamu memukul Nak Nathan?! Kamu tidak tahu siapa dia, hah?!" "Wah-wah, mau cari mati kamu, Seno! Habis riwayatmu setelah ini!" seru Ronald menambahi kedua orang tuanya. "Emang tolol kamu, Seno. Yang kamu pukul itu adalah pewaris keluarga Damanik kaya raya dan berpengaruh!" Sementara itu, Shinta terdiam kaget. Menggeleng tak percaya ke arah suaminya. Itu...sungguhan Seno? Bagaimana Shinta tidak berpikir demikian, selama ini Seno tidak pernah melawan secara terbuka dan gamblang seperti saat ini! Tanpa mempedulikan Nathan yang tengah mengerang kesakitan di lantai, Seno melemparkan tatapan mematikan ke arah kedua mertua dan kakak iparnya secara bergantian. "Dia sudah berani mencium tangan Shinta dan memeluk tubuhnya, suami mana yang tidak marah saat me

    Dernière mise à jour : 2025-04-24
  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 7

    Mendapatkan tamparan dari sang istri, Seno tersenyum getir. Tidak ada kemarahan sedikit pun di matanya. Seno tahu bahwa sebenarnya Shinta enggan melakukannya kalau bukan karena paksaan dari orang tuanya. Setelah terdiam sejenak, ia kembali menatap Shinta. Ingin sekali rasanya ia membuat Shinta supaya tak lagi diperalat oleh kedua orang tua angkatnya. Selagi memikirkan hal itu, tiba-tiba Seno tersentak. Mengingat ia yang memiliki kartu hitam tanpa batas, mungkin kah... Di saat ini, Shinta berkata, "Seno! Sunggguh keterlaluan kamu!" Melihat ekspresi semua orang yang sangat buruk, Shinta mau tidak mau harus melakukan sesuatu. Shinta lanjut berkata, "Setelah kamu gagalkan biaya operasi Felicia, sekarang, kamu malah mencari masalah baru?!" Seno mengernyitkan kening dan menatap Shinta dengan lekat. "Aku tahu kamu melakukan hal ini karena terpaksa, Shinta. Apalagi kalau sudah menyangkut soal Felicia. Kamu akan melakukan apa pun demi anak kita tercinta!" Shinta tertegun.

    Dernière mise à jour : 2025-04-24
  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 1

    "Papa, sakit…"Di dalam kamar inap, tampak seorang anak perempuan terbaring menyedihkan di atas ranjang.Melihat kondisi anaknya seperti itu, hati Seno yang merupakan sang Ayah dari anak perempuan itu seketika sakit bukan main.Felicia, anak perempuannya berusia 5 tahun itu mengidap penyakit gagal jantung stadium akhir.Dan langkah terakhir untuk menyelamatkan nyawanya adalah dengan operasi transplantasi jantung dan membutuhkan biaya 5 miliar.Seno yang hanya bekerja sebagai office boy, tentu tidak memiliki uang sebanyak itu.Mengusap lembut kepala anaknya, Seno berujar, "Tahan dulu ya, Nak. Papa akan usahakan cari uangnya supaya kamu bisa segera dioperasi.""Apa kalau aku dioperasi, aku sudah tidak akan merasakan sakit seperti ini lagi, Pa?" tanya Felicia parau. Sorot matanya penuh harap.Seno mengangguk seraya tersenyum getir. "Benar, sayang. Felicia sudah tidak akan merasakan sakit seperti ini lagi kalau dioperasi!"Selagi Seno tengah menguatkan juga menyemangati sang buah hati, ti

    Dernière mise à jour : 2025-04-16
  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 2

    "Aku Andin, Kak. Adiknya Kakak!" ucap wanita bernama Andin itu dengan mata berkaca-kaca, suara dan bibirnya bergetar. Mengamati penampilan Seno dari atas kepala hingga ujung kaki, dia kemudian menambahkan, "Pasti, Papa, Mama, akan sangat senang mengetahui hal ini!" Seno terperanjat! Wanita ini mengaku sebagai adiknya? Mencerna dalam sepersekian detik omongan wanita itu. Lalu, Seno menggeleng. Tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakannya. "Jangan bercanda, Nona! Aku tidak memiliki adik. Nona salah orang!" ujar Seno sambil menuding muka Andin. "Aku tidak mungkin salah orang! Kamu adalah Kakakku!" sergah Andin penuh keyakinan. Tanpa membalas perkataan wanita itu, Seno buru-buru menyingkir dari hadapannya dan kembali berjalan menuju kamar inap anaknya. Melihat Seno pergi meninggalkannya, Andin panik dan langsung menghadang jalan Seno. Berdiri di hadapan Seno, Andin meraih kedua tangan pria itu. "Aku paham mengapa Kakak tidak langsung percaya. Tapi, kenyataanya memang seper

