Share

Bab 4

Penulis: Fira Adra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 13:28:38
Shawn menatapku dengan ketidakpedulian saat melihat penderitaanku, malah terlihat sangat tidak sabar, "Cukup, jangan berpura-pura lagi! Hanya sebuah gambar."

Hanya sebuah gambar ....

Itu adalah harapan terindah Zayn, satu-satunya kenangan terakhir yang dia tinggalkan untukku. Namun sekarang, semuanya lenyap ....

Shawn tidak peduli dan malah melemparkan surat cerai ke wajahku, "Bicarakan hal yang penting."

Aku menatapnya dengan putus asa, "Kamu mau apa sebenarnya?"

Dia mengernyit dan tersenyum sinis, "Kenapa? Sudah ketemu orang baru? Jadi sekarang kamu mau bicara soal perceraian?"

Tanpa ekspresi, aku menjawab, "Shawn, jangan asal bicara."

Dia menatapku dengan penuh ejekan, "Kupikir kamu cuma pura-pura pendarahan, ternyata benar-benar keguguran! Anak itu bukan anakku, 'kan?"

Mataku membelalak tak percaya, "Shawn, kamu keterlaluan!"

Dengan tawa dingin, dia membuka surat cerai itu dengan nada bicara yang jengkel, "Siapa yang akan mengasuh Zayn? Operasinya sudah selesai, 'kan? Hanya penyambungan telapak tangan, seharusnya mudah."

"Kamu nggak beri tahu dia kalau aku datang hari ini? Kalau dia berniat mengelola Grup Tanuwijaya, hal mendasar seperti ini saja dia nggak bisa? Bahkan nggak datang untuk menemuiku?"

Rasa sakit yang luar biasa menghantam dadaku dan rasa mual menyebar di tenggorokanku. Dalam keputusasaan, aku berkata, "Dia nggak bisa datang ... dan nggak akan pernah bisa memanggilmu Ayah lagi."

Dahi Shawn mengerut dalam. Aku mengucapkan dengan tegas, "Dia sudah meninggal."

"Dia ... sudah ... meninggal!"

Keheningan yang mencekam melanda ruang rumah sakit. Shawn berdiri di sana, raut wajahnya mulai menunjukkan tanda kebingungan.

Namun, Christine tiba-tiba menuding, "Kak Kayla, aku mengerti kalau kamu nggak rela menyerahkan hak asuh, tapi nggak perlu membuat kebohongan seperti ini dan mengutuk anakmu sendiri, 'kan? Itu anak kandungmu juga!" Dia sengaja menekankan kata "anak kandung".

Seketika, ekspresi Shawn tampak bingung dan muram. "Kayla!" Dalam kemarahannya, dia mengangkat tangan dan menamparku keras.

"Kamu nggak rela membiarkan Zayn bersamaku karena takut rahasiamu akan terbongkar, bukan?!"

"Apa maksudmu?" Wajahku memucat dan tampak bingung, "Terbongkar apanya?"

"Zayn bukan anakku!"

Kata-katanya menghantam pikiranku. Aku terperangah sesaat. Amarahku membeludak dan berteriak, "Apa katamu?!"

"Kamu sudah mengandung anak sialan itu saat menikah denganku! Entah anak siapa dia sebenarnya! Aku hanya jadi korban Keluarga Tanaka yang mencari kambing hitam!"

Dengan pandangan penuh kebencian, Shawn menatapku dan menekankan setiap katanya, "Terus terang saja, andai dia benar-benar sudah mati, aku hanya merasa lega! Garis keturunan Keluarga Tanuwijaya nggak perlu dikotori darah anak nggak jelas seperti itu!"

Aku merasakan sakit yang luar biasa di dadaku, lalu tertawa dengan putus asa, "Jadi selama ini, kamu nggak pernah menganggap Zayn anakmu ...."

Aku kehilangan kendali dan menerjang ke depan. Setelah memungut jarum infus yang tergeletak di lantai, aku menancapkannya ke punggung tangan Christine. "Christine, dasar perempuan jalang! Kubunuh kamu!"

Emosiku telah hancur sepenuhnya. Jarum itu kutusukkan lagi dan lagi ke tubuh Christine, membuatnya menjerit kesakitan, sampai aku merasakan dorongan kuat yang melemparkanku ke belakang.

"Buk!" Tubuhku menghantam ujung ranjang hingga kesakitan.

"Kamu gila!" Shawn berdiri di depan Christine, menatapku dengan ekspresi tak percaya. "Kayla, percaya nggak aku nggak akan segan-segan melapor polisi sekarang juga?!"

"Laporkan saja!" Aku tertawa sinis, "Kamu sudah bunuh anakmu sendiri tapi masih belum puas juga. Sekarang, kamu mau bunuh aku juga, 'kan?! Apa kamu pikir, dengaan membunuhku dan anakmu bisa membuatmu menikah dengan Christine, ya?!"

Melihat kondisiku yang kehilangan kendali, dia terus menggeleng. "Kamu benar-benar sudah gila!"

Tanpa ragu, aku menerjang ke arahnya dan menggigit lehernya dengan kuat sambil menggumamkan kata-kata yang nyaris tak terdengar, "Kamu bilang aku gila? Kalau begitu, biarkan aku jadi gila! Orang gila yang membunuh nggak perlu dipenjara!"

Shawn berusaha melepaskan diri, tapi aku tetap menancapkan gigiku hingga merobek sepotong daging dari lehernya! Aku meludahkannya hingga darah membasahi bibirku saat aku tertawa pedih.

Sambil menahan rasa sakit yang membuatnya berkeringat dingin, Shawn memegangi lehernya. Aku tertawa dan berteriak, "Sakit, ya? Rasa sakit itu nggak seberapa dibandingkan dengan rasa sakit Zayn saat telapak tangannya dipotong hidup-hidup!"

"Rasa sakit itu bahkan nggak mendekati bagaimana Zayn yang meregang nyawa saat tenggelam dan kehabisan napas."

Wajah Shawn menjadi muram. Secepat mungkin, dia mengangkat telepon dan menekan nomor dengan tergesa-gesa. "Aku akan panggil Zayn sekarang juga. Biar dia lihat sendiri betapa gilanya ibunya ini!"

Telepon hanya berdering dua kali sebelum dijawab.

"Bawa Zayn ke sini sekarang!" perintah Shawn pada asistennya dengan nada dingin. "Cepat!"

Suara asisten itu terdengar gemetar, "Pak Shawn ... ini ... agak sulit ...."

"Kenapa? Apa operasinya belum selesai atau efek anestesinya belum hilang?" Shawn marah besar, "Nggak peduli dia sudah sadar atau belum, seret dia ke sini! Sekarang juga!"

"Bukan begitu ...." Asisten itu tertawa getir, "Tuan Muda ... dia sudah meninggal."

"Apa?!" Wajah Shawn yang penuh kemarahan tiba-tiba membeku, terpaku dalam keterkejutan.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sis Tejo Ismoyo
kok gak bisa dibuka lagi
goodnovel comment avatar
sriyati a zahra
sayang gx bisa di buka lg
goodnovel comment avatar
RisaHeri
kok GK bisa dibuka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 5

    "Kamu ... jangan bercanda!"Dalam sekejap, suara Shawn terdengar bergetar halus. Urat di pelipisnya tampak menegang dan suaranya menjadi pelan, "Berapa yang diberikan Kayla padamu sampai kamu mau kerja sama dengannya untuk menipuku?"Asistennya menjawab dengan penuh penyesalan, "Pak Shawn, aku benar-benar nggak bohong.""Hari itu, Tuan Muda pergi membeli salep luka bakar sambil menangis. Saking kesakitan, pandangannya jadi kabur dan ia nggak melihat jalan di depannya .... Akhirnya, dia jatuh ke danau dan tenggelam ....""Nyonya seharusnya ada di dekat Anda sekarang? Dialah yang mengurus jenazah Tuan Muda ...."Shawn terdiam, napasnya tertahan saat dia menatapku.Aku tertawa kecil, "Shawn, saat anakmu meninggal, kamu justru sibuk mencemaskan Christine. Mana mungkin kamu punya waktu untuk mengurusnya?"Ponsel di tangan Shawn terhempas keras ke lantai. Dia mencengkeram pergelangan tanganku dengan sangat kuat, seolah-olah putus asa, "Kenapa kamu nggak bilang sama aku?"Aku menatapnya tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 6

    Peti Zayn ditempatkan di pinggiran kota, tetapi akhirnya tetap ditemukan oleh Shawn. Selama ini, dia tidak bisa makan ataupun tidur, terus mencoba mencari tahu keberadaan anaknya dariku. Namun, aku menahan diri dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Namun, dia tetap datang ke upacara pemakaman Zayn.Di dalam peti, tubuh mungil anak kami terbaring dengan pucat. Tangan yang terputus sudah dijahit kembali oleh ahli pemakaman atas perintahku. Namun, bekasnya tetap terlihat jelas."Sudah lihat, 'kan? Kalau begitu, kamu sudah bisa pergi sekarang," kataku menyindir Shawn, "Lagi pula, ini bukan anak kandungmu."Namun siapa sangka, tubuh Shawn tiba-tiba melemas, dia langsung jatuh terduduk. Tangannya mencengkeram tepi peti mati dengan begitu kuat hingga ujung jarinya memucat. Dia terdiam, lalu bergumam dengan suara bergetar, "Hanya karena kehilangan setengah telapak tangan ... kenapa bisa dia mati?"Setelah berkata demikian, setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Selama bertahun-tahun menik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 7

    Penampilannya tampak sangat menyedihkan dan kacau. Sang pewaris Grup Tanuwijaya yang biasanya berwibawa dan berkarisma, kini menjadi kurus kering dalam waktu satu malam. Wajahnya menjadi tirus, matanya tampak memerah, dan di bawah matanya terdapat lingkaran hitam yang mengerikan.Bahkan saat berbicara sekalipun, suaranya sangat serak. "Kayla, aku ... nggak mau cerai." Setelah hening sejenak, dia berkata dengan susah payah, "Aku ... aku mengaku salah untuk masalah Zayn. Selain itu, aku juga bersalah pada anak dalam kandunganmu itu ...."Dia menundukkan pandangan dengan tubuhnya yang gemetaran karena kesakitan. "Tapi ... aku sudah pikirkan dengan baik. Aku bisa menebus kesalahanku."Aku tersenyum sinis. "Menebus kesalahan? Gimana caranya? Kamu bisa hidupkan Zayn kembali?""Aku ...." Shawn mengepalkan tangan dengan kuat, tetapi akhirnya melepaskannya dengan pasrah, "Aku nggak bisa melakukannya, tapi ...."Saat mengangkat pandangannya lagi, matanya penuh dengan harapan yang nyaris memohon,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 8

    Shawn mengalami pendarahan lambung akibat terlalu banyak minum alkohol. Dia dirawat di rumah sakit selama tujuh hari dan selama itu aku tidak pernah menjenguknya. Kudengar Christine berkali-kali datang ke rumah sakit untuk membuat keributan, tetapi selalu diusir oleh pengawalnya.Pada hari Shawn keluar dari rumah sakit, dia datang mencariku. Hari itu tepat sebulan sejak Zayn meninggal. Aku tidak pulang ke rumah, melainkan tinggal di apartemen kecil yang pernah kusewa sebelumnya. Sejak Christine kembali, aku dan Zayn sering menghabiskan waktu di sini.Saat pintu terbuka, Shawn tampak sangat rapuh di ambang pintu dengan wajah yang putus asa. Dia bertanya pelan, "Kayla, kenapa kamu nggak datang menemuiku?"Saat aku hendak menjawab, tiba-tiba seseorang bergegas mendekat. Sebelum aku bisa bereaksi, Shawn menahanku dan mendorongku ke lantai dengan keras.Setelah terdengar suara percikan, sebuah cairan kental menyiram wajah Shawn dan membuatnya menjerit kesakitan. Christine muncul dengan tamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 9

    Christine dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ketika menyadari bahwa semua perbuatannya menjadi bahan olok-olok dan hinaan di media sosial, entah bagaimana dia mendapatkan sebuah pisau dan mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri.Shawn yang seluruh tubuhnya terluka parah akibat siraman cairan asam akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Wajahnya hancur dan untuk memperbaikinya diperlukan serangkaian operasi yang menyakitkan. Meskipun begitu, hasil akhirnya tidak mungkin bisa mengembalikan wajahnya seperti semula.Setelah semua skandalnya dengan Christine terungkap, harga saham Grup Tanuwijaya anjlok dalam semalam hingga nyaris bangkrut.Setelah operasi pertamanya, Shawn hampir kehilangan nyawa. Ketika akhirnya dia sadar, ibu Shawn mengatakan bahwa dia terus-menerus memanggil namaku dan Zayn. Oleh karena itu, ibu Shawn datang mencariku sambil menangis pilu, "Kayla, mengenai masalah Zayn ... keluarga kami memang bersalah pada kalian.""Tapi, keluarga kami cuma punya Shawn seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 1

    Putraku yang nakal dan menggemaskan itu kini tubuhnya telah memucat dan bahkan membengkak. Darah dari setengah telapak tangannya yang terputus telah membeku dan tidak bisa pulih lagi. Semua orang menasihatiku untuk menangis jika merasa sedih.Namun, aku tidak menangis. Sebaliknya, aku mengurus segala keperluan untuk anakku dan mengantarnya ke dalam peti mati yang dingin dengan tenang.Pada saat ini, telepon dari Shawn masuk."Salep untuk luka bakarnya belum dibeli? Sepertinya dia bukan cuma kejam, tapi juga bodoh! Beli satu barang saja sampai selama ini. Christine itu pelukis. Kalau sampai nggak bisa melukis lagi nanti, apa kalian bisa tanggung jawab?"Nada bicaranya terdengar jengkel dan tidak merasa bersalah sama sekali terhadap putra kami. Aku diam saja, tapi kesabarannya sudah habis, "Cepat bawa dia ke sini! Suruh dia berlutut di depan Christine dan minta maaf! Ini nggak bisa dibiarkan begitu saja!"Tanganku perlahan-lahan menyentuh telapak tangan anakku yang telah terputus setenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 2

    Zayn terdiam sejenak. Namun, yang muncul kemudian adalah kemarahan yang lebih hebat. Dengan cepat, dia menamparku.Dadaku terasa sesak dan darahku seakan bergejolak. Tubuhku terhantam pada sudut meja dan rasa sakit yang hebat langsung menyerangku."Demi melindunginya, kamu bahkan berani mengarang kebohongan begini?" Shawn menatapku dengan sinis. "Kayla, seandainya saja kamu bisa selembut dan sebaik Christine, kita juga nggak akan sampai di tahap seperti ini.""Kamu terus memanjakan Zayn, apa nggak takut dia akan jadi pembunuh ke depannya?"Setiap kata dari Shawn bagaikan jarum yang menusukku. Tubuhku gemetar tak terkendali, keringat ingin membasahi kulit kepalaku. Bau anyir darah terasa di udara dan darah merah mengalir di antara kakiku.Shawn malah hanya menggenggam erat tangan Christine. "Christine, tenang saja. Aku akan carikan dokter terbaik untukmu. Aku nggak akan biarkan ada bekas luka di tanganmu."Aku terkulai lemas di lantai. Namun, Shawn hanya peduli pada lepuhan kecil di tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 3

    Aku membersihkan telapak tangan anakku, lalu meletakkannya kembali ke dalam peti mati. Akhirnya, tubuhnya utuh kembali. Tubuhku yang telah berusaha bertahan seharian, akhirnya tak mampu bertahan lagi dan aku jatuh pingsan.Dalam mimpiku, anakku kembali. Dia menangis tersedu-sedu sambil bertanya, "Mama, kenapa Papa nggak suka sama aku?""Mama, Papa nggak cinta sama aku ya?"Aku hanya bisa memeluk tubuh kecilnya erat-erat, air mata mengalir deras di wajahku.Zayn, ini semua salah Mama. Kalau bukan karena Mama, Papa tidak akan memperlakukanmu seperti ini ....Pernikahanku dengan Shawn berawal dari sebuah kebetulan. Di sebuah pesta dansa, dia dipengaruhi obat dan aku juga mabuk. Saat itu, aku merasa ini adalah takdir yang sudah digariskan. Namun sekarang, aku menyadari bahwa ini hanyalah sebuah hubungan yang penuh kemalangan.Kami terlibat satu malam bersama dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi. Siapa sangka aku mengandung anaknya? Demi memberikan keluarga yang utuh untuk anakku dan j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 9

    Christine dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ketika menyadari bahwa semua perbuatannya menjadi bahan olok-olok dan hinaan di media sosial, entah bagaimana dia mendapatkan sebuah pisau dan mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri.Shawn yang seluruh tubuhnya terluka parah akibat siraman cairan asam akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Wajahnya hancur dan untuk memperbaikinya diperlukan serangkaian operasi yang menyakitkan. Meskipun begitu, hasil akhirnya tidak mungkin bisa mengembalikan wajahnya seperti semula.Setelah semua skandalnya dengan Christine terungkap, harga saham Grup Tanuwijaya anjlok dalam semalam hingga nyaris bangkrut.Setelah operasi pertamanya, Shawn hampir kehilangan nyawa. Ketika akhirnya dia sadar, ibu Shawn mengatakan bahwa dia terus-menerus memanggil namaku dan Zayn. Oleh karena itu, ibu Shawn datang mencariku sambil menangis pilu, "Kayla, mengenai masalah Zayn ... keluarga kami memang bersalah pada kalian.""Tapi, keluarga kami cuma punya Shawn seb

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 8

    Shawn mengalami pendarahan lambung akibat terlalu banyak minum alkohol. Dia dirawat di rumah sakit selama tujuh hari dan selama itu aku tidak pernah menjenguknya. Kudengar Christine berkali-kali datang ke rumah sakit untuk membuat keributan, tetapi selalu diusir oleh pengawalnya.Pada hari Shawn keluar dari rumah sakit, dia datang mencariku. Hari itu tepat sebulan sejak Zayn meninggal. Aku tidak pulang ke rumah, melainkan tinggal di apartemen kecil yang pernah kusewa sebelumnya. Sejak Christine kembali, aku dan Zayn sering menghabiskan waktu di sini.Saat pintu terbuka, Shawn tampak sangat rapuh di ambang pintu dengan wajah yang putus asa. Dia bertanya pelan, "Kayla, kenapa kamu nggak datang menemuiku?"Saat aku hendak menjawab, tiba-tiba seseorang bergegas mendekat. Sebelum aku bisa bereaksi, Shawn menahanku dan mendorongku ke lantai dengan keras.Setelah terdengar suara percikan, sebuah cairan kental menyiram wajah Shawn dan membuatnya menjerit kesakitan. Christine muncul dengan tamp

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 7

    Penampilannya tampak sangat menyedihkan dan kacau. Sang pewaris Grup Tanuwijaya yang biasanya berwibawa dan berkarisma, kini menjadi kurus kering dalam waktu satu malam. Wajahnya menjadi tirus, matanya tampak memerah, dan di bawah matanya terdapat lingkaran hitam yang mengerikan.Bahkan saat berbicara sekalipun, suaranya sangat serak. "Kayla, aku ... nggak mau cerai." Setelah hening sejenak, dia berkata dengan susah payah, "Aku ... aku mengaku salah untuk masalah Zayn. Selain itu, aku juga bersalah pada anak dalam kandunganmu itu ...."Dia menundukkan pandangan dengan tubuhnya yang gemetaran karena kesakitan. "Tapi ... aku sudah pikirkan dengan baik. Aku bisa menebus kesalahanku."Aku tersenyum sinis. "Menebus kesalahan? Gimana caranya? Kamu bisa hidupkan Zayn kembali?""Aku ...." Shawn mengepalkan tangan dengan kuat, tetapi akhirnya melepaskannya dengan pasrah, "Aku nggak bisa melakukannya, tapi ...."Saat mengangkat pandangannya lagi, matanya penuh dengan harapan yang nyaris memohon,

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 6

    Peti Zayn ditempatkan di pinggiran kota, tetapi akhirnya tetap ditemukan oleh Shawn. Selama ini, dia tidak bisa makan ataupun tidur, terus mencoba mencari tahu keberadaan anaknya dariku. Namun, aku menahan diri dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Namun, dia tetap datang ke upacara pemakaman Zayn.Di dalam peti, tubuh mungil anak kami terbaring dengan pucat. Tangan yang terputus sudah dijahit kembali oleh ahli pemakaman atas perintahku. Namun, bekasnya tetap terlihat jelas."Sudah lihat, 'kan? Kalau begitu, kamu sudah bisa pergi sekarang," kataku menyindir Shawn, "Lagi pula, ini bukan anak kandungmu."Namun siapa sangka, tubuh Shawn tiba-tiba melemas, dia langsung jatuh terduduk. Tangannya mencengkeram tepi peti mati dengan begitu kuat hingga ujung jarinya memucat. Dia terdiam, lalu bergumam dengan suara bergetar, "Hanya karena kehilangan setengah telapak tangan ... kenapa bisa dia mati?"Setelah berkata demikian, setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Selama bertahun-tahun menik

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 5

    "Kamu ... jangan bercanda!"Dalam sekejap, suara Shawn terdengar bergetar halus. Urat di pelipisnya tampak menegang dan suaranya menjadi pelan, "Berapa yang diberikan Kayla padamu sampai kamu mau kerja sama dengannya untuk menipuku?"Asistennya menjawab dengan penuh penyesalan, "Pak Shawn, aku benar-benar nggak bohong.""Hari itu, Tuan Muda pergi membeli salep luka bakar sambil menangis. Saking kesakitan, pandangannya jadi kabur dan ia nggak melihat jalan di depannya .... Akhirnya, dia jatuh ke danau dan tenggelam ....""Nyonya seharusnya ada di dekat Anda sekarang? Dialah yang mengurus jenazah Tuan Muda ...."Shawn terdiam, napasnya tertahan saat dia menatapku.Aku tertawa kecil, "Shawn, saat anakmu meninggal, kamu justru sibuk mencemaskan Christine. Mana mungkin kamu punya waktu untuk mengurusnya?"Ponsel di tangan Shawn terhempas keras ke lantai. Dia mencengkeram pergelangan tanganku dengan sangat kuat, seolah-olah putus asa, "Kenapa kamu nggak bilang sama aku?"Aku menatapnya tanpa

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 4

    Shawn menatapku dengan ketidakpedulian saat melihat penderitaanku, malah terlihat sangat tidak sabar, "Cukup, jangan berpura-pura lagi! Hanya sebuah gambar."Hanya sebuah gambar ....Itu adalah harapan terindah Zayn, satu-satunya kenangan terakhir yang dia tinggalkan untukku. Namun sekarang, semuanya lenyap ....Shawn tidak peduli dan malah melemparkan surat cerai ke wajahku, "Bicarakan hal yang penting."Aku menatapnya dengan putus asa, "Kamu mau apa sebenarnya?"Dia mengernyit dan tersenyum sinis, "Kenapa? Sudah ketemu orang baru? Jadi sekarang kamu mau bicara soal perceraian?"Tanpa ekspresi, aku menjawab, "Shawn, jangan asal bicara."Dia menatapku dengan penuh ejekan, "Kupikir kamu cuma pura-pura pendarahan, ternyata benar-benar keguguran! Anak itu bukan anakku, 'kan?"Mataku membelalak tak percaya, "Shawn, kamu keterlaluan!"Dengan tawa dingin, dia membuka surat cerai itu dengan nada bicara yang jengkel, "Siapa yang akan mengasuh Zayn? Operasinya sudah selesai, 'kan? Hanya penyamb

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 3

    Aku membersihkan telapak tangan anakku, lalu meletakkannya kembali ke dalam peti mati. Akhirnya, tubuhnya utuh kembali. Tubuhku yang telah berusaha bertahan seharian, akhirnya tak mampu bertahan lagi dan aku jatuh pingsan.Dalam mimpiku, anakku kembali. Dia menangis tersedu-sedu sambil bertanya, "Mama, kenapa Papa nggak suka sama aku?""Mama, Papa nggak cinta sama aku ya?"Aku hanya bisa memeluk tubuh kecilnya erat-erat, air mata mengalir deras di wajahku.Zayn, ini semua salah Mama. Kalau bukan karena Mama, Papa tidak akan memperlakukanmu seperti ini ....Pernikahanku dengan Shawn berawal dari sebuah kebetulan. Di sebuah pesta dansa, dia dipengaruhi obat dan aku juga mabuk. Saat itu, aku merasa ini adalah takdir yang sudah digariskan. Namun sekarang, aku menyadari bahwa ini hanyalah sebuah hubungan yang penuh kemalangan.Kami terlibat satu malam bersama dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi. Siapa sangka aku mengandung anaknya? Demi memberikan keluarga yang utuh untuk anakku dan j

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 2

    Zayn terdiam sejenak. Namun, yang muncul kemudian adalah kemarahan yang lebih hebat. Dengan cepat, dia menamparku.Dadaku terasa sesak dan darahku seakan bergejolak. Tubuhku terhantam pada sudut meja dan rasa sakit yang hebat langsung menyerangku."Demi melindunginya, kamu bahkan berani mengarang kebohongan begini?" Shawn menatapku dengan sinis. "Kayla, seandainya saja kamu bisa selembut dan sebaik Christine, kita juga nggak akan sampai di tahap seperti ini.""Kamu terus memanjakan Zayn, apa nggak takut dia akan jadi pembunuh ke depannya?"Setiap kata dari Shawn bagaikan jarum yang menusukku. Tubuhku gemetar tak terkendali, keringat ingin membasahi kulit kepalaku. Bau anyir darah terasa di udara dan darah merah mengalir di antara kakiku.Shawn malah hanya menggenggam erat tangan Christine. "Christine, tenang saja. Aku akan carikan dokter terbaik untukmu. Aku nggak akan biarkan ada bekas luka di tanganmu."Aku terkulai lemas di lantai. Namun, Shawn hanya peduli pada lepuhan kecil di tan

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 1

    Putraku yang nakal dan menggemaskan itu kini tubuhnya telah memucat dan bahkan membengkak. Darah dari setengah telapak tangannya yang terputus telah membeku dan tidak bisa pulih lagi. Semua orang menasihatiku untuk menangis jika merasa sedih.Namun, aku tidak menangis. Sebaliknya, aku mengurus segala keperluan untuk anakku dan mengantarnya ke dalam peti mati yang dingin dengan tenang.Pada saat ini, telepon dari Shawn masuk."Salep untuk luka bakarnya belum dibeli? Sepertinya dia bukan cuma kejam, tapi juga bodoh! Beli satu barang saja sampai selama ini. Christine itu pelukis. Kalau sampai nggak bisa melukis lagi nanti, apa kalian bisa tanggung jawab?"Nada bicaranya terdengar jengkel dan tidak merasa bersalah sama sekali terhadap putra kami. Aku diam saja, tapi kesabarannya sudah habis, "Cepat bawa dia ke sini! Suruh dia berlutut di depan Christine dan minta maaf! Ini nggak bisa dibiarkan begitu saja!"Tanganku perlahan-lahan menyentuh telapak tangan anakku yang telah terputus setenga

DMCA.com Protection Status