    Dernière mise à jour : 2025-04-17

Latest chapter

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 7

    Mendapatkan tamparan dari sang istri, Seno tersenyum getir. Tidak ada kemarahan sedikit pun di matanya. Seno tahu bahwa sebenarnya Shinta enggan melakukannya kalau bukan karena paksaan dari orang tuanya. Setelah terdiam sejenak, ia kembali menatap Shinta. Ingin sekali rasanya ia membuat Shinta supaya tak lagi diperalat oleh kedua orang tua angkatnya. Selagi memikirkan hal itu, tiba-tiba Seno tersentak. Mengingat ia yang memiliki kartu hitam tanpa batas, mungkin kah... Di saat ini, Shinta berkata, "Seno! Sunggguh keterlaluan kamu!" Melihat ekspresi semua orang yang sangat buruk, Shinta mau tidak mau harus melakukan sesuatu. Shinta lanjut berkata, "Setelah kamu gagalkan biaya operasi Felicia, sekarang, kamu malah mencari masalah baru?!" Seno mengernyitkan kening dan menatap Shinta dengan lekat. "Aku tahu kamu melakukan hal ini karena terpaksa, Shinta. Apalagi kalau sudah menyangkut soal Felicia. Kamu akan melakukan apa pun demi anak kita tercinta!" Shinta tertegun.

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 6

    Sontak saja, semua orang terkejut bukan main lantaran apa yang dilakukan Seno pada Nathan! "Sudah gila ya kamu!" Darius berseru marah seraya bangkit dari kursinya. Nina, dengan sama marahnya menimpali, "Seno! Berani-beraninya kamu memukul Nak Nathan?! Kamu tidak tahu siapa dia, hah?!" "Wah-wah, mau cari mati kamu, Seno! Habis riwayatmu setelah ini!" seru Ronald menambahi kedua orang tuanya. "Emang tolol kamu, Seno. Yang kamu pukul itu adalah pewaris keluarga Damanik kaya raya dan berpengaruh!" Sementara itu, Shinta terdiam kaget. Menggeleng tak percaya ke arah suaminya. Itu...sungguhan Seno? Bagaimana Shinta tidak berpikir demikian, selama ini Seno tidak pernah melawan secara terbuka dan gamblang seperti saat ini! Tanpa mempedulikan Nathan yang tengah mengerang kesakitan di lantai, Seno melemparkan tatapan mematikan ke arah kedua mertua dan kakak iparnya secara bergantian. "Dia sudah berani mencium tangan Shinta dan memeluk tubuhnya, suami mana yang tidak marah saat me

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 5

    Nina tersenyum miring ke arah Seno sembari melipat tangan di depan dada. "Kamu pulang karena tidak berhasil mendapatkan uangnya, 'Kan? Berubah pikiran mau tanda tangan, benalu?" cibir Nina. Darius, seraya tergelak menimpali, "Cih! Berlagak menolak bercerai dengan Shinta! Tapi apa? Ujung-ujungnya kau menjilat ludahmu sendiri, akhirnya datang kepada kami hendak bersujud meminta uang untuk operasi Felicia!" Sementara itu, Shinta di tempatnya terbeliak. Lalu, ia menggigit bibir. Kentara cemas. Apakah yang dikatakan kedua orang tuanya barusan itu benar? Jika Seno pulang karena setuju bercerai dengannya? Kala memikirkan hal itu, Shinta menundukan kepala. Wajahnya berubah lesu. Kemudian, Shinta meremas ujung roknya, tiba-tiba saja ia merasa tak rela... Sebenarnya, ia bersikap seakan setuju untuk bercerai dengan Seno sekaligus mendesak suaminya itu sebab paksaan dari kedua orang tuanya demi mendapatkan biaya operasi Felicia. Di saat ini, Ronald bangkit dari tempat duduknya dan berjal

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 4

    Alhasil, Seno menjadi pusat perhatian. Kini, semua orang memperhatikannya, terkejut karena pria yang barusan diremehkan dan dianggap miskin itu memiliki kartu hitam yang merupakan kartu sakti orang-orang kaya. Ada yang menduga-duga identitas asli pria tersebut selagi memandangnya kagum, tapi ada juga yang belum bisa menerima fakta itu. Namun, Seno sama sekali tidak peduli. Ia saja juga sama terkejutnya seperti mereka. Ia begitu tidak menyangka kalau kartu hitam itu bisa digunakan. Dengan kata lain, kartu hitam itu asli! Di saat ini, Seno mengerjap tatkala semua perkataan wanita tadi tiba-tiba saja terlintas di benaknya yang membuat kepalanya seketika dipenuhi banyak pertanyaan. Namun, Seno buru-buru menghalaunya sebab perasaan haru langsung menggantikannya. Itu berarti ia sudah tidak akan dipusingkan dengan mencari uang ke mana lagi setelah ini. Felicia tentu saja akan segera dioperasi dan sembuh. Sementara itu, Darren dan petugas rumah sakit itu tiba-tiba tersadar. Begitu terin

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 3

    "Ini bukti suratnya!" petugas rumah sakit itu menyodorkan surat yang dimaksud kepada Seno dengan kasar. Setelah membaca surat itu sebentar, Seno kembali menatap petugas rumah sakit itu dengan rahang mengeras dan lalu berujar, "Baik. Akan kulunasi sekarang semua tunggakannya selama satu minggu dengan menggunakan kartu ini!" Usai berkata, Seno mengeluarkan kartu hitam dari dalam saku jaketnya dan meletakannya di atas meja. Seketika mata petugas rumah sakit itu melebar! Bukan kah itu black card? Akan tetapi, mengingat Seno yang menunggak biaya, membuatnya berpikir kalau pria itu adalah orang miskin! Petugas rumah sakit itu pun buru-buru mengkondisikan diri. Dan yang terjadi selanjutnya adalah tawa menghina darinya menggelegar. "Kau mau membayar dengan menggunakan kartu mainan itu?" cibirnya. Seketika wajah Seno berubah. Kartu hitam itu katanya adalah kartu mainan? "Sebaiknya anda coba gunakan terlebih dahulu untuk melakukan pembayaran sebelum anda berkata seperti itu–" "Tidak

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 2

    "Aku Andin, Kak. Adiknya Kakak!" ucap wanita bernama Andin itu dengan mata berkaca-kaca, suara dan bibirnya bergetar. Mengamati penampilan Seno dari atas kepala hingga ujung kaki, dia kemudian menambahkan, "Pasti, Papa, Mama, akan sangat senang mengetahui hal ini!" Seno terperanjat! Wanita ini mengaku sebagai adiknya? Mencerna dalam sepersekian detik omongan wanita itu. Lalu, Seno menggeleng. Tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakannya. "Jangan bercanda, Nona! Aku tidak memiliki adik. Nona salah orang!" ujar Seno sambil menuding muka Andin. "Aku tidak mungkin salah orang! Kamu adalah Kakakku!" sergah Andin penuh keyakinan. Tanpa membalas perkataan wanita itu, Seno buru-buru menyingkir dari hadapannya dan kembali berjalan menuju kamar inap anaknya. Melihat Seno pergi meninggalkannya, Andin panik dan langsung menghadang jalan Seno. Berdiri di hadapan Seno, Andin meraih kedua tangan pria itu. "Aku paham mengapa Kakak tidak langsung percaya. Tapi, kenyataanya memang seper

  • Ayahku Hebat dan Kaya Raya   Bab 1

    "Papa, sakit…"Di dalam kamar inap, tampak seorang anak perempuan terbaring menyedihkan di atas ranjang.Melihat kondisi anaknya seperti itu, hati Seno yang merupakan sang Ayah dari anak perempuan itu seketika sakit bukan main.Felicia, anak perempuannya berusia 5 tahun itu mengidap penyakit gagal jantung stadium akhir.Dan langkah terakhir untuk menyelamatkan nyawanya adalah dengan operasi transplantasi jantung dan membutuhkan biaya 5 miliar.Seno yang hanya bekerja sebagai office boy, tentu tidak memiliki uang sebanyak itu.Mengusap lembut kepala anaknya, Seno berujar, "Tahan dulu ya, Nak. Papa akan usahakan cari uangnya supaya kamu bisa segera dioperasi.""Apa kalau aku dioperasi, aku sudah tidak akan merasakan sakit seperti ini lagi, Pa?" tanya Felicia parau. Sorot matanya penuh harap.Seno mengangguk seraya tersenyum getir. "Benar, sayang. Felicia sudah tidak akan merasakan sakit seperti ini lagi kalau dioperasi!"Selagi Seno tengah menguatkan juga menyemangati sang buah hati, ti

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